Home / Romansa / Talak Setelah Sah / Pulang ke Rumah Bapak

Share

Pulang ke Rumah Bapak

Author: Cucu Suliani
last update Last Updated: 2024-06-02 12:11:37

Sepanjang perjalanan menuju kediaman Bagas, Diana terus saja menangis. Dia merasa sedih karena mengalami kejadian yang tidak terduga di malam pertamanya.

Air matanya terus saja mengalir di kedua pipinya tanpa dia minta, hatinya terasa sakit dan dadanya terasa sangat sesak. Rasanya dia ingin bunuh diri saja, tapi takut akan dosa.

"Oh Tuhan, kenapa bisa seperti ini?" tanya Dia a lirih.

Sopir taksi yang sedang mengemudi memandang

Diana dari kaca spion dengan iba, dia merasa kasihan karena melihat Diana yang terus saja menangis tanpa henti.

Namun, dia tidak berani berkata apa pun. Karena dia sangat paham, jika wanita yang sedang bersedih hanya butuh waktu untuk menumpahkan segala kesedihannya itu lewat tangisan.

Setelah melakukan satu jam perjalanan, akhirnya

Dia a tiba di kediaman sederhana milik ayahnya, Bagas. Ada kelegaan, tetapi ada juga kebingungan.

"Ini ongkosnya, Pak." Diana memberikan ongkos taksinya dan segera keluar dari taksi tersebut.

Diana terlihat melangkahkan kakinya dengan gontai menuju pintu utama, tidak lama kemudian dia terdiam seraya menatap pintu itu dengan tatapan bingung.

"Haruskah aku mengetuk pintunya sekarang?" tanya Diana seperti orang linglung.

Setelah terdiam cukup lama, akhirnya Diana memutuskan untuk mengetuk pintu itu beberapa kali. Diana datang dengan perasaan was-was, takut dan juga resah. Karena dia datang di pertengahan malam setelah ditalak oleh suaminya, Bara.

Cukup lama dia menunggu di depan pintu, hingga tidak lama kemudian pintu itu nampak terbuka. Muncullah ayahnya dengan wajah khas bangun tidur dan rambutnya yang terlihat kusut.

Bagas sempat kaget saat melihat putrinya yang sedang berdiri tepat di depannya, dia bahkan sempat mengucek matanya berkali-kali karena takut salah melihat.

Rasanya tidak mungkin jika putrinya datang di malam pernikahannya, seharusnya Diana saat ini sedang asik bercumbu mesra dengan suaminya, pikirnya.

Lalu, kenapa saat ini Alina malah ada di hadapannya?

Bagas memperhatikan keadaan putrinya dengan alis yang saling bertaut, matanya terlihat membengkak seperti habis menangis lama.

Melihat akan hal itu Diana benar-benar takut sudah terjadi sesuatu hal yang tidak-tidak terhadap putrinya, apalagi ini adalah malam pertama untuk putrinya setelah menikah.

Terlebih lagi saat Bagas melihat koper yang Diana bawa, sungguh dia merasa takut jika Diana sudah bertengkar hebat dengan suaminya dan Diana diusir saat ini juga.

"Diana, Sayang. Kamu kok da--"

Belum sempat Bagas menyelesaikan ucapannya, Diana sudah terlebih dahulu menubrukkan tubuhnya pada tubuh ayahnya itu.

Dia benar-benar merasa sedih karena merasa menjadi orang yang gagal, dia takut ayahnya akan marah karena sudah mempermalukan ayahnya tersebut.

Jika saja keinginan dari suaminya itu masuk akal, mungkin Diana tidak akan menolaknya. Namun, rasanya permintaan dari suaminya kali ini benar-benar di luar dugaan.

Bisa-bisanya meminta dirinya untuk melakukan operasi sterilisasi, padahal dirinya saja belum memiliki momongan.

"Kamu kenapa, Nak? Apa ada masalah dengan Bara? Cerita dong sama Bapak, kamu ini kenapa?" tanya Bagas dengan bibir yang bergetar menahan tangis.

Jika putrinya pulang, itu artinya Dia a tidak baik-baik saja. Ada masalah serius yang sedang dialami oleh putrinya itu.

