Share

182

Karena Mbak Aira memintaku untuk mendatanginya ke rumahnya, aku yang merasa tahu diri dan tidak punya pilihan untuk menolak Hanya mengiyakan dan berjanji akan menemuinya selepas pulang kerja.

Pukul lima sore, aku sudah berdiri di depan gerbang rumah bercat putih itu. Kupencet bel dan tak lama kemudian putri suamiku yang bernama Naura menyapa dan membukakan gerbang.

"Apa kabar Naura?"

"Tante mau ketemu Bunda?"

"Iya."

"Tante istrinya ayah, ya?"

Duh, pertanyaan anak itu membuatku malu sendiri untuk menjawabnya. Secara tak disengaja, kini aku punya dua anak sambung yang mau tak mau harus kucintai seperti mencintai ayah mereka.

"Apakah Bunda di dalam?"

"Iya, tapi Tante belum jawab, apakah Tante istrinya Ayah?"

"Bu-bukan," jawabku dengan tenggorokan tercekat.

"Tapi kemarin, saya lihat, ada foto nikah Tante dan ayah."

Kuturunkan diriku, sejajar dengan bocah yang kurasa masih kelas satu SD itu. Kupaksakan senyum di dekatnya dan berusaha memberinya kalimat yang cukup masuk akal.

"Begini ... u
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status