"Siap, Tuan. Saya akan segera menyerahkan semuanya ke pihak rumah sakit secepatnya, untuk diperiksa." Jawab
"Atur pertemuan saya dengan Monik. Saya ingin memastikan semua kepadanya." Seru Tuan Ari lagi.Di sebuah markas rahasia,Moses terlihat menahan amarah saat tahu jika Teo adalah dalang atas kematian sahabatnya bernama Didit."Bagas, apakah semua informasi ini benar?""Semua benar, Bos." Bagas lalu menunjukkan bukti-bukti yang dirinya dapatkan."Ternyata Teo, pria yang sangat berbahaya. Aku harus hati-hati. Keren harus tahu tentang ini. Tapi bagaimana caraku memberitahukan kepadanya? Sementara Keren sepertinya sama sekali tidak respek kepadaku." Gumamnya dalam hati."Om Moses! Sini main bersamaku!" Ucap Arum, anak dari Didit dan Ani. Memanggil Moses untuk bermain bersamanya.Saat ini Moses sedang mengajak Arum bermain di tepian Pantai Ancol."Sebentar, Rum. Om mau ngobrol dulu dengan Mamamu. Kamu ma"Sudah! Cukup! Gue nggak mau bahas tentang rumah tangga ini. Nggak ada gunanya dan nggak ada ngaruhnya dalam hidup gue!" Tegas Teo."Ya sudah, kalau gitu. Gue mau balik lagi ke kamar." Seru Keren lagi, lalu mulai melangkahkan kakinya.Namun suara Teo yang menggelegar berhasil menghentikan langkahnya."Duduk Lo, Kerenhapukh! Jika tidak! Semua foto-foto Lo bersama Bimo akan gue kirim kepada Bokap Lo sekarang juga!"Mata Teo yang tadinya teduh berubah tajam menatap ke arah Keren."Gue nggak main-main dengan semua ancaman ini! Jadi bekerja sama lah!" Serunya marah.Keren terdiam dan mulai duduk kembali di sofa.Dia sama sekali tidak takut dengan Teo. Akan tetapi dia takut dengan ancaman Teo yang ingin mengadukan semuanya kepada sang ayah. Sementara hubungan Keren dengan Tuan Gerald, ayahnya kurang harmonis."Ya sudah cepat katakan Lo mau apa?" Ucap Keren membalas tatapan tajam suaminya."Gitu kek dari tadi!
Wajah Teo seketika berbinar saat Keren mengatakan tidak akan mengambil satu peser pun keuntungan darinya.Tentu saja dia sangat menyukai penawaran Keren itu. Dia sudah membayangkan begitu banyak keuntungan yang akan dirinya peroleh."Keren memang penuh kejutan, ha-ha-ha-ha. Dengan penawarannya itu. Aku pasti akan semakin berjaya dan kaya raya! Tunggu saja pembalasanku, Tuan Gerald dan Tuan Dino!" Geramnya dalam hati.Ternyata oh ternyata, Teo memiliki dendam pribadi kepada sang ayah, Tuah Dino dan kepada sang ayah mertua, Tuan Gerald. Dia beranggapan kalau kedua orang tua egois itulah yang membuat dirinya terjebak dalam pernikahan dengan Keren. Perempuan yang sama sekali tidak dirinya cintai."Gue harus melakukan apa, Ke?" Serunya berbinar."Baiklah, gue akan ceritakan, karena sepertinya, Lo juga penasaran." Seru Keren."Yaiyalah, gue penasaran. Siapa juga yang mau kehilangan keuntungan lima puluh persen?" Sindirnya kep
"Jika hasilnya negatif, keputusan gue tadi juga tetap berlaku. Gue akan tetap bekerja sama dengan FZ Group tanpa bayaran dari Lo sepeser pun." Seru Keren lantang."Nah, itu kan dari Lo. Terus kompensasi untuk gue apa, jika hasil tes DNA negatif?" Mata lapar Teo semakin jelalatan melihat tubuh indah Keren.Seakan tahu maksud perkataan suaminya, apalagi Keren melihat jika tatapan Teo sungguh berbeda melihatnya, dia pun segera berkata,"Jangan harap Lo akan mendapatkan sesuatu yang lain dari gue! Gue jamin Lo tidak akan mendapatkan apa-apa. Jika Lo tidak setuju dengan apa yang gue katakan tadi, ya sudah tidak masalah bagi gue. Toh gue juga nggak rugi!" Seru Keren tajam lalu mencoba berlalu dari tempat itu."Sialan Lo, Keren!" Ketus Teo dalam hati."Yaelah! Gue bercanda kali, Ke! Lo bawa hati terus sih! Lagian ya gue nggak bakalan nafsu sama Lo! Lo itu bukan tipe gue. Gue sukanya sama cewek bahenol. Body kayak Lo sih mah, lewat!" Teo lagi-lag