"Mas Bara sudah mengucapkan talak, Pak. Talak tiga, Pak," adu Diana saraya terisak di dalam pelukan sang ayah.

Mendengar apa yang dikatakan oleh putrinya, Bagas nampak syok. Rasanya ini adalah hal yang tidak mungkin terjadi, rasanya ini adalah kebohongan besar yang dia dengar.

Bagaimana mungkin putrinya yang baru saja dinikahi oleh pria yang begitu dia cintai, kini malah dicampakkan begitu saja di malam pertamanya.

Dari awal dia melihat Bara, memang Bagas tidak pernah setuju jika putrinya itu menikah dengan duda beranak lima yang katanya baik dan pengertian menurut Diana.

Karena saat Bagas menatap mata Bara dengan lekat, dia tidak melihat ketulusan di sana. Seperti ada niat yang tidak bisa ditebak oleh dirinya.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Coba katakan kepada Bapak," pinta Bagas dengan bingung.

Rasanya dia ingin saat itu juga menceritakan apa yang sudah terjadi kepada dirinya, tetapi dia juga merasa tidak siap. Dia takut jika ayahnya akan pingsan saat itu juga, jika mendengar apa yang diminta oleh Bara kepada dirinya.

"Diana capek, Diana lelah. Bolehkah sekarang Diana tidur dengan Bapak? Bolehkah Diana berceritanya besok pagi saja?" pinta Diana dengan tubuhnya yang semakin bergetar hebat.

"Duduklah dulu, biar Bapak ambilkan minum dulu," ucap Bagas.

Setelah mengatakan hal itu, Bagas langsung pergi ke dapur dan mengambilkan segelas air putih untuk putrinya. Setelah itu, dia kembali dengan membawa air putih dan memberikannya kepada Dia a.

"Minumlah dulu, Sayang. Setelah itu barulah kamu tidur, kamu harus istirahat. Ini sudah sangat malam," ucap Bagas seraya melirik jam yang bertengger cantik di dinding.

Ternyata waktu menunjukkan pukul 02.03 malam, ini adalah waktu untuk beristirahat. Putrinya memang membutuhkan waktu untuk beristirahat.

"Iya, Pak," jawab Diana lalu menenggak air putih yang diberikan oleh bapaknya tersebut.

Setelah air minum itu habis, Diana langsung merebahkan tubuhnya di kasur milik bapaknya. Entah kenapa, hari ini Diana seperti kembali lagi pada usia 5 tahun.

Waktu di mana dirinya dihina oleh teman-temannya karena tidak pernah pergi ke mana pun dengan ibunya, karena Diana adalah anak piatu.

Dia membutuhkan pelukan dan juga ucapan yang bisa menenangkan hatinya dari ayahnya, Bagas. Hanya pria itu yang selalu bisa membuat dirinya tenang dan bisa berpikir positif kembali.

"Pak, Diana mau tidur," ucap Diana dengan suara bergetar menahan tangis.

Bagas menganggukkan kepalanya, kemudian dia ikut merebahkan tubuhnya. Dia mengelus lembut puncak kepala putrinya dengan penuh kasih sayang.

Jika saja yang menikahi Diana bukan orang paling kaya di kampungnya, sudah dapat dipastikan kalau Bagas akan langsung melabrak lelaki yang sudah menikahi putrinya itu.

Hanya saja, Bagas sangat sadar siapa yang sudah menikahi putrinya dan siapa yang sudah menceraikan putrinya di malam pertamanya.

Bara adalah pria yang keras kepala dan selalu bersikap seenaknya, jika ada yang tidak disenangi oleh dirinya, maka siapa pun yang mengganggunya akan mendapatkan pembalasan yang berlebihan.

"Tidurlah, anakku. Untuk hari esok kita pikirkan lagi nanti," ucap Bagas dengan bingung.

Cukup lama Bagas mengelusi puncak kepala putrinya, hingga tidak lama kemudian Diana tertidur dengan pulas.

"Kasihan sekali kamu, Nak." Bagas menarik selimut sampai sebatas dada putrinya, lalu dia turun dari tempat tidur dan merebahkan tubuhnya di atas sofa.

Keesokan harinya.

