"Oh ya, i am okay." Ujar si pemuda itu.
"Perkenalkan namaku, Moses."Namun Keren tidak mempedulikan sapaan Moses dan segera masuk ke dalam mobilnya.Moses yang penasaran kepada Keren, segera mengikutinya dan mengetuk-ngetuk pintu mobil Keren.Kaca di turunkan oleh Keren, "saya buru-buru, Maaf, tolong Anda minggir sebentar.""Tapi Nona, kap mobil Anda rusak, Anda jangan pergi dulu, saya akan bertanggung jawab untuk memperbaikinya," ujarnya lagi.Namun Keren berkata, "saya akan memperbaikinya sendiri, mohon Anda jangan menghalangi mobil saya."Setelah berkata begitu, Keren segera melajukan mobilnya dan menjauh dari hotel itu.Sementara Moses melihat kepergian Keren dengan hati melongo. Ia benar-benar memuji kecantikan Keren.Namun kenapa wajahnya terasa sendu? Moses merutuki kebodohannya yang tidak sempat memotret nomor polisi mobil Keren, ia bertekad dari dalam hatinya untuk menemukan siapa sosok perempuan yang berhasil membuat Moses kehilangan pesonanya.Ya, bagaimana tidak, Moses si pengusaha muda, yang baru menjabat CEO yang diangkat oleh ayahnya yang hendak pensiun, sangat di gandrungi oleh para wanita-wanita disekitarnya.Hanya sekali melihat wajah Moses saja, para wanita-wanita itu, pasti sudah jatuh cinta dengannya.Bagi Moses, Keren adalah wanita yang istimewa. Ia harus mencari tau tentang gadis itu.Sementara itu, Keren sedang berada di sebuah bengkel mobil yang mewah. Ia sedang menunggu mobil itu diperbaiki namun sang mekanik berkata jika mobil ini adalah mobil keluaran luar negeri, maka dari itu pengerjaannya membutuhkan waktu seminggu.Mendengarkan itu, Keren segera memesan taksi online menuju apartemen yang dimaksud oleh Teo.Setelah menempuh perjalanan beberapa saat, Keren akhirnya ia sampai disebuah apartemen.Keren menanyakan kepada sekuriti disana, alamat apartemen Teo. Sekuriti berkata, apartemen Teo berpisah dengan unit apartemen lainnya.Sekuriti tersebut mengantarkan Keren di depan sebuah lift."Nona Muda, jika anda ingin ke apartemen Tuan Teo, anda hanya perlu menekan tombol lift ini, dan anda akan langsung sampai ke unit milik Tuan Teo.""Terima kasih informasinya pak sekuriti."Setelah berkata demikian, Keren segera masuk ke dalam lift yang akan membawanya ke apartemen milik Teo.Sesampai di depan sebuah apartemen, Keren segera memasukkan kartu akses untuk masuk ke dalam apartemen itu.Pintu terbuka, terlihat Teo sedang duduk di ruang tamu dengan wajah kesal."Dari mana saja sih Lo! Dari tadi gue nungguin lo.""Maaf Teo, tadi saya mampir ke bengkel," Keren ingin menjelaskan jika mobil yang diberikan Teo kepadanya masuk bengkel.Namun Teo sepertinya tidak ingin mengetahui alasan Keren.Lalu Teo menjelaskan beberapa ruangan di apartemen itu, ternyata hanya ada satu kamar di situ dan sepertinya itu disengaja oleh Teo.Keduanya masuk ke dalam kamar, terlihat kamar yang sangat mewah dengan ukuran ranjang king size, dan ada kamar mandi di dalam kamar tersebut. Di kamar itu juga ada sebuah lemari, di dalam lemari tersebut ada beberapa pakaian wanita dan pakaian pria, Teo sengaja mengisi lemari dengan beberapa pakaian, agar orang lain tidak curiga dengan pernikahan keduanya.Setelah menjelaskan perihal kamar, mereka melewati ruang tv, lalu Teo mengajak Keren menuju dapur.Lagi-lagi Teo menjelaskan, jika dapur ini juga hanya pajangan semata, namun biar orang lain tidak curiga, ia sengaja menyewa ART sewaan untuk membersihkan apartemen itu. namun di pintu belakang dekat dapur, tepatnya di balkon belakang ada semacam dua pintu rahasia.Dengarkan