Tuan Ari pun pulang di kediamannya,Ternyata Silvi sudah dari tadi menunggunya."Papa, kok baru pulang?" Sapa sang putri lalu memijit pundak sang ayah yang sedang duduk di sofa."Pekerjaan Papa sedang banyak di perusahan." Jawabnya dingin.Silvi seakan tak percaya dengan sikap sang ayah yang biasa saja kepadanya."Papa kenapa sih?" Gumamnya dalam hati."Oh ya, Pa. Bagaimana dengan yang aku katakan kemarin dulu?" Tanya Silvi berbinar. Pasalnya, sang ayah pernah berjanji kepadanya untuk membantunya memberi pelajaran kepada Keren."Memangnya kamu mengatakan apa?" Tuan Ari pura-pura tidak tahu."Ya, jadi papa lupa!" Silvi memulai mode ngambeknya.Dia lalu menjauh dari sang ayah dan memasang muka cemberutnya.Biasanya jika dia melakukan hal itu. Sang ayah akan segera mendekatinya dan membawanya dalam pelukannya. Setelah itu pasti ayahnya akan menepati janjinya.Namun yang terjadi saat ini, mala
"Sial! Kenapa semua orang tutup mulut sih!" Keluh Silvi dalam hati."Aku harus tahu, apa yang sebenarnya terjadi! Bagaimana pun caranya!" Tekadnya dalam hati.Sementara di dalam kamarnya. Tuan Ari baru saja mendapatkan kabar dari orang kepercayaannya melalui sambungan telpon. Yang mengatakan bahwa Silvi mulai menyelidiki dirinya dan Keren."Bagaimana Anda bisa masuk ke dalam kamar saya, apakah Silvi tidak tahu?" Tanyanya kepada bawahannya."Tidak, Tuan. Nona Silvi masuk kamar dulu, baru setelah itu saya datang ke kamar Anda, Tuan.""Baiklah, hati-hati jangan sampai Silvi tahu. Cari cara agar aku bisa bertemu dengan Keren."Siap, Tuan." Sahut orang itu.Sementara di luar kamar, Silvi sedang menempelkan kupingnya di daun pintu kamar ayahnya. Namun sedikit pun dia tidak dapat mendengar percakapan ayahnya dan sang bawahan di dalam kamar.Hanya gumaman suara mereka yang terdengar namun yang lebih jelasnya, apa y
Benar saja, semua memang karena Keren. Sehingga kedua perawat itu tidak ketahuan.Selesai mengambil sampel darah Teo, keduanya lalu masuk di mobil yang baru. Bukan di mobil yang sebelumnya mereka tumpangi. Sesampai di dalam mobil, kedua perawat tersebut langsung berganti pakaian. Lalu kembali ke rumah sakit.Sementara sampel darah Teo, saat ini berada di mobil yang membawa Keren ke rumah sakit, setelah sebelumnya, Yeni sang asisten mengambil sampel darah itu dan memasukkannya ke dalam sebuah tas."Asisten Yeni, apakah semua aman?" Tanya Keren."Semua berjalan sesuai petunjuk Anda, Nona." "Syukurlah, Pak Sopir langsung menuju ke rumah sakit.""Siap, Nona." Jawab sang sopir lalu mulai melakukan mobil lebih cepat dari sebelumnya.Keren merasa lega, akhirnya sampel darah Teo, sampai di rumah sakit dengan selamat dan langsung ditangani oleh para dokter di laboratorium.Sesuai penjelasan dari dokter, tes DN
