Beranda / Fantasi / Takdir Di Bawah Langit Naga / Bab 236: Kedatangan Long Yu, Sang Naga Hitam

Share

Bab 236: Kedatangan Long Yu, Sang Naga Hitam

Penulis: ACANKUN
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-08 22:15:24

Saat kekacauan pertempuran semakin memuncak dan harapan hampir hilang serta kematian kakak seperguruan Xiao Feng yang telah mengorbankan diri dari peperangan itu. Bai Ling tiba-tiba menunjuk ke arah langit, seolah melihat satu harapan yang akan segera datang. "Feng'Ge! Lihat ke atas!" serunya dengan nada bergetar.

Melihat hal itu, Xiao Feng segera mendongak, melihat kearah yang sama. Di antara awan gelap dan kilat yang menyambar, muncul sosok pria yang melayang perlahan, auranya menyelimuti medan perang dengan tekanan luar biasa. Tubuhnya diselimuti kilauan hitam pekat seperti sisik naga, sementara matanya menyala tajam seperti emas cair. Rambut hitam panjangnya berkibar diterpa angin, memberi kesan seorang pendekar yang tak tertandingi.

"Itu... Long Yu," gumam Xiao Feng dengan nada tidak percaya.

Luo Yunhai, pemimpin kelompok Bendera Biru, mengernyit, matanya menyipit penuh waspada. "Long Yu? Siapa dia?" tanyanya.

Xiao Feng mengatur napasnya, masih terpaku pada pria di udara itu. "Di
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 237: Kebangkitan Bayangan Laut

    Pasukan Bendera Biru yang tadinya terpecah belah kini berdiri diam, terpaku melihat tubuh pemimpin mereka, Luo Yunhai, yang tergeletak di tanah. Namun, ketenangan itu tiba-tiba berubah menjadi keterkejutan ketika tubuh Luo Yunhai perlahan bergerak. Dengan langkah gontai, ia bangkit berdiri, darah menetes dari sudut bibirnya, tetapi matanya menyala penuh kebencian dan tekad.“Jangan pikir aku akan mati semudah itu,” suara Luo Yunhai terdengar serak namun penuh kemarahan, menggema di seluruh arena. "Aku... adalah Pelaut Bayangan Laut! Tak ada yang bisa menjatuhkanku!"Sorakan pasukan Bendera Biru kembali pecah. Mereka berteriak penuh semangat, seolah kebangkitan Luo Yunhai membakar kembali nyali mereka yang sempat memudar. Mereka mulai bergerak lagi, mengepung Xiao Feng dan Bai Ling yang kini semakin kelelahan.Xiao Feng memandang Luo Yunhai dengan tajam, napasnya memburu. "Orang ini... bagaimana dia bisa bertahan dari serangan itu?" pikirnya. Luka di tubuh Luo Yunhai memang jelas terli

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-09
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 1: Bayang-Bayang di Balik Langit Naga

    Angin berhembus lembut di antara pepohonan pinus yang menjulang tinggi, menggoyangkan dedaunan seperti melodi lembut. Di tengah hutan, sebuah dojo kecil berdiri kokoh, tempat di mana para murid berkumpul untuk mengasah kemampuan bela diri mereka. Di sinilah Xiao Feng berlatih, di bawah bimbingan Shifu Yan, seorang guru yang dihormati dan bijaksana. Dengan tatapan penuh harapan, ia memfokuskan diri pada gerakan-gerakan yang diajarkan.Hari itu, pelatihan terasa berbeda. Ada ketegangan di udara, seolah-olah alam merasakan peristiwa yang akan datang. "Feng, ingat, kekuatan bukan hanya berasal dari fisik, tetapi juga dari dalam diri," suara Shifu Yan mengalun lembut namun tegas, mengingatkan Xiao Feng untuk selalu memperhatikan keseimbangan antara kekuatan dan ketenangan dalam hidupnya.Pemuda itu tersenyum tipis sebelum akhirnya menjawab. "Ya, Shifu," jawab Xiao Feng, sambil mengatur napasnya. Dengan keahlian yang terasah, ia melanjutkan gerakan pedangnya, menghindari bayang-bayang yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 2: Arti Dalam Sebuah Perjalanan

