Satu tahun yang lalu."Mas, ini sangat sakit. Perutku sakit sekali, aku tidak tahan lagi." Dina terlihat mengelusi perutnya dengan tangan kanannya, sedangkan tangan kirinya terlihat mengelusi punggungnya.Dia terlihat meringis menahan rasa sakit yang terus-terusan datang menghampiri, Bara yang berada di samping istrinya terlihat mengelus lembut punggung istrinya tersebut.Dia juga terlihat mengecup kening istrinya dengan penuh kasih, Bara merasa begitu kasihan ketika melihat istrinya kesakitan."Ya Tuhan, ini adalah hari di mana aku akan melahirkan anak ke lima. Kenapa terasa seakan melahirkan untuk yang pertama? Sakit, Mas."Kembali Dina meringis karena merasakan kontraksi yang begitu hebat, Bara benar-benar merasa tidak tega dibuatnya.Jika saja bisa, Bara ingin menggantikan rasa sakit untuk istrinya tersebut. Sayangnya, tidak bisa. Karena hanya perempuan yang bisa melahirkan, hanya perempuan yang ditakdirkan untuk memberikan sang buah hati untuk pasangannya.Mata Bara sudah terliha
"Apa yang kamu katakan?"Kini, Bara terlihat menatap wajah Diana yang begitu marah kepada dirinya. Bara baru saja menggaulinya, Bara baru saja memberikan kenikmatan kepada istrinya tersebut.Diana bahkan berkali-kali mengerang karena nikmat yang diberikan oleh Bara, Diana bahkan berkali-kali terlihat memuji keperkasaan suaminya itu.Namun, kini Diana meminta cerai dari Bara. Bahkan belum ada lima menit mereka menyelesaikan pergumulan panas di antara mereka berdua."Coba katakan sekali lagi, apa yang kamu inginkan, hem?" tanya Bara seraya membalas tatapan penuh kebencian dari Diana."Aku minta cerai, Mas!" teriak Diana.Bara tertawa mendengar apa yang dikatakan oleh Diana, wanita yang sudah menjadi istrinya itu dulu begitu bersikukuh ingin menikah dengannya. Selain berkata jika Diana begitu mencintai dirinya, Diana juga berkata begitu menyayangi kelima anak-anaknya.Walaupun ayah Diana, Bagas melarang mereka untuk menikah, Diana tetap memperjuangkan restu dari ayahnya.Namun, baru saja
"Kamu benar-benar manusia tidak bernurani, Mas." Diana merutuki Bara, tetapi hanya mampu di dalam hati saja. Namun, mulutnya malah tertutup dengan rapat.Diana hanya bisa terdiam seraya menatap kepergian Bara ke dalam kamar mandi, lelaki itu bahkan tidak menolehkan wajahnya sama sekali ke arah Diana.Pria itu terlihat begitu marah karena dirinya tidak mau menuruti apa yang diinginkan oleh Bara, Diana baru sadar jika Bara merupakan pria yang bisa dengan mudahnya marah jika keinginannya tidak terwujud.Satu hal yang membuat matanya Diana terasa sakit, pria yang belum lama memerawani dirinya itu terlihat begitu acuh masuk ke dalam kamar mandi tanpa memakai sehelai benang pun.Pria itu seolah tidak malu mempertontonkan tubuhnya yang tidak terbalut busana, padahal Diana seketika merasa jijik saat memandang tubuh lelaki itu.Brak!Bara membanting pintu kamar mandi dengan begitu kencang, dia terlihat begitu emosi karena Diana tidak mau menuruti keinginannya.Padahal, Bara sudah merencanakan
Sepanjang perjalanan menuju kediaman Bagas, Diana terus saja menangis. Dia merasa sedih karena mengalami kejadian yang tidak terduga di malam pertamanya.Air matanya terus saja mengalir di kedua pipinya tanpa dia minta, hatinya terasa sakit dan dadanya terasa sangat sesak. Rasanya dia ingin bunuh diri saja, tapi takut akan dosa."Oh Tuhan, kenapa bisa seperti ini?" tanya Dia a lirih.Sopir taksi yang sedang mengemudi memandang Diana dari kaca spion dengan iba, dia merasa kasihan karena melihat Diana yang terus saja menangis tanpa henti.Namun, dia tidak berani berkata apa pun. Karena dia sangat paham, jika wanita yang sedang bersedih hanya butuh waktu untuk menumpahkan segala kesedihannya itu lewat tangisan.Setelah melakukan satu jam perjalanan, akhirnya Dia a tiba di kediaman sederhana milik ayahnya, Bagas. Ada kelegaan, tetapi ada juga kebingungan."Ini ongkosnya, Pak." Diana memberikan ongkos taksinya dan segera keluar dari taksi tersebut.Diana terlihat melangkahkan kakinya den
