Share

Tabib Sakti Tak Terkalahkan
Tabib Sakti Tak Terkalahkan
Author: Zayn Z

Bab 01. Hinaan.

Author: Zayn Z
last update Last Updated: 2024-07-02 08:22:21

“Anak haram!”

“Pecundang!” 

“Sampah!” 

Sorot mata meremehkan dan kata-kata hinaan mengiringi langkah Shizi yang sedang berjalan sambil menanggung dua ember air di pundaknya dengan sebuah tongkat.

Meski tubuhnya kurus, Shizi terus melangkah melewati jalan kecil di halaman belakang klan Song, mengabaikan cemoohan dari orang-orang di sekelilingnya. 

"Ternyata dia juga tuli, anak haram memang bodoh!" teriak seorang pemuda, disambut tawa rekan-rekannya. Shizi hanya melirik sekilas ke arah Song Ong, sang tuan muda klan Song, yang menjadi sumber suara itu.

Shizi hanya mengepalkan tangannya dengan keras. Tapi ia tahu, melawan pun tak ada gunanya. Mengingat status Song Ong sebagai tuan muda klan Song dan anak emas klan, siapapun yang melawannya pasti akan menderita.  

"Seperti kata ibu, lebih baik diam dan abaikan saja perkataan mereka." Shizi merenung, "Song Ong semakin agresif semenjak ia melihat aku berjalan bersama nona Wang Suyi. Mungkin benar kata ibu, aku harus menjaga jarak untuk menghindari terus ditindasnya."

Shizi yang mendengar segala hinaan itu memilih untuk tetap diam dan fokus mengangkut dua ember kayu setinggi setengah badannya. 

Ia berusaha keras menjaga agar air di dalam ember tidak tumpah dan membasahi jalan. Wajah dan tubuhnya yang dipenuhi keringat menunjukkan kelelahan yang ia rasakan, namun baginya itu masih lebih baik daripada kelelahan di hatinya.

Dengan langkah perlahan, Shizi berusaha menjaga keseimbangan beban yang dibawanya. Tiba-tiba, dari arah belakang, Song Ong mendekat dengan senyum jahat dan menendang kaki Shizi, membuatnya kehilangan keseimbangan dan jatuh.

 Duaaakk….

Byuuur!

“Arrggghh.”

Shizi terjatuh dan terhempas ke tanah dengan keras, ember air yang dibawanya tumpah, membasahi tubuhnya sementara satu ember menindih tubuh kurusnya. 

Dari posisi terjatuhnya, ia menatap ke arah sumber suara teriakan. Matanya membulat saat melihat Song Ong juga terjatuh tak jauh dari tempatnya, yang membuatnya terkejut adalah melihat ember lain yang pecah dan pecahan kayunya menggores lengan kanan Song Ong, sehingga membuka luka di lengan tersebut.

"Bajingan, dasar sampah! Kau melukaiku!" teriak Song Ong sambil mengerang kesakitan. Teriakan Song Ong sontak menarik perhatian.

Kini belasan orang yang berada di kediaman klan langsung bergegas menuju ke arah sumber suara. 

Mereka semua menjadi gelisah melihat tuan muda kebanggaan klan mereka terluka dan segera menolong Song Ong yang memegangi lengannya yang berdarah.

"Dia sengaja melukaiku, hajar dia!" teriak Song Ong dengan penuh emosi. 

Mendengar perintahnya, sekelompok pemuda yang bersamanya langsung bergerak. Mereka mengerubungi Shizi, melontarkan pukulan dan tendangan ke arahnya. 

Secara refleks, Shizi meringkuk, melindungi kepalanya dengan kedua tangannya—sebuah tindakan yang ia lakukan secara instingtif karena sering mengalami situasi serupa. 

Darah segar mulai mengalir dari mulutnya, luka dalam yang diterima memburuk, kulitnya memar dan luka terbuka muncul di seluruh tubuhnya akibat serangan bertubi-tubi dari anak buah Song Ong.

“Hentikan….Hentikan! Tolong hentikan, putraku bisa mati!” 

Seorang wanita kurus berpakaian lusuh segera menerobos kerumunan pemuda yang sedang memukuli Shizi. Dengan berani, ia melindungi Shizi menggunakan tubuhnya sendiri.