Keren sampai di sebuah restoran mewah di sebuah mall di bilangan Jakarta Pusat.Dia langsung dituntun oleh seorang pelayan restoran, untuk memasuki sebuah ruangan VVIP di dalam restoran itu."Selamat Pagi, Nona Keren. Kita bertemu kembali." Sapa Tuan Ari dengan wajah sembab seperti orang yang baru habis menangis.Bagaimana tidak, Tuan Ari baru mendapat laporan lengkap pagi ini, bagaimana sengsaranya perjalanan hidup Keren, sang anak kandung. Keren sejak kecil selalu saja diperlakukan tidak adil oleh ayahnya, bahkan tak ayal Keren mendapatkan pukulan dari ayahnya yang punya sifat ringan tangan memikul orang. Mendengar semua perlakuan tidak menyenangkan yang didapatkan Keren selama ini, membuat Tuan Ari tidak kuasa menahan air matanya.Hatinya bagai tersayat-sayat membayangkan bagaimana Keren diperlakukan tidak adil oleh Tuan Gerald."Tunggu saja, Gerald! Aku akan membuat perusahaanmu bangkrut!" Janji Tuan Ari dalam hati
"Kamu suka baca buku fiksi?" Tanya Tuan Ari, kepada Keren."Iya, saya sangat suka, Tuan. Jika ada waktu senggang, saya lebih suka membaca buku dibandingkan melakukan hal lainnya." "Berarti, hobi kita sama. Saya juga menyukai bacaan fiksi. Oh ya. Bisakah Anda memilih beberapa buku fiksi untuk saya?" Seru Tuan Ari antusias.Beliau merasa sangat senang. Ternyata hobi membacanya turun kepada Keren, sang putri."Boleh, Tuan. Saya akan memilih beberapa untuk Anda." Keren pun mulai memilih buku bacaan untuk Tuan Ari.Sesampai di kasir, semua buku-buku tersebut dibayar oleh Tuan Ari. "Tuan, kenapa jadi Anda yang membayar semuanya?" Keren menjadi tidak enak."Itu bukanlah suatu masalah besar, anggap saja sebagai tanda terima kasih saya kepada Anda, Nona. Karena Anda telah sudi menemani saya ke toko buku. Anggap saja buku-buku itu hadiah untuk Anda.""Wah, terima kasih Tuan. Saya merasa tersanjung." Jawab Keren sambil t
Hari ini, tepatnya tiga tahun usia putra kesayangan dari Keren dan Moses, bernama Devid Adlen. Sebuah pesta perayaan ulang tahun telah dirancang oleh keduanya.Begitu banyak tamu undangan yang hadir meramaikan pesta ulang tahun Devid.Tak terkecuali pasangan Erik dan Ani juga ikut menghadiri pesta itu. Mereka juga turut membawa anak-anaknya.Silvi dan Bimo juga turut hadir di acara tersebut. Sayangnya pernikahan mereka belum dikaruniai anak sampai saat ini. Mungkin saja Tuhan masih menguji keduanya.Dari kejauhan Bimo terlihat memandang ke arah Keren. Hatinya mulai merasa sendu, sakit, dan perih bagai telah disayat oleh belati tajam. Ternyata pria itu masih mencintai Keren sampai saat ini.Bimo sekalipun tidak memiliki cinta kepada Silvi. Bagaimana pun sang istri mengambil hatinya. Namun hati Bimo tetap tak bergeming.Silvi hampir kehabisan akal namun dia juga tidak akan melepas Bimo karena dia sangat mencintai suaminya.Di a
Sembilan bulan kemudian,Di sebuah gedung perkantoran."Apa? Baik saya akan segera ke sana!" Dengan langkah tergesa, Moses buru-buru berjalan dan memerintahkan asisten nya untuk segera membawanya ke rumah sakit.Pria itu baru mendapatkan kabar jika Keren, sang istri akan segera melahirkan bayi mereka.Ternyata setelah mereka kembali dari bulan madu beberapa waktu yang lalu, Keren langsung hamil.Kabar kehamilannya, tentu saja menjadi berita heboh untuk kedua belah pihak keluarga. Apalagi saat ini, Keren hendak melahirkan.Akan semakin heboh saja."Bagas! Apakah kamu tidak bisa mempercepat laju mobilnya?" serunya sedikit khawatir."Ini sudah sampai kecepatan maksimal, Tuan Muda." jawab Bagas, sembari terus berkonsentrasi membawa mobil itu, menuju ke rumah sakit."Shitt! Tapi kita kok nggak nyampai-nyampai, sih?" geram Moses."Sabar, Tuan Muda. Sebentar lagi kita juga akan sampai." seru Bagas lagi.Mos
