Share

127

"Mana cincinnya?" ulangnya lagi memecah kebingunganku.

"Aku menyimpannya di rumah," jawabku cepat.

"Kenapa kamu menyimpannya di rumah, kenapa tidak dipakai saja, bukankah cincin itu adalah pengikat hubungan kita," ujarnya sambil sengaja menyentuhkan punggung tangannya ke tanganku.

"Eh, ehm, aku ...."

"Aku berharap cincin itu tidak hilang karena Aku membelinya dari uang tabungan itu sendiri," bisiknya sembari tersenyum.

"Ayo kita pergi," ajakku.

"Kau akan pergi ke toko?"

"Iya."

"Maaf ya aku tidak bisa mengantarmu karena aku juga harus bekerja," ujarnya sedikit keras karena kami sama-sama berada di pintu mobil masing-masing.

"Kamu sudah mulai masuk kerja?"

"Iya,aku harus bekerja untuk menghadapi kenyataan dan juga menabung untuk membangun keluargaku," candanya sambil tersenyum penuh arti.

"Aku akan menjemputmu nanti sore dan kita akan pergi makan berdua, tapi pasti kan kalau memakai cincin mu," ujarnya lalu mobil itu meluncur pergi

"Wira ... tapi ...." Ah, dia sudah pergi. Sedang aku m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status