Share

Jalan Kembali

“Hei, anak muda, bangun! Tidur saja kerjamu!” Nini Sarupa menepuk bokong Patih Aditya yang tengah terlelap. Kesetiaan tangan kanan Atma Prabangkara itu memang sudah sangat terujii. Ia tahan menunggu sang penyihir selama sepekan hanya dengan makan seadanya saja.

“Nyi, engkau kembali, bagaimana? Apa sudah didapatkan obat untuk Gusti Prabu?” tanya lelaki berkumis itu sembari mengucek matanya.

“Tentu saja, kau pikir dengan siapa kau berbicara? Lihat dulu kakiku, sudah ratusan tahun tapi tulangnya tidak keropos sedikit pun.” Nini Sarupa membuang sirih lamanya dan mengunyah yang baru. Benar di usianya yang tak lagi muda, gigi dan tulangnya masih amat kokoh. Hanya saja nenek penyihir itu lebih memilih berpenampilan urakan bak pengemis. Ia tak mau berpenampilan cantik seperti penyihir lainnya.

“Kalau begitu sudah bisa saya bawa pulang, Nyi?” tanya Aditya memastikan.

“Tunggu dulu, belum aku bacakan mantra. Kau ini tak sabaran sekali. Rindu dengan istrimu apa?” komat-kamit bibir yang memera
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status