Home / Fantasi / Tabib Sakti Tak Terkalahkan / Bab 02. Melarikan diri.

Share

Bab 02. Melarikan diri.

Author: Zayn Z
last update Last Updated: 2024-07-02 08:23:04

Bab 02. Melarikan diri.

Di sudut gelap sel penjara klan Song, Shizi terduduk lemah, menyandarkan tubuhnya yang penuh luka dan darah mengering di dinding dingin. Rasa sakit di tubuhnya seolah menghilang, tertutupi oleh kekhawatiran mendalam tentang keadaan ibunya.

Pikirannya melayang pada kenangan terakhir yang buruk,melihat ibunya terjatuh tak berdaya saat Song Ong dan pengikutnya dengan brutal menghajarnya hingga pingsan.

Shizi menarik napas dalam-dalam, menatap jeruji besi yang menjadi penghalang antara dia dan dunia luar.

Bagi sebagian orang, sel ini adalah simbol dari kehilangan dan putus asa, namun bagi Shizi, sel ini adalah tempat perlindungan yang menawarkan jeda dari kekejaman Song Ong dan para anteknya.

Di sel sempit inilah, setidaknya, ia dapat bernafas tanpa rasa takut akan serangan mendadak yang selalu mengintai.

Shizi menatap dinding sel tempat barisan garis darahnya terukir.

"Empat puluh satu, sekarang empat puluh dua," ujarnya pelan, suaranya terbata-bata, sambil mengoleskan darah dari tubuhnya ke dinding.

Sudah puluhan kali dia berada di ruangan penjara klan Song ini, dengan keadaan yang tak berubah.

"Enam belas, umurku kini enam belas tahun," katanya lagi dengan suara lirih, menatap angka kecil yang dibuatnya dari darah di dinding sel.

"Selama itu pula ibu melindungiku... Bagaimana keadaan ibu sekarang?" gumamnya lirih.

Shizi terhenti dari lamunannya saat mendengar derap langkah kaki yang mendekat. Dengan cepat dia bangkit dari duduknya, merangkak mendekati jeruji besi yang memisahkan ruangannya.

Tubuhnya yang lemah berusaha keras untuk berdiri, merapat dan menempel di jeruji, mata memicing mencoba mengenali sosok yang datang.

Seorang pria muda berjalan memasuki ruangan dengan wajah yang dingin. Shizi, meski dengan hati yang was-was, langsung mengenali dia. Song He, adik tiri dari Song Ong.

"Tuan muda He, tolong beritahu aku... bagaimana keadaan ibuku?" suaranya tergagap, penuh dengan kecemasan yang nyaris meneteskan air mata.

Walau Song He terkenal dingin, Shizi memiliki rasa hormat mendalam padanya, karena meskipun jarang, Song He telah menunjukkan kebaikan pada dirinya. Dari dia juga Shizi bertemu dengan Wang Suyi, teman baiknya kini.

"Aku sudah meminta seseorang membawa ibumu ke tabib di luar klan, tapi aku tidak tahu kondisi terkininya," ujar Song He dengan nada datar.

Shizi terhenyak, di tengah kekhawatirannya terhadap ibunya, ia benar-benar terkejut dengan perkataan Song He.

Sebelum Shizi sempat merespons, Song He melanjutkan, "Kakak tiriku telah melaporkan hal ini pada ayah. Selain itu, Song Ong telah menuduhmu mencuri koin emas miliknya."

"Tempat tinggalmu telah digeledah dan disana ditemukan kantong emas milik Song Ong di bawah tempat tidurmu. Atas dasar itu, telah diputuskan bahwa kau akan dihukum berat karena menyerang Song Ong hingga melukainya dan atas tindakan pencurian itu!"

“Kau akan dihukum lima puluh kali pukulan dengan tongkat, jika itu dilakukan dalam keadaanmu yang sekarang maka jelas kau akan mati karenanya!” jelasnya dengan datar.

Shizi tak bisa berkata, ia benar benar tak percaya jika Song Ong bertindak sejauh itu padanya.

Sedangkan Song He pun dalam diamnya ia melayangkan pikirannya pada suatu hal dimana apa yang terjadi pada Shizi pun ada andil dirinya di dalamnya.