Diana dan juga Bagas sudah melaksanakan sarapan paginya, Diana juga sudah terlihat lebih baik setelah menceritakan semuanya kepada ayahnya.

Terus terang saja Bagas merasa tersinggung dengan permintaan dari Bara, bisa-bisanya pria itu meminta Diana untuk melakukan operasi agar putrinya tidak memiliki anak.

Padahal, yang didambakan setiap perempuan yang sudah menjadi seorang istri, tentu saja memberikan keturunan kepada suaminya.

"Jadi, apa rencana kamu selanjutnya, Nak?" tanya Bagas setelah menghabiskan sarapan paginya.

Pria paruh baya itu merasa begitu was-was ketika Diana berkata jika Bara akan membuat hidup mereka menderita, sungguh Bagas takut jika ancaman Bara itu akan menjadi kenyataan.

"Mungkin aku akan mengajukan gugatan cerai, atau mungkin aku akan menunggu mas Bara melayangkan gugatan cerainya karena dialah yang sudah menjatuhkan talak tiga kepadaku," jawab Diana.

"Kalau begitu kamu jangan bertindak gegabah, kita tunggu saja apa yang akan dilakukan oleh nak Bara. Takutnya kamu nanti malah mendapatkan kesialan," ucap Bagas pada akhirnya.

"Iya, Pak. Aku---"

Brak!

Terdengar bunyi pintu utama yang terbuka dengan paksa, Diana dan juga Bagas terlihat begitu kaget. Mereka berdua langsung meninggalkan ruang makan untuk melihat apa yang sebenarnya sudah terjadi.

"Mas Bara!" pekik Diana ketika dia melihat lelaki yang baru saja menceraikan dirinya itu datang dengan tidak sopan.

Bara terlihat menatap Diana dengan tatapan yang begitu kesal, lelaki itu juga menolehkan wajahnya ke arah Bagas dan tersenyum sinis pada pria itu.

"Ka--kamu mau apa, Mas? Untuk apa datang ke sini? Bukankah tadi malam kamu sudah menceraikan aku?" tanya Diana dengan tubuh yang mulai bergetar karena takut.

Bara menatap tubuh Diana dari atas sampai bawah, dia tersenyum kala dia ingat jika tadi malam dia sudah mengambil keperawanan Diana.

Tubuh Diana nampak seksi dan menggoda, sayangnya wanita yang sudah dia talak itu tidak mau menuruti keinginannya.

"Aku ingin mengajak kamu pulang," jawab Bara enteng.

"Tidak mau, Mas. Tadi malam kamu sudah menceraikan aku, aku tidak mau ikut pulang." Diana memundurkan tubuhnya, lalu dia bersembunyi di balik tubuh ayahnya

Bara terlihat kesal, dia tersenyum sinis lalu melangkahkan kakinya untuk mendekat ke arah Diana.

"Jangan bersembunyi, Diana. Ayo kita pulang!" sentak Bara seraya menarik lengan Diana dengan kencang.

"Jangan sentuh putriku!" sentak Bagas seraya menepis tangan Bara dengan kasar.

Related chapters

  • Talak Setelah Sah    Egoisnya Bara

    Tadi malam. Setelah selesai melaksanakan ritual mandinya, Bara keluar dari dalam kamar mandi dengan hanya menggunakan kimono mandi saja.Dia terlihat mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Diana, dia merasa kesal saat tidak melihat keberadaan wanita yang baru saja dia buka segelnya itu.Padahal, dia hanya menggertak Diana saja dengan mengatakan perempuan itu harus pergi saat ini juga. Menurutnya kata talak yang sudah dia katakan tadi hanya karena emosi semata, seharusnya Diana tidak menganggap dirinya dengan serius.Seharusnya Diana merayu dirinya agar Bara mau tetap melanjutkan pernikahannya, tetapi jika untuk memiliki anak dari Diana, dia tetap tidak akan mau.Dia sudah memiliki 5 orang anak, rasanya tidak mungkin lagi untuk dirirnya menambah anak lagi. Karena memang rencana awal Bara untuk menikah lagi adalah untuk mencari ibu untuk anak-anaknya, bukan untuk memproduksi anak lagi."Ke mana perginya wanita sialan itu? Kenapa dia berani sekali pergi dari sini? Kenapa koper

