"Pokoknya Papa tidak setuju dengan pria pilihanmu, sampai mati pun Papa tidak akan merestui hubunganmu dengan pria itu," seru tuan Gerald kepada putri semata wayangnya, Keren.
Keren hanya bisa menangis dalam pelukan ibundanya, Nyonya Monik dan tak mampu berbuat apa apa.Kerenhapukh itulah nama lengkapnya, wanita yang berusia dia puluh lima tahun tahun yang bekerja sebagai manager di perusahaan besar milik keluarganya.Saat ini menjalin hubungan dengan pria yang dicintainya, bernama Bimo Saputra yang umurnya beda dua tahun dengan Keren.Dalam segi karier Bimo termasuk sukses, dia bekerja sebagai General Manager di sebuah perusahaan raksasa yang bergerak dalam bidang transportasi.Sudah hampir lima tahun hubungan Keren dan Bimo terjalin, namun selama itu juga restu dari Tuan Gerald tidak pernah ada untuk hubungan mereka.Ibunda Keren awalnya juga menolak hubungan keduanya, namun karena ketulusan hati Bimo meyakinkan nyonya Monik, bahwa dia benar-benar menyukai Keren, akhirnya Nyonya Monik memberi restu kepada keduanya.Berbeda dengan tuan Gerald yang sampai saat ini tidak pernah memberi lampu hijau kepada keduanya, hal ini dikarenakan Bimo berasal dari desa.Kedua orang tua Bimo tinggal di desa dan bekerja sebagai petani.Pernah suatu ketika Keren nekat ikut Bimo pulang kampung.Dia merasakan kedamaian selama berada di sana.Namun siapa sangka, sesampainya di rumah, ayahnya sudah menunggunya pulang, tanpa mendengarkan penjelasan dari Keren, ayahnya yang diliputi emosi langsung menampar pipi Keren.Sontak Keren kaget dengan tindakan ayahnya itu. Dia langsung kabur dari rumah dan lebih memilih tinggal di rumah temannya bernama Sisil.Namun karena bujukan sang ibu yang mengatakan ayahnya menyesal telah menampar Keren. Ia pun luluh dan kembali ke rumah.Saat pulang ke rumah, ayahnya sedang terbaring sakit di kamar.Ayahnya pun meminta maaf kepada Keren dan berharap Keren mau melupakan Bimo."Nak, apa kata orang jika mereka tau besan Papa berasal dari desa? bagaimana Papa menghadapi para kolega Papa?" Demikian penuturan ayahnya yang berkali kali mengulang kata-kata yang sama agar Keren melupakan Bimo.Keren bukan belum pernah mencoba untuk melupakan Bimo namun tetap saja, dia tidak bisa berpaling dari Bimo.Bimo juga sudah berusaha untuk melupakan Keren. Namun dia juga tidak mampu, karena Bimo sudah benar-benar jatuh cinta kepada Keren.Pernah satu ketika, Keren ingin Bimo untuk melarikannya saja, namun Bimo tidak mau melakukannya, dia tidak ingin Keren mempermalukan keluarga besarnya dan menjadikannya anak durhaka hanya karena seorang pria."Jika kita memang jodoh, pasti Tuhan akan buka kan jalan untuk hubungan kita, namun jika tidak, aku yakin, Tuhan punya rencana yang lebih indah untuk kita berdua." Bimo mencoba berbesar hati dengan hubungan mereka berdua.Bukannya dis sudah lelah untuk berjuang, tetapi Bimo lebih memasrahkan hubungan mereka berdua kepada Yang Kuasa.Mendengar perkataan Bimo, Keren segera memeluk pria yang dicintainya itu seolah-olah akan ada sesuatu masalah besar yang akan terjadi di hubungan keduanya.Benar saja, suara hati Keren yang gelisah itu terjawab sudah, ternyata ayahnya memiliki rencana untuk menjodohkannya dengan anak seorang kolega ayahnya bernama Teo.Betapa hancur hati Keren mendengar ultimatum ayahnya itu. Dia tidak bisa berbuat apa-apa. Gadis itu bingung menghadapi semuanya ini, saat ini Keren mencoba menghubungi Bimo untuk membicarakan hal ini."Keren, kamu tahu kekuasaan tuan Gerald, sekali dia mengatakan tidak, selamanya akan tetap tidak, ikutin saja maunya Papa kamu, aku merelakan semuanya, asal kamu bahagia," seru Bimo mencoba merelakan kekasihnya."Tapi Bim, Aku masih sangat menyayangimu," ujar Keren terisak.Bimo segera memeluk tubuh Keren dan mengusap rambutnya dengan lembut."Aku tahu Keren, tapi apa yang harus Aku lakukan? Aku juga tidak mau kamu menjadi anak durhaka kepada kedua orang tuamu, jalan satu-satunya, kita harus sudahi semua, aku tau pasti sakit untuk kita berdua, tapi ini demi kebaikan