Beranda / Fantasi / Takdir Di Bawah Langit Naga / Bab 6: Bisikan Bayangan dan Keputusan

Share

Bab 6: Bisikan Bayangan dan Keputusan

Setelah menempuh perjalanan melelahkan melalui jalur berbatu dan hutan lebat, akhirnya Xiao Feng dan kelompoknya tiba di kaki Gunung Hitam. Kabut tebal menyelimuti puncak gunung, menciptakan suasana yang mencekam. Suara gemuruh dari kejauhan memberi tanda bahwa bahaya semakin dekat.

“Mari kita bersiap,” bisik Ling Yu kepada Xiao Feng. “Kita tidak tahu apa yang menanti kita di dalam sana.”

Xiao Feng mengangguk, matanya menyapu sekeliling. “Kita harus tetap bersatu dan hati-hati. Jika kita terpisah, kita akan menghadapi risiko yang lebih besar.”

Mereka mulai merangkak naik, menelusuri jalur sempit yang menuju markas kelompok aliran sesat. Saat mereka mendekati puncak, suara gaduh dan teriakan bisa terdengar dari kejauhan. Suasana yang biasanya tenang kini berubah menjadi hiruk-pikuk, menciptakan ketegangan di dalam hati setiap orang yang ikut serta.

Ketika mereka sampai di puncak, pemandangan yang menakutkan menyambut mereka. Di depan, sebuah bangunan besar terbuat dari batu gelap menjulang, dikelilingi oleh pagar tinggi dan dijaga oleh banyak anggota kelompok tersebut. Di tengah pekarangan, mereka melihat seorang lelaki tua terikat di tiang, dengan kepala desa Shui Lin yang mereka cari.

“Lihat! Itu kepala desa!” seru Xiao Feng. “Kita harus menyelamatkannya!”

Namun, sebelum mereka bisa bergerak lebih jauh, tampak sekelompok anggota musuh mendatangi mereka, wajah mereka dipenuhi dengan kebencian dan kegelapan, bersiap membunuh para penyusup yang datang.

“Siapa yang berani masuk ke markas kami?” tanya salah satu pemimpin mereka, pria berbadan kekar yang mengenakan jubah hitam. Suaranya menggema di udara, menimbulkan rasa takut di antara penduduk desa.

“Aku Xiao Feng!” teriak Xiao Feng, keberaniannya mendorongnya untuk maju. “Kami datang untuk menyelamatkan kepala desa dan tidak akan mundur tanpa perjuangan!”

Pria itu membuka matanya dengan lebar dengan senyum tipis di wajahnya, “Tahukah kau apa yang kau hadapi?” pria itu menjawab, menyeringai. “Kau tidak akan pernah bisa melawan kami. Kami memiliki kekuatan yang jauh melebihi yang bisa kau bayangkan.”

Sebelum Xiao Feng bisa menjawab semua itu, serangan dimulai tanpa aba-aba. Beberapa anggota musuh melesat ke arah mereka, menyerang dengan gerakan sangat cepat. Xiao Feng langsung melawan, mengangkat tangan dengan pedangnya, yang bersinar dalam cahaya matahari yang redup.

Shing...!!

Dia menghindari serangan pertama, kemudian melakukan serangan balasan yang cepat, membunuh satu orang yang baru saja berusaha menyerangnya. Tenaga dalam mengalir ditubuhnya, membuat setiap gerakan terasa lebih kuat dan akurat.

“Jangan biarkan mereka mendekat!” teriak Ling Yu, memimpin kelompoknya untuk membagi kekuatan dan menyerang secara bersamaan.

Pertarungan berkecamuk. Xiao Feng dan penduduk desa bersatu, berjuang melawan gelombang serangan dari anggota musuh. Suara pedang yang berbenturan, teriakan, dan rasa sakit saling bercampur, menciptakan suasana yang menegangkan, serta bau amis darah yang mulai menyebar di udara.

Mereka berhasil mengalahkan beberapa anggota sekte, tetapi jumlah musuh tampak tak ada habisnya. Meskipun mereka telah berlatih dan berjuang dengan semangat, Xiao Feng bisa merasakan bahwa mereka tidak cukup kuat untuk menghadapi semua ini.

“Bergabunglah dan fokus pada satu titik!” teriak Xiao Feng, berusaha mengoordinasikan serangan mereka. Dia memimpin mereka untuk menyerang pemimpin anggota sekte tersebut, berharap untuk mematahkan semangat musuh.

Di tengah pertarungan, Xiao Feng melihat bahwa kepala desa masih terikat di tiang. “Kita harus membebaskannya!” teriaknya kepada Ling Yu.