    Last Updated : 2024-06-03
  • Talak Setelah Sah    Kekecewaan Debi

    Bara mengambil ponselnya, lalu dia menatap foto Diana saat bersama dengan dirinya. Mereka terlihat mesra sekali, Bara nampak memeluk dan mengecup pipi Diana."Lihat saja Diana, aku pastikan kamu dan Bagas akan menderita. Aku pasti akan menghancurkan kalian berdua," ucap Bagas dengan pelan tetapi penuh penekanan.Tidak lama kemudian pak sopir nampak melajukan mobilnya menuju kediaman Kusuma, di mana di sana ada ibu dan juga kelima anak Bara. Sepanjang perjalanan menuju kediaman Kusuma, Bara terus saja menggerutu dan mengeluarkan unek-uneknya.Dia benar-benar tidak habis pikiran karena Diana tidak mau kembali kepada dirinya, padahal dia adalah pria kaya. Bukankah semua wanita akan bahagia dengan limpahan harta, lalu kenapa Diana tidak mau kembali kepada dirinya, pikirannya.Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya pak sopir memberhentikan mobilnya tepat di halaman kediaman Kusuma. Bara berjalan masuk menuju rumah megah itu dengan raut wajah kesal, tidak ada kebahagiaan yang terpancar se

    Last Updated : 2024-06-03
  • Talak Setelah Sah    Debi Menemui Diana

    "Aku harus menemui Diana, aku harus membicarakan masalah ini dengannya. Kalau perlu aku akan berlutut untuk meminta maaf kepadanya."Sebenarnya Debi merasa malu dengan apa yang sudah dilakukan oleh Bara terhadap Diana, dia juga merasa malu kita harus menemui Diana walaupun hanya untuk sekedar meminta maaf.Rasanya, apa yang sudah dilakukan oleh Bara terhadap Diana benar-benar keterlaluan, Debi bahkan tidak menyangka jika ternyata dia memiliki putra yang bersifat seperti itu.Dia baru tahu jika pemikiran putranya sangatlah picik, di dunia ini mana ada perempuan yang dinikahi tapi tidak boleh melahirkan.Jika ada pun, tentu wanita itu adalah wanita yang tidak baik. Dia ingin menikah, ingin menikmati harta dari Bara tapi tidak ingin memiliki keturunan.Cukup lama Debi terdiam seraya memikirkan cara untuk menemui Diana agar diterima oleh wanita itu, tidak lama kemudian dia nampak tersenyum penuh arti.Kemudian, Debi melangkahkan kakinya menuju kamar si bungsu, putra kelima dari Bara. Menu

    Last Updated : 2024-06-04
  • Talak Setelah Sah    Resmi Bercerai

    "Maaf, Mom. Maafkan aku, aku tidak bisa lagi kembali kepada mas Bara. Tapi, kalau Mom dan juga anak-anak mau main kemari, datanglah kapan pun juga." Diana tersenyum hangat.Mendengar apa yang dikatakan oleh Diana, Debi benar-benar menyesalkan sikap Bara kepada menantunya yang kini sudah menjadi mantan menantunya itu.Jika suatu saat Bara menikah kembali, belum tentu mendapatkan wanita baik seperti Diana, pikirnya. Wanita yang bisa menerima keadaan Bara dengan sepenuh hatinya."Ya, Mom paham," ucap Debi.Cukup lama Debi dan juga Diana berbicara dari hati ke hati, mereka berdua mengutarakan apa yang ada di dalam isi hati mereka berdua. Setelah 3 jam kemudian, akhirnya Debi memutuskan untuk pulang karena takut terjadi kesalahpahaman dengan Bara."Mom pulang dulu, Sayang. Lain kali Mom akan datang lagi," pamit Debi."Yes, Mom. Pulanglah, aku juga sebentar lagi akan pergi. Selepas shalat dzuhur aku ingin pergi ke toko kue milik bapak," ungkap Diana.Debi tersenyum bangga ke arah Diana, wal

