Home / Fantasi / Takdir Di Bawah Langit Naga / Bab 4: Bayangan Gelap di Atas Desa

Share

Bab 4: Bayangan Gelap di Atas Desa

Setelah beberapa bulan di bawah bimbingan guru tua, Xiao Feng merasa lebih siap menghadapi tantangan yang menghalangi jalannya. Setiap latihan mengajarinya tentang kontrol diri, kekuatan, dan fokus. Saat ini, setiap gerakan dan napas terasa lebih terarah, seolah-olah tubuh dan energinya bekerja dalam harmoni yang selaras.

Namun, ada satu hal yang selalu membayangi pikirannya—Yin Mo Sect. Meskipun pelatihan telah mempersiapkan fisiknya, kemarahan dan rasa sakit dari kehilangan Shifu Yan terus menyala dalam hatinya, membuat api kecil membara menjadikannya api besar yang tak kunjung padam.

Waktu kembali berjalan cepat. Xiao Feng yang sudah memulai perjalanan kembali menuju desa Ling Shan merasakan hatinya berdebar-debar saat ia melintasi jalan yang sama. Perasaannya campur aduk. Ia tahu bahwa banyak hal telah berubah, tetapi tidak ada yang lebih menyakitkan daripada kenangan akan desa dan orang-orang yang dicintainya yang telah mati.

Saat tiba di desa, suasana terasa mencekam. Penduduk tampak gelisah, dan bisikan tentang ancaman dari Yin Mo Sect terus beredar Dimana-mana. Mehyadari hal itu Xiao Feng segera menuju ke kedai teh, untuk menenangkan pikiran yang semakin rumit, selain itu ia bermaksud untuk menemui salah satu orang. Ya Liang tempat pria tua itu biasanya duduk adalah tempat yang cocok untuk ia singgahi.Namun ia mendapati lelaki tua itu sedang berbicara dengan beberapa penduduk desa, wajahnya tampak begitu cemas, entah mengapa.

"Liang!" panggil Xiao Feng, melangkah maju, mendekat kearah pria tua itu.

Liang menoleh dan matanya menyala ketika melihat pemuda tersebut. "Xiao Feng! Kau kembali lebih cepat dari yang kuharapkan." Ungkapnya seolah merasa perduli dengan kehadiran pemuda itu.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Xiao Feng, khawatir.

Pria tua itu tidak langsung menjawab, melainkan menundukkan kepala beberapa saat, sebelum akhirnya membuka mulut "Yin Mo Sect baru saja mengancam kami lagi. Mereka meminta kami untuk menyerahkan semua yang kami miliki, atau mereka akan datang dengan kekuatan penuh," jawab Liang dengan nada serius. "Kami tidak memiliki banyak pilihan, dan penduduk desa sangat ketakutan." Ujarnya sembari mengepalkan tangan, seolah menaruh dendam begitu besar terhadap kelompok aliran sesat.

Mendengar hal itu kemarahan kembali menyala dalam diri Xiao Feng. "Aku tidak akan membiarkan mereka menghancurkan desa ini! Aku akan melawan mereka." Timpalnya sembari menggertakkan gigi, berusaha menahan amarah.

Liang mengguncang kepalanya beberapa kali. "Kau harus hati-hati, anak muda. Kekuatan mereka jauh lebih besar dari yang bisa kau bayangkan. Jangan biarkan emosimu menguasaimu." Ujar pria itu kembali mengingatkan.

"Aku tidak akan mundur," tekad Xiao Feng membara. "Aku tidak akan membiarkan orang-orang yang kucintai menderita lagi." Timpalnya memastikan. “Permisi.”

Tanpa menunggu tanggapan Liang, Xiao Feng segera berangkat mencari tahu informasi lebih lanjut tentang rencana Yin Mo Sect. Dia berjalan menuju tempat pertemuan penduduk desa, di mana mereka berkumpul dan membahas situasi yang semakin genting.

Ketika tiba ditempat yang ia tuju, ia melihat di tengah kerumunan, seorang wanita muda berdiri, wajahnya tampak tegas meskipun matanya penuh kekhawatiran. Xiao Feng mengenal wanita itu; dia adalah Ling Yu, putri kepala desa. “Kita tidak bisa menyerah pada ancaman mereka,” ujarnya dengan suara lantang. “Kita harus melawan dan mempertahankan desa kita!”