Ya, Shizi mengenal dan dekat dengan Wang Suyi, gadis yang disebut-sebut sebagai yang tercantik di kota. Sudah lama Shizi berperan sebagai perantara, mengantarkan pesan dan barang kepada Wang Suyi yang menjadikan keduanya sebagai sahabat.

Tak hanya sahabat, Song He bisa melihat jika kedekatan keduanya menjadi berbeda karena kesamaan dalam pemikiran, rasa nyaman dan banyaknya pertemuan yang terjadi, sehingga rasa itu semakin menguat, seolah ada benang tak kasat mata yang terus mengikat  Wang Suyi pada Shizi.

Cring!

Song He bergerak gesit mengambil sesuatu dari balik jubahnya, tangannya memunculkan sebuah jarum akupunktur besar yang biasa digunakan pada kuda. Jarum itu berdenting saat mendarat di lantai tak jauh dari tempat Shizi berdiri.

Dari saku lainnya, ia mengeluarkan bungkusan kain kecil dan melemparkannya ke arah Shizi yang dengan tangkas menangkapnya.

Wajahnya datar namun mata Song He terlihat serius saat ia berbicara, “Aku sempat mendengar percakapan antara ibuku dan selir ayah—mereka berbicara tentang ayahmu. Katanya dia orang berpengaruh di kerajaan, aku sendiri tidak tahu kebenarannya.”

Nafasnya tersendat sejenak sebelum melanjutkan, “Dan asal-usul ayahmu, mungkin ada kaitannya dengan benda yang ada di tanganmu sekarang.”

Shizi membolak-balik bungkusan di tangannya, penasaran dan cemas.

“Benda ini,” lanjut Song He, suaranya lebih pelan, “aku ambil dari kamar ayahku ketika mereka tidak menyadari.”

Shizi tertegun, jelas itu hal baru untuknya karena ibunya sendiri tak pernah menceritakan apapun tentang ayahnya. Ia benar benar terkejut sampai tak tahu harus berbuat apa, yang ia lakukan hanya menatap bungkusan kain kecil di tangannya dengan perasaan campur aduk.

“Aku tidak bisa membantumu untuk keluar apalagi menyelamatkanmu jadi carilah cara untuk menyelamatkan hidupmu.” Ucap Song He sambil menunjukan raut wajah datar.

Song He akan berkata kembali namun tampak raut wajahnya menunjukan keraguan untuk menyampaikan hal tersebut pada Shizi, setelah berpikir sejenak ia pun membulatkan tekad untuk mengatakannya. 

“Hukumanmu akan dilaksanakan hari ini pada tengah malam,” ujarnya yang setelahnya Song He kemudian membalikan badannya dan berlalu dari tempat tersebut.

Melihat itu, segera Shizi angkat bicara.” Tuan muda, kenapa kau membantuku?!” tanya Shizi serius.

“Anggap saja kau berhutang padaku, karena kau berhutang maka kau harus membayarnya di kemudian hari. “

Song He membalikan badannya dan berjalan menjauh dari sel, baru berjalan beberapa langkah ia berhenti berkata tanpa kembali.

“Hanya orang hidup yang bisa membayar hutang, orang mati tidak bisa melakukannya!” Ujar Song He tanpa menoleh ke arah belakang dimana Shizi berada.

Shizi yang mendengar perkataan Song He pun langsung angkat bicara.

”Tuan muda, aku berjanji…. Aku berjanji jika aku keluar dari sini hidup hidup maka aku akan membalas kebaikanmu ini tuan muda!” seru Shizi diakhiri dengan membungkukkan badannya.

“Aku menunggu saat itu!” jawabnya singkat.

Song He kembali berjalan sambil berkata dalam hatinya. ”Jika apa yang dibicarakan ibu dan para selir benar, maka ada kemungkinan Shizi bisa kugunakan untuk membantuku kedepannya!” Batin Song He.

Song He pun segera berlalu, Shizi yang memperhatikannya hanya bisa melihat punggung Song He yang menghilang dari pandangannya setelah beberapa saat.