Para pemuda itu pun menghentikan pukulannya, lalu memalingkan pandangan mereka ke arah Song Ong, menunggu instruksi selanjutnya.

"Singkirkan wanita itu! Si penjahat itu harus dihukum karena telah melukai saya dengan sengaja!" seru Song Ong dengan keras. 

Para pengikutnya segera menarik wanita kurus tersebut, yang ternyata adalah ibu Shizi, dengan kasar hingga ia tersungkur dan terlempar hingga menabrak tembok di belakangnya.

Rasa terkejut dan ketakutan menguasai Shizi saat ia mendengar teriakan Song Ong. Detak jantungnya meningkat, matanya membulat ketika melihat ibunya terjengkang, kepala yang membentur tembok memuncratkan darah.

Kemarahan dan ketakutan bercampur menjadi satu, memberinya kekuatan untuk mendorong orang-orang yang hendak memukulnya dan berusaha meraih ibunya. Baru saja Shizi hendak bangkit, Song Ong sudah tiba di sisi ibunya yang jatuh. 

Dari kejauhan, ia melihat ibunya, Chan Juan, merangkak perlahan ke arah Song Ong dan sujud di kakinya, memohon belas kasihan.

"Tuan muda, tolong ampuni putraku. Ia pasti tidak sengaja," mohon Chan Juan dengan kedua tangan yang gemetar memegang kaki Song Ong. 

Namun, Song Ong hanya melihat Chan Juan dengan pandangan dingin. Tanpa kata, ia menepis tangan Chan Juan dengan kakinya, membuat ibu Shizi itu kembali tersungkur, kepalanya sekali lagi membentur tembok dengan keras.

Song Ong memekik dengan suara yang menyayat telinga, nadanya dipenuhi amarah. "Minggir, wanita murahan! Jangan sentuh aku dengan tangan jijikmu itu!" Katanya sambil menghempaskan kaki kirinya.

Ibu Shizi yang sedang mencoba bangkit dengan susah payah itu tak kuasa menahan tendangan ganas di perutnya, seketika tubuhnya terhempas ke tembok yang dingin. Shizi menatap dengan mata berkaca-kaca sambil melihat ibunya merintih kesakitan.

Tepat saat itu, Chan Juan, terkapar dengan darah segar yang membasahi bibir dan keningnya, merembes akibat benturan keras ke tembok untuk ketiga kalinya.

"Ibu!" teriaknya dalam keputusasaan, merentangkan tangannya mencoba meraih sang ibu.

Para pengikut Song Ong segera menghampiri, mencegah Shizi dengan menerjang kakinya hingga ia jatuh ke tanah, terhimpit oleh tekanan berat pada punggungnya. Matanya terpejam karena sakit, tetapi terbuka kembali saat mendengar teriakan pilu sang ibu yang jatuh dan tergeletak tak bergerak.

Kepanikan bercampur amarah terpancar dari wajah Shizi saat ia menatap Song Ong. "Keterlaluan kau, Song Ong! Jangan sakiti ibuku!" teriaknya, setiap kata terucap dengan kebencian yang membara.

Song Ong hanya tersenyum jahat, menampilkan seringai keji yang membuat Shizi memuncak rasa sakitnya. Matanya yang tajam menatap Shizi, seolah-olah menikmati setiap detik penderitaannya.

"Kau berani menyebut namaku?" cemooh Song Ong dengan nada merendahkan. Dia kemudian meludahi wajah ibu Shizi, sebuah tindakan yang memunculkan penghinaan mendalam.

"Aku akan balas ini, Song Ong! Ini sumpahku!" Shizi berteriak, tatapannya tajam dan penuh tekad, meski tubuhnya masih terjepit dan terluka.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rirei Senko
awal baca langsung disuguhi critical effect. mantaap
goodnovel comment avatar
Sabam Silalahi
mantap bah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 02. Melarikan diri.