Mendengar kalimat yang terlontar keluar dari mulut wanita tersebut. Suara gemuruh dukungan memenuhi udara, tetapi Xiao Feng merasakan ada sesuatu yang kurang. Dia tahu mereka membutuhkan strategi yang lebih baik daripada sekadar keberanian.

Setelah pertemuan itu, Xiao Feng menghampiri Ling Yu. “Kau berbicara dengan berani, tetapi kita perlu rencana,” ujarnya. “Yin Mo Sect tidak akan datang tanpa persiapan.”

Perkataan Xiao Feng membuat Ling Yu menatapnya dengan antusias, seolah baru saja menyadari kesalahn yang ia lakukan. “Apa yang kau sarankan?” tanya Wanita itu serius.

“Aku ingin kita mengumpulkan informasi tentang mereka,” jawab Xiao Feng. “Kita harus mengetahui kekuatan dan kelemahan mereka. Jika kita bisa mengumpulkan sekutu, mungkin kita bisa melawan mereka.”

Ling Yu mengangguk, matanya berbinar. “Aku setuju. Kita bisa meminta bantuan dari desa-desa terdekat. Jika kita bersatu, mungkin kita bisa mengusir mereka.” Timpalnya sembari mengepalkan tangan, ia merasa bersemangat dengan ide barusan.

Mereka mulai merencanakan strategi, mengumpulkan penduduk desa dan mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya. Xiao Feng merasa semangat yang membara, ia merasa bahwa dia tidak lagi sendirian. Bersama Ling Yu dan penduduk desa, dia membangun rencana untuk melawan Yin Mo Sect, salah satu kelompok aliran sesat yang menyebar teror.

Siang berlalu berganti dengan awan jingga di upuk timur. Malam itu, saat bintang-bintang bersinar cerah di langit, Xiao Feng dan Ling Yu menghabiskan waktu berbicara tentang harapan dan impian mereka. Ling Yu berbagi tentang keinginannya untuk menjaga desa dan semua orang yang dicintainya, sementara Xiao Feng menceritakan tentang perjalanan dan pelatihannya yang sudah ia lalui beberapa waktu belakangan.

“Mungkin kita bisa menjadikan desa ini tempat yang lebih aman,” ujar Ling Yu. “Aku percaya kita bisa mengalahkan mereka jika kita bersatu.” Ungkapnya sembari menatap Xiao Feng.

“Ya,” jawab Xiao Feng, merasa terinspirasi oleh semangatnya. “Bersama, kita bisa melawan apa pun.” Timpalnya memastikan.

Namun, di balik semangat tersebut, ada ketakutan yang terus menghantuinya. Dia tahu bahwa Yin Mo Sect akan segera datang, dan saat itu tiba, semuanya akan diuji, entah dia akan berhasil atau tidak. Apakah mereka cukup kuat untuk bertahan? Apakah semua usaha ini akan sia-sia?

Ketika malam semakin larut, Xiao Feng teringat akan kata-kata guru tua. "Ketakutanmu adalah kekuatanmu." Dia bertekad untuk mengubah ketakutannya menjadi kekuatan untuk melindungi orang-orang yang dicintainya.

Malam berganti hingga saat fajar menjemput diikuti suara kicauan burung yang mulai bernyanyi dan hembusan angin lembut, menyejukan suasanpagi. Saat matahari terbit, Xiao Feng bersiap untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Dia mempersiapkan senjata dan perlengkapan, siap untuk memimpin penduduk desa dalam menghadapi musuh yang sangat ditakuti. Dengan Ling Yu di sisinya dan penduduk desa yang telah bersatu, dia tahu bahwa mereka bisa menghadapi apa pun, meski tidak ada yang menjamin keselematan mereka.

“Bersiaplah!” teriak Xiao Feng kepada mereka. “Kita akan mengumpulkan informasi dan membangun kekuatan untuk melawan Yin Mo Sect! Kita tidak akan membiarkan mereka mengambil apa pun dari kita!” ujarnya memberikan semangat.

Suara sorakan memenuhi udara, mengisi semangat dan keberanian ke dalam hati setiap orang yang mendengarnya. Xiao Feng merasa ada api baru yang menyala dalam dirinya, dorongan untuk tidak hanya melawan musuh, tetapi juga untuk melindungi orang yang dicintai.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status