Setelahnya Shizi mulai berpikir dengan cepat, ia kemudian memasukan bungkusan kain kecil ke balik pakaian bawahnya. Dari sana ia segera mengambil jarum besar yang ada di lantai diluar sel.

Dengan susah payah ia meraih benda tersebut, setelah mendapatkannya segera ia gunakan jarum akupuntur hewan itu itu untuk mengakali gembok besar di luar sel yang menjadi kunci selnya.

“Aku harus melarikan diri dari sini…. Aku tidak akan bisa membalas dendam jika mati!“ Gumamnya pelan namun penuh tekad.

Dengan hati hati ia berusaha membuka gembok besar yang ada dengan jarum besar tersebut, dengan penuh perasaan ia berusaha mencari titik yang mengunci gembok sebesar telapak kakinya itu.

Klek!

Suara kaitan yang terlepas membuat senyum di wajah Shizi mengembang, dengan perlahan ia melepaskan gembok tersebut lalu menaruhnya di lantai. Dengan sekuat tenaga ia memaksakan diri untuk berjalan keluar.

Beruntung baginya karena sel klan Song selalu tidak dijaga, para penjaga dan pelayan di dalam klan lebih berfokus pada pengamanan dan pelayanan di kediaman utama sehingga sel di dalam clan tidak pernah dijaga.

Itu terjadi karena sangat jarang sekali anggota klan yang ditahan, hanya Shizi saja lah yang rutin menghuni tempat tersebut.

Dengan menggunakan sebuah tongkat kayu usang yang ada di lorong sel Shizi mulai berjalan, meski tertatih ia berusaha dengan cepat untuk keluar dari sana mengingat kebiasaan yang ada di dalam klan.

Dalam hatinya Shizi bersyukur sedari kecil ia melakukan banyak pekerjaan sehingga ia tahu seluk beluk kediaman klan dan rutinitas orang orangnya dimana hal itu kini membantu dirinya untuk bisa keluar dari penjara dan kediaman utama tanpa menemui banyak hambatan.

Dengan nafas berat dan langkah tertatih, Shizi memasuki gang sempit yang hanya ia yang tahu.  Jalan itu adalah jalan yang diketahuinya dan jarang dilewati oleh banyak pelayan.

Menyelinap di antara celah sempit rumah tua dan tembok pembatas klan, detak jantungnya semakin kencang. Tiba-tiba, sebuah teriakan memecah kesunyian.

“Gawat, begundal itu melarikan diri, cepat cari!” suara teriakan itu menggema seperti ledakan yang menyayat telinganya.

Shizi segera menekan tubuhnya lebih dalam ke dalam bayang-bayang, berharap bisa menghilang dari pandangan.

Desas-desus mulai terdengar, seakan setiap sudut klan tersebut kini hidup, bergerak cepat mencari keberadaan dirinya. Setiap detik terasa seperti sejam, ketakutan dan kecemasan memenuhi pikirannya.

“Aku harus bertahan hidup, aku tidak boleh ketahuan,” bisiknya dalam hati sambil berdoa agar bisa meloloskan diri dari pencarian ini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 03. Keinginan dan tekad.

    Bab 03. Keinginan dan tekad.Shizi menyembunyikan tubuhnya di celah sempit antara bangunan rumah dan tembok pembatas klan. Nafasnya tersengal, jantungnya berdebar-debar ketika suara langkah cepat dan teriakan tajam meresap melalui malam, menginstruksikan pencarian terhadapnya.Seolah waktu berhenti berdetak, hanya diisi oleh kesunyian yang kemudian terpecahkan oleh suara jangkrik dan burung hantu yang menambah keseraman malam."Hampir, hampir aman," bisik Shizi kepada dirinya sendiri, wajahnya penuh dengan keringat dingin. Matahari mulai berwarna kekuningan saat dia mengintip dari balik celah, mengawasi dengan hati-hati.Menemukan tembok yang tak terlalu tinggi, dia mengumpulkan keberaniannya, melirik sekeliling untuk memastikan tidak ada yang mengawasi.Dengan gerakan yang hampir tak terdengar, dia menginjakkan kaki pertamanya pada tembok, perlahan-lahan naik sambil menghitung dengan cermat, detak jantungnya semakin cepat, karena setiap detik adalah perebutan antara hidup dan ketah

    Last Updated : 2024-07-02
  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 04. Potensi.