    Bab 02. Melarikan diri.Di sudut gelap sel penjara klan Song, Shizi terduduk lemah, menyandarkan tubuhnya yang penuh luka dan darah mengering di dinding dingin. Rasa sakit di tubuhnya seolah menghilang, tertutupi oleh kekhawatiran mendalam tentang keadaan ibunya.Pikirannya melayang pada kenangan terakhir yang buruk,melihat ibunya terjatuh tak berdaya saat Song Ong dan pengikutnya dengan brutal menghajarnya hingga pingsan.Shizi menarik napas dalam-dalam, menatap jeruji besi yang menjadi penghalang antara dia dan dunia luar.Bagi sebagian orang, sel ini adalah simbol dari kehilangan dan putus asa, namun bagi Shizi, sel ini adalah tempat perlindungan yang menawarkan jeda dari kekejaman Song Ong dan para anteknya.Di sel sempit inilah, setidaknya, ia dapat bernafas tanpa rasa takut akan serangan mendadak yang selalu mengintai.Shizi menatap dinding sel tempat barisan garis darahnya terukir."Empat puluh satu, sekarang empat puluh dua," ujarnya pelan, suaranya terbata-bata, sambil mengol

    Last Updated : 2024-07-02
  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 03. Keinginan dan tekad.

    Bab 03. Keinginan dan tekad.Shizi menyembunyikan tubuhnya di celah sempit antara bangunan rumah dan tembok pembatas klan. Nafasnya tersengal, jantungnya berdebar-debar ketika suara langkah cepat dan teriakan tajam meresap melalui malam, menginstruksikan pencarian terhadapnya.Seolah waktu berhenti berdetak, hanya diisi oleh kesunyian yang kemudian terpecahkan oleh suara jangkrik dan burung hantu yang menambah keseraman malam."Hampir, hampir aman," bisik Shizi kepada dirinya sendiri, wajahnya penuh dengan keringat dingin. Matahari mulai berwarna kekuningan saat dia mengintip dari balik celah, mengawasi dengan hati-hati.Menemukan tembok yang tak terlalu tinggi, dia mengumpulkan keberaniannya, melirik sekeliling untuk memastikan tidak ada yang mengawasi.Dengan gerakan yang hampir tak terdengar, dia menginjakkan kaki pertamanya pada tembok, perlahan-lahan naik sambil menghitung dengan cermat, detak jantungnya semakin cepat, karena setiap detik adalah perebutan antara hidup dan ketah

    Last Updated : 2024-07-02
  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 04. Potensi.

    Bab 04. Potensi.Shizi terbangun dari tidurnya, meski tubuhnya terasa ngilu dan sakit, ia berusaha menahannya.Melalui ventilasi ruangan, sinar matahari yang terang masuk kedalam ruangan menandakan bahwa matahari telah lama terbit.Dengan menahan rasa sakit, Shizi bangkit dan berjalan keluar kamar menuju ruangan tempat ibunya dirawat. Pintu ruangan terbuka dan ia bergegas ke dalam.Di sana, tabib Fan sedang mengganti perban di kening ibunya. Shizi duduk di depan pintu, memperhatikan setiap tindakan yang dilakukan tabib Fan.Sudah sering ia melihat tabib Fan merawat pasiennya.Shizi, yang bertugas mengantarkan barang dari Song He dan Wang Suyi untuk tabib Fan, kadang menghabiskan waktu menunggu tabib selesai bekerja sebelum menyerahkan barang-barang tersebut.“Kau sudah baikan?” Tanya tabib Fan tanpa menoleh ke arah Shizi.“Sudah tuan, terima kasih atas pertolongan tuan!” Ujar Shizi penuh hormat.Tabib Fan selesai merapikan alat-alatnya dan memperhatikan posisi Shizi yang duduk lemas t

    Last Updated : 2024-07-02
  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 05. Konfrontasi.

    Bab 05. Konfrontasi.Sudah dua bulan ini Shizi belajar ilmu pengobatan dari Tabib Fan, seorang pria paruh baya yang bijaksana.Setiap hari, ia bangun sebelum fajar, menyeberangi sungai, dan mendaki bukit yang dipenuhi tanaman herbal. Dengan cermat, ia memetik tumbuhan yang dibutuhkan, membayangkan manfaatnya saat meracik obat nanti.Setibanya di rumah, ia mengeringkan tanaman tersebut dengan teliti, lalu meraciknya sesuai dengan instruksi Tabib Fan yang sabar dalam membimbing.Di sisi lain, perhatian Shizi juga tertuju pada ibunya yang sedang sakit.Di bawah sinar lampu temaram, Shizi menekuni setiap gerakan Tabib Fan dalam mengganti perban. Tangannya mulai terampil meniru gerakan lembut itu, mempraktikkan teknik akupuntur dan pemijatan yang dipelajarinya.Dalam ruangan beraroma herbal, ia menekuni pelajaran tentang titik-titik saraf dan anatomi tubuh manusia. Tidak hanya mengobati manusia, Shizi juga belajar cara menangani hewan yang sakit."Dari setiap praktik, kau akan belajar lebi

    Last Updated : 2024-07-02
  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 06. Situasi.

