Namun Nyonya Monik tidak mempedulikan teriakan suaminya. Dia terus saja ke luar dari rumah dan mengantarkan Keren sampai ke dalam mobil.
"Ma, aku pergi dulu." pamit Keren kepada ibunya."Iya, Nak. Maafkan Mama yang tidak mampu melindungi mu," ucap Nyonya Monik dengan berlinang air mata."Aku akan cari waktu untuk ngobrol dengan Mama lagi. Aku ingin tahu siapakah ayah kandungku yang sesungguhnya," serunya lagi kepada ibunya."I ... iya, Nak. Mama menunggu kabar dari mu. Mama akan jujur tentang semuanya." Setelah keduanya saling berpamitan, mobil yang membawa Keren pun mulai meninggalkan kediaman Tuan Gerald.Sementara di dalam rumah, Tuan Gerald terus saja memberontak untuk dapat lepas dari orang-orang yang menahannya."Lepaskan saya! Siapa kalian sebenarnya! Kenapa berani-beraninya kalian menahan saya!" teriaknya."Karena Anda telah berbuat salah kepada Nona Keren! Anda sangat kejam Tuan!" seru salah satu dari mereka."Yup! Lebih tepatnya, kagum. Gue juga menginginkan dia menjadi calon istri gue. Bagaimana menurut Lo, pilihan hati gue?" Tanya Moses."What?" Lusi semakin bingung"Waduh! Dia malah keduluan pergi." Sesal Moses."Lo sih, kebanyakan bengong! Tuh kan bidadari hatiku jadi menghilang." Seru Moses kesal kepada sahabatnya, Lusi yang dari tadi bengong.Sementara di luar cafe,"Selamat sore, Nona." Sapa Gultom."Gultom, Anda ngapain mengikuti saya sampai ke sini? Kan tadi saya sudah bilang. Saya akan pulang sendiri."Keren keluar dari gerai es krim itu karena melihat Gultom. Dia tidak mau jika Gultom mengadu kepada Teo, jika dia sedang berada di gerai es krim dengan seorang pria. Walaupun ada Lusi di sana. Tapi Keren tahu betul bagaimana liciknya seorang, Teo."OMG, aku harus jawab apa ke Nona Keren? Aku ke sini kan untuk mengikuti Tuan Moses. Kok bisa kacau begini." Gerutunya dalam hati."Ma ... maaf Nona, saya
Rumah singgah Keren dan Teo."Lo dari mana tadi?" Tanya Teo tajam."Aku ketemu teman ku, Lusi." Jawab Keren santai. Saat ini keduanya sedang berada di rumah singgah keduanya, yang membatasi apartemen pribadi milik mereka masing-masing."Ha-ha-ha, jangan bohong Lo, Keren!" Hardik Teo lalu mencampakkan beberapa foto kebersamaan Keren dan Bimo."Gue nggak nyangka ya! Lo berani-beraninya dibelakang gue, bertemu dengan pria lain! Gue pikir selama ini Lo perempuan baik-baik! Ternyata Lo tidak lebih dari seorang jalang!" Ujarnya tajam."Jaga ucapanmu Teo! Jangan pernah sama kan aku dengan wanita-wanita penghangat ranjangmu!" "Ha-ha-ha, Kerenhapukh! Bagaimana jika foto-fotomu ini, gue sebarin di media? Apa Lo nggak malu, hah? Seorang GM, wanita karier dan terhormat malah selingkuh dengan mantan pacarnya. Sepertinya berita ini akan sangat menghebohkan!" Serunya tajam."Atau juga, gue kirim foto-foto ini ke rumah bokap Lo! Gue ma
Keren yang baru saja mendapatkan kabar dari ayahnya, Tuan Gerald. Jika ada perusahaan besar yang ingin menjalin kerjasama dengan perusahaan mereka, saat ini baru saja sampai di sebuah restoran, kalangan elit untuk menemui utusan dari perusahaan itu.Oma Nena melihat sesosok wanita cantik nan anggun memasuki restoran itu. Tampilannya sangat manis dan elegan."Apakah dia perempuan cantik itu?" Wajah Oma Nena semakin berbinar disaat sang perempuan itu mulai melangkah menuju ke arahnya."Selamat pagi, Nyonya. Mohon maaf sekali, saya agak telat. Tadi jalanan sedikit macet." Sapanya kepada Oma Nena."Apakah Anda, Nona Kerenhapuk?" Tanya Oma Nena."Iya, Nyonya. Nama saya Kerenhapukh biasa di panggil Keren." "Ayo silakan duduk." Ucap Oma Nena kepada Keren."Terima kasih, Nyonya." Jawab Keren lalu duduk tepat di depan Oma Nena.Keren mulai berpikir, sepetinya wanita tua di depannya ini bukan orang biasa. Mengingat satu resto
"Bagaimana pertemuanmu dengan Nyonya Nena?" Tanya Tuan Gerald kepada anaknya, Keren."Lancar, Papa." Ucapnya lalu menyodorkan dokumen-dokumen yang tadi telah ditandatangani oleh Oma Nena."Lancar bagaimana?" Tuan Gerald sepertinya selalu saja meremehkan kemampuan Keren dalam hal pekerjaan.Namun tiba-tiba beliau tersenyum lebar, lalu tertawa."Ha-ha-ha-ha, wah Nyonya Nena ternyata menyetujui semuanya. Bagus! Hasil pekerjaannmu kali ini sangat bagus!" Setelah berkata begitu Tuan Gerald segera duduk di kursi kebesarannya dan tidak mempedulikan Keren lagi."Apakah Papa yang ku kenal selama ini adalah Papa kandungku? Kenapa beliau sepertinya sangat membenciku?" Ucapnya sedih dalam hati.Keren masih saja berdiri mematung di ruangan ayahnya. Dia menatap sendu lelaki paruh baya di depannya yang selalu saja berbuat kasar kepadanya baik dalam perkataan maupun dalam tindakan. Tuan Gerald mengalihkan pandangannya dari dokumen itu