    Bab 04. Potensi.Shizi terbangun dari tidurnya, meski tubuhnya terasa ngilu dan sakit, ia berusaha menahannya.Melalui ventilasi ruangan, sinar matahari yang terang masuk kedalam ruangan menandakan bahwa matahari telah lama terbit.Dengan menahan rasa sakit, Shizi bangkit dan berjalan keluar kamar menuju ruangan tempat ibunya dirawat. Pintu ruangan terbuka dan ia bergegas ke dalam.Di sana, tabib Fan sedang mengganti perban di kening ibunya. Shizi duduk di depan pintu, memperhatikan setiap tindakan yang dilakukan tabib Fan.Sudah sering ia melihat tabib Fan merawat pasiennya.Shizi, yang bertugas mengantarkan barang dari Song He dan Wang Suyi untuk tabib Fan, kadang menghabiskan waktu menunggu tabib selesai bekerja sebelum menyerahkan barang-barang tersebut.“Kau sudah baikan?” Tanya tabib Fan tanpa menoleh ke arah Shizi.“Sudah tuan, terima kasih atas pertolongan tuan!” Ujar Shizi penuh hormat.Tabib Fan selesai merapikan alat-alatnya dan memperhatikan posisi Shizi yang duduk lemas t

    Last Updated : 2024-07-02
  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 05. Konfrontasi.

    Bab 05. Konfrontasi.Sudah dua bulan ini Shizi belajar ilmu pengobatan dari Tabib Fan, seorang pria paruh baya yang bijaksana.Setiap hari, ia bangun sebelum fajar, menyeberangi sungai, dan mendaki bukit yang dipenuhi tanaman herbal. Dengan cermat, ia memetik tumbuhan yang dibutuhkan, membayangkan manfaatnya saat meracik obat nanti.Setibanya di rumah, ia mengeringkan tanaman tersebut dengan teliti, lalu meraciknya sesuai dengan instruksi Tabib Fan yang sabar dalam membimbing.Di sisi lain, perhatian Shizi juga tertuju pada ibunya yang sedang sakit.Di bawah sinar lampu temaram, Shizi menekuni setiap gerakan Tabib Fan dalam mengganti perban. Tangannya mulai terampil meniru gerakan lembut itu, mempraktikkan teknik akupuntur dan pemijatan yang dipelajarinya.Dalam ruangan beraroma herbal, ia menekuni pelajaran tentang titik-titik saraf dan anatomi tubuh manusia. Tidak hanya mengobati manusia, Shizi juga belajar cara menangani hewan yang sakit."Dari setiap praktik, kau akan belajar lebi

    Last Updated : 2024-07-02
  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 06. Situasi.

    Bab 06. Situasi.Uhuk uhuk!Shizi bangun dari ketidak sadarannya, ia terbatuk dan memuntahkan air yang masuk kedalam paru parunya. Setelah ia bisa bernafas dengan baik ia pun membaringkan tubuhnya untuk menenangkan dirinya.Matanya menatap ke arah atas, tampak batuan tajam menempel di dinding batu yang gelap.Baru setelahnya ia tertegun, ia baru menyadari jika ia berada di sebuah tempat asing.“ Aku berada dimana?” Ujarnya sambil menatap sekelilingnya.Pikirannya kembali pada saat kejadian sebelumnya, ia teringat jika dirinya menyelam ke dasar sungai untuk menghindari terjangan anak panah yang terarah dirinya dimana saat itu air sungai meluap sehingga arus air menjadi deras. Hal itu membuatnya terbawa deras air sungai dan akhirnya kehilangan kesadaran diri karena arus bawah sungai menariknya.Shizi kemudian menatap sekelilingnya, ia meyakini jika dirinya kini berada di dalam sebuah gua kecil, dari sana ia bangkit dari posisinya, dengan penerangan yang sedikit membuatnya tidak bisa meli

    Last Updated : 2024-07-05
  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 07. Syarat.