Tadi malam. Setelah selesai melaksanakan ritual mandinya, Bara keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya menggunakan kimono mandi saja.Dia terlihat mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Diana, dia merasa kesal saat tidak melihat keberadaan wanita yang baru saja dia buka segelnya itu.Padahal, dia hanya menggertak Diana saja dengan mengatakan perempuan itu harus pergi saat ini juga. Menurutnya kata talak yang sudah dia katakan tadi hanya karena emosi semata, seharusnya Diana tidak menganggap dirinya dengan serius.Seharusnya Diana merayu dirinya agar Bara mau tetap melanjutkan pernikahannya, tetapi jika untuk memiliki anak dari Diana, dia tetap tidak akan mau.Dia sudah memiliki 5 orang anak, rasanya tidak mungkin lagi untuk dirirnya menambah anak lagi. Karena memang rencana awal Bara untuk menikah lagi adalah untuk mencari ibu untuk anak-anaknya, bukan untuk memproduksi anak lagi."Ke mana perginya wanita sialan itu? Kenapa dia berani sekali pergi dari sini? Kenapa koper
Bara mengambil ponselnya, lalu dia menatap foto Diana saat bersama dengan dirinya. Mereka terlihat mesra sekali, Bara nampak memeluk dan mengecup pipi Diana."Lihat saja Diana, aku pastikan kamu dan Bagas akan menderita. Aku pasti akan menghancurkan kalian berdua," ucap Bagas dengan pelan tetapi penuh penekanan.Tidak lama kemudian pak sopir nampak melajukan mobilnya menuju kediaman Kusuma, di mana di sana ada ibu dan juga kelima anak Bara. Sepanjang perjalanan menuju kediaman Kusuma, Bara terus saja menggerutu dan mengeluarkan unek-uneknya.Dia benar-benar tidak habis pikiran karena Diana tidak mau kembali kepada dirinya, padahal dia adalah pria kaya. Bukankah semua wanita akan bahagia dengan limpahan harta, lalu kenapa Diana tidak mau kembali kepada dirinya, pikirannya.Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya pak sopir memberhentikan mobilnya tepat di halaman kediaman Kusuma. Bara berjalan masuk menuju rumah megah itu dengan raut wajah kesal, tidak ada kebahagiaan yang terpancar se
"Aku harus menemui Diana, aku harus membicarakan masalah ini dengannya. Kalau perlu aku akan berlutut untuk meminta maaf kepadanya."Sebenarnya Debi merasa malu dengan apa yang sudah dilakukan oleh Bara terhadap Diana, dia juga merasa malu kita harus menemui Diana walaupun hanya untuk sekedar meminta maaf.Rasanya, apa yang sudah dilakukan oleh Bara terhadap Diana benar-benar keterlaluan, Debi bahkan tidak menyangka jika ternyata dia memiliki putra yang bersifat seperti itu.Dia baru tahu jika pemikiran putranya sangatlah picik, di dunia ini mana ada perempuan yang dinikahi tapi tidak boleh melahirkan.Jika ada pun, tentu wanita itu adalah wanita yang tidak baik. Dia ingin menikah, ingin menikmati harta dari Bara tapi tidak ingin memiliki keturunan.Cukup lama Debi terdiam seraya memikirkan cara untuk menemui Diana agar diterima oleh wanita itu, tidak lama kemudian dia nampak tersenyum penuh arti.Kemudian, Debi melangkahkan kakinya menuju kamar si bungsu, putra kelima dari Bara. Menu
"Maaf, Mom. Maafkan aku, aku tidak bisa lagi kembali kepada mas Bara. Tapi, kalau Mom dan juga anak-anak mau main kemari, datanglah kapan pun juga." Diana tersenyum hangat.Mendengar apa yang dikatakan oleh Diana, Debi benar-benar menyesalkan sikap Bara kepada menantunya yang kini sudah menjadi mantan menantunya itu.Jika suatu saat Bara menikah kembali, belum tentu mendapatkan wanita baik seperti Diana, pikirnya. Wanita yang bisa menerima keadaan Bara dengan sepenuh hatinya."Ya, Mom paham," ucap Debi.Cukup lama Debi dan juga Diana berbicara dari hati ke hati, mereka berdua mengutarakan apa yang ada di dalam isi hati mereka berdua. Setelah 3 jam kemudian, akhirnya Debi memutuskan untuk pulang karena takut terjadi kesalahpahaman dengan Bara."Mom pulang dulu, Sayang. Lain kali Mom akan datang lagi," pamit Debi."Yes, Mom. Pulanglah, aku juga sebentar lagi akan pergi. Selepas shalat dzuhur aku ingin pergi ke toko kue milik bapak," ungkap Diana.Debi tersenyum bangga ke arah Diana, wal