Share

Bab 4

“Sepupuku itu ganteng loh, pengusaha lagi. Padahal sebelumnya mau aku jodohkan sama kamu,” celoteh Naya.

Sejak masuk ke dalam mobil, Naya sudah menceritakan banyak hal tentang sepupunya ini.

Ardila terkekeh pelan, “Ada-ada aja kamu Nay.”

“Aku serius Dil, tapi katanya dia lagi nunggu seseorang. Dari dulu sampai sekarang nggak ketemu,” lanjut Naya menceritakan sepupunya.

“Nunggu jodoh itu Nay, orang kayak begitu nggak suka di ganggu.”

“Betul, kalau aku cerita tentang kamu, dia cuma diam doang kayak patung,” sungut Naya kesal karena teringat sikap sepupunya itu.

“Kuharap bukan aib yang kamu ceritakan, Nay.”

“Maunya sih begitu, tapi dia juga gak bakal peduli.”

Ketika tiba di bandara, Naya terlihat celingak-celinguk dengan postur tubuh yang tidak tenang.

“Aduh Dil! Aku kebelet pipis, aku tinggal sebentar ya, Dil. Oh iya, namanya Arman Satyaloka.”

Setelah berucap, Naya pergi dari hadapan Ardila. Meninggalkan Ardila dengan kebingungannya, bagaimana ia bisa tahu seperti apa rupa Arman Satyaloka itu, jika Naya saja tidak pernah menunjukan wajah pria itu padanya.

“Ardila Elodie?”

Mendengar namanya di sebut, Ardila menatap pria di hadapannya yang menjulang tinggi. Satu kata yang ada di benak Ardila, tampan.

“Ya, Arman Satyaloka?” tanya Ardila memastikan.

Ardila segera mengajak Arman masuk ke dalam mobilnya setelah pria itu mengangguk sebagai jawaban.

“Mana Naya?”

Bahkan di dalam mobil pun, sepupunya itu tidak terlihat sama sekali.

“Ah, dia lagi ke toilet. Kita tunggu saja,” sahut Ardila seadanya.

Beberapa menit berlalu, tetap saja hanya ada keheningan yang melanda. Keduanya sama-sama tidak ingin membuka suara.

“Kenapa hanya diam sih!” kesal Naya yang berada di kejauhan.

Ia sengaja berpura-pura kebelet untuk menjauh dan membiarkan dua insan untuk saling mengobrol dan berkenalan.

Naya tau yang ia lakukan salah, apalagi status sahabatnya sudah menjadi istri orang. Tapi entah kenapa, setelah mendengar cerita Ardila semalam, membuat Naya benar-benar ingin menyatukan sepupu dan sahabatnya itu.

Naya juga sangat amat yakin, suatu saat nanti Ardila pasti bercerai dengan suaminya.

“Ah, sudahlah!” ucap Naya seraya berjalan ke arah mobil Ardila.

“Maaf lama, banyak yang antri,” ucap Naya setelah membuka pintu mobil dan duduk di samping Ardila yang mengemudi.

“Santai aja, nggak terlalu lama kok,” sahut Ardila seraya menjalankan mobilnya.

Arman hanya diam, ia memalingkan wajahnya ke luar jendela. Entah apa yang ia pikirkan dengan membuat ekspresi rumit.

“Man, tante sama om nggak ikut pulang?” tanya Naya melongok ke belakang.

“Belum, mereka masih ada pekerjaan. Mungkin sedikit telat.”

Naya menganggukkan kepalanya, sepupunya itu masih saja kaku seperti manekin hidup. Tidak ada ekspresi setiap kata yang Arman keluarkan.

“Kita mampir ke resto dulu, yuk. Belum sempat sarapan nih,” seru Naya menatap mereka bergantian.

“Kebetulan, aku juga belum.”

Sedangkan Arman tidak berkomentar, ia hanya menurut ke mana kedua wanita ini akan pergi.

“Maaf ya, Dil. Sepupu aku ini emang kaku banget, pantesan nggak ada yang deketin!” cibir Naya menyindir Arman.

Mereka sudah tiba di restoran terdekat, memesan makanan lalu duduk melingkar.

Mata Arman merotasi mendengar ucapan Naya, ia hanya berdehem agar Naya berhenti bicara tentangnya.

“Udah, udah Nay. Sepupu kamu baru tiba, masa udah di bully,” kekeh Ardila pelan.

Obrolan mereka terhenti kala pelayan datang membawa makanan mereka.

“Harusnya kamu bersikap lembut Man, biar orang sebaik dan secantik Ardila kepincut sama kamu,” seru Naya tanpa bersalah.

Ardila yang mendengarnya tersedak minumannya sendiri, Naya membantu menepuk-nepuk punggung Ardila.

“Kecerobohan kamu bikin sahabat kamu tersedak, untung minuman kalau makanan bagaimana?” ucap Arman dingin.

“Iya, iya maaf. Maafin ya, Dil. Aku cuma bercanda aja tadi,” Naya berucap dengan raut memelas.

Padahal tanpa Naya seperti itu pun, Ardila sudah memaafkannya dan ia tahu itu hanya bercanda.

“Aku baik-baik saja,” sahut Ardila menenangkan Naya.

“Syukurlah … tapi kenapa kamu sebegitunya, Arman. Jangan-jangan kamu khawatir ya!” tebak Naya dengan senyum mengejek ke arah Arman.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status