Moses lalu menundukkan kepalanya menghadap kedua bukit kembar itu, dia lalu mulai menjilati ujungnya dengan lidahnya dengan gerakan lembut, secara bergantian."Sssssstt ...." desisnya Keren lagi.Keren merasakan kenikmatan yang sungguh luar biasa, saking enaknya. Dia meremas rambut Moses dan menarik rambut suaminya, dirinya benar-benar sudah tidak tahan. Seperti ada yang hendak mendesak hendak ke luar dari bagian inti tubuhnya."Akh ... Moses!" teriaknya tertahan disaat tubuh bagian bawahnya bergetar hebat. Pertanda Keren mendapatkan pelepasan pertamanya. Kakinya terasa lemas seketika.Moses tersenyum puas mendengar jeritan pertama istrinya. Baru permainan jari-jarinya saja, mampu membuat Keren terbang melayang ke udara untuk pertama kalinya.Tubuh istrinya seketika roboh, jatuh ke atas tempat tidur. Sisa-sisa pelepasannya masih terlihat dari kedua kakinya yang masih bergetar. Moses tidak menyia-nyiakan hal itu. D
Pagi tadi, pesawat pribadi yang membawa Moses dan Keren tiba di Negara Finlandia di Eropa bagian Utara. Angin musim semi menyapa mereka saat itu. Setelah sarapan, Moses segera membawa istrinya ke beberapa destinasi wisata di negara yang dijuluki negara paling bahagia di dunia. Keren sangat takjub dengan keindahan alamnya dan segala fasilitas yang sangat memadai di negara besar ini.Lalu pada malam harinya, Moses mengajak istrinya untuk makan malam romantis. Dengan ditemani cahaya lilin-lilin kecil, keduanya memulai makan malam romantis mereka, di dalam kamar hotel, yang super mewah. Sambil makan, Moses berkali-kali menatap ke arah istrinya, yang membuat Keren menjadi semakin gugup."Moses, dari tadi menatapku kayak gitu. Aku kok jadi merinding begini, sih?" ucapnya dalam hati.Bagaimana Keren tidak takut, dari tadi Moses menatapnya sangat dalam.Sementara sang pria yang menatap istrinya saat ini, terlihat memang sudah tid
Akhir minggu yang penuh kebahagiaan. Hari ini tepatnya, Keren dan Moses akan mengikat janji suci pernikahan mereka. Hari yang cerah, secerah hati kedua mempelai, Keren dan Moses yang sedang berbahagia saat ini. Ballroom hotel bintang lima di daerah Jakarta Barat tersebut, telah disulap menjadi lebih elegan dan mewah. Dalam acara wedding hari ini, semua keluarga dari kedua belah pihak, yakni dari pihak pengantin pria dan pihak pengantin wanita sama-sama telah hadir saat ini. Selain keluarga besar mereka, juga terdapat tamu-tamu lain yang datang demi sebuah undangan yang telah diberikan oleh pihak keluarga mempelai. Ada begitu banyak kolega Keren dan Moses yang juga ikut datang dan menghadiri hari bahagia mereka.Di acara wedding megah ini, juga terdapat banyak sekali makanan-makanan mewah yang disajikan. Ada makanan western yang melimpah dan beberapa menu makanan lainnya.Keren dan Moses juga telah dirias menjadi sangat canti
Keesokan harinya di meja makan. Oma Nena telah duduk dan menunggu Keren untuk bergabung sarapan dengannya."Morning, Oma." sapa Keren pagi itu.Gadis itu lalu duduk sambil mulai menyendokkan nasi untuk sang nenek dan dirinya. Keren penasaran karena pagi ini, Moses tidak bergabung bersama mereka di meja makan. Padahal tadi malam dia berada di rumah Oma Nena. Karena sangat penasaran Keren pun bertanya kepada sang oma,"Oma, Tuan Moses tidak sarapan juga?" "Eh, kamu ngapain memanggil Moses dengan sebutan tuan? Dia itu umurnya tidak lebih jauh darimu. Panggil Moses saja," tegur Oma Nena."Maaf, Oma. Sudah menjadi kebiasaan saya memanggilnya seperti itu. Karena kami sering bertemu saat jam kantor." Keren mencoba menjelaskan."Itu kan, di kantor. Sekarang kan sudah sangat berbeda." Oma Nena juga ikut menyuarakan isi hatinya kepada Keren."Maaf, Oma. Maksud saya, Moses kok nggak ikut bergabung dengan kita di meja makan un
"Keren ...? Oma? Tapi kok bisa?" ucap Moses bingung."Tuan Moses?" Keren juga ikut-ikutan kaget dengan kedatangan pria itu di rumah Oma Nena.Menyadari adanya kecanggungan diantara kedua pria dan wanita itu, Oma Nena pun segera angkat bicara untuk meluruskan semuanya."Cucu Oma! Ternyata kamu ingat pulang juga rupanya?""Cu ... cucu?" lirih Keren pelan."Ya maaf, Oma. Namanya juga aku sibuk urusan bisnis di luar negeri," ucap pria itu. Namun ekor matanya tidak lepas dari Keren."Oh iya, hampir lupa. Keren, perkenalkan ini Cucu Oma, Moses." tutur Oma Nena mencoba memperkenalkan Keren kepada cucunya. Walaupun sang Oma tahu betul, jika Moses menaruh hati kepada Keren. Namun Oma Nena mencoba untuk berpura-pura tidak tahu. "Kami sudah saling kenal, Oma." seru Moses jujur lalu mengulurkan tangannya kepada Keren."Hallo, Nona Keren. Apa kabar?""Hai, juga. Kabarku baik, kok." jawab Keren mencoba unt
Keren juga ikut menitikkan air matanya. Kesedihan mendalam mulai dirinya rasakan saat ini. Gultom yang terkenal garang pun ikut menangis meraung-raung sambil menyebutkan nama Teo beberapa kali.Cika sudah tidak dapat menahan dirinya lagi. Dia pun segera memeluk Teo dalam dekapannya. Sambil menangis. Baik Teo dan Cika, keduanya saling mencurahkan rasa yang menyesakkan di dalam hati mereka masing-masing selama ini.Lalu setelah agak tenang, Cika kembali berkata,"Teo bisakah kamu mengabulkan permintaanku?""Permintaan apa, Cika? Sebisa mungkin aku akan mengabulkannya demi untuk membalas kesalahan ku kepada mu." ujar Teo lemah."Aku ingin merawatmu mulai dari sekarang. Aku juga ingin anak kita lahir dengan status kita telah menjadi sepasang suami istri yang sah," seru Cika mengutarakan keinginannya kepada Teo."Aku sangat setuju dengan ide Cika. Aku akan usahakan perceraian kita secepatnya dapat selesai, Teo. Berbahagilah kamu
Seminggu telah berlalu sejak vonis dokter kepadanya. Teo memilih untuk tidak dirawat di rumah sakit manapun. Sepertinya pria itu mengaku kalah dan memilih pasrah untuk menerima hukuman yang diberikan oleh Tuhan kepadanya.Teo juga telah mewanti-wanti Gultom untuk merahasiakan penyakitnya kepada kedua orang tuanya. Dia tidak mau mengkhawatirkan mereka. Saat ini Teo berada di sebuah vila miliknya yang berada di daerah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Dia ingin menenangkan dirinya di sini.Rentetan kejadian menimpa Teo setelah itu. FZ Corp memutuskan hubungan kerjasama dengan perusahaan miliknya. Pagi ini, Teo juga mendapatkan surat gugatan cerai dari istrinya.Air mata penyesalan kembali terlihat di wajah pucatnya.Sepertinya Teo mengingat bagaimana jahatnya dia kepada Keren selama ini."Tuan, are you okay?" seru Gultom khawatir kepada Teo."Gultom, tolong katakan kepada Keren jika saya akan menandatangani surat cerai dariny