Beranda / Pendekar / Tarian Pemikat Serigala / Bab 80. PERTUNJUKAN RONGGENG

Share

Bab 80. PERTUNJUKAN RONGGENG

Penulis: Siti Auliya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-14 21:31:10

Mardawa menghentikan serangannya dan menatap Dewi Rimbu dengan rasa heran. "Tapi Dewi, ini serigala liar. Dia bisa membunuh kita di sini. Serigala ini tentu anak buah Serigala Perak.” Mardawa menerka-nerka.

Dewi Rimbu menghampiri Mardawa dan meletakkan tangannya di atas bahu pemuda itu. "Tidak semua hewan liar perlu dibunuh, Mardawa. Ada cara lain untuk menghadapinya."

Mata Mardawa melebar, mencoba memahami apa yang ingin diucapkan oleh Dewi Rimbu. "Apa yang harus dilakukan?" tanya Mardawa penasaran. “Hewan itu sudah berhasil kuusir.”

Saat serigala lain muncul lagi dari arah yang sama, hati Mardawa berhenti berdetak sejenak. Serigala itu menggeram dan melompat ke arah mereka, mencoba menggigit Mardawa. Mardawa sengaja menghindar menjauhi Kusuma. Dia tidak mau gadis itu juga diserang serigala.

Dewi Rimbu melepaskan sebuah pusaran angin, menghentikan serigala itu dan melumpuhkannya dengan mudah. Serigala itu meronta-ronta dan mencoba melepaskan diri dari perangkap Dewi Rimbu, tetapi tid
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 81. SINAR MERAH

    Semboja tidak bisa berkutik. Pandangan wanita itu seperti menyuruhnya untuk pergi sebelum dia berteriak ada orang asing. Tentu saja gadis itu sangat ketakutan.“Ke mana aku harus pergi?” Semboja bertanya-tanya dalam hatinya. Dia berpikir tempat paling aman adalah Istana Serigala Perak. Dia harus kembali ke kamarnya, untuk kabur dari sana gadis itu tidak tahu jalan.Semboja merenung sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamarnya di Istana Serigala Perak. Dia berjalan dengan hati-hati, mencoba untuk tidak menarik perhatian siapa pun di sekitarnya. Setelah berjalan beberapa menit, Semboja tiba di depan pintu kamarnya.Tiba-tiba, dia mendengar suara derap kaki di belakangnya. Semboja berbalik dan terkejut melihat dua penjaga kerajaan yang berdiri di belakangnya."Apa yang kau lakukan di sini? Ini daerah terlarang!" seru salah satu penjaga sambil mengeluarkan pedangnya.Semboja berhasil bersembunyi dari kejaran, dia merasa lega namun pada saat yang sama juga takut. Dirinya ti

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 82. PERTOLONGAN LARASATI

    Dewi Rimbu tersenyum kecut melihat sinar merah dari kedua mata Ratu Kali Wingit.Dewi Rimbu menjelaskan, “Ini jurus dari tanah kelahirannya, Jurus Bharata. Jangan meremehkan ilmu itu, Mardawa.” Kembali wanita itu mengingatkan.Ratu Kali Wingit merasa tertantang untuk mengalahkan Mardawa dan Dewi Rimbu. Dia tidak ingin dikalahkan lagi oleh siapa pun. Dia berpikir keras dan tiba-tiba tersenyum licik.“Baiklah Dewi Rimbu, mari kita kita bertarung satu lawan satu. Jika saya menang, kalian harus meninggalkan kerajaanku selamanya. Kusuma harus tinggal di sini.” Tentu saja mereka kaget dengan syarat seperti itu. Ratu Kali Wingit memang sudah benar-benar berubah, atau memang sebenarnya dia itu seorang yang jahat.“Dan jika saya menang?” ujar Dewi Rimbu dengan tenang. Tidak kalah, Dewi Rimbu juga menanyakan seandainya dirinya yang memenangkan pertarungan.“Kalau kau menang, aku akan memberikan segalanya yang kau inginkan. Apa saja yang kau inginkan, Dewi Rimbu?”Dewi Rimbu berpikir cepat dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 83. GADIS PENARI

