Share

Pasrah

Bagian 4

Pasrah

Sekian waktu lamanya Syarif terdiam di depan rumah tuan tabib, ia tak meyangka semua usahanya sia-sia setelah menempuh perjalanan panjang dan melelahkan. Namun, manusia hanya bisa berusaha saja, hasil akhir bukan kuasanya lagi.

“Bagaimana, Cut Abang, kenapa dari tadi diam saja?” tanya Gandari ketika suaminya tak mengucapkan sepatah kata pun.

“Dinda, sepertinya kita harus berikhtiar lebih keras lagi. Tuan Tabib telah meninggal. Kau bersabarlah, yakin kalau jalan pengobatan lain masih bisa ditempuh,” jawab lelaki itu dengan menahan sesak di dadanya.

“Iya, tak apa-apa. Kalau begitu kita kembali saja. Tak tenang hatiku meninggalkan anak kita dengan orang lain.” Wanita itu berbohong, sejujurnya sejak tadi malam ia sudah merasakan nyeri di matanya semakin menjadi. Namun, lagi-lagi ia harus tahan sebab tak ingin membuat suaminya semakin risau saja.

Dua orang itu beruntung, karena kapal masih bersandar di tepi pantai. Gegas saja mereka berlayar kembali sembari memikirkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status