    Entah keajaiban apa yang saat ini terjadi. Ia terbangun, semuanya sudah terlambat. Saat ini, hanya ada suara desiran angin malam disertai suara hewan yang ikut bernyanyi seakan menangis di kesunyian malam. Dojo yang dulunya megah kini telah hancur. Tidak ada lagi suara tawa atau pelajaran berharga yang akan di ajarkan Sang guru, bahkan tidak hanya itu, teman-temannya bahkan ikut terbunuh, entah kapan itu terjadi. Satu hal yang ia tidak mengerti, bagaimana mungkin saat ini ia masih bisa bernafas. Hanya ada kesunyian yang menyesakkan saat ini, dan bayangan gurunya yang akan menghantui setiap hari di tempat tersebut.Rasa sakit dan kepedihan menyelimutinya seperti selimut yang sangat berat. Satu-satunya suara yang ia dengar adalah detakan jantungnya yang berpacu cepat, berdegup keras dalam kesunyian yang menyakitkan. Kenangan akan senyum Shifu Yan berkelebat dalam benaknya, mengingatkannya pada pelajaran-pelajaran berharga yang selama ini diajarkan. "Kekuatan berasal dari dalam," suara S

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 3: Sebuah Pertemuan Dan Takdir

    Saat Xiao Feng melanjutkan perjalanannya, hari-harinya dipenuhi pelatihan keras dan refleksi mendalam tentang tujuannya. Ia berjalan melalui desa-desa kecil, menanyai penduduk tentang Yin Mo Sect dan mencari informasi lebih lanjut mengenai keberadaan mereka. Di setiap langkah, ia merasakan beban kesedihan dan kemarahan, tetapi juga kekuatan baru yang muncul dari tekadnya untuk membalas dendam.Suatu pagi, ia tiba di desa kecil bernama Ling Shan, yang dikenal karena keindahan alamnya. Di sini, penduduknya hidup damai, tetapi ada aura ketakutan yang melingkupi mereka. Xiao Feng merasa ada sesuatu yang tidak beres ketika ia bertemu dengan seorang lelaki tua, Liang, yang duduk di depan sebuah kedai teh.Kedatangan Xiao Feng tentu menarik banyak perhatian, salah satu diantaranya ialah seorang lelaki tua "Apa yang membuatmu datang ke desa kami, pemuda?" tanya Liang, menatapnya dengan tatapan tajam.Xiao Feng hanya bisa terdiam sesaat, sebeluma akhirnya ia menjawab "Aku mencari informasi ten

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-13
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 4: Bayangan Gelap di Atas Desa

    Setelah beberapa bulan di bawah bimbingan guru tua, Xiao Feng merasa lebih siap menghadapi tantangan yang menghalangi jalannya. Setiap latihan mengajarinya tentang kontrol diri, kekuatan, dan fokus. Saat ini, setiap gerakan dan napas terasa lebih terarah, seolah-olah tubuh dan energinya bekerja dalam harmoni yang selaras.Namun, ada satu hal yang selalu membayangi pikirannya—Yin Mo Sect. Meskipun pelatihan telah mempersiapkan fisiknya, kemarahan dan rasa sakit dari kehilangan Shifu Yan terus menyala dalam hatinya, membuat api kecil membara menjadikannya api besar yang tak kunjung padam.Waktu kembali berjalan cepat. Xiao Feng yang sudah memulai perjalanan kembali menuju desa Ling Shan merasakan hatinya berdebar-debar saat ia melintasi jalan yang sama. Perasaannya campur aduk. Ia tahu bahwa banyak hal telah berubah, tetapi tidak ada yang lebih menyakitkan daripada kenangan akan desa dan orang-orang yang dicintainya yang telah mati.Saat tiba di desa, suasana terasa mencekam. Penduduk t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 5: Rencana Penyerangan