    Sementara itu Mardawa dan Dewi Rimbu mencoba menyelamatkan Kusuma dari pengaruh sihir Ratu Kali Wingit. Dewi Rimbu mengerahkan seluruh kemampuannya. Wanita itu memegang ubun-ubun Kusuma. Ditusuknya perlahan-lahan dengan jari telunjuknya. Asap tipis keluar dari ubun-ubun gadis tersebut.“Bagaimana, Dewi Rimbu?” tanya Mardawa. Ada kecemasan dalam nada suaranya. Dewi Rimbu sedikit mengangguk, Mardawa lega karenanya. Itu artinya Kusuma baik-baik saja. Walaupun urusannya belum beres dengan gadis itu, pemuda itu punya tanggung jawab untuk menjaganya. Sesuai janjinya pada Eyang Chou. Membawa Kusuma dalam keadaan baik-baik.“Apa yang kamu rasakan, Kusuma?” tanya Mardawa. Pemuda itu mendekati Kusuma yang sudah selesai diobati Dewi Rimbu. Kusuma hanya melihat pemuda itu sekilas. Dia rupanya sudah ingat semuanya. Rasa cemburunya muncul seketika kepada Dewi Rimbu. Mardawa mundur saat Kusuma tidak mau menjawab pertanyaannya.“Aku sudah sangat lapar. Sudah dua hari tidak makan layak. Bagaimana ka

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19
  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 84. PULANG

    Mardawa tahu jika Kusuma cemburu kepada Dewi Rimbu. Rupanya pemuda itu masih kesal dengan segala tuduhan Kusuma kepadanya. Apalagi ini sudah melibatkan guru mereka masing-masing.Kusuma tidak nyaman berada di antara mereka. Dia ingin secepatnya pergi dari situ. Gadis itu termangu memikirkan cara untuk pergi sendiri.“Aku mau pulang saja, tidak ikut kalian ke Negeri Serigala Perak.” Kusuma memecah kecanggungan. Dirinya tidak akan sanggup jika harus berlama-lama tinggal.“Jangan menambah lagi masalah, Kusuma!” ujar Mardawa. Dia semakin kesal karena gadis itu tidak henti-hentinya menimbulkan masalah.“Aku mau kembali ke pondok Eyang Chou,” jawab Kusuma sungguh-sungguh.“Aku tidak percaya kata-katamu.” Mardawa berkata sambil menuangkan nasi ke sepelepah daun pisang.Kusuma diam, tidak tahu harus berkata apa lagi. Dia memandang Dewi Rimbu seperti minta tolong untuk meyakinkan Mardawa.Dewi Rimbu mengangkat bahunya, pertanda dirinya tidak mau ikut campur. Kusuma menunduk, wajahnya terlihat

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-20
  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 85. JODOH KUSUMA

    Rupanya Danu hanya pura-pura. Dia punya ilmu kanuragan yang cukup mumpuni untuk menghadapi Kusuma. Saat Kusuma mendekat dia melompat dan tertawa.“Hahaha hahaha hahaha.” Danu tergelak. Dia bertolak pinggang sambil tertawa terbahak-bahak. “Ayo kita pulang, Kusuma! Kita akan segera menikah.” Dengan penuh kemarahan Kusuma melemparkan kembali pedangnya. Tenaga dalamnya disalurkan sepenuhnya. Danu tertawa sambil berkelit. Pedang itu lewat hanya satu centi dari bahunya.“Haha haha. Jangan galak-galak jadi perempuan. Gadis jutek susah jodohnya.” Danu masih tergelak. Rupanya dia masih mempermainkan emosi Kusuma.Rasa lelah dan mengantuk yang sejak tadi ditahannya membuat gadis itu semakin meradang. Apalagi jika teringat Danu adalah pemuda yang hendak dijodohkan oleh ayahnya. Emosi dan kekesalannya naik sampai ubun-ubun. Tak lagi dihiraukan badannya yang sudah tidak bertenaga.“Keparat! Dasar penjilat!” Kusuma berteriak histeris. Antara marah dan sedih karena tidak berdaya dengan perjodohan y