    Last Updated : 2024-06-05
  • Talak Setelah Sah    Rayuan Bara

    "Mana mungkin aku nipu, Mas ada-ada saja." Diana bicara dengan gugup, karena Bara menatap dirinya dengan tatapan intimidasi. "Apa benar kamu tidak menipu aku? Karena aku merasa tidak percaya dengan apa yang kamu katakan, semuanya terdengar tidak benar."Bara masih mencoba bernegosiasi dengan Diana, siapa tahu dia bisa bercinta dengan Diana. Walaupun memang mereka belum menikah kembali, tapi mereka bisa melakukan hal yang lebih.Hal yang selalu diinginkan oleh Bara ketika berdekatan dengan Diana, percintaan yang begitu indah seperti di malam pertama mereka.Bara merasa sulit melupakan malam pertamanya dengan Diana, karena Diana begitu berusaha untuk memuaskan dirinya saat di malam pertama mereka.Diana sama halnya dengan Airin, almarhumah istrinya. Selalu berusaha untuk membahagiakan dirinya, selalu berusaha membuat dia nyaman saat berada di dekat kedua wanita itu.Sayangnya Bara kini sudah melakukan kesalahan, dia tidak tahu jika ternyata menjatuhkan talak 3 itu akan berimbas tidak b

    Last Updated : 2024-06-21
  • Talak Setelah Sah    Mengecoh

    "Lihat saja Diana, Sayang. Mulai besok aku akan mulai mencari simpati dari kamu, aku akan membuat kamu merasa tidak bisa jauh dariku dan anak-anakku." Bara menyeringai dengan licik.Bara sudah bertekad, jika mulai besok dia akan menggunakan anak-anaknya sebagai cara agar Diana tidak mau berjauhan dengan kelima putra-putrinya.Pria berusia tiga puluh lima tahun itu juga sudah bertekad akan memberikan bualan-bualan manis kepada Diana, agar wanita muda itu mau kembali kepada dirinya.Dia sudah bertekad tidak akan melepaskan Diana, karena menurutnya Diana adalah wanita yang terbaik untuk dirinya dan juga anak-anaknya."Aku pasti bisa membuat hati Diana luluh kembali, Aku tidak akan membiarkan wanita secantik Diana jatuh ke pelukan pria lain. Apalagi Diana memiliki body yang sangat seksi," ucap Bara seraya membayangkan pergulatan panas di saat malam pertama mereka.Setelah mengatakan hal itu, Bara langsung pulang ke kediaman Kusuma, dia langsung mengistirahatkan tubuhnya yang begitu lelah.

    Last Updated : 2024-06-22
  • Talak Setelah Sah    Takutnya Bagas

    "Hey! Tua bangka, di mana Diana-ku?" tanya Bara dengan raut wajah kesal.Bagas begitu kaget dengan suara Bara yang begitu menggelegar, dia langsung menolehkan wajahnya ke arah Bara.Bagas lebih kaget lagi kala melihat raut wajah Bara yang memerah dan siap meledakkan amarah kapan saja, Bagas menghampiri Bara dengan tubuhnya yang bergetar hebat."Ada apa, Nak Bara? Kenapa datang secara tiba-tiba dan langsung marah-marah?" tanya Bagas dengan hati-hati.Bagas berusaha berbicara dengan setenang mungkin, karena dia takut jika Bara akan tahu kalau Diana memang sengaja dia suruh pergi."Di mana Diana, hah? Kamu sembunyikan di mana Diana-ku?" tanya Bara.Bara yang emosi langsung menarik kerah baju Bagas, dia menariknya dengan sangat kencang. Bagas sampai tercekik oleh baju yang dia pakai, dia yang merasa sesak berusaha untuk melepaskan tangan Bara."Aku tidak bisa bernapas," ucap Bagas terbata.Mendengar apa yang dikatakan oleh Bagas, Bara langsung menghempeskan tubuh pria paruh baya itu. Tubu

    Last Updated : 2024-06-23
  • Talak Setelah Sah    Jadikan aku pembantu kamu, Tuan.

