Share

38. Senyum yang Kembali

Sudah sepekan sejak kematian Ibu, aku tetap masih menguatkan diri untuk bisa legowo dan menerima kenyataan pahit ini. Memang terasa begitu berat, namun saat ini aku sudah bisa mulai menguasai diri dengan keadaan.

Betapa beruntungnya aku masih ditemani oleh orang-orang baik seperti Bu Imah dan juga Reni di setiap harinya. Seperti halnya yang terjadi pagi ini.

"Ra, kita main ke air terjun aja yok nanti, mau nggak? Kita jalan-jalan biar nggak sumpek dirumah, mau nggak?" tanya Reni pada pagi hari itu setelah mengantarkan makanan.

Mataku memicing, melirik tajam ke arah sahabatku ini.

"Kapan-kapan aja ya Ren, lagi males keluar nih," tolakku seperti biasa. Kemudian aku mulai melempar pandangan pada hamparan bukit yang berada jauh di belakang rumah. Semilir angin lirih terasa menelisik wajahku yang sedang kehilangan aura nya kini.

"Iya wis iya, nggak apa-apa. Tapi janji ya lain waktu kita akan pergi jalan-jalan kesana," ucap Reni sambil meraih sendok dan menyuap satu sendok penuh nasi dengan s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status