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-22
  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 86. SERANGAN DEWI RIMBU

    Mardawa tahu siapa yang datang. Dewi Rimbu rupanya sama meninggalkan hutan Negeri Serigala Perak. Rupanya mereka lebih mementingkan keselamatan Kusuma. Kusuma lebih terancam terlihat di cermin ajaib."Bagaimana bisa kamu ke sini, Dewi Rimbu ?" tanya Mardawa tanpa menoleh. Dia masih fokus mengejar Danu."Hihi hihihi hihi hihihi." "Malah cengengesan!" seru Mardawa."Aku akan mengejar lelaki sialan itu. Tenang, aku sudah punya cara menghadapinya. Tanpa mantra tanpa jurus. Hihi hihihi hihi."Dewi Rimbu terbang dengan sangat cepat mengejar Danu. Dia tertawa mendengar gerutuan Mardawa. Puas hatinya bisa mengejutkan pemuda itu dengan kedatangannya yang tiba-tiba.**Danu merasa unggul karena berhasil membawa kabur Kusuma. Dia melihat ke belakang, tidak dilihatnya lagi Mardawa mengejarnya. Sebenarnya pemuda itu heran, mengapa Mardawa berhenti mengejar."Aku curiga dia berbuat curang." Danu masih terus berlari sambil melihat ke atas pohon-pohon. Takut tiba-tiba Mardawa datang dari atas."Tol

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-23
  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 87. WUJUD SERIGALA PERAK

    Kusuma melompat ke hadapan Mardawa dan Dewi Rimbu yang hendak meninggalkannya. Rupanya dirinya merasa tidak aman jika berjalan sendiri. Dia harus ikut kembali ke Negeri Serigala Perak.“Aku ikut kalian!” tegas Kusuma. Dia tidak memperdulikan wajah Dewi Rimbu dan Mardawa yang tampak kaget.“Bukankah kamu yang minta sendiri untuk pulang, Kusuma?” tanya Mardawa. Dia kembali curiga dengan perilaku Kusuma. “Apalagi yang kau rencanakan?” tanya Mardawa lagi.Kusuma mundur, dia terdiam seketika. Mardawa rupanya masih mencurigai dirinya. Amarahnya kembali naik, kembang-kempis dadanya menahan emosi."Apa? Memangnya aku wanita apaan?" tanya Kusuma sambil berteriak. Tubuhnya oleng saking terkejut mendengar kata-kata Mardawa. Tidak menyangka dengan ucapan pemuda itu."Hati-hati!" teriak Dewi Rimbu. Gadis itu menyambar tubuh Kusuma yang hampir tergelincir. Dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dirinya tidak mendengar apa Mardawa ucapkan."Ada apa sih ini?" tanya Dewi Rimbu tidak mengerti. Dia

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-26
  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 88. AYUNDARI

    Mata Semboja terbelalak melihat gadis yang baru datang. Ternyata dia adalah orang yang sejak tadi dicarinya. Entah kebetulan atau tidak, yang jelas dia merasa sangat tertolong dengan kehadiran gadis tersebut. Semboja mundur selangkah memberi tempat kepada gadis itu.“Inikah Serigala Perak?” batin Semboja. Perasaan dirinya pernah bertemu dengan Serigala Perak, tapi bukan pemuda ini. Negeri yang penuh misteri, dia harus selalu waspada.“Oh … aku pikir kau Serigala Perak.” Rupanya wanita itu sudah salah mengenali orang. “Dari mana kau dapatkan golok perak itu?” tanya wanita yang baru datang itu.“Bukan urusanmu!” jawab pemuda itu. Dia tidak suka dengan kelancangan wanita itu. Hasratnya untuk bermain-main dengan Semboja sirna. Hatinya sangat dongkol karena sejak Semboja datang ke negeri ini, dirinya sudah tertarik dengan gadis itu.“Siapa namamu? Mengapa kau meniru gaya Serigala Perak?” Semboja kembali bertanya. Rupanya dia penasaran, apakah dia Serigala Perak itu.“Ada baiknya kau tahu n