    Bab 07. Syarat.Di sebuah kedai yang tak jauh dari tempat pertemuan pertama, Song Ong kini duduk bertiga dengan Wang Suyi dan dan juga Song He. Dari sana Song He menuangkan teh kedalam cangkir Wang Suyi lalu setelahnya ia menuangkan teh pada cangkirnya sendiri dan melewatkan cangkir Song He.Wang Suyi melirik ke arah luar kedai, tampak pasukan klan Song berdiri berjaga dengan tabib Fan dan ibu dari Shizi berada dalam penjagaan mereka dibawah terik matahari yang menyengat.Tanpa perlu dikatakan pun Wang Suyi paham jika posisi tabib Fan dan ibu dari Shizi adalah alat untuk mengancamnya.“ Sudah lama sekali kita tidak berbincang santai seperti ini, apa kau tahu sudah berapa lama itu terjadi?” Tanya Song Ong dengan wajah sumringah.“ Cukup lama.” Jawab Wang Suyi singkat dengan nada lembut.“ Tiga tahun… Tiga tahun lamanya kau mengacuhkanku.” Lanjutnya,” dan itu terjadi semenjak orang rendahan itu bersamamu.” Ujar Song Ong datar diakhiri senyum kecilnya.“ Tuan muda Song Ong, sepertinya ka

    Last Updated : 2024-07-18
  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 08. Kelelawar dan jalan.

    Bab 08. Kelelawar dan jalan.Hari demi hari berganti tanpa diketahui, entah berapa lama Shizi menghabiskan waktu di dalam gua tersebut,bagaimana ia tahu karena tidak ada sinar matahari yang bisa masuk kedalam gua sehingga ia tidak bisa memperkirakan waktu yang telah ia lewati.“ Sepertinya sudah cukup lama aku berada di dalam gua bawah tanah ini, mungkin telah lewat dua atau tiga bulan.” Ujarnya sambil memegangi rambut yang terjuntai sampai bahunya.Shizi menghela nafas panjang, di satu sisi ia senang mendapatkan banyak pengetahuan yang ditinggalkan pemilik gua tersebut sebelumnya yang kini telah menjadi tulang belulang, namun di sisi lainnya ia khawatir akan keadaan dirinya yang tidak bisa keluar dari gua bawah air tersebut.Banyak hal telah ia lakukan termasuk menyelam kedalam kolam air kecil yang membawanya masuk kedalam gua tersebut namun dalamnya kolam dan besarnya arus membuatnya sulit mencapai dasar. Yang menjadi harapannya untuk keluar dari tempat tersebut hanyalah melalui l

    Last Updated : 2024-09-11
  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 09. Lima  koin tembaga.

    Bab 09. Lima koin tembaga.Shizi membuka matanya perlahan, dari sana ia langsung bagian kepala belakangnya yang terasa sakit ketika ia terbangun dari ketidak sadarannya.Wajahnya berubah kecut setelah beberapa saat, bagaimana tidak! Kini tangan dan kakinya dalam kondisi terikat tali yang terhubung pada beberapa orang. Gegas ia bangkit dari posisinya lalu menatap sekelilingnya untuk beberapa saat. Dalam duduknya ia bisa melihat jika kini dirinya berada di dalam sebuah kereta kuda bersama dengan beberapa orang asing yang posisinya terikat sama seperti dirinya.‘ Entah ini kesialan atau keberuntungan. Beruntungnya aku ditangkap bukan oleh anak buah Song Ong, sedangkan sialnya berarti aku ditangkap oleh penjual budak.’ Batin Shizi.Yaa, Shizi yakin akan situasinya. Bukan tanpa sebab ia berpikir seperti itu karena kondisi orang orang yang bersama dengan dirinya saat ini memiliki kondisi lusuh dan kurus yang menunjukan jika mereka semua adalah bagian dari kasta rendah.Sudah menjadi hal l

    Last Updated : 2024-09-11
  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 10. Nyonya Ren.