    Walaupun merasa berat hati meninggalkan ayahnya sendirian di kampung halamannya, Diana tetap memutuskan untuk pergi ke ibu kota.Bahkan dia pergi ke ibu kota dengan cara yang tidak mudah, tentu saja hal itu dia lakukan agar dia terhindar dari ancaman Bara.Awalnya dia berpikir dengan pergi ke ibu kota dia akan bisa hidup tenang, tetapi baru saja dia menginjakkan kakinya di ibu kota hidupnya sudah terasa begitu membingungkan.Dia merasa sulit untuk melangkah, terasa ada beban berat yang menghimpit pundaknya. Terlebih lagi saat ini, di saat dia akan menyeberang saja sudah ada mobil yang melaju dengan begitu kencang dan seakan hendak menabrak diri.Brugh!Tubuh Diana terjatuh ke atas aspal, seorang pria yang terlihat begitu tampan nampak turun dari mobil tersebut. Dia langsung menghampiri Diana dan membopong tubuh lemah itu, lalu dia mendudukkan Diana di atas bangku yang berada di pinggir jalan."Kamu tidak apa-apa, kan?" tanya pria itu.Diana yang begitu syok hanya bisa menatap pria itu

    Last Updated : 2024-06-24

Latest chapter

  • Talak Setelah Sah    Siapa yang tega?

    Satu minggu sudah Diana dan juga Aiden tinggal di luar kota, bukan hanya sekedar melakukan pengembangan bisnis. Namun, mereka seperti terlihat sedang melakukan bulan madu.Setelah pekerjaan selesai, Aiden akan mengajak Diana untuk pergi jalan-jalan. Aiden akan menghabiskan waktu bersama dengan Diana di luar, entah itu untuk makan, hanya sekedar jalan-jalan dan pergi untuk mencari jajanan khas daerah tersebut.Hari ini adalah hari terakhir Diana dan juga Aiden berada di kota tersebut, mereka berdua sedang berkeliling kota untuk mencari oleh-oleh.Aiden berkata mereka tidak perlu membeli oleh-oleh yang banyak, lagi pula dia tidak memiliki saudara yang banyak. Tante Alicia pun berada di luar negeri, beli oleh-oleh sedikit saja untuk Bagas dan juga asisten yang berada di rumahnya.Namun, Diana malah membeli banyak sekali makanan. Dia juga membeli beberapa kerajinan khas daerah sana seperti gelang dan juga kalung, bahkan dia juga memberi topi berhiaskan cangkang kerang."Yang, aku mau beli

  • Talak Setelah Sah    Aku mau minta dua kali, yes.

    Pada akhirnya, Diana dan juga Aiden memakan makanan yang sangat diinginkan oleh Diana itu. Diana memakan cumi pedas manis dengan irisan belimbing wuluh itu dengan raut wajah sumringah.Berbeda dengan Aiden, pria itu sesekali memejamkan matanya karena menahan rasa asam yang begitu menyengat di lidahnya. Air liurnya bahkan sampai hendak menetes."Yang, ini asem banget loh. Nanti kamu bisa sakit perut," ucap Aiden.Diana menolehkan wajahnya ke arah Aiden, lalu dia kembali fokus pada makanan yang ada di hadapannya. Tak ada niatan untuk wanita itu menghentikan kunyahannya."Yang, asem. Nanti sakit perut loh," ulang Aiden."Nggak akan dong, Yang. Ini sangat enak," jawab Diana dengan mulut yang penuh dengan makanan.Aiden tidak menyangka jika Diana akan memesan makanan yang membuat dirinya tersiksa, rasa asam dari belimbing wuluh itu benar-benar membuat dia seakan hendak muntah."Ya udah, kamu abisin makanannya, ya?" ujar Aiden.Aiden yang sudah merasa tidak tahan menghentikan kunyahannya, D

  • Talak Setelah Sah    Kalau gak mau, pasti akan bahaya.

