Semboja tidak bisa berkutik. Pandangan wanita itu seperti menyuruhnya untuk pergi sebelum dia berteriak ada orang asing. Tentu saja gadis itu sangat ketakutan.“Ke mana aku harus pergi?” Semboja bertanya-tanya dalam hatinya. Dia berpikir tempat paling aman adalah Istana Serigala Perak. Dia harus kembali ke kamarnya, untuk kabur dari sana gadis itu tidak tahu jalan.Semboja merenung sejenak sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamarnya di Istana Serigala Perak. Dia berjalan dengan hati-hati, mencoba untuk tidak menarik perhatian siapa pun di sekitarnya. Setelah berjalan beberapa menit, Semboja tiba di depan pintu kamarnya.Tiba-tiba, dia mendengar suara derap kaki di belakangnya. Semboja berbalik dan terkejut melihat dua penjaga kerajaan yang berdiri di belakangnya."Apa yang kau lakukan di sini? Ini daerah terlarang!" seru salah satu penjaga sambil mengeluarkan pedangnya.Semboja berhasil bersembunyi dari kejaran, dia merasa lega namun pada saat yang sama juga takut. Dirinya ti
Dewi Rimbu tersenyum kecut melihat sinar merah dari kedua mata Ratu Kali Wingit.Dewi Rimbu menjelaskan, “Ini jurus dari tanah kelahirannya, Jurus Bharata. Jangan meremehkan ilmu itu, Mardawa.” Kembali wanita itu mengingatkan.Ratu Kali Wingit merasa tertantang untuk mengalahkan Mardawa dan Dewi Rimbu. Dia tidak ingin dikalahkan lagi oleh siapa pun. Dia berpikir keras dan tiba-tiba tersenyum licik.“Baiklah Dewi Rimbu, mari kita kita bertarung satu lawan satu. Jika saya menang, kalian harus meninggalkan kerajaanku selamanya. Kusuma harus tinggal di sini.” Tentu saja mereka kaget dengan syarat seperti itu. Ratu Kali Wingit memang sudah benar-benar berubah, atau memang sebenarnya dia itu seorang yang jahat.“Dan jika saya menang?” ujar Dewi Rimbu dengan tenang. Tidak kalah, Dewi Rimbu juga menanyakan seandainya dirinya yang memenangkan pertarungan.“Kalau kau menang, aku akan memberikan segalanya yang kau inginkan. Apa saja yang kau inginkan, Dewi Rimbu?”Dewi Rimbu berpikir cepat dan
Sementara itu Mardawa dan Dewi Rimbu mencoba menyelamatkan Kusuma dari pengaruh sihir Ratu Kali Wingit. Dewi Rimbu mengerahkan seluruh kemampuannya. Wanita itu memegang ubun-ubun Kusuma. Ditusuknya perlahan-lahan dengan jari telunjuknya. Asap tipis keluar dari ubun-ubun gadis tersebut.“Bagaimana, Dewi Rimbu?” tanya Mardawa. Ada kecemasan dalam nada suaranya. Dewi Rimbu sedikit mengangguk, Mardawa lega karenanya. Itu artinya Kusuma baik-baik saja. Walaupun urusannya belum beres dengan gadis itu, pemuda itu punya tanggung jawab untuk menjaganya. Sesuai janjinya pada Eyang Chou. Membawa Kusuma dalam keadaan baik-baik.“Apa yang kamu rasakan, Kusuma?” tanya Mardawa. Pemuda itu mendekati Kusuma yang sudah selesai diobati Dewi Rimbu. Kusuma hanya melihat pemuda itu sekilas. Dia rupanya sudah ingat semuanya. Rasa cemburunya muncul seketika kepada Dewi Rimbu. Mardawa mundur saat Kusuma tidak mau menjawab pertanyaannya.“Aku sudah sangat lapar. Sudah dua hari tidak makan layak. Bagaimana ka
Mardawa tahu jika Kusuma cemburu kepada Dewi Rimbu. Rupanya pemuda itu masih kesal dengan segala tuduhan Kusuma kepadanya. Apalagi ini sudah melibatkan guru mereka masing-masing.Kusuma tidak nyaman berada di antara mereka. Dia ingin secepatnya pergi dari situ. Gadis itu termangu memikirkan cara untuk pergi sendiri.“Aku mau pulang saja, tidak ikut kalian ke Negeri Serigala Perak.” Kusuma memecah kecanggungan. Dirinya tidak akan sanggup jika harus berlama-lama tinggal.“Jangan menambah lagi masalah, Kusuma!” ujar Mardawa. Dia semakin kesal karena gadis itu tidak henti-hentinya menimbulkan masalah.“Aku mau kembali ke pondok Eyang Chou,” jawab Kusuma sungguh-sungguh.“Aku tidak percaya kata-katamu.” Mardawa berkata sambil menuangkan nasi ke sepelepah daun pisang.Kusuma diam, tidak tahu harus berkata apa lagi. Dia memandang Dewi Rimbu seperti minta tolong untuk meyakinkan Mardawa.Dewi Rimbu mengangkat bahunya, pertanda dirinya tidak mau ikut campur. Kusuma menunduk, wajahnya terlihat
