Share

Anak yang Terbuang

Keadaan Gusti Prabu Arunika sudah lebih baik. Air kiriman dari Azam benar-benar membantu dirinya pulih. Ia masih belum duduk di singgasana. Hanya berjalan di dekat griyanya saja, menghilangkan pegal-pegal sebab pertarungan tak kasat mata yang ternyata mematikan. Hatinya? Jangan ditanya lagi, ia rindu dengan yang bukan suaminya.

“Gusti Ratu, apa engkau ingin berjalan-jalan? Sepertinya sudah sangat sehat?” tanya Jali, dua dayang kembar itu bergantian memijat kakinya.

“Ke mana? Istana isinya laki-laki tak tahu diri saja. Malas aku berjumpa dengan mereka. Apalagi mata-mata Patih Aditya. Pasti akan mengawasiku terus-terusan.” Arunika memijat keningnya, matanya sedikit terbayang-bayang dengan padang pasir di dalam mimpinya. Tempat itu meski gersang tetapi membuat hatinya tertarik untuk pergi ke sana.

“Ke tempat Tuan Azam, Gusti Ratu, bagaimana?” celetuk dayangnya tanpa pikir.

“Tak baik seperti itu, kalian ini, tertangkap basah malunya minta ampun.” Tersenyum penari itu, meski benar ia i
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status