    Di saat Aiden sedang melakukan meeting penting dengan klien, Diana benar-benar tertidur dengan begitu lelap. Wanita itu bahkan tidak mengingat untuk memakan apa pun, dia hanya merasakan lelah yang luar biasa.Padahal Dia a tidak banyak mengerjakan pekerjaan, tetapi wanita itu merasakan matanya seakan tidak bisa dibuka. Matanya ingin terus menutup dan tubuhnya seakan ingin menempel terus pada bantal.Alhasil, wanita itu kini masih terlelap dalam tidurnya. Terlebih lagi di sana tidak ada Aiden, tidak ada yang mengganggu waktu tidurnya sama sekali.Meeting penting yang dilakukan oleh Aiden ternyata menghabiskan banyak waktu, karena banyak hal yang harus dipertimbangkan.Terlebih lagi perusahaan cabang ini belum lama berdiri, Aiden harus benar-benar mengurus semuanya dengan sangat baik. Agar tidak salah dalam melangkah nantinya.Pukul 8 malam, Aiden bisa bernapas dengan begitu lega. Karena akhirnya dia bisa segera menemui istrinya, istri tercintanya yang sudah sangat dia rindukan."Akhirn

  • Talak Setelah Sah    Kok aku makin gendut, ya?

    "Hem! Kamu akan aku hukum dengan--"Dia tak meneruskan ucapannya, Aiden dengan cepat mendekatkan wajahnya pada wajah Diana, bibirnya dengan lincah langsung mengecupi leher jenjang istrinya.Padahal, mereka belum lama selesai bercinta. Akan tetapi, Aiden terlihat begitu berhasrat saat menatap wajah istrinya itu."Jangan, Mas. Aku lelah, hukumannya diganti sama yang lain aja. Nanti aku bisa pingsan," ucap Diana mengiba.Bercinta dengan Aiden memang selalu membuat dia merintih penuh nikmat, tetapi jika terus-menerus melakukannya, rasanya dia benar-benar tidak sanggup."Tapi aku-nya pengen, Yang." Aiden kembali mencumbui bibir istrinya.Namun, dengan cepat Diana menghindari pria itu. Bukannya dia ingin membantah, tetapi ini di kantor. Pekerjaan Aiden sudah terbengkalai, jika mereka kembali bercinta, maka pekerjaan tidak akan selesai juga."Sayang! Pekerjaannya diselesaikan dulu, nanti malem aku kasih lagi," ucap Diana seraya tersenyum dengan begitu manis agar suaminya itu luluh.Awalnya w

  • Talak Setelah Sah    Bersiaplah, kamu harus dihukum.

    Diana tetap menggoyangkan pinggulnya di atas tubuh suaminya, tetapi tidak lama kemudian dia langsung tertawa karena tidak tahan melihat kekesalan di wajah suaminya.Semakin hari dia semakin mengenal sifat dari suaminya, menurutnya Aiden adalah pria yang baik. Pria yang penyayang dan juga pengertian. Namun, dia juga merupakan pria yang tidak ingin diganggu kalau sedang memiliki aktivitas yang serius."Jangan marah-marah, nanti malah nggak enak loh." Diana berkata dengan napas yang terengah-engah, karena saat ini dia sedang berusaha untuk mencapai puncak kenikmatan yang sebentar lagi akan dia dapatkan."Iya, Sayangku."Aiden tersenyum, lalu tangannya terulur untuk meremat kedua dada istrinya dengan begitu lembut. Tidak lama kemudian, bibir Aiden langsung menyambar ujung dada istrinya dengan rakus.Dia sesap dengan penuh gairah, dia perlakukan dada istrinya seperti sebuah makanan yang begitu nikmat untuk disantap."Enak, Yang." Diana merasakan kenikmatan yang begitu luar biasa saat ini.

  • Talak Setelah Sah    Kemasukan setan apa dia?

    "Ada apa? Kenapa kamu gelisah seperti itu?" tanya Bagas.Diana langsung menolehkan wajahnya ke arah Bagas, dia berusaha untuk tersenyum manis ke arah ayahnya tersebut. Walaupun dia menduga ada orang yang membuntuti dirinya, tetapi dia tidak bisa mengatakan hal itu begitu saja kepada Bagas.Dia takut jika ayahnya tersebut akan ketakutan, dia takut jika ayahnya akan banyak pikiran. Karena tentunya itu akan berpengaruh terhadap kesehatan dari ayahnya tersebut."Tidak apa-apa, aku hanya kepikiran mas Aiden saja. Dia selalu saja capek dalam bekerja, hari ini aku nggak ikut kerja. Pasti dia akan begitu sibuk," ucap Diana beralasan.Bagas langsung menganggukkan kepalanya, dia membenarkan apa yang dikatakan oleh putrinya. Menantunya itu memang orang yang sangat bekerja keras dalam kesehariannya."Kalau seperti itu, seharusnya tadi kamu tidak usah mengantar Bapak. Bapak kan' bisa pergi dengan sopir," ucap Bagas."Eh? Nggak kayak gitu juga, Pak. Bapak tetap yang terpenting, karena mengurusi Bap