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-27

Bab terbaru

  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 115. PERTEMUAN

    Juragan Pranata hanya tertunduk mendengar semua ucapan Serigala Perak. Dia merasa salah karena sudah gagal melaksanakan tugas. “Menculik seorang gadis saja kamu tidak berhasil!” seru lelaki itu. Suaranya keras mengandung tenaga dalam yang menggetarkan. Rupanya misi Juragan Pranata adalah menculik seorang gadis, tapi siapa? Bukankah dia juga selalu berusaha untuk menculik Semboja, untuk dijadikan istrinya.“Ampun, Junjungan. Pemuda sialan itu selalu menghalanginya setiap berhasil membawanya. Aku tidak sanggup melawannya.” Juragan Pranata menunduk dalam-dalam setelah mengadukan alasan mengapa selalu gagal. “Siapa pemuda itu? Bukankah aku sudah memberimu ilmu kanuragan yang cukup memadai!” Serigala Perak kembali membentaknya. Lelaki itu sudah sangat marah karena gadis pujaannya tidak kunjung didapatkan.“Mardawa, Junjungan.” Akhirnya Juragan Pranata menyebutkan sebuah nama. Diam-diam Juragan Pranata mengintip reaksi Serigala Perak. Dia penasaran apa Serigala Perak mengenal pendekar s

  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 114. KEGAGALAN JURAGAN PRANATA

    Wirya masygul, dia bingung harus bagaimana. Perjalanannya ke goa Nenek Wira tidak membuahkan hasil. Dia harus segera pulang menemui Juragan Pranata. Dengan langkah ragu dan hati yang kebat-kebit, sampai juga akhirnya ke Perguruan Serigala Putih. Wirya masuk dan menghadap gurunya."Apa? Kamu gagal Wirya?" tanya Juragan Pranata. Dia diam sejenak dengan muka tegang."Benar, Juragan." Wirya menjawab takut-takut. Bisa saja sewaktu-waktu juragannya itu murka dan menghajarnya."Mengapa sampai gagal?" tanya Juragan Pranata lagi membentak. Lelaki arogan itu memandang Wirya dengan tajam. Seperti ingin menelannya bulat-bulat.Wirya bingung harus bagaimana menjawabnya. Dia tidak tahu gagalnya di sebelah mana. Dirinya sudah bertempur mati-matian, malah pusakanya itu yang menghilang. Harusnya ketika dia menang bertarung, pedang itu menjadi miliknya."Pusaka itu menghilang." Akhirnya Wirya menjawab juga. Memang seperti itu adanya, Wirya merasa ragu bercerita tentang pendekar lain yang disebutkan se

  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 113. PEDANG PUSAKA

    "Puuuh!" Indaku meniup mata Jayaprana. Dia sengaja melakukan itu agar lelaki itu bisa melihatnya. "Kau … kau, makhluk apa?" tanya Jayaprana terputus-putus. Dia kaget melihat seekor macan tengah berbaring di batu besar. Di mana dirinya tengah mencari seorang gadis yang tengah bermesraan dengan Mardawa. "Grrrh!" Macan tersebut malah menggeram. Suaranya membuat bumi yang dipijak bergetar. Jayaprana mundur, begitu juga Mardawa. Dua pemuda itu sama-sama bersikap waspada."Kaukah itu Indaku?" tanya Mardawa dengan ragu. Dia tidak menyangka sama sekali jika gadis yang mengaku sebagai istrinya itu adalah seekor macan. Beberapa saat turun gunung membuatnya menemui berbagai keanehan. Ada manusia peri dan ini manusia juga yang berubah menjadi macan. Mardawa jadi bimbang dan harus ekstra hati-hati setiap bertemu dengan orang baru.Macan itu memandang ke arah Mardawa. Ia mengangguk-angguk kepalanya. Beralih memandang ke arah Jayaprana, matanya merah seperti menyala."Tidak usah, Indaku. Pergil