kita berdua juga."Hari ini, adalah hari terakhir mereka bersama, keduanya pun memutuskan untuk mengakhiri semuanya.Bimo tidak senekat itu memperjuangkan cintanya, karena tuan Gerald telah mengancam Bimo, jika dia tidak segera meninggalkan Keren, tuan Gerald akan menggunakan kekuasaannya untuk menjatuhkan karier Bimo, sedangkan Bimo saat ini menjadi tulang punggung bagi keluarganya, dua adiknya masih duduk di bangku sekolah.Setelah mengucapkan salam perpisahan dan saling mengakhiri hubungan mereka,keduanya pun masuk ke mobil masing masing. Keren mencoba pasrah dan mengikuti kemauan ayahnya.Sesampai di rumah, Keren hendak masuk ke dalam kamarnya melalui pintu samping, namun dia melihat jika di ruang tamu ada tamu yang datang.Keren penasaran dengan tamu yang datang itu, Keren berjalan menuju ke dalam rumah.Tuan Gerald melihat Keren pulang."Wah, panjang umur, ini dia baru pulang," Tuan Gerald memanggil anaknya untuk bergabung dengan mereka. Keren menampilkan senyum termanisnya, walaupun hatinya saat ini sedang berantakan."Perkenalkan ini Teo," ujar Sang Ayah. "Nak Teo ini Keren, putri saya," ujarnya lagi memperkenalkan Keren.Keren pun menyapa Teo dan kedua orang tuanya."Maaf om, Tante, saya pamit ke dalam dulu," ujar Keren.Sejak tadi mata Teo menatap tajam ke arah Keren dan Keren tidak tahu arti tatapan itu.Nyonya Monik mengetahui perasaan anaknya saat ini, namun ia tidak berani membantah suaminya."Ma, tolong panggilkan Keren, kita akan makan bersama," ujar Tuan Gerald kepada istrinya.Nyonya Monik segera melangkah ke dalam kamar anaknya, dia melihat jika Keren saat ini sedang menangis."Sayang, kamu kenapa?"Keren segera memeluk ibunya, dia menumpahkan segala keluh kesahnya kepada ibunya itu."Aku ... aku dan Bimo sudah putus Ma," isaknya tak tertahankan lagi."Kamu yang sabar ya, Sayang, Mama yakin kamu pasti bisa melewati semua ini, ayo kamu cuci muka dulu dan ganti pakaianmu, semuanya menunggumu di meja makan." Nyonya Monik mencoba menghibur anaknya.Saat ini Keren ikut bergabung di meja makan, Tuan Dino dan Nyonya Dina terlihat tersenyum ke arah Keren, berbeda jauh dengan Teo yang terlihat cuek.Setelah selesai makan, kedua orang tua itu sedang menentukan konsep pernikahan Teo dan Keren.Tanpa melibatkan mereka berdua.Keren hanya bisa pasrah dengan pilihan ayahnya itu.Keesokan harinya, atas perintah ayahnya, Keren dan Teo akan jalan-jalan ke mall untuk saling mengenal lebih dekat, kebetulan hari ini adalah hari Minggu. Jadi Keren memiliki waktu luang."Kamu jangan mempermalukan Papa. Teo itu lulusan luar negeri dan anaknya sangat pintar, jadi bersikaplah dengan baik." Itulah ultimatum ayahnya sebelum sopir mengantarnya ke mall.Keren berpikir dalam hati, "Kenapa Teo tidak menjemputnya?" terjawab sudah dugaan Keren.Teo setali tiga uang dengannya. Ia juga tidak menginginkan pernikahan ini.Sesampai di mall, Keren segera berjalan di sebuah restoran tempat mereka janjian untuk bertemu."Gue Teo, lo pasti Keren," sinisnya"Iya Teo, senang berkenalan denganmu," serunya sopan."Gue nggak mau basa basi, apa yang lo mau dari pernikahan ini?" sinisnya lagi."Maksud Kamu, Saya mau apa?" Keren benar-benar tidak mengerti maunya Teo."Ha-ha-ha, jangan pura pura! Gue tahu lo sudah memiliki kekasih," ujar Teo tajam.Keren menghela napas panjang dan meraup oksigen lebih banyak lagi, lalu mengatakan sejujurnya kepada Teo jika dia sudah mengakhiri hubungannya dengan Bimo.Teo seakan tidak percaya, jika Keren dan Bimo sudah putus. Karena yang dia tahu, Keren dan Bimo sudah lama berpacaran. Teo memandang rendah Keren saat ini.Dalam pikirannya Keren sudah tidak gadis lagi karena sudah lama berpacaran dengan Bimo.Hal itu seketika membuatnya jijik. Jika bukan perintah Papanya untuk menikahi Keren demi memperluas bisnis mereka, pria itu sama sekali tidak sudi menikah dengan Keren.Teo yang lama tinggal di luar negeri, telah terbiasa meniduri banyak wanita.Kebiasaannya ini, dia mampu tutupi pada kedua orang tuanya, hanya sahabatnya Rudolf yang mengetahui ulahnya itu.Rudolf setali tiga uang dengan Teo, sama sama penjahat wanita.Selama Teo hampir ti