    Bab 06. Situasi.Uhuk uhuk!Shizi bangun dari ketidak sadarannya, ia terbatuk dan memuntahkan air yang masuk kedalam paru parunya. Setelah ia bisa bernafas dengan baik ia pun membaringkan tubuhnya untuk menenangkan dirinya.Matanya menatap ke arah atas, tampak batuan tajam menempel di dinding batu yang gelap.Baru setelahnya ia tertegun, ia baru menyadari jika ia berada di sebuah tempat asing.“ Aku berada dimana?” Ujarnya sambil menatap sekelilingnya.Pikirannya kembali pada saat kejadian sebelumnya, ia teringat jika dirinya menyelam ke dasar sungai untuk menghindari terjangan anak panah yang terarah dirinya dimana saat itu air sungai meluap sehingga arus air menjadi deras. Hal itu membuatnya terbawa deras air sungai dan akhirnya kehilangan kesadaran diri karena arus bawah sungai menariknya.Shizi kemudian menatap sekelilingnya, ia meyakini jika dirinya kini berada di dalam sebuah gua kecil, dari sana ia bangkit dari posisinya, dengan penerangan yang sedikit membuatnya tidak bisa meli

    Last Updated : 2024-07-05
  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 07. Syarat.

    Bab 07. Syarat.Di sebuah kedai yang tak jauh dari tempat pertemuan pertama, Song Ong kini duduk bertiga dengan Wang Suyi dan dan juga Song He. Dari sana Song He menuangkan teh kedalam cangkir Wang Suyi lalu setelahnya ia menuangkan teh pada cangkirnya sendiri dan melewatkan cangkir Song He.Wang Suyi melirik ke arah luar kedai, tampak pasukan klan Song berdiri berjaga dengan tabib Fan dan ibu dari Shizi berada dalam penjagaan mereka dibawah terik matahari yang menyengat.Tanpa perlu dikatakan pun Wang Suyi paham jika posisi tabib Fan dan ibu dari Shizi adalah alat untuk mengancamnya.“ Sudah lama sekali kita tidak berbincang santai seperti ini, apa kau tahu sudah berapa lama itu terjadi?” Tanya Song Ong dengan wajah sumringah.“ Cukup lama.” Jawab Wang Suyi singkat dengan nada lembut.“ Tiga tahun… Tiga tahun lamanya kau mengacuhkanku.” Lanjutnya,” dan itu terjadi semenjak orang rendahan itu bersamamu.” Ujar Song Ong datar diakhiri senyum kecilnya.“ Tuan muda Song Ong, sepertinya ka

    Last Updated : 2024-07-18
  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 08. Kelelawar dan jalan.

    Bab 08. Kelelawar dan jalan.Hari demi hari berganti tanpa diketahui, entah berapa lama Shizi menghabiskan waktu di dalam gua tersebut,bagaimana ia tahu karena tidak ada sinar matahari yang bisa masuk kedalam gua sehingga ia tidak bisa memperkirakan waktu yang telah ia lewati.“ Sepertinya sudah cukup lama aku berada di dalam gua bawah tanah ini, mungkin telah lewat dua atau tiga bulan.” Ujarnya sambil memegangi rambut yang terjuntai sampai bahunya.Shizi menghela nafas panjang, di satu sisi ia senang mendapatkan banyak pengetahuan yang ditinggalkan pemilik gua tersebut sebelumnya yang kini telah menjadi tulang belulang, namun di sisi lainnya ia khawatir akan keadaan dirinya yang tidak bisa keluar dari gua bawah air tersebut.Banyak hal telah ia lakukan termasuk menyelam kedalam kolam air kecil yang membawanya masuk kedalam gua tersebut namun dalamnya kolam dan besarnya arus membuatnya sulit mencapai dasar. Yang menjadi harapannya untuk keluar dari tempat tersebut hanyalah melalui l

    Last Updated : 2024-09-11
  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 09. Lima  koin tembaga.