    Bab 10. Nyonya Ren.Shizi dimasukan kedalam kereta kuda yang memiliki teralis di sekelilingnya, ia disatukan dengan budak lainnya yang kebanyakan adalah para gadis muda dan anak anak.Dari semua budak yang dibeli oleh Nyonya Ren, hanya dia seorang yang seorang pria, delapan orang sisanya semuanya wanita.Selama perjalanan tidak ada yang berkata, mereka semua diam termenung sambil memikirkan nasibnya masing masing. Begitu juga dengan Shizi, ia merutuk dalam hati karena tidak dibeli oleh bangsawan dan malah jatuh ke tangan mucikari.“ Sebagai nenek tua yang sudah bau tanah ia memiliki mata yang tajam juga, aku tak menyangka dia cukup jeli dan memperhatikan tindakanku.” Batin Shizi.Setelahnya ia berpikir keras untuk mengatur rencana kedepannya, yang ada di pikirannya saat ini adalah rencana untuk melarikan diri dari rumah bordil tersebut.Suara langkah kuda disamping kereta mengalihkan perhatian Shizi, tampak sang nenek tua yang dipanggil Nyonya Ren itu kini menunggangi kuda dan berjal

    Last Updated : 2024-09-12

Latest chapter

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab. 207

    Bab. 207Shizi menggunakan jarum akupunturnya dan menusuk tiga titik akupunktur sang pria, yang pertama ia menusuk titik Baihui yang terletak di puncak kepala lalu titik Shenting yang terletak di dahi terakhir pada titik Taiyang yang terletak di pelipis.Sang pria hanya bisa pasrah saat Shizi melakukan tindakan tersebut padanya, wajahnya terlihat pucat dan tegang. Jelas jika pria tersebut harap-harap cemas tentang apa yang akan terjadi padanya.“Sudah selesai… aku memberikan akupuntur khusus untukmu, dengan begini maka aliran darah ke otakmu akan sangat lancar. Bahkan saking lancarnya maka otakmu bisa kebanjiran darah terutama jika kau berbohong.” “Aku beritahu, hal itu sangatlah menyakitkan…tapi, biasanya seseorang sepertimu tak akan percaya sebelum merasakannya sendiri. Jadi sekarang itu semua terserah padamu,” jelas Shizi dengan santai.Sang pria tak menjawab, ia menatap Shizi dengan sorot mata yang penuh dengan ketakutan. Jelas sekali jika pria tersebut takut dengan penjelasan p

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab. 206.

    Bab. 206. Dengan diantar Chan Ru dan Chan Fei, Shizi menuju ke kawasan Lima, kawasan yang menjadi wilayah lima Klan Tersembunyi berada.Ia cukup terkejut saat mengetahui letak area tersebut yang mana tak seperti dugaannya. Ya, dia tak menyangka jika Kawasan Lima yang sebelumnya Chan Ru jelaskan ternyata berada di dalam sebuah gunung yang terletak di barisan pegunungan Wu Xing.Untuk menuju ke tempat tersebut mereka harus melalui sebuah portal khusus di tengah gunung Wu Xing dimana penjaga area tersebut merupakan perwakilan penjaga dari kelima Klan Tersembunyi dari kelima Klan.“Untuk mencapai tempat ini aku harus melewati kawasan Yin Di. Sekarang, aku harus melewati portal kembali untuk memasuki kawasan Wu Xing.” “Dengan penjagaan seketat ini jelas tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam Kawasan yang dihuni oleh Kelima Klan tersembunyi ini,” batinnya.Dengan Chan Ru sebagai pemimpin rombongan membuat mereka bertiga bisa memasuki portal tanpa menemui kesulitan sama sekali.Lapi

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab. 203

    Bab. 203Shizi mendengarkan penjelasan Chan Ru dengan seksama. Tentunya yang pamannya jelaskan pertama kali adalah kondisi ibundanya.Chan Ru menjelaskan jika kondisi ibunya buruk karena dua hal, yang pertama adalah karena segel Klan Chan yang dulu ditanamkan pada dantiannya. Adapun yang kedua adalah karena terkena segel kutukan dari seseorang yang misterius.Kedua hal inilah yang menyebabkan kondisi ibunya menjadi vegetatif di mana hal itu membuat tubuhnya hanya menyisakan kulit dan tulang.Setelah menjelaskan kondisi Chan Juan, paman dari Shizi itu menjelaskan situasi Klan Chan sendiri yang kini dilanda konflik internal yang parah.Sang Patriark yang merupakan kakek dari Shizi kini dalam kondisi sakit parah karena pertarungan. Hal itu yang menyebabkan konflik baru di mana kedua putra Patriark Klan Chan kini memperebutkan tampuk pimpinan Klan Chan.Setelah mendengarkan cerita Chan Ru, Shizi pun angkat bicara,” Bukankah masalah ini sudah ada sejak dulu? Aku pernah mendengar tentang i

