Share

181

Saat aku pergi untuk menemui Mas Tama di kantin, dari jauh kulihat siluet dirinya yang sedang duduk dengan serius menunggu kehadiranku.

Hatiku bimbang bertemu, tapi kerinduan dalam diriku membuncah. Kusadari bahwa meski statusku istri tapi kerinduan ini seakan rasa yang terlarang.

"Apa kabarmu Mas?"

"Raisa ... aku nyaris mati memikirkan jika aku tak berjumpa denganmu, aku sangat rindu," ucapnya sambil meraih tanganku. Mendengar ucapannya yang menyentuh, hatiku sontak kembali sedih dan teriris.

"Bagaimana kelangsungan kita Mas, apa kita harus berpisah?"

"Jangan bilang begitu, aku tidak menikah untuk berpisah," jawabnya.

"Tolong ambil keputusan Mas, tolong tegaskan pada semua orang jika kau memang memilih mempertahankan," ujarku mendesak.

Mas Tama menggenggam tanganku dengan jemari tangannya yang erat, di jari ku masih ada cincin pernikahan kami sementara di jarinya cincin itu sudah tidak ada lagi.

"Kau bahkan tidak berani memakai cincin pernikahan kita dan sudah menggantinya dengan ci
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status