Rupanya Danu hanya pura-pura. Dia punya ilmu kanuragan yang cukup mumpuni untuk menghadapi Kusuma. Saat Kusuma mendekat dia melompat dan tertawa.“Hahaha hahaha hahaha.” Danu tergelak. Dia bertolak pinggang sambil tertawa terbahak-bahak. “Ayo kita pulang, Kusuma! Kita akan segera menikah.” Dengan penuh kemarahan Kusuma melemparkan kembali pedangnya. Tenaga dalamnya disalurkan sepenuhnya. Danu tertawa sambil berkelit. Pedang itu lewat hanya satu centi dari bahunya.“Haha haha. Jangan galak-galak jadi perempuan. Gadis jutek susah jodohnya.” Danu masih tergelak. Rupanya dia masih mempermainkan emosi Kusuma.Rasa lelah dan mengantuk yang sejak tadi ditahannya membuat gadis itu semakin meradang. Apalagi jika teringat Danu adalah pemuda yang hendak dijodohkan oleh ayahnya. Emosi dan kekesalannya naik sampai ubun-ubun. Tak lagi dihiraukan badannya yang sudah tidak bertenaga.“Keparat! Dasar penjilat!” Kusuma berteriak histeris. Antara marah dan sedih karena tidak berdaya dengan perjodohan y
Mardawa tahu siapa yang datang. Dewi Rimbu rupanya sama meninggalkan hutan Negeri Serigala Perak. Rupanya mereka lebih mementingkan keselamatan Kusuma. Kusuma lebih terancam terlihat di cermin ajaib."Bagaimana bisa kamu ke sini, Dewi Rimbu ?" tanya Mardawa tanpa menoleh. Dia masih fokus mengejar Danu."Hihi hihihi hihi hihihi." "Malah cengengesan!" seru Mardawa."Aku akan mengejar lelaki sialan itu. Tenang, aku sudah punya cara menghadapinya. Tanpa mantra tanpa jurus. Hihi hihihi hihi."Dewi Rimbu terbang dengan sangat cepat mengejar Danu. Dia tertawa mendengar gerutuan Mardawa. Puas hatinya bisa mengejutkan pemuda itu dengan kedatangannya yang tiba-tiba.**Danu merasa unggul karena berhasil membawa kabur Kusuma. Dia melihat ke belakang, tidak dilihatnya lagi Mardawa mengejarnya. Sebenarnya pemuda itu heran, mengapa Mardawa berhenti mengejar."Aku curiga dia berbuat curang." Danu masih terus berlari sambil melihat ke atas pohon-pohon. Takut tiba-tiba Mardawa datang dari atas."Tol
Kusuma melompat ke hadapan Mardawa dan Dewi Rimbu yang hendak meninggalkannya. Rupanya dirinya merasa tidak aman jika berjalan sendiri. Dia harus ikut kembali ke Negeri Serigala Perak.“Aku ikut kalian!” tegas Kusuma. Dia tidak memperdulikan wajah Dewi Rimbu dan Mardawa yang tampak kaget.“Bukankah kamu yang minta sendiri untuk pulang, Kusuma?” tanya Mardawa. Dia kembali curiga dengan perilaku Kusuma. “Apalagi yang kau rencanakan?” tanya Mardawa lagi.Kusuma mundur, dia terdiam seketika. Mardawa rupanya masih mencurigai dirinya. Amarahnya kembali naik, kembang-kempis dadanya menahan emosi."Apa? Memangnya aku wanita apaan?" tanya Kusuma sambil berteriak. Tubuhnya oleng saking terkejut mendengar kata-kata Mardawa. Tidak menyangka dengan ucapan pemuda itu."Hati-hati!" teriak Dewi Rimbu. Gadis itu menyambar tubuh Kusuma yang hampir tergelincir. Dia tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Dirinya tidak mendengar apa Mardawa ucapkan."Ada apa sih ini?" tanya Dewi Rimbu tidak mengerti. Dia
Mata Semboja terbelalak melihat gadis yang baru datang. Ternyata dia adalah orang yang sejak tadi dicarinya. Entah kebetulan atau tidak, yang jelas dia merasa sangat tertolong dengan kehadiran gadis tersebut. Semboja mundur selangkah memberi tempat kepada gadis itu.“Inikah Serigala Perak?” batin Semboja. Perasaan dirinya pernah bertemu dengan Serigala Perak, tapi bukan pemuda ini. Negeri yang penuh misteri, dia harus selalu waspada.“Oh … aku pikir kau Serigala Perak.” Rupanya wanita itu sudah salah mengenali orang. “Dari mana kau dapatkan golok perak itu?” tanya wanita yang baru datang itu.“Bukan urusanmu!” jawab pemuda itu. Dia tidak suka dengan kelancangan wanita itu. Hasratnya untuk bermain-main dengan Semboja sirna. Hatinya sangat dongkol karena sejak Semboja datang ke negeri ini, dirinya sudah tertarik dengan gadis itu.“Siapa namamu? Mengapa kau meniru gaya Serigala Perak?” Semboja kembali bertanya. Rupanya dia penasaran, apakah dia Serigala Perak itu.“Ada baiknya kau tahu n