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab. 202

    Bab. 202Shizi, Tetua Chan Ru, Nyonya Yi Yun dan Chan Fei kini duduk bersama di dalam satu ruangan khusus. Tampak satu keluarga itu menunjukan raut wajah serius dalam situasi tersebut.Hal itu terjadi karena Nyonya Yi Yun memaksakan diri untuk berbicara secara serius dengan penyelamat nyawanya itu.“ Istriku, sebenarnya ada apa? Kenapa kau memaksakan diri seperti ini? Ingat kau baru saja disembuhkan oleh Tuan Muda Shizi!” seru Chan Ru penuh penekanan.“Suamiku, ini tidak bisa ditunda lagi! Ada hal yang harus kupastikan dari Tuan Muda Shizi,” jawab Yi Yun penuh penekanan.Chan Ru hanya bisa menghela nafas panjang, kengototan istrinya dan raut wajah serius yang ia tunjukan menjadi bukti jika ia tak ingin menunggu lebih lama lagi.Tetua Chan Ru melirik pada Shizi, netranya jelas meminta jawaban darinya.Shizi mengangguk, tak mempermasalahkan keinginan Nyonya Yi Yun tersebut. Bukan tanpa alasan ia menyetujuinya karena ia pun penasaran kenapa sang nyonya ingin berbicara dengannya.“Nyonya

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab. 202.

    Bab. 202.Shizi berdiri di samping Yi Yun yang terbaring, bisa ia lihat ada pusaran aura hitam di sekitaran tubuhnya.“Benar, ini adalah teknik kutukan! Jadi…kemungkinan besar ibu juga terkena teknik ini karena wanita ini terpapar dari ibu!” batin Shizi menyimpulkan.Shizi melindungi dirinya dengan aura miliknya. Aura ungu yang melingkupi tubuhnya terlihat memantulkan pusaran aura hitam yang berasal dari tubuh Yi Yun.“Tuan Muda Shizi, tadi kau mengatakan jika ini adalah teknik kutukan, apa maksudnya itu?” tanya Chan Ru serius.Shizi menarik napas dalam-dalam sebelum menjelaskan, "Teknik kutukan adalah metode manipulasi energi yang digunakan untuk mengutuk seseorang atau sesuatu. Dalam kasus ini, Nyonya Yi Yun tampaknya terkena efek kutukan yang sangat kuat dari seseorang, dan aku kira ini bisa membahayakan nyawanya."Chan Ru tampak khawatir, "Apa yang bisa kita lakukan untuk menolong Yi istriku Yun?"Shizi berpikir sejenak sebelum menjawab, "Aku perlu mengetahui lebih lanjut tentan

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab. 201.

    Bab. 201.Shizi, Chan Ru dan Chan Fei meninggalkan wilayah Klan Huo dibawah tatapan penasaran dari Huo Di dan kelompoknya.Dari sana ketiganya langsung menuju kediaman Chan Ru untuk melihat kondisi putrinya, Chan Ning dan juga istrinya, Yi Yun.Dalam perjalanan.“Saudara Shizi,eh…tidak! Master Shizi tolong maafkan kesalahanku, aku buta sehingga tidak melihat kebenaran yang ada.” “Untuk menebus kesalahanku, mohon Master memberikan hukuman padaku!” seru Chan Fei sambil berlutut di depan Shizi.“Bangunlah, dengan kau meminta maaf saja itu lebih dari cukup untukku, kuharap kedepannya kau bisa lebih berhati-hati lagi dalam bersikap,” jawab Shizi dengan santai.Chan Fei tersenyum senang, ia pun bangkit dari posisinya dengan perasaan lega.“ Tuan Muda Shizi, sebenarnya siapa kau? Apa tujuanmu datang kemari? Apakah ada sesuatu hal yang terkait dengan Klan Chan?” “Lalu…kenapa Tuan Muda memberikan dua pil tadi pada Tetua Huo Di? Jujur saja aku baru mendengar tentang pil untuk Beast itu!” “S

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab. 200.