Ling Yu mengangguk dan berlari ke arah tiang tempat kepala desa diikat, berusaha memotong tali yang mengikatnya. Namun, anggota dari kelompok musuh tersebut segera menyadari niatnya dan mencoba menghentikan wanita itu.

Dengan segenap tenaga, Xiao Feng menerjang ke depan, menghalangi musuh yang berusaha mendekat. Dia melawan dengan sekuat tenaga, merasakan adrenalin memompa. Setiap gerakan yang dilakukannya dipenuhi dengan tekad untuk melindungi orang-orang yang dicintainya.

Sesaat kemudian dengan usaha yang tidak sedikit, Ling Yu berhasil memotong tali yang mengikat kepala desa. “Aku sudah bebas!” teriak kepala desa, segera berdiri dan mengambil pedangnya, berniat untuk ikut serta dalam pertarungan yang sedang berkecamuk.

Bersama-sama, mereka melawan kembali. Kepala desa yang berpengalaman memberikan instruksi kepada penduduk desa, memimpin mereka dalam pertempuran. Meskipun jumlah mereka lebih sedikit, kombinasi kekuatan dan strategi mulai mengubah jalannya pertempuran.

Namun, saat pertempuran berlanjut, situasi semakin memburuk. Xiao Feng merasakan kelelahan mulai merayap, dan sepertinya mereka tidak dapat bertahan lebih lama lagi.

“Feng! Kita perlu mundur!” teriak Ling Yu, menyadari bahwa mereka mungkin tidak akan bisa menang.

Xiao Feng menarik nafas beberapa kali sebelum ia menjawab perkataan wanita itu, “Aku tidak akan mundur! Kita tidak bisa kalah di sini!” jawab Xiao Feng, keberanian menyala di dalam hatinya. “Kita harus menemukan cara untuk mengalahkan mereka!”

Dia teringat kata-kata guru tuanya tentang Kitab Dewa Naga. Saat itu, dia merasa ada sesuatu yang membara di dalam dirinya, sebuah kekuatan yang belum sepenuhnya dia sadari.

Di tengah pertempuran, Xiao Feng menghentikan langkahnya sejenak dan menutup matanya. Dia mengingat semua latihan dan bimbingan yang dia terima dari guru tua, dan bagaimana mengendalikan KI dalam tubuhnya. Dia membayangkan energi naga yang mengalir melalui dirinya, menyatu dengan kekuatan alam.

Ketika dia membuka mata, sebuah cahaya bersinar dari telapak tangannya. Energi KI meluap, dan dia merasakan kekuatan luar biasa mengalir ke seluruh tubuhnya. Xiao Feng berteriak, “Kita bisa mengalahkan mereka! Bersiaplah!”

Kali ini, Xiao Feng memimpin serangan terakhir, berharap mereka dapat memberikan serangan yang cukup berarti. Dia menggunakan teknik yang baru saja dia pelajari, mengalirkan energi KI ke dalam pedangnya. Serangan itu menghantam musuh dengan kekuatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

Salah satu anggota sekte yang berada di depannya terjatuh, dan Xiao Feng merasakan tekadnya membara lebih dalam. “Sekarang, semua bersatu! Kita serang bersama-sama!” ucapnya kembali, berusaha memberikan semangat pada kelompoknya.

Mendengar seruannya, penduduk desa bersatu, melakukan serangan terakhir yang menggabungkan kekuatan dan keberanian mereka. Dalam momen yang dramatis, mereka berhasil memukul mundur beberapa anggota musuh.

Beberapa saat berlalu, setelah perjuangan yang cukup panjang, mereka berhasil memaksa anggota sekte mundur. Keberanian dan semangat kelompok itu berhasil mengalahkan musuh yang tampaknya tak terhentikan. Walaupun kelelahan Xiao Fengmerasa bangga dengan apa yang telah mereka capai saat ini.

“Apakah kita berhasil?” tanya Ling Yu, napasnya terengah-engah.

“Ya, kita berhasil, tetapi kita harus tetap waspada. Mereka mungkin akan kembali,” jawab Xiao Feng, sambil menatap ke arah markas Yin Mo Sect yang kini tampak sepi.

Ketika mereka membantu kepala desa dan penduduk desa yang terluka, Xiao Feng merasa ada yang baru bangkit dalam dirinya. Dia telah mengatasi rasa takut dan menemukan keberanian sejatinya. Dia tahu bahwa perjalanan ini adalah langkah awal menuju takdirnya di bawah langit naga.

“Mari kita pulang,” kata kepala desa. “Kita harus bersiap untuk apa pun yang akan datang.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status