    Bab 09. Lima koin tembaga.Shizi membuka matanya perlahan, dari sana ia langsung bagian kepala belakangnya yang terasa sakit ketika ia terbangun dari ketidak sadarannya.Wajahnya berubah kecut setelah beberapa saat, bagaimana tidak! Kini tangan dan kakinya dalam kondisi terikat tali yang terhubung pada beberapa orang. Gegas ia bangkit dari posisinya lalu menatap sekelilingnya untuk beberapa saat. Dalam duduknya ia bisa melihat jika kini dirinya berada di dalam sebuah kereta kuda bersama dengan beberapa orang asing yang posisinya terikat sama seperti dirinya.‘ Entah ini kesialan atau keberuntungan. Beruntungnya aku ditangkap bukan oleh anak buah Song Ong, sedangkan sialnya berarti aku ditangkap oleh penjual budak.’ Batin Shizi.Yaa, Shizi yakin akan situasinya. Bukan tanpa sebab ia berpikir seperti itu karena kondisi orang orang yang bersama dengan dirinya saat ini memiliki kondisi lusuh dan kurus yang menunjukan jika mereka semua adalah bagian dari kasta rendah.Sudah menjadi hal l

    Last Updated : 2024-09-11

Latest chapter

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 183.

    Bab 183.Di bawah pengawasan Ryu Jin dan kelompoknya, Shizi di bawa ke Balai Kota tempat kediaman Ryu Jin. Di sana ia ditempatkan di sebuah kamar di mana Ryu Jin menyertainya.Keduanya duduk saling berhadapan tanpa saling berkata. Tak lama, seseorang datang dan memasuki ruangan tersebut, pria itu kemudian melaporkan sesuatu pada Ryu Jin tentang sesuatu hal.“ Sepertinya apa yang kau sampaikan benar adanya, mata-mata kami melaporkan kematian hal yang serupa dengan ceritamu.” “Selain itu, ciri-ciri orang yang menghabisi mereka pun identik dengan ciri-ciri dirimu,” ujar Ryu Jin menjelaskan.“ Jadi, dengan mengetahui kebenarannya apa semuanya sudah selesai?” tanya Shizi dengan datar sambil menatap Ryu Jin dengan intens.“Tidak, ada satu hal lagi yang ingin kupastikan. Menurut laporan mata-mata kami diketahui jika seorang Tetua Sekte Kalajengking Hitam ikut mengantar dalam perjalanan menuju akhir celah.” “ Aku perlu mengetahui tentang hal itu dan penjelasan seperti apa yang kau berika

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 182.

    Bab 182. Semua anggota Sekte Kalajengking Hitam yang menjaga celah segera mendekati Ji Ru, Sang Tetua Sekte Kalajengking Hitam. Tampak dari raut wajah mereka masih menyisakan rasa takut dan penasaran secara bersamaan dengan apa yang telah terjadi beberapa saat lalu. “Tetua, siapa orang itu? Apakah dia bagian Sekte kita?” tanya seorang dari mereka dengan penasaran. Ji Ru tak menjawab, ia menatap orang yang bertanya dengan tatapan tajam, tanpa basa-basi ia menampar orang tersebut sampai terjatuh di tanah. “ Jangan banyak bertanya, jika kalian melihatnya lagi, berlaku sopan padanya dan jangan mengusiknya, paham!” seru Ji Ru dengan penuh amarah. Ji Ru langsung berlari kembali ke arah Sekte Kalajengking Hitam, ia ingin segera menyampaikan pesan Shizi kepada Xie Chong. Ia tidak ingin menunda-nunda karena ia tahu bahwa Shizi tidak pernah berbicara sia-sia. Saat Ji Ru tiba di Sekte Kalajengking Hitam, ia langsung mencari Xie Chong. Ia menemukannya di ruangan dalam, sedang duduk di atas

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 181. Menuju Kekaisaran Langit.