    Setelah beberapa hari merencanakan strategi, Xiao Feng dan Ling Yu memutuskan untuk mengumpulkan sekutu dari desa-desa terdekat. Mereka membuat rencana untuk mengunjungi desa Shui Lin, yang terkenal dengan pendekar-pendekarnya yang tangguh dan keterampilan bertarung yang mumpuni. Xiao Feng yakin bahwa jika mereka bisa mendapatkan dukungan dari mereka, kekuatan desa Ling Shan akan meningkat secara signifikan.Pagi itu, dengan matahari yang baru muncul di cakrawala, Xiao Feng dan Ling Yu berangkat ke desa Shui Lin. Mereka mengendarai kuda, melintasi ladang hijau yang membentang di antara bukit-bukit, merasakan angin sejuk menyapu wajah mereka. Di sepanjang jalan, mereka berdiskusi tentang rencana dan harapan mereka.“Jika kita bisa mendapatkan dukungan dari kepala desa Shui Lin, kita mungkin bisa mendapatkan lebih banyak pendekar untuk bergabung dengan kita,” ujar Xiao Feng, bersemangat.Ling Yu mengangguk. “Aku mendengar bahwa kepala desa adalah seorang pendekar hebat yang pernah menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 6: Bisikan Bayangan dan Keputusan

    Setelah menempuh perjalanan melelahkan melalui jalur berbatu dan hutan lebat, akhirnya Xiao Feng dan kelompoknya tiba di kaki Gunung Hitam. Kabut tebal menyelimuti puncak gunung, menciptakan suasana yang mencekam. Suara gemuruh dari kejauhan memberi tanda bahwa bahaya semakin dekat.“Mari kita bersiap,” bisik Ling Yu kepada Xiao Feng. “Kita tidak tahu apa yang menanti kita di dalam sana.”Xiao Feng mengangguk, matanya menyapu sekeliling. “Kita harus tetap bersatu dan hati-hati. Jika kita terpisah, kita akan menghadapi risiko yang lebih besar.”Mereka mulai merangkak naik, menelusuri jalur sempit yang menuju markas kelompok aliran sesat. Saat mereka mendekati puncak, suara gaduh dan teriakan bisa terdengar dari kejauhan. Suasana yang biasanya tenang kini berubah menjadi hiruk-pikuk, menciptakan ketegangan di dalam hati setiap orang yang ikut serta.Ketika mereka sampai di puncak, pemandangan yang menakutkan menyambut mereka. Di depan, sebuah bangunan besar terbuat dari batu gelap menju

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 7: Perjalanan ke Gunung Tianmu

    Waktu berjalan cukup cepat, setelah perjalanan yang melelahkan, Xiao Feng dan kelompoknya kembali ke desa, seolah melupakan kejadian yang cukup menyakitkan beberapa saat lalu. Mereka bahkan sempat berfikir, apakah ini sebuah keajaiban atau hanya sebuah keberuntungan.Langit malam berkilauan dengan bintang-bintang, tetapi hati mereka dipenuhi kegelisahan. Setelah pertempuran di Gunung Hitam, meskipun kemenangan ada di tangan mereka, ancaman dari kelompok aliran sesat masih terasa menggantung.Xiao Feng berdiri di tepi desa, memandang ke arah cakrawala yang jauh. “Mengapa rasanya belum berakhir?” gumamnya pelan. Pikiran tentang sekte dan kekuatannya yang luar biasa tak bisa meninggalkannya. Pertarungan itu hanyalah permulaan. Dia tahu bahwa musuh memiliki rencana yang jauh lebih besar.“Kau terlihat khawatir.” Suara lembut terdengar dari belakangnya.Xiao Feng menoleh dan melihat Ling Yu berdiri dengan anggun, rambut hitamnya yang panjang berkilauan di bawah sinar rembulan. Tatapannya l