  • Talak Setelah Sah    Mencurigakan

    Aiden berteriak-teriak memanggil nama istrinya, dia mencari-cari istrinya dari mulai kamar mandi sampai walk in closet tapi tidak ada.Aiden yang memiliki rasa trauma setelah Diana diculik merasa ketakutan, dia langsung berlari keluar dari dalam kamarnya. Dia ingin berlari ke dapur untuk mencari istrinya.Sungguh dia berharap jika istrinya ada di sana, karena kehausan Diana pergi ke dapur untuk minum, pikirnya.Saat melewati ruang keluarga, Aiden berpapasan dengan bibi. Aiden tentu saja menghentikan langkahnya, karena ingin bertanya kepada bibi. Namun, bibi malah menutup matanya dan membalikkan tubuhnya."Bibi kenapa? Kenapa malah bersikap seperti itu? Saya mau tanya tentang Diana, Bi. Ke mana dia? Apakah ada di dapur?" tanya Aiden.Aiden bertanya dengan tidak sabar kepada bibi, sedangkan bibi terlihat begitu enggan untuk melihat majikannya tersebut."Anu, Den. Nyonya Diana di kamar pak Bagas, tadi dia sesak napas. Jadi Nyonya sedang mengurusi bapaknya," jawab Bibi.Mendengar jawaban

  • Talak Setelah Sah    Takut

    "Anu, Tuan. Itu---"Bibi malah menggaruk pelipis kanannya, dia seperti kebingungan mau mengatakan Siapa yang datang ke sana."Siapa, Bi? Katakan saja," ujar Aiden."Calon besan gak jadi, Den."Aiden hanya bisa menghela napas berat ketika mengetahui siapa yang datang, dua orang yang sangat tidak ingin dia temui itu malah datang ke rumahnya.Kesalahannya memang murni diciptakan oleh Angel, tapi tetap saja dia tidak ingin bertemu dengan kedua orang tua wanita itu. Walaupun mereka tidak ikut andil dalam apa yang dilakukan oleh Angel."Ada apa datang kemari? Kenapa begitu memaksakan untuk datang di saat larut malam seperti ini?" tanya Aiden dengan wajah datarnya.Amira dan juga Arkan la terlihat saling pandang mendengar pertanyaan dari Aiden, karena pada kenyataannya mereka sudah datang dari dua jam yang lalu.Mereka membutuhkan bantuan dari Aiden, maka dari itu mereka hanya menunggu Aiden yang mungkin sedang bergulat dengan istrinya, pikirnya."Kami sudah dua jam berada di sini, maaf kala

  • Talak Setelah Sah    Siapa mereka?

    Dia yang memilih genre film tersebut, tetapi kini dia sendiri yang tersiksa. Karena ternyata film tersebut banyak adegan kiss-nya, bahkan ada adegan di mana seorang wanita begitu agresif dalam mencari perhatian seorang pria.Pria itu ternyata gampang tergoda dan pada akhirnya mereka berakhir di atas ranjang, walaupun tidak diperlihatkan detailnya seperti apa, tetapi tetap saja hal itu membuat Aiden panas dingin."Yang!" rengek Aiden.Diana sebenarnya merasa kasihan melihat raut wajah suaminya, tetapi dia sengaja tidak memberikan respon yang baik kepada suaminya tersebut."Jangan berisik, Mas. Jangan kaya anak kecil deh," bisik Diana yang tidak mau membuat orang lain terganggu dengan suaranya.Aiden langsung menekuk wajahnya, dia menegakkan tubuhnya lalu memfokuskan pandangannya pada layar besar yang ada di hadapannya.Dia bertekad di dalam hatinya tidak akan menolehkan wajahnya ke arah Diana, karena menoleh sedikit saja ke arah istrinya itu menjadi hal yang sangat berbahaya bagi dirin

DMCA.com Protection Status