baik-baik, pintu rahasia ini terhubung di ruang privasi kita masing-masing, yang sebelah kiri ini adalah milikku dan yang sebelah kanan adalah milikmu.""Kamar utama di apartemen ini, hanya sebagai hiasan saja, lo dan gue, menghabiskan waktu di ruang privasi masing-masing, apakah lo mengerti?""Lo dilarang penuh mendekati atau mencoba masuk ke dalam rumah gue, karena akses menuju kesana hanya bisa menggunakan sidik jari gue, demikian juga dengan rumah lo, gue gak bisa masuk ke dalam, karena itu otomatis terkunci jika lo menekan tombol kecil itu," tangan Teo mengarah pada satu tombol kecil yang ada di dinding tembok sebelah kanan."Okay, cukup sekian home tour kali ini, gue mau masuk, gue ada meeting online, ingat, jika ada yang nelpon lo, bilang saja kita sedang di Bandung!"Setelah berkata begitu, Teo segera berlalu dari situ dan menuju ruang privasinya dan menutup pintu rapat-rapat.Keren masih mematung, masih belum menyangka hal yang membingungkan ini terjadi pada dirinya.Keren memandang pemandangan kota Jakarta di sore itu, melalui kaca transparan apartemen itu sambil menenangkan dirinya.Setelah agak merasa tenang, Keren menekan tombol kecil di dinding tembok itu, lalu terbukalah pintu, Keren segera masuk, dan benar saja, pintu rahasia itu tertutup secara otomatis.Sebenarnya Teo sengaja membuat ruangan rahasia ini untuk menampung partnernya di atas ranjang. Namun saat ini menjadi berguna untuk merahasiakan Keren istri sahnya.Keren semakin masuk ke dalam rumahnya. saat ini, ia berkeliling, ruangan dalam unit apartemen ini, sama dengan rumah singgahnya dengan Teo.Hanya bedanya lemari yang ada di dalam kamar ini, kosong.Keren segera menarik kopernya menuju ke dalam kamar dan mulai menyusun baju-bajunya ke dalam lemari.Lalu ia beranjak menuju dapur. Rasa lapar menyerangnya, ia baru ingat jika ia hanya sarapan saat di hotel.Ia membuka kulkas, dan melihat ternyata kulkas ternyata berisi penuh dengan bahan makanan.Ia segera memasak nasi goreng spesial untuk dirinya sendiri.Ia menyantap nasi goreng itu sambil menonton televisi.Ia melihat jika pernikahannya dengan Teo menjadi berita hangat di televisi, sampai ada yang meramal wajah anak mereka nantinya.Seketika air mata Keren terjatuh, ia merasakan sesak di dadanya.Lalu ia buru-buru mematikan televisi. Tiba-tiba telpon genggamnya berbunyi dan terlihat nama Teo, ia segera mengangkat panggilan itu."Keren, gue tunggu lo di rumah singgah, sekarang ya!" Terdengar perintah Teo.Keren buru-buru menyelesaikan makanannya dan segera menuju ke kesana.Ia membuka pintu dengan sidik jarinya, lalu melangkah menuju dapur dan masuk ke dalam ruang tv.Disitu ada Teo sedang duduk menunggunya."Lama banget sih lo, gue ini buru-buru!"""Aku baru selesai makan Teo.""Lo enak yah udah makan, lah, gue belum makan!""Lain kali jika gue panggil lo, sesegera mungkin lo datang!""Iya Teo, kamu mau ngomong apa.""Tau nggak, dari tadi Nyokap gue hubungi gue, beliau ingin lihat muka lo! lo malah kelamaan, bagaimana jika mereka curiga? Apa lo mau gue menghancurkan perusahaan bokap lo dalam satu malam?" Teo kembali mengancam Keren."Ja..jangan lakukan itu Teo, baiklah saya minta maaf, dan tidak akan datang telat lagi jika kamu memanggilku.""Awas aja lo janji palsu!""Ayo sekarang lo ikut gue!"Keren mengikuti langkah Teo ke dalam kamar.Teo naik ke atas ranjang lalu berbaring, ia meraih selimut dan menutupi badannya."Ayo naik!" ujar Teo."Ki..kita mau ngapain Teo?""Ayo naik gue bilang! gue kan sudah janji tidak akan menyentuhmu