  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 112. INDAKU

    Oli masih seperti sebelumnya. Cengar-cengir gak jelas. Padahal jika di negerinya dia bisa berubah menjadi normal, sangat cantik dan anggun. Dirinya tidak bisa menjadi besar jika ada di negeri manusia."Ni bocah kenapa?" pikir Dewi Rimbu. Rupanya gadis itu tidak sabar untuk mengetahui bagaimana caranya peri kecil itu mengalahkan Jayaprana. Rasanya tidak mungkin jika beradu kekuatan. Bagaimanapun hebatnya jurus yang dimiliki Oli, tubuhnya hanya sebesar capung."Aku masuk ke telinganya. Hihihi hihi hihihi." Sambil masih tetap cengar-cengir Oli menjelaskan. Peri itu melompat-lompat di atas daun talas yang lebar. Rupanya dia masih merasa sangat hebat. "Lalu?" tanya Mardawa. Dia duduk di batu besar. Di sebelahnya juga duduk Dewi Rimbu dengan membawa buntelan bajunya."Aku masuk, gendang telinganya aku tendang-tendang. Tentu saja dia kesakitan, kan. Ehh … sakit gak ya?" tanya Oli sambil berpikir. Matanya memandang Mardawa mohon penjelasan."Paling terasa gatal. Hahaha hahaha hahaha," jawab

  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 111. DISELAMATKAN OLI 

    Sesaat Dewi Rimbu terkesima melihat siapa yang datang. Lelaki itu kembali tepat saat dirinya dalam bahaya. Seperti punya firasat akan keselamatannya. Dewi Rimbu merasa sangat berterima kasih. “Mardawa," gumam gadis tersebut. "Bagaimana dia bisa ke sini." Dewi Rimbu tidak sempat berpikir karena Jayaprana sudah bersiap untuk menyerangnya. Dirinya tidak sempat mempersiapkan serangan. Dewi Rimbu pasrah dengan apa yang akan terjadi. Riwayatnya akan tamat hari ini. Lari! Sempat terlintas dalam benaknya. Namun, sampai kapan dia harus terus-menerus berlari dari Jayaprana. Kali ini, jika terhindar dari serangan pemuda itu, Dewi Rimbu akan menghadapinya dengan sekuat tenaga. Tadi, Mardawa sengaja mencari Dewi Rimbu karena curiga dengan Danu. Sekali sentakan, dengan sangat cepat pemuda itu menarik tangan gadis itu ke sebelah kanan. Serangan Jayaprana yang berbahaya lewat tanpa menyentuh gadis tersebut. Tampak Dewi Rimbu bernapas lega. Dia sedikit membungkuk, mengisyaratkan ucapan terima kasi

  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 110. DENDAM

    Dewi Rimbu melesat tanpa menoleh lagi. Dirinya yakin jika Mardawa tidak mengikutinya. Gadis itu ingin segera tiba dan tidur dengan nyenyak. Tak ada tempat paling nyaman selain tempat punya sendiri. Walau itu hanya sekedar tempat tidur dari batu.Bulan yang semakin terang saat tengah malam berlalu, memudahkan Dewi Rimbu berlari. Saat dirinya mendongak, bulan tersebut seolah-olah ikut berlari bersamanya. Gadis itu berhenti sejenak, dia memperhatikan keindahan bulan di atas sana. “Indah sekali langit dini hari.” Gadis itu bergumam sambil memandang ke langit. Sesaat dia teringat dengan negeri peri yang baru saja ditinggalkan. Teringat betapa dirinya terpesona dengan keindahan alam di sana. Gadis itu, dia melihat sekeliling, suasana sangat sepi tidak dilihatnya ada orang.“Ah, mengapa aku teringat kepada Eyang Suwita. Mereka sepasang kekasih yang berbahagia. Dewi Rimbu tertunduk, teringat dengan kekasihnya.“Kakang maafkan aku, belum menemukan pembunuhmu. Aku berjanji akan menemukan siapa

