Share

42. Sebuah Pernikahan

"Maukah kamu menikah denganku, Nara?" tanya Om Juna yang sekarang menghadapkan wajahku telat di hadapannya.

Om Juna berkata sembari menunjukkan sebuah cincin emas dengan permata indah di atasnya. Cincin yang masih berdiri dengan anggunnya di dalam sebuah kotak beludru berwarna merah.

Aku benar-benar sangat terkejut. Aku pun sama sekali tidak menyangka jika Om Juna tiba-tiba saja mengeluarkan cincin itu dari tempatnya dan melamar ku di depan Pak RT dan juga yang kainnya.

Mataku saling bertatap dengan Om Juna tanpa sedikitpun bisa berkedip. Lidahku terlalu kelu untuk bisa menjawab. Seluruh tubuhku menjadi panas seketika saat ku rasa darahku sudah mulai mendidih.

"Terimalah, Nduk ..." Ucap Bulik Imah lirih di samping telingaku. Aku tersadar kembali saat Bulik Imah maju dan merangkul pundak ku. Dia yang sekarang menjadi pengganti dari ibuku. Bulik Imah sudah memperlakukan ku seperti anaknya sendiri.

Reni pun maju dan mulai menyusul dari sebelah kiri ku. Dia mendekat dan ikut merangkul pun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status