    Bab. 200.Shizi, Chan Ru dan Chan Fei tiba di sebuah kawasan hutan yang tak jauh dari tempat mereka sebelumnya. Shizi menatap ke arah sekelilingnya, tampak area tengah hutan itu begitu lapang dengan pepohonan sebagai dindingnya.Tampak di area lapang tersebut tumbuh sebuah tanaman spirit dengan bentuk berupa pohon kecil dengan daun berbentuk majemuk, dengan anak daun yang berbentuk oval. Terdapat tiga bunga dalam tanaman spirit tersebut yang mana berwarna merah, ungu, atau putih, dan berbentuk seperti bunga kacang-kacangan. Dalam polongnya berisi biji yang keras dan berwarna cerah berwarna merah, ungu, atau hitam dengan bentuk yang unik.Chan Fei akan bertanya namun Shizi dengan cepat mendahuluinya, “ Itu adalah tanaman spirit Ormosia, tanaman spirit ini berkhasiat untuk mengurangi peradangan dan anti nyeri.” “ Dengan bahan tambahan lain tanaman spirit Ormosia ini bisa menjadi penawar racun dan bisa untuk mengatasi infeksi.” “ Bahan yang digunakan untuk pembuatan pil biasanya

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab. 199.

    Bab. 199.Shizi meninggalkan kediaman Klan Li melalui jalan rahasia dengan diantar oleh Li Xiong Fan.Selama perjalanan melalui lorong rahasia tersebut sang Zushi banyak berbincang dengan cucunya itu. Banyak hal yang mereka bicarakan terutama mengenai apa yang terjadi pada dirinya selama menjalani hukuman di Gunung Kematian.Keduanya pun tiba di ujung lorong rahasia yang berada di sebuah kaki gunung di sebelah selatan Ibukota.Li Xiong Fan memandangi kepergian Shizi dengan tatapan yang sulit diartikan,tampak ada banyak hal yang dipendam olehnya.Sementara Shizi sendiri terus berjalan memasuki kedalaman hutan, ia berjalan ke arah selatan di mana Klan-Klan tersembunyi ‘tinggal’.“Aku tak mengira dengan apa yang kakek sampaikan, ternyata Klan-Klan tersembunyi menghuni pegunungan ini.” “ Jadi kawasan ini dinamakan Yin Di, wilayah yang tersembunyi. Pantas saja tempat ini dinamakan seperti itu mengingat banyaknya mantra dan formasi ilusi yang menutupi tempat ini,” ujar Shizi sambil memper

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab. 198.

    Bab. 198.“Kau akan pergi sekarang ke Klan Chan? Apa kau tidak mau menemui ayahmu terlebih dulu?” tanya sang kakek.“Ya, aku harus pergi secepatnya untuk mengetahui persis kondisi ibu,” jawab Shizi tanpa ragu.Li Xiong Fan hanya bisa menghela nafas dengan berat, ia sadar jika dirinya tidak bisa merubah keputusan cucu yang baru ditemuinya itu.Shizi lanjut berkata, “ Jika bisa aku harap kakek bisa menutupi dulu kepulanganku dari ayah.” “ Selain itu, semakin sedikit orang yang tahu tentangku itu akan lebih baik nantinya,” jelas Shizi penuh penekanan.Li Xiong Fan memahami maksud dan tujuan Shizi mengatakan hal itu, ia merasa Shizi memiliki rencana sendiri dalam hal ini.“ Baiklah jika itu maumu, tapi…aku punya syarat untuk itu,” seru Li Xiong Fan tanpa ragu.“ Apa itu, Kakek?” tanya Shizi cepat.“ Kau harus ikut dalam kelompok Klan Li untuk memasuki makam kuno yang akan dimasuki perwakilan murid Sekte dan Klan yang ada di wilayah Kekaisaran Langit!” seru sang kakek penuh penekanan.S

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status