  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 109. SALAH SASARAN

    Mardawa dan Dewi Rimbu saling pandang, mereka tidak menyangka jika kepergian mereka sudah tujuh hari. Padahal mereka menyangka hanya seharian saja. Sementara Semboja menatap ibunya tidak percaya.“Aku hanya pergi tadi siang sampai malam saja, Mak.” Semboja berusaha memberi tahu ibunya. Rasanya sangat mustahil jika dirinya pergi begitu lama.“Kamu pergi selama tujuh hari, Sari. Emak sampai putus asa mencari, akhirnya Emak anggap kamu sudah meninggal. Memanggil orang untuk membaca doa.” Penjelasan Lastri membuat mereka sadar jika waktu di negeri para peri memang jauh sekali berbeda.Lastri menangis sambil memeluk Semboja. Wanita tua itu sangat takut kehilangan teman hidup satu-satunya itu. Gadis itu balik memeluk ibunya, dia juga takut kehilangan orang yang sudah mengurusnya sejak kecil.Merasa sudah menunaikan kewajiban, Mardawa berpamitan. Dia juga berkewajiban untuk mengantarkan Kusuma dan Dewi Rimbu. Semboja hanya mengangguk sambil menatap kepergian mereka.“Ayo, Dewi Rimbu. Kamu h

  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 108. PERGI TANPA PAMIT

    Semboja memandang ke arah Mardawa dan Dewi Rimbu. Dia ingin berterus-terang tapi rasanya malu. Dia hanya tertunduk di hadapan mereka. Persahabatan mereka yang baru seumur jagung membuatnya sungkan. Namun, dirinya juga gelisah jika tidak diungkapkan."Aku takut … takut ….""Iih dari tadi takut-takut terus," potong Dewi Rimbu. Kesal juga lama-lama sama gadis itu. "Apa susahnya terus-terang, cantik?" "Aku takut pada nenekku." Akhirnya Semboja menjelaskan juga alasan dia takut pulang. Gadis itu kadang-kadang menyebut ibunya dengan nenek dan emak, bergantian. Entah mengapa dia selalu merasa jika Lastri bukan ibu kandungnya. Perbedaan usia mereka sangat jauh jika ditelisik. Kadang-kadang Lastri juga keceplosan jika dirinya tidak menikah.“Nenek yang mana?” tanya Dewi Rimbu. Seingatnya Semboja tinggal bersama ibunya yang sudah tua. Dewi Rimbu heran, sejak kapan Semboja punya nenek. Jika demikian, itu pasti seumuran dengan neneknya juga.“Emak.” Semboja menjawab singkat. Dewi Rimbu manggut-

  • Tarian Pemikat Serigala    Bab 107.. BUNGA PERKAWINAN

    Semboja terperangah melihat bunga yang jatuh ke pangkuannya. Dia hanya mampu memandang bunga tersebut."Mengapa bunga itu jatuh di pangkuanku," pikir Semboja. Dia sama sekali tidak tahu mitos, jika bunga itu didapatkan maka akan segera menikah."Wah ini sebuah keberuntungan, kamu akan segera menikah!" seru Dewi Rimbu sambil mengedipkan matanya. Tentu saja Semboja tidak percaya. Mana ada pernikahan ditentukan oleh bunga. Jika dirinya menikah tentu saja karena sudah waktunya atau jodohnya. Gadis itu tertawa mendengar perkataan Dewi Rimbu."Apaan sih! Mau nikah sama siapa?" tanya Semboja. Dirinya memang belum ada rencana menikah. Mardawa juga belum berniat serius dengannya."Ya, sama Mardawa, lah." Dewi Rimbu berbisik. Matanya melirik pemuda yang lagi sibuk menemani Eyang Suwita. Merasa diperhatikan, pemuda itu melirik juga ke arah mereka. Semboja tersipu, Dewi Rimbu menyikut Kusuma. Tidak ada reaksi dari gadis itu."Ini buat kamu saja!" ujar Semboja sambil mengangsurkan bunga. Dia ti

DMCA.com Protection Status