    Bab 181. Menuju Kekaisaran Langit.Tak menunggu lama, Shizi pun langsung berangkat menuju ke Kekaisaran Langit (Li) setelah menerima pemberian dari Master Sekte Sun Min. Kepergian Shizi cukup membuat Sun Min merasa keberatan karena ia merasa tidak memiliki waktu untuk bisa bercengkrama lebih dekat dengan penolongnya itu."Kenapa wajahmu terlihat sedih seperti itu, Ming'er?" tanya Master Sun Min dengan nada sedikit menggoda.Sun Ming menunjukkan wajah cemberutnya, tampak ia kesal dengan pertanyaan kakeknya itu."Hahahaha... masa muda memang sangat indah, tapi Tuan Muda Shizi bukan orang yang bisa kau raih jika kau menginginkannya untuk bisa berada di sampingmu," ucap Sun Min penuh arti.Dengan cepat, Sun Ming menimpali, "Kakek salah paham! Aku tidak menganggap Kakak Shizi sebagai orang yang akan dijadikan seorang kekasih, tapi aku menganggapnya sebagai seorang kakak.""Selain itu, Nyonya Chan Juan yang menjagaku pada saat aku ditawan oleh Klan Song, maka dari itu ia sudah kuanggap seba

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 180. Perbincangan.

    Bab 180. Perbincangan.Shizi, Master Sekte Sun Min dan cucunya Sun Ming kini berada dalam satu ruangan. Tampak Master Sun Min duduk tegak dan terlihat tegang dengan keberadaan Shizi di depannya.“Master Sekte, bisakah Master bersikap biasa padaku, sikap yang Master Sekte tunjukan benar-benar membuat suasana menjadi canggung,” ucap Shizi dengan santai.“ Mana mungkin aku berlaku seperti itu, Tuan Muda adalah pemimpin Klan Tufu sekaligus penyelamat nyawaku, bahkan sekarang Tuan Muda kembali menolongku dari kematian.” “Tentunya aku harus menunjukan penghormatan dan rasa terima kasihku pada Tuan Muda!” seru Sun Min dengan tegas.Dari sana, Sun Ming kemudian angkat bicara, “ Berarti hutang Kakek pada Kakak Shizi bertambah satu,” ucapnya yang langsung membuat Sang Master Sekte Matahari itu menunjukan keterkejutannya. Ia ternganga sambil menatap cucunya dengan sorot mata penuh kebingungan.Bagaimana tidak? Dengan Sun Ming menyebut Shizi dengan sebutan kakak dan hutang tentunya membuat sang

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 179.Tiga Belas Bintang Hitam.

    Bab 179.Tiga Belas Bintang Hitam.Melihat Beast aneh yang tidak dikenal ditambah dengan kondisi Master Sun Min yang semakin memburuk membuat Alkemis Hong menyerah, ia membiarkan Shizi untuk melakukan perawatan pada Master Sekte Matahari itu.Di dalam ruangan pribadi Master Sekte, Sun Min dibaringkan di atas ranjangnya. Shizi yang berada di samping Sun Ming terlihat fokus memeriksa denyut nadi dan keadaannya. Sementara itu, para petinggi Sekte Matahari dan orang terdekat dari Sun Min semuanya memperhatikan dari sudut ruangan.“ Master, apa kau tahu tentang racun api jiwa?” tanya Kai Wang. Kai Wang, Tabib Sakti muda yang selalu melawan Shizi itu tampak penasaran dengan jawaban Masternya.“Aku pernah mendengarnya, tapi dulu aku menganggap itu lelucon saja karena hal itu tidak ada dalam pelajaran di Serikat Alkemis,” ujarnya sambil memperhatikan apa yang Shizi lakukan.“Lalu … darimana Master mengetahuinya?” tanya Zhao Yi kembali.“Ada seorang Grandmaster di tempatku belajar, ia mengata

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 178.

    Bab 178.Shizi berjalan ke arah Sun Min berada, serempak semua orang yang menutupi jalannya segera memberinya jalan.Saat akan tiba di sisi Master Sun Min, Alkemis Hong dan para Taiyi yang bersamanya langsung menghadang jalannya.Alkemis Hong menatap Shizi dengan tajam, tampak sorot matanya menunjukan kemarahan padanya.“Meski Nona Muda memintamu memeriksa, tetap saja aku tidak mungkin membiarkanmu menyentuh Master Sekte dan mengobatinya!” seru Alkemis Hong dengan angkuh.“ Begitukah? Apa alasanmu melakukan itu?” tanya Shizi dengan dingin.“ Tentu saja karena kau orang asing dan kau bukan seorang Alkemis atau pun Tabib Sakti!” jawab Alkemis Hong dengan angkuh.Dengan cepat Zhao Yi angkat bicara, “ Master Hong, maaf jika aku lancang, tapi perlu diketahui jika anak muda ini adalah seorang Tabib Sakti, dan tingkatannya telah setara dengan tingkatanku,” ujarnya tanpa ragu.Alkemis Hong dan para tabib yang bersamanya langsung menatapnya, tampak sorot mata Alkemis Hong menjadi berbeda pada

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 177.