Sesampai di hotel, hanya ada Keren seorang diri disitu. Ditemani oleh seorang pelayan perempuan suruhan Teo untuk membantu Keren melepas gaunnya."Maaf Nona Muda, perkenalkan saya Bi Siti pelayan di rumah Tuan Teo. Saya diperintahkan oleh Tuan Teo untuk menemani Nona di sini."Keren hanya mengangguk, lalu pamit untuk membersihkan dirinya ke dalam kamar mandi.Setelah beberapa saat di dalam kamar mandi, Keren ke luar dengan menggunakan baju tidur, di meja sofa sudah terlihat berbagai macam hidangan di sana.Ponselnya berdering, ada pesan masuk dari Teo untuk menyuruhnya makan dan jangan menunggunya untuk datang karena saat ini Teo sedang sibuk.Yap, memang benar Teo sedang sibuk saat ini, tepat bersebelahan dengan kamar istrinya, dia telah menyewa sebuah kamar, dan saat ini terlihat dua orang perempuan. Entah apa yang akan dilakukan oleh kedua perempuan bayaran itu, yang pasti, tentu saja untuk memuaskan nafsu Teo.Sementara itu, Keren sedang makan ditemani oleh Bi Siti.Waktunya untuk
"Oh ya, i am okay." Ujar si pemuda itu."Perkenalkan namaku, Moses."Namun Keren tidak mempedulikan sapaan Moses dan segera masuk ke dalam mobilnya.Moses yang penasaran kepada Keren, segera mengikutinya dan mengetuk-ngetuk pintu mobil Keren.Kaca di turunkan oleh Keren, "saya buru-buru, Maaf, tolong Anda minggir sebentar.""Tapi Nona, kap mobil Anda rusak, Anda jangan pergi dulu, saya akan bertanggung jawab untuk memperbaikinya," ujarnya lagi.Namun Keren berkata, "saya akan memperbaikinya sendiri, mohon Anda jangan menghalangi mobil saya."Setelah berkata begitu, Keren segera melajukan mobilnya dan menjauh dari hotel itu.Sementara Moses melihat kepergian Keren dengan hati melongo. Ia benar-benar memuji kecantikan Keren.Namun kenapa wajahnya terasa sendu? Moses merutuki kebodohannya yang tidak sempat memotret nomor polisi mobil Keren, ia bertekad dari dalam hatinya untuk menemukan siapa sosok perempuan yang berhasil membuat Moses kehilangan pesonanya.Ya, bagaimana tidak, Moses si
"Ayo sekarang lo ikut gue!"Keren mengikuti langkah Teo ke dalam kamar.Teo naik ke atas ranjang lalu berbaring, ia meraih selimut dan menutupi badannya."Ayo naik!" ujar Teo."Ki..kita mau ngapain Teo?""Ayo naik gue bilang! gue kan sudah janji tidak akan menyentuhmu dan satu hal yang harus lo ingat, lo bukanlah tipe gue!"Untuk menghentikan semua hinaan Teo kepadanya, Keren segera naik ke atas tempat tidur dan berbaring seperti Teo."Tutup mata lo! dan jangan katakan apapun!" Keren mengikuti apa yang dikatakan oleh Teo.Teo menutupi tubuh istrinya dengan selimut. Lalu ia melakukan panggilan video dengan ibunya."Halo, Ma. Ada apa sih ganggu terus!" Ketusnya kepada Nyonya Dina."Nggak ada apa-apa sih, Mama hanya ingin melihay menantu Mama." tuturnya."Yaelah, kirain ada apa! Tuh lihat sendiri! Keren sedang tidur saat ini! Dia kecapaean semalaman, Ma!" ketusnya."Sepertinya istrimu kelelahan, Teo. Jangan terlalu nge gas deh kamu. Beri jeda sedikit!" Ada mimik khawatir yang ditampilkan
"Kurang ajar! Berani-beraninya Lo mengancam gue dengan melibatkan polisi!" Hardik Teo memarahi orang itu."Lo akan merasakan akibatnya!" Ujar orang itu."Tidak ada satu pun yang berani mengancam gue!" Teriak Teo."Gultom! Bakar tempat ini! Jangan biarkan satu pun terlewatkan, hancurkan semuanya! Termasuk orang ini!" Serunya lantang lalu dengan cepat meninggalkan tempat itu.Gultom segera memerintahkan anak buahnya untuk melakukan semua perintah Teo.Ternyata tempat itu sudah dikelilingi oleh beberapa tangki bensin dan beberapa ban bekas, sehingga secepat kilat, api menyambar tempat itu.Para polisi kewalahan, kejadiannnya sangat cepat. Semua tempat itu hangus terbakar, termasuk orang tadi."Ha-ha-ha-ha!" Gelak tawa Teo kembali membahana, setelah mendengar anak buahnya berhasil melenyapkan orang itu.Saat ini, dirinya sedang berada di sebuah hotel. Ada beberapa wanita sebagai partnernya di atas ranjang.