dan satu hal yang harus lo ingat, lo bukanlah tipe gue!"Untuk menghentikan semua hinaan Teo kepadanya, Keren segera naik ke atas tempat tidur dan berbaring seperti Teo."Tutup mata lo! dan jangan katakan apapun!" Keren mengikuti apa yang dikatakan oleh Teo.Teo menutupi tubuh istrinya dengan selimut. Lalu ia melakukan panggilan video dengan ibunya."Halo, Ma. Ada apa sih ganggu terus!" Ketusnya kepada Nyonya Dina."Nggak ada apa-apa sih, Mama hanya ingin melihay menantu Mama." tuturnya."Yaelah, kirain ada apa! Tuh lihat sendiri! Keren sedang tidur saat ini! Dia kecapaean semalaman, Ma!" ketusnya."Sepertinya istrimu kelelahan, Teo. Jangan terlalu nge gas deh kamu. Beri jeda sedikit!" Ada mimik khawatir yang ditampilkan
"Kurang ajar! Berani-beraninya Lo mengancam gue dengan melibatkan polisi!" Hardik Teo memarahi orang itu."Lo akan merasakan akibatnya!" Ujar orang itu."Tidak ada satu pun yang berani mengancam gue!" Teriak Teo."Gultom! Bakar tempat ini! Jangan biarkan satu pun terlewatkan, hancurkan semuanya! Termasuk orang ini!" Serunya lantang lalu dengan cepat meninggalkan tempat itu.Gultom segera memerintahkan anak buahnya untuk melakukan semua perintah Teo.Ternyata tempat itu sudah dikelilingi oleh beberapa tangki bensin dan beberapa ban bekas, sehingga secepat kilat, api menyambar tempat itu.Para polisi kewalahan, kejadiannnya sangat cepat. Semua tempat itu hangus terbakar, termasuk orang tadi."Ha-ha-ha-ha!" Gelak tawa Teo kembali membahana, setelah mendengar anak buahnya berhasil melenyapkan orang itu.Saat ini, dirinya sedang berada di sebuah hotel. Ada beberapa wanita sebagai partnernya di atas ranjang.
Tersirat kerinduan diantara kedua insan yang saling mencinta itu.Bimo ikut menghadiri acara tersebut sebagai perwakilan dari kantornya."Bim ... aku sangat merindukanmu." Lirih Keren dalam hatinya.Keren terpaksa melepas tatapan matanya dengan Bimo karena Teo memanggilnya."Woi, Keren. Buruan! Kita masuknya bareng-bareng.""I-iya, Teo." Jawabnya terbata, lalu melangkah menuju kepada Teo yang sedang menunggunya.Tanpa keduanya ketahui, Gultom, melihat semua itu. Saat Keren dan Bimo saling memandang. Dia berencana untuk menceritakan hal itu kepada Teo.Setelah mengetahui jika Keren dan suaminya telah masuk ke dalam gedung itu, Bimo baru masuk. Dia sengaja mengambil tempat duduk paling belakang untuk menghindari Keren.Acara pun dimulai, ternyata Perusahaan Moses adalah penyumbang saham terbesar dalam pembangunan mall tersebut.Saat ini Moses sedang berpidato di depan podium. Disaat dia asyik menjabarkan
"Tapi saya tidak nyaman, Tuan!" Gerutu Keren. Dia pun melangkah menjauh dari Moses dan memilih duduk di sebuah kursi kosong sambil menikmati beberapa cup cake.Moses tidak peduli, dia tidak kehabisan akal. Moses pun mengikuti Keren dan duduk di sebelahnya.Keren bukan main kesalnya. Namun dia tidak dapat berbuat apa-apa karena dia juga berpikir jika ini adalah ruang publik. Semua orang bebas melakukan apa pun.Sementara, Bimo kehilangan momen untuk berbicara dengan Keren karena keberadaan Moses. Bimo ingin berbicara berdua dengan Keren. Makanya saat dia melihat Teo keluar dari ruangan itu, Bimo ingin mengambil kesempatan untuk terakhir kalinya berbicara berdua dengan Keren.Sekitar dua Minggu lagi, Bimo akan menikah dengan anak pemilik perusahaan tempat dirinya bekerja. Bimo terpaksa menikahi Silvi karena dia diancam oleh CEO tempat dia bekerja.Ternyata Silvi sudah lama naksir kepada Bimo. Jadi saat dia tahu jik