    Bab 177.Shizi berada di tengah diagram lingkaran magis teleportasi utama milik Sekte Ri Ming, tampak Ri Fan dan beberapa Tetua duduk di enam lingkaran pengendali Portal Teleportasi tersebut.Dengan gagalnya rencana penyerangan Sekte Bulan Sabit Merah dan kekacauan yang terjadi di Sekte mereka, membuat Ri Fan memutuskan untuk tidak melakukan penyerangan pada Sekte aliran hitam tersebut.Dengan begitu, kini ia berfokus untuk membantu Shizi untuk bisa segera pergi ke Kekaisaran Li.“Master Sekte, terima kasih atas bantuanmu, aku berhutang budi untuk ini,” ucap Shizi dengan tulus.“Tidak ada hutang budi, Tuan Muda. Aku yang masih memiliki banyak hutang budi padamu.” “Aku sudah mendengar dari Ri Kang, Beast yang mengamuk itu pun ternyata berkat campur tanganmu, jadi tolong jangan menghindar lagi!” ucapnya dengan tegas.Semua orang menunjukan keterkejutannya, mereka tak menyangka jika pemuda tersebut ternyata yang menjadi dalang dari mengamuknya Beast yang menyerang Sekte Bulan Sabit Mer

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 176. Rahasia.

    Bab 176. Rahasia.Shizi dan Master Sekte Ri Fan berada di dalam satu ruangan khusus milik sang Master Sekte Ri Ming tersebut.Keduanya menatap ke luar ruangan, tampak para Tetua Sekte Ri Ming sedang memancangkan tiang tiang yang di atasnya ada kepala para pengkhianat Sekte Ri Ming.Kepala Xiong Du dan orang-orangnya dipajang dengan tinggi sehingga bisa terlihat dari kejauhan.“Apakah ini bentuk hukuman yang diberikan kepada pengkhianat di Sekte Ri Ming?" tanya Shizi dengan suara yang tenang.Master Sekte Ri Fan mengangguk, "Ya, ini adalah bentuk hukuman yang diberikan kepada mereka yang berkhianat terhadap Sekte Ri Ming. Mereka harus dihukum dengan cara yang keras agar tidak ada lagi yang berani melakukan hal yang sama."Shizi menatap ke luar ruangan lagi, ia bisa melihat bahwa para anggota Sekte Ri Ming sedang mengelilingi tiang-tiang tersebut, mereka semua menunjukkan ekspresi yang serius dan marah."Sepertinya Master Sekte memiliki tujuan lain melakukan hal ini, apakah ini untuk m

  • Tabib Sakti Tak Terkalahkan   Bab 175.

    Bab 175.Shizi memunculkan aura kekuatan ranahnya, tubuhnya kini dilingkupi sinar ungu yang membuat semua orang tertegun setelah melihatnya.Di sisi lain, Master Sekte Ri Ming, Ri Fan, adalah orang yang paling terkejut ketika melihat Shizi dengan aura ungu tersebut.“Tidak salah lagi, dia adalah orang itu!” gumamnya pelan.Duakk… brakk.Shizi memberikan sebuah pukulan telak ke punggung Xiong Du, sang Tetua Pertama Sekte Ri Ming itu langsung jatuh dan tenggelam di lantai.Mata Xiong Du memutih yang menunjukan ia kehilangan kesadarannya akibat efek pukulan Shizi tersebut.Orang-orang yang tadinya akan membela Xiong Du hanya bisa berdiri mematung melihat junjungannya terkapar di lantai.Mereka terlihat gelisah dan bingung harus melakukan apa dengan situasi yang tidak terduga seperti itu.Masih dalam kebingungannya, mereka kembali dikejutkan dengan pergerakan pemuda tersebut. Tanpa basa-basi, Shizi menyerang mereka dan melumpuhkannya. Lima dari belasan orang yang mendukung Xiong Du dilu

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status