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15

Bab terbaru

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 237: Kebangkitan Bayangan Laut

    Pasukan Bendera Biru yang tadinya terpecah belah kini berdiri diam, terpaku melihat tubuh pemimpin mereka, Luo Yunhai, yang tergeletak di tanah. Namun, ketenangan itu tiba-tiba berubah menjadi keterkejutan ketika tubuh Luo Yunhai perlahan bergerak. Dengan langkah gontai, ia bangkit berdiri, darah menetes dari sudut bibirnya, tetapi matanya menyala penuh kebencian dan tekad.“Jangan pikir aku akan mati semudah itu,” suara Luo Yunhai terdengar serak namun penuh kemarahan, menggema di seluruh arena. "Aku... adalah Pelaut Bayangan Laut! Tak ada yang bisa menjatuhkanku!"Sorakan pasukan Bendera Biru kembali pecah. Mereka berteriak penuh semangat, seolah kebangkitan Luo Yunhai membakar kembali nyali mereka yang sempat memudar. Mereka mulai bergerak lagi, mengepung Xiao Feng dan Bai Ling yang kini semakin kelelahan.Xiao Feng memandang Luo Yunhai dengan tajam, napasnya memburu. "Orang ini... bagaimana dia bisa bertahan dari serangan itu?" pikirnya. Luka di tubuh Luo Yunhai memang jelas terli

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 236: Kedatangan Long Yu, Sang Naga Hitam

    Saat kekacauan pertempuran semakin memuncak dan harapan hampir hilang serta kematian kakak seperguruan Xiao Feng yang telah mengorbankan diri dari peperangan itu. Bai Ling tiba-tiba menunjuk ke arah langit, seolah melihat satu harapan yang akan segera datang. "Feng'Ge! Lihat ke atas!" serunya dengan nada bergetar.Melihat hal itu, Xiao Feng segera mendongak, melihat kearah yang sama. Di antara awan gelap dan kilat yang menyambar, muncul sosok pria yang melayang perlahan, auranya menyelimuti medan perang dengan tekanan luar biasa. Tubuhnya diselimuti kilauan hitam pekat seperti sisik naga, sementara matanya menyala tajam seperti emas cair. Rambut hitam panjangnya berkibar diterpa angin, memberi kesan seorang pendekar yang tak tertandingi."Itu... Long Yu," gumam Xiao Feng dengan nada tidak percaya.Luo Yunhai, pemimpin kelompok Bendera Biru, mengernyit, matanya menyipit penuh waspada. "Long Yu? Siapa dia?" tanyanya.Xiao Feng mengatur napasnya, masih terpaku pada pria di udara itu. "Di

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 235: Gugurnya Para Pendekar

    Pada saat ini, pertempuran terus berlangsung dalam kekacauan yang semakin mencekam. tampak darah mengalir, membasahi tanah, mengotori pasar gelap yang kini berubah menjadi medan perang. Terdengar jelas, rintihan kesakitan bercampur dengan suara denting pedang dan teriakan para prajurit yang masih bertarung.Sementara itu Xiao Feng masih bertarung sengit melawan Luo Yunhai yang saat ini masih menunjukkan aksinya dalam sebuah peperangan. Sementara Bai Ling mulai tampak ragu dalam mengambil tindakan. Matanya melirik ke arah rekan-rekannya yang semakin terdesak, terutama Xiao Feng, ia bingung harus berbuat apa dalam kondisi seperti ini.**Di satu sisi Qing Yue sedang mengayunkan tombaknya dengan kekuatan terakhir yang ia miliki, mencoba menahan pasukan musuh yang semakin ganas. "Lin Mei! Bertahanlah!" serunya dengan napas tersengal. Namun, Lin Mei sudah sangat kelelahan, tubuhnya penuh luka, dan pedangnya bergetar lemah di tangannya, seolah ingin segera mengakhiri hidupnya, menyerah dala