Keren memilih diam mendengar semua hinaan suaminya kepadanya."Tunggu apa lagi? Sana pergi! Sebentar lagi, perwakilan FZ Group akan sampai di sini. Mereka malas lihat muka Lo!" Tukasnya yang lagi-lagi merendahkan Keren."Baiklah Teo. Saya akan pergi dari sini." Jawab Keren. Lalu bersiap-siap untuk pergi."Silakan! Nggak ada yang menahan Lo di sini dan gue juga nggak butuh bantuan Lo lagi, ingat itu!" Ketus Teo.'Ok, Teo. Gue akan ingat omongan Lo kali ini. Lo sendiri yang mengatakan jika Lo tidak membutuhkan bantuan gue. Permisi." Keren pun benar-benar berlalu dari tempat itu.Niat awal Teo, sebenarnya ingin memanfaatkan Keren agar mengambil hati Moses, untuk memuluskan jalannya yang ingin bekerja sama dengan perusahaan milik Moses. Karena Teo tahu, jika Moses diam-diam menaruh hati kepada Keren.Namun satu panggilan telpon dari perwakilan FZ Group, mengubah segalanya.Teo tak lagi butuh bantuan Keren. Bahkan dia menghi
Sementara itu, Keren sedang menghadiri meeting dengan perwakilan FZ Group. Dia masih belum menyadari jika perusahaan raksasa itu adalah milik Moses. Laki-laki yang sangat ingin dirinya hindari saat ini. Bagaimana tidak, menurutnya Moses terlalu usil dan ingin tahu lebih jauh tentang kehidupannya, dan dia tidak menyukai itu.Sesuatu hal yang paling dibenci oleh Keren, jika ada orang baru yang ikut campur dengan kehidupan pribadinya."Maaf Nona Keren. Sepertinya proposal dari perusahaan Anda sangat banyak memiliki kekurangan. Ada beberapa bagian yang harus direvisi. Jadi untuk sementara saya tidak bisa memprosesnya lebih lanjut." Ucap perwakilan FZ Group tajam."Baik, Pak. Saya akan berkoordinasi kembali bersama tim saya untuk melakukan revisi ulang. Terima kasih." Sahut Keren sambil tersenyum.Di kelas bela diri.Wajah Moses menatap tajam ke arah Lusi. Saat ini, dia sangat kesal kepada sekretarisnya itu. karena sampai m
"Perkenalkan, nama saya Cika." Ujarnya lalu mengulurkan tangannya kepada Keren."Apakah ada yang bisa saya bantu, Nona Cika?" Seru Keren."Sebenarnya, saya sangat malu menemui Anda, Nona. Ta-pi saya harus melakukan ini demi bayi yang ada di dalam kandungan saya saat ini." Lirih Cika sedih.Keren terus menyimak setiap kata demi kata yang keluar dari bibir Cika."Jujur saat ini, aku sangat menyesal telah mempercayainya. Aku telah dikelabui oleh cintanya. Bujuk rayunya telah menghanyutkan akal sehatku sehingga aku menyerahkan milikku yang paling berharga kepadanya." Cika pun mulai menangis.Sementara Keren, dilanda kebingungan. Tidak mengerti sedikit pun apa yang dimaksud oleh Cika."Maaf, Nona Cika. Sepertinya Anda salah alamat menemui saya. Jujur, saya sedikit pun tidak mengerti apa yang Anda maksud." Jelas Keren. Dia pun mulai bersiap-siap meninggalkan restoran itu.Namun ucapan Cika, tiba-tiba menghentikan langkahn
Alat tempur milik Teo tidak bangun sekali pun. Para perempuan itu mulai kelelahan."Bos, kami kelelahan!" Keluh para wanita itu secara bergantian."Sial! Kok alat perang gue tidak bereaksi sama sekali? Hanya gara-gara Keren? Sungguh menyebalkan!" Keluhnya dalam hati."Ya sudah kalian bisa berhenti!" Bentaknya lalu berjalan menuju ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Kembali ke restoran,Ponsel Keren kembali bergetar, pertanda ada pesan masuk. Dia kembali memeriksanya.Terlihat senyum tipis di wajahnya. Lalu memandang ke arah Cika."Cika, mulai hari ini kamu akan tinggal di butik saya. Kamu, saya angkat sebagai salah satu karyawan saya di sana. Sebentar lagi, asisten saya, Yeni akan menjemput Anda."Cika sangat kaget mendengar perkataan Keren. Dia kembali menangis lalu tiba-tiba sujud di bawah kaki Keren."Cika, apa yang sedang kamu lakukan?" Beberapa orang dalam restoran itu melihat ke arah