Gultom mendengar semua percakapan Moses dan Bagas."Wah, berarti Tuan Moses, benar-benar tergila-gila dengan kecantikan Nona Keren." Ujarnya dalam hati."Jangankan Tuan Moses, gue juga tertarik kali, dengan keanggunan Nona Keren. Hanya Bos Teo saja yang gue rasa matanya sudah juling sehingga tidak mengetahui kecantikan Nona Keren." Gultom saat ini menertawakan Teo.Namun Gultom harus menelan rasa kecewanya. Karena dia yang sibuk mengkhayal tentang Keren. Menjadi lupa tujuan awalnya untuk memberitahukan kepada Moses siapakah nama gadis yang dirinya gilai itu."Sial! Gue kehilangan jejak Tuan Moses!" Kesalnya dalam hati.Lalu tiba-tiba ponselnya bergetar dan ada pesan dari Keren,Keren : "Gultom, Anda tidak perlu mengantar saya pulang ke apartemen. Saya mau bertemu dengan salah satu teman wanita saya."Gultom :"Baik, Nona Muda."Gultom segera memasukkan ponselnya ke dalam sakunya. Lalu mulai mencari keberadaan Mos
"Bim, a-ku hanya bercanda kok. Kamu tahu! Sudah sejak dulu, aku sudah naksir kepadamu, aku mencintaimu diam-diam, dan itu berlangsung selama bertahun-tahun." Sedihnya."Aku tahu betul, saat itu kamu sudah memiliki kekasih, bernama Keren. Aku tahu itu dan aku sadar, aku tidak mungkin akan memilikimu. Tapi, Bim. Keren sudah menikah. Dia sudah meraih kebahagiaannya dengan pria lain. Bisakah kali ini, kamu memandangku sekejap saja? Bisakah kamu mempercayai aku dan cintaku yang telah ku pupuk bertahun-tahun lamanya kepadamu?" Silvi mulai menangis terisak-isak.Bimo menatap putri bosnya yang sedang menangisinya. Ada rasa iba yang tiba-tiba muncul dari dalam dirinya. Dia pun meraih tubuh Silvi ke dalam pelukannya."Maafkan aku, Silvi. Aku telah melakukan kesalahan kepadamu. Tolong beri aku kesempatan untuk mulai belajar mencintaimu." Ucap Bimo dari kesungguhan hatinya.Diam-diam Silvi tersenyum. "Ternyata sandiwaraku berhasi
Kembali ke restoran, Lusi dan Keren terlihat mencicipi es krim spesial pesanan Lusi khusus untuk sahabat sejatinya, Keren."Bagaimana dengan rasa es krimnya? Enak nggak, Ke?" Tanya Lusi."Lumayan enak. Setidaknya bisa memperbaiki sedikit moodku." Sahut Keren."Hanya sedikit? Kalau begitu, gue akan memesan beberapa cup es krim lagi untukmu kalau begitu, Ke. Biar moodmu semakin banyak terperbaiki." Segah Lusi hendak memanggil waiters di gerai es krim itu."Ih, Lusi. Lo ada-ada saja deh. Lo mau lihat perut gue pecah, karena kebanyakan minum es krim?" Ditengah perdebatan keduanya, seorang pria tampan juga memasuki gerai es krim itu.Belum sempat sang pemuda duduk, Lusi sudah meneriakinya."Hei, Bro! Moses! Sini, Lo gabung sama kita." Serunya senang.Keren yang membelakangi arah pemuda itu berdiri. Mulai bertanya-tanya di dalam hatinya, "siapakah pria pria itu? Kenapa namanya tidak asing di telingaku? Jangan-jangan dia .
Namun Nyonya Monik tidak mempedulikan teriakan suaminya. Dia terus saja ke luar dari rumah dan mengantarkan Keren sampai ke dalam mobil."Ma, aku pergi dulu." pamit Keren kepada ibunya."Iya, Nak. Maafkan Mama yang tidak mampu melindungi mu," ucap Nyonya Monik dengan berlinang air mata."Aku akan cari waktu untuk ngobrol dengan Mama lagi. Aku ingin tahu siapakah ayah kandungku yang sesungguhnya," serunya lagi kepada ibunya."I ... iya, Nak. Mama menunggu kabar dari mu. Mama akan jujur tentang semuanya." Setelah keduanya saling berpamitan, mobil yang membawa Keren pun mulai meninggalkan kediaman Tuan Gerald.Sementara di dalam rumah, Tuan Gerald terus saja memberontak untuk dapat lepas dari orang-orang yang menahannya. "Lepaskan saya! Siapa