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 234: Dalam Kepungan Tak Berujung

    Saat ini. Tekanan dari segala sisi semakin terasa berat. Pasukan Bendera Biru yang terus berdatangan seperti ombak tak berujung membuat kelompok Xiao Feng semakin terdesak. Meski mereka telah bertarung mati-matian, kelelahan mulai terlihat di wajah mereka. Napas mereka tersengal-sengal, keringat bercucuran, dan luka-luka di tubuh mulai bertambah.Tepat berada di tengah medan pertempuran, Xiao Feng masih bertahan melawan Luo Yunhai, meskipun tubuhnya sudah terasa sangat berat, karena melepaskan begitu banyak tenaga pada serangan sebelumnya. Tampak Pedang Pembalik Surga di tangannya sedikit gemetar, tetapi sorot matanya tetap tajam.Sementara itu Luo Yunhai, dengan trisula besarnya, masih berdiri di depannya seperti gunung yang tak tergoyahkan."Menyerahlah, Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara tenang namun dingin. "Kau mungkin kuat, tapi kau sudah terlalu lelah. Kau tak akan bisa melindungi teman-temanmu. Sebentar lagi, mereka akan mati satu per satu."Mendengar kalimat itu, Xiao F

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 233: Bayangan di Tengah Kepungan

    Pada saat mencoba untuk melarikan diri dari kejaran musuh. Udara malam yang dingin diwarnai suara ribuan langkah kaki yang menggema dari arah berlawanan terdengar jelas di telinga. Dari dalam kegelapan, terlihat bendera-bendera biru berkibar dengan lambang ombak yang meliuk di tengahnya. Pasukan ini bukanlah sembarang pasukan, mereka adalah kelompok Bendera Biru, yang terkenal akan kekuatan mereka di wilayah laut dan perbudakan internasional.Pemimpinnya tidak lain ialah Luo Yunhai, yang dikenal sebagai Pelaut Bayangan, ia saat ini tampak berdiri di atas bukit kecil di depan pasukannya. Tubuhnya tinggi dengan sorot mata dingin yang seperti menembus tulang, rambut hitam panjangnya berkibar tertiup angin. Ia memegang sebuah trisula besar berwarna biru keperakan, senjata yang menjadi ciri khasnya."Jadi, kau Xiao Feng," ujar Luo Yunhai dengan suara yang berat namun tajam, seperti suara ombak menghantam karang. "Kau membunuh Zhang Tianbao, menghancurkan kelompok Yu Zhi, dan kini mencoba m

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 232: Pertarungan Tanpa Akhir

    Tubuh Yang Zhan telah diamankan oleh Lin Mei dan Jian Hong ke tempat yang lebih aman, meski mereka masih dikepung oleh musuh dari segala arah. Bai Ling menciptakan dinding es tebal untuk melindungi mereka sementara Qing Yue terus menyerang dengan tombaknya, matanya memerah penuh kemarahan.Namun, musuh tidak memberi mereka waktu untuk berduka. Pasukan Bendera Merah, dengan jumlah yang terus bertambah, mulai mendobrak pertahanan Bai Ling dan menyerang kembali dengan kekuatan penuh. Di tengah kekacauan itu, Xiao Feng maju ke depan, melindungi yang lain sambil menghadapi Yu Zhi, pemimpin pasukan tersebut.Yu Zhi, dengan senjata pedang berwarna hitam pekat yang bersinar dengan aura gelap, maju dengan penuh percaya diri. "Jadi, kau Xiao Feng, si pendekar yang membunuh Zhang Tianbao. Menurutku, kau tidak sehebat yang diceritakan."Xiao Feng memutar Pedang Pembalik Surga di tangannya, menatap Yu Zhi dengan dingin. "Kau akan segera tahu mengapa aku disebut seperti itu."Mereka berdua melompat

