Share

21. Maafkan Aku, Reni

Ya Tuhan ... Aku masih terus memegangi dadaku dan memastikan jantungku ini masih berada pada tempat yang seharusnya. Kesadaranku kini sudah kembali penuh.

Dari tempatku duduk sekarang, aku melihat es cendol yang tadi dibungkus oleh Reni untuk Ibunya di rumah telah tumpah, pecah dan berserakan di jalan. Aku berdiri dan mendekati sepeda motorku yang sedang diangkat oleh beberapa orang. Kulihat dengan seksama, goresan-goresan dan luka lecet di seluruh body motor satu-satunya peninggalan dari mendiang Bapak.

Meskipun ini hanya sebuah mesin bagi orang lain, tapi benar-benar terasa sakit hatiku melihatnya. Almarhum Bapak sangat menyayangi motor ini dan selalu merawatnya. Seumur-umur bapak memakainya, satu goresan kecil pun tidak pernah tercetak di motor ini. Lalu setelah itu ku dekati Reni.

Luka yang Reni dapatkan sebagai pembonceng jauh lebih banyak dn lebih parah daripada lukaku. Tapi, bukan hanya tentang kecelakaan ini saja yang aku risaukan sekarang. Bukan hanya sekadar tentang Reni, mot
Yasmin_imaji

heeemmm... jadi berdebar-debar nih yang nulis...

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status