Tersirat kerinduan diantara kedua insan yang saling mencinta itu.Bimo ikut menghadiri acara tersebut sebagai perwakilan dari kantornya."Bim ... aku sangat merindukanmu." Lirih Keren dalam hatinya.Keren terpaksa melepas tatapan matanya dengan Bimo karena Teo memanggilnya."Woi, Keren. Buruan! Kita masuknya bareng-bareng.""I-iya, Teo." Jawabnya terbata, lalu melangkah menuju kepada Teo yang sedang menunggunya.Tanpa keduanya ketahui, Gultom, melihat semua itu. Saat Keren dan Bimo saling memandang. Dia berencana untuk menceritakan hal itu kepada Teo.Setelah mengetahui jika Keren dan suaminya telah masuk ke dalam gedung itu, Bimo baru masuk. Dia sengaja mengambil tempat duduk paling belakang untuk menghindari Keren.Acara pun dimulai, ternyata Perusahaan Moses adalah penyumbang saham terbesar dalam pembangunan mall tersebut.Saat ini Moses sedang berpidato di depan podium. Disaat dia asyik menjabarkan
"Tapi saya tidak nyaman, Tuan!" Gerutu Keren. Dia pun melangkah menjauh dari Moses dan memilih duduk di sebuah kursi kosong sambil menikmati beberapa cup cake.Moses tidak peduli, dia tidak kehabisan akal. Moses pun mengikuti Keren dan duduk di sebelahnya.Keren bukan main kesalnya. Namun dia tidak dapat berbuat apa-apa karena dia juga berpikir jika ini adalah ruang publik. Semua orang bebas melakukan apa pun.Sementara, Bimo kehilangan momen untuk berbicara dengan Keren karena keberadaan Moses. Bimo ingin berbicara berdua dengan Keren. Makanya saat dia melihat Teo keluar dari ruangan itu, Bimo ingin mengambil kesempatan untuk terakhir kalinya berbicara berdua dengan Keren.Sekitar dua Minggu lagi, Bimo akan menikah dengan anak pemilik perusahaan tempat dirinya bekerja. Bimo terpaksa menikahi Silvi karena dia diancam oleh CEO tempat dia bekerja.Ternyata Silvi sudah lama naksir kepada Bimo. Jadi saat dia tahu jik
Gultom mendengar semua percakapan Moses dan Bagas."Wah, berarti Tuan Moses, benar-benar tergila-gila dengan kecantikan Nona Keren." Ujarnya dalam hati."Jangankan Tuan Moses, gue juga tertarik kali, dengan keanggunan Nona Keren. Hanya Bos Teo saja yang gue rasa matanya sudah juling sehingga tidak mengetahui kecantikan Nona Keren." Gultom saat ini menertawakan Teo.Namun Gultom harus menelan rasa kecewanya. Karena dia yang sibuk mengkhayal tentang Keren. Menjadi lupa tujuan awalnya untuk memberitahukan kepada Moses siapakah nama gadis yang dirinya gilai itu."Sial! Gue kehilangan jejak Tuan Moses!" Kesalnya dalam hati.Lalu tiba-tiba ponselnya bergetar dan ada pesan dari Keren,Keren : "Gultom, Anda tidak perlu mengantar saya pulang ke apartemen. Saya mau bertemu dengan salah satu teman wanita saya."Gultom :"Baik, Nona Muda."Gultom segera memasukkan ponselnya ke dalam sakunya. Lalu mulai mencari keberadaan Mos