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 231: Pengorbanan Seorang Pendekar

    Pada saat situasi semakin memanas, di tengah medan yang penuh darah dan jeritan, Yang Zhan berdiri tegak dengan tombak panjangnya, napasnya mulai memburu, keringat sudah bercucuran, membasahi hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sorot matanya tetap tajam, seolah tidak menunjukkan rasa ketir sedikitpun. Ia mengamati ratusan musuh yang mengepungnya. Tubuh besar dan kekuatannya membuatnya menjadi pusat perhatian di medan perang, terutama bagi pasukan Bendera Merah yang mulai menyerangnya dari segala arah."Ayo! Siapa lagi yang ingin mati?!" teriak Yang Zhan dengan suara menggelegar. Ia memutar tombaknya, menciptakan angin kuat yang menyapu musuh di sekitarnya. Beberapa orang terlempar ke belakang, tulang mereka patah hanya dengan satu serangan."Zhan-ge, jangan terlalu memaksakan diri!" teriak Lin Mei dari kejauhan, yang masih bertarung dengan kelompok lainnya.Mendengar hal itu, ia segera menoleh lalu menjawab, "Tenang saja! Aku akan memastikan tak satu pun dari mereka bisa mendekatimu!"

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 230: Kepungan Pasukan Bendera Merah

    Setelah pertarungan sengit dengan Han Feng dan berhasil membunuhnya, Xiao Feng dan rombongannya bersiap meninggalkan pasar gelap yang kini sunyi. Udara terasa berat dengan bau darah yang masih menguar, dan langit mulai gelap, seolah menggambarkan ketegangan yang belum berakhir saat itu.Namun, langkah mereka tiba-tiba terhenti ketika suara derap kaki dan gemuruh senjata menggema dari segala arah. Dari sudut-sudut jalan, gang-gang gelap, dan bahkan dari atap bangunan, muncul ratusan bahkan ribuan pasukan berseragam merah. Mereka adalah Pasukan Bendera Merah.Sorot obor menyala-nyala, menerangi raut wajah mereka yang penuh tekad dan kemarahan. Mereka berdiri rapat, mengepung Xiao Feng dan rombongannya dalam formasi yang tampak dirancang dengan sempurna. Seorang pria kurus dengan jubah merah berdiri di atas bangunan kayu yang dibawa oleh beberapa anak buahnya. Matanya penuh dendam, menatap lurus ke arah Xiao Feng."Xiao Feng!" teriak pria itu dengan suara lantang y

  • Takdir Di Bawah Langit Naga   Bab 229: Penjaga Besar dari Pasar Gelap

    Langkah kaki pria besar itu menggema di tengah pasar yang porak-poranda. Tubuhnya seperti gunung yang bergerak, dengan zirah hitam berkilauan yang melindungi tubuhnya. Kapak raksasa di tangannya tampak seperti cukup kuat untuk membelah batu besar hanya dengan sekali serangan. Sorot matanya tajam, penuh percaya diri, seolah-olah tahu bahwa ia adalah rintangan terakhir yang akan sulit dilewati."Kalian pikir bisa lolos begitu saja?" pria besar itu berbicara dengan suara berat seperti guntur. "Aku adalah Han Feng, Penjaga Besar dari pasar gelap ini. Tidak ada seorang pun yang bisa meninggalkan tempat ini hidup-hidup setelah membuat kekacauan seperti kalian."Yang Zhan dan Qing Yue tampak ragu sejenak setelah melihat kedatangan penjaga tersebut. Aura pria itu begitu menekan, dan kekuatan yang terpancar dari tubuhnya membuat mereka sedikit ketir. Qing Yue menggenggam erat pedangnya, sementara Yang Zhan menelan ludah, mencoba menenangkan dirinya.Namun, Xiao Feng mela

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status