"Yup! Lebih tepatnya, kagum. Gue juga menginginkan dia menjadi calon istri gue. Bagaimana menurut Lo, pilihan hati gue?" Tanya Moses.
"What?" Lusi semakin bingung"Waduh! Dia malah keduluan pergi." Sesal Moses."Lo sih, kebanyakan bengong! Tuh kan bidadari hatiku jadi menghilang." Seru Moses kesal kepada sahabatnya, Lusi yang dari tadi bengong.Sementara di luar cafe,"Selamat sore, Nona." Sapa Gultom."Gultom, Anda ngapain mengikuti saya sampai ke sini? Kan tadi saya sudah bilang. Saya akan pulang sendiri."Keren keluar dari gerai es krim itu karena melihat Gultom. Dia tidak mau jika Gultom mengadu kepada Teo, jika dia sedang berada di gerai es krim dengan seorang pria. Walaupun ada Lusi di sana. Tapi Keren tahu betul bagaimana liciknya seorang, Teo."OMG, aku harus jawab apa ke Nona Keren? Aku ke sini kan untuk mengikuti Tuan Moses. Kok bisa kacau begini." Gerutunya dalam hati."Ma ... maaf Nona, sayaRumah singgah Keren dan Teo."Lo dari mana tadi?" Tanya Teo tajam."Aku ketemu teman ku, Lusi." Jawab Keren santai. Saat ini keduanya sedang berada di rumah singgah keduanya, yang membatasi apartemen pribadi milik mereka masing-masing."Ha-ha-ha, jangan bohong Lo, Keren!" Hardik Teo lalu mencampakkan beberapa foto kebersamaan Keren dan Bimo."Gue nggak nyangka ya! Lo berani-beraninya dibelakang gue, bertemu dengan pria lain! Gue pikir selama ini Lo perempuan baik-baik! Ternyata Lo tidak lebih dari seorang jalang!" Ujarnya tajam."Jaga ucapanmu Teo! Jangan pernah sama kan aku dengan wanita-wanita penghangat ranjangmu!" "Ha-ha-ha, Kerenhapukh! Bagaimana jika foto-fotomu ini, gue sebarin di media? Apa Lo nggak malu, hah? Seorang GM, wanita karier dan terhormat malah selingkuh dengan mantan pacarnya. Sepertinya berita ini akan sangat menghebohkan!" Serunya tajam."Atau juga, gue kirim foto-foto ini ke rumah bokap Lo! Gue ma
Keren yang baru saja mendapatkan kabar dari ayahnya, Tuan Gerald. Jika ada perusahaan besar yang ingin menjalin kerjasama dengan perusahaan mereka, saat ini baru saja sampai di sebuah restoran, kalangan elit untuk menemui utusan dari perusahaan itu.Oma Nena melihat sesosok wanita cantik nan anggun memasuki restoran itu. Tampilannya sangat manis dan elegan."Apakah dia perempuan cantik itu?" Wajah Oma Nena semakin berbinar disaat sang perempuan itu mulai melangkah menuju ke arahnya."Selamat pagi, Nyonya. Mohon maaf sekali, saya agak telat. Tadi jalanan sedikit macet." Sapanya kepada Oma Nena."Apakah Anda, Nona Kerenhapuk?" Tanya Oma Nena."Iya, Nyonya. Nama saya Kerenhapukh biasa di panggil Keren." "Ayo silakan duduk." Ucap Oma Nena kepada Keren."Terima kasih, Nyonya." Jawab Keren lalu duduk tepat di depan Oma Nena.Keren mulai berpikir, sepetinya wanita tua di depannya ini bukan orang biasa. Mengingat satu resto
"Bagaimana pertemuanmu dengan Nyonya Nena?" Tanya Tuan Gerald kepada anaknya, Keren."Lancar, Papa." Ucapnya lalu menyodorkan dokumen-dokumen yang tadi telah ditandatangani oleh Oma Nena."Lancar bagaimana?" Tuan Gerald sepertinya selalu saja meremehkan kemampuan Keren dalam hal pekerjaan.Namun tiba-tiba beliau tersenyum lebar, lalu tertawa."Ha-ha-ha-ha, wah Nyonya Nena ternyata menyetujui semuanya. Bagus! Hasil pekerjaannmu kali ini sangat bagus!" Setelah berkata begitu Tuan Gerald segera duduk di kursi kebesarannya dan tidak mempedulikan Keren lagi."Apakah Papa yang ku kenal selama ini adalah Papa kandungku? Kenapa beliau sepertinya sangat membenciku?" Ucapnya sedih dalam hati.Keren masih saja berdiri mematung di ruangan ayahnya. Dia menatap sendu lelaki paruh baya di depannya yang selalu saja berbuat kasar kepadanya baik dalam perkataan maupun dalam tindakan. Tuan Gerald mengalihkan pandangannya dari dokumen itu
Keren memilih diam mendengar semua hinaan suaminya kepadanya."Tunggu apa lagi? Sana pergi! Sebentar lagi, perwakilan FZ Group akan sampai di sini. Mereka malas lihat muka Lo!" Tukasnya yang lagi-lagi merendahkan Keren."Baiklah Teo. Saya akan pergi dari sini." Jawab Keren. Lalu bersiap-siap untuk pergi."Silakan! Nggak ada yang menahan Lo di sini dan gue juga nggak butuh bantuan Lo lagi, ingat itu!" Ketus Teo.'Ok, Teo. Gue akan ingat omongan Lo kali ini. Lo sendiri yang mengatakan jika Lo tidak membutuhkan bantuan gue. Permisi." Keren pun benar-benar berlalu dari tempat itu.Niat awal Teo, sebenarnya ingin memanfaatkan Keren agar mengambil hati Moses, untuk memuluskan jalannya yang ingin bekerja sama dengan perusahaan milik Moses. Karena Teo tahu, jika Moses diam-diam menaruh hati kepada Keren.Namun satu panggilan telpon dari perwakilan FZ Group, mengubah segalanya.Teo tak lagi butuh bantuan Keren. Bahkan dia menghi
Sementara itu, Keren sedang menghadiri meeting dengan perwakilan FZ Group. Dia masih belum menyadari jika perusahaan raksasa itu adalah milik Moses. Laki-laki yang sangat ingin dirinya hindari saat ini. Bagaimana tidak, menurutnya Moses terlalu usil dan ingin tahu lebih jauh tentang kehidupannya, dan dia tidak menyukai itu.Sesuatu hal yang paling dibenci oleh Keren, jika ada orang baru yang ikut campur dengan kehidupan pribadinya."Maaf Nona Keren. Sepertinya proposal dari perusahaan Anda sangat banyak memiliki kekurangan. Ada beberapa bagian yang harus direvisi. Jadi untuk sementara saya tidak bisa memprosesnya lebih lanjut." Ucap perwakilan FZ Group tajam."Baik, Pak. Saya akan berkoordinasi kembali bersama tim saya untuk melakukan revisi ulang. Terima kasih." Sahut Keren sambil tersenyum.Di kelas bela diri.Wajah Moses menatap tajam ke arah Lusi. Saat ini, dia sangat kesal kepada sekretarisnya itu. karena sampai m
"Perkenalkan, nama saya Cika." Ujarnya lalu mengulurkan tangannya kepada Keren."Apakah ada yang bisa saya bantu, Nona Cika?" Seru Keren."Sebenarnya, saya sangat malu menemui Anda, Nona. Ta-pi saya harus melakukan ini demi bayi yang ada di dalam kandungan saya saat ini." Lirih Cika sedih.Keren terus menyimak setiap kata demi kata yang keluar dari bibir Cika."Jujur saat ini, aku sangat menyesal telah mempercayainya. Aku telah dikelabui oleh cintanya. Bujuk rayunya telah menghanyutkan akal sehatku sehingga aku menyerahkan milikku yang paling berharga kepadanya." Cika pun mulai menangis.Sementara Keren, dilanda kebingungan. Tidak mengerti sedikit pun apa yang dimaksud oleh Cika."Maaf, Nona Cika. Sepertinya Anda salah alamat menemui saya. Jujur, saya sedikit pun tidak mengerti apa yang Anda maksud." Jelas Keren. Dia pun mulai bersiap-siap meninggalkan restoran itu.Namun ucapan Cika, tiba-tiba menghentikan langkahn
Alat tempur milik Teo tidak bangun sekali pun. Para perempuan itu mulai kelelahan."Bos, kami kelelahan!" Keluh para wanita itu secara bergantian."Sial! Kok alat perang gue tidak bereaksi sama sekali? Hanya gara-gara Keren? Sungguh menyebalkan!" Keluhnya dalam hati."Ya sudah kalian bisa berhenti!" Bentaknya lalu berjalan menuju ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Kembali ke restoran,Ponsel Keren kembali bergetar, pertanda ada pesan masuk. Dia kembali memeriksanya.Terlihat senyum tipis di wajahnya. Lalu memandang ke arah Cika."Cika, mulai hari ini kamu akan tinggal di butik saya. Kamu, saya angkat sebagai salah satu karyawan saya di sana. Sebentar lagi, asisten saya, Yeni akan menjemput Anda."Cika sangat kaget mendengar perkataan Keren. Dia kembali menangis lalu tiba-tiba sujud di bawah kaki Keren."Cika, apa yang sedang kamu lakukan?" Beberapa orang dalam restoran itu melihat ke arah
"Siap, Tuan. Saya akan segera menyerahkan semuanya ke pihak rumah sakit secepatnya, untuk diperiksa." Jawab"Atur pertemuan saya dengan Monik. Saya ingin memastikan semua kepadanya." Seru Tuan Ari lagi.Di sebuah markas rahasia,Moses terlihat menahan amarah saat tahu jika Teo adalah dalang atas kematian sahabatnya bernama Didit."Bagas, apakah semua informasi ini benar?""Semua benar, Bos." Bagas lalu menunjukkan bukti-bukti yang dirinya dapatkan."Ternyata Teo, pria yang sangat berbahaya. Aku harus hati-hati. Keren harus tahu tentang ini. Tapi bagaimana caraku memberitahukan kepadanya? Sementara Keren sepertinya sama sekali tidak respek kepadaku." Gumamnya dalam hati."Om Moses! Sini main bersamaku!" Ucap Arum, anak dari Didit dan Ani. Memanggil Moses untuk bermain bersamanya.Saat ini Moses sedang mengajak Arum bermain di tepian Pantai Ancol."Sebentar, Rum. Om mau ngobrol dulu dengan Mamamu. Kamu ma
Hari ini, tepatnya tiga tahun usia putra kesayangan dari Keren dan Moses, bernama Devid Adlen. Sebuah pesta perayaan ulang tahun telah dirancang oleh keduanya.Begitu banyak tamu undangan yang hadir meramaikan pesta ulang tahun Devid.Tak terkecuali pasangan Erik dan Ani juga ikut menghadiri pesta itu. Mereka juga turut membawa anak-anaknya.Silvi dan Bimo juga turut hadir di acara tersebut. Sayangnya pernikahan mereka belum dikaruniai anak sampai saat ini. Mungkin saja Tuhan masih menguji keduanya.Dari kejauhan Bimo terlihat memandang ke arah Keren. Hatinya mulai merasa sendu, sakit, dan perih bagai telah disayat oleh belati tajam. Ternyata pria itu masih mencintai Keren sampai saat ini.Bimo sekalipun tidak memiliki cinta kepada Silvi. Bagaimana pun sang istri mengambil hatinya. Namun hati Bimo tetap tak bergeming.Silvi hampir kehabisan akal namun dia juga tidak akan melepas Bimo karena dia sangat mencintai suaminya.Di a
Sembilan bulan kemudian,Di sebuah gedung perkantoran."Apa? Baik saya akan segera ke sana!" Dengan langkah tergesa, Moses buru-buru berjalan dan memerintahkan asisten nya untuk segera membawanya ke rumah sakit.Pria itu baru mendapatkan kabar jika Keren, sang istri akan segera melahirkan bayi mereka.Ternyata setelah mereka kembali dari bulan madu beberapa waktu yang lalu, Keren langsung hamil.Kabar kehamilannya, tentu saja menjadi berita heboh untuk kedua belah pihak keluarga. Apalagi saat ini, Keren hendak melahirkan.Akan semakin heboh saja."Bagas! Apakah kamu tidak bisa mempercepat laju mobilnya?" serunya sedikit khawatir."Ini sudah sampai kecepatan maksimal, Tuan Muda." jawab Bagas, sembari terus berkonsentrasi membawa mobil itu, menuju ke rumah sakit."Shitt! Tapi kita kok nggak nyampai-nyampai, sih?" geram Moses."Sabar, Tuan Muda. Sebentar lagi kita juga akan sampai." seru Bagas lagi.Mos
Moses lalu menundukkan kepalanya menghadap kedua bukit kembar itu, dia lalu mulai menjilati ujungnya dengan lidahnya dengan gerakan lembut, secara bergantian."Sssssstt ...." desisnya Keren lagi.Keren merasakan kenikmatan yang sungguh luar biasa, saking enaknya. Dia meremas rambut Moses dan menarik rambut suaminya, dirinya benar-benar sudah tidak tahan. Seperti ada yang hendak mendesak hendak ke luar dari bagian inti tubuhnya."Akh ... Moses!" teriaknya tertahan disaat tubuh bagian bawahnya bergetar hebat. Pertanda Keren mendapatkan pelepasan pertamanya. Kakinya terasa lemas seketika.Moses tersenyum puas mendengar jeritan pertama istrinya. Baru permainan jari-jarinya saja, mampu membuat Keren terbang melayang ke udara untuk pertama kalinya.Tubuh istrinya seketika roboh, jatuh ke atas tempat tidur. Sisa-sisa pelepasannya masih terlihat dari kedua kakinya yang masih bergetar. Moses tidak menyia-nyiakan hal itu. D
Pagi tadi, pesawat pribadi yang membawa Moses dan Keren tiba di Negara Finlandia di Eropa bagian Utara. Angin musim semi menyapa mereka saat itu. Setelah sarapan, Moses segera membawa istrinya ke beberapa destinasi wisata di negara yang dijuluki negara paling bahagia di dunia. Keren sangat takjub dengan keindahan alamnya dan segala fasilitas yang sangat memadai di negara besar ini.Lalu pada malam harinya, Moses mengajak istrinya untuk makan malam romantis. Dengan ditemani cahaya lilin-lilin kecil, keduanya memulai makan malam romantis mereka, di dalam kamar hotel, yang super mewah. Sambil makan, Moses berkali-kali menatap ke arah istrinya, yang membuat Keren menjadi semakin gugup."Moses, dari tadi menatapku kayak gitu. Aku kok jadi merinding begini, sih?" ucapnya dalam hati.Bagaimana Keren tidak takut, dari tadi Moses menatapnya sangat dalam.Sementara sang pria yang menatap istrinya saat ini, terlihat memang sudah tid
Akhir minggu yang penuh kebahagiaan. Hari ini tepatnya, Keren dan Moses akan mengikat janji suci pernikahan mereka. Hari yang cerah, secerah hati kedua mempelai, Keren dan Moses yang sedang berbahagia saat ini. Ballroom hotel bintang lima di daerah Jakarta Barat tersebut, telah disulap menjadi lebih elegan dan mewah. Dalam acara wedding hari ini, semua keluarga dari kedua belah pihak, yakni dari pihak pengantin pria dan pihak pengantin wanita sama-sama telah hadir saat ini. Selain keluarga besar mereka, juga terdapat tamu-tamu lain yang datang demi sebuah undangan yang telah diberikan oleh pihak keluarga mempelai. Ada begitu banyak kolega Keren dan Moses yang juga ikut datang dan menghadiri hari bahagia mereka.Di acara wedding megah ini, juga terdapat banyak sekali makanan-makanan mewah yang disajikan. Ada makanan western yang melimpah dan beberapa menu makanan lainnya.Keren dan Moses juga telah dirias menjadi sangat canti
Keesokan harinya di meja makan. Oma Nena telah duduk dan menunggu Keren untuk bergabung sarapan dengannya."Morning, Oma." sapa Keren pagi itu.Gadis itu lalu duduk sambil mulai menyendokkan nasi untuk sang nenek dan dirinya. Keren penasaran karena pagi ini, Moses tidak bergabung bersama mereka di meja makan. Padahal tadi malam dia berada di rumah Oma Nena. Karena sangat penasaran Keren pun bertanya kepada sang oma,"Oma, Tuan Moses tidak sarapan juga?" "Eh, kamu ngapain memanggil Moses dengan sebutan tuan? Dia itu umurnya tidak lebih jauh darimu. Panggil Moses saja," tegur Oma Nena."Maaf, Oma. Sudah menjadi kebiasaan saya memanggilnya seperti itu. Karena kami sering bertemu saat jam kantor." Keren mencoba menjelaskan."Itu kan, di kantor. Sekarang kan sudah sangat berbeda." Oma Nena juga ikut menyuarakan isi hatinya kepada Keren."Maaf, Oma. Maksud saya, Moses kok nggak ikut bergabung dengan kita di meja makan un
"Keren ...? Oma? Tapi kok bisa?" ucap Moses bingung."Tuan Moses?" Keren juga ikut-ikutan kaget dengan kedatangan pria itu di rumah Oma Nena.Menyadari adanya kecanggungan diantara kedua pria dan wanita itu, Oma Nena pun segera angkat bicara untuk meluruskan semuanya."Cucu Oma! Ternyata kamu ingat pulang juga rupanya?""Cu ... cucu?" lirih Keren pelan."Ya maaf, Oma. Namanya juga aku sibuk urusan bisnis di luar negeri," ucap pria itu. Namun ekor matanya tidak lepas dari Keren."Oh iya, hampir lupa. Keren, perkenalkan ini Cucu Oma, Moses." tutur Oma Nena mencoba memperkenalkan Keren kepada cucunya. Walaupun sang Oma tahu betul, jika Moses menaruh hati kepada Keren. Namun Oma Nena mencoba untuk berpura-pura tidak tahu. "Kami sudah saling kenal, Oma." seru Moses jujur lalu mengulurkan tangannya kepada Keren."Hallo, Nona Keren. Apa kabar?""Hai, juga. Kabarku baik, kok." jawab Keren mencoba unt
Keren juga ikut menitikkan air matanya. Kesedihan mendalam mulai dirinya rasakan saat ini. Gultom yang terkenal garang pun ikut menangis meraung-raung sambil menyebutkan nama Teo beberapa kali.Cika sudah tidak dapat menahan dirinya lagi. Dia pun segera memeluk Teo dalam dekapannya. Sambil menangis. Baik Teo dan Cika, keduanya saling mencurahkan rasa yang menyesakkan di dalam hati mereka masing-masing selama ini.Lalu setelah agak tenang, Cika kembali berkata,"Teo bisakah kamu mengabulkan permintaanku?""Permintaan apa, Cika? Sebisa mungkin aku akan mengabulkannya demi untuk membalas kesalahan ku kepada mu." ujar Teo lemah."Aku ingin merawatmu mulai dari sekarang. Aku juga ingin anak kita lahir dengan status kita telah menjadi sepasang suami istri yang sah," seru Cika mengutarakan keinginannya kepada Teo."Aku sangat setuju dengan ide Cika. Aku akan usahakan perceraian kita secepatnya dapat selesai, Teo. Berbahagilah kamu
Seminggu telah berlalu sejak vonis dokter kepadanya. Teo memilih untuk tidak dirawat di rumah sakit manapun. Sepertinya pria itu mengaku kalah dan memilih pasrah untuk menerima hukuman yang diberikan oleh Tuhan kepadanya.Teo juga telah mewanti-wanti Gultom untuk merahasiakan penyakitnya kepada kedua orang tuanya. Dia tidak mau mengkhawatirkan mereka. Saat ini Teo berada di sebuah vila miliknya yang berada di daerah Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara. Dia ingin menenangkan dirinya di sini.Rentetan kejadian menimpa Teo setelah itu. FZ Corp memutuskan hubungan kerjasama dengan perusahaan miliknya. Pagi ini, Teo juga mendapatkan surat gugatan cerai dari istrinya.Air mata penyesalan kembali terlihat di wajah pucatnya.Sepertinya Teo mengingat bagaimana jahatnya dia kepada Keren selama ini."Tuan, are you okay?" seru Gultom khawatir kepada Teo."Gultom, tolong katakan kepada Keren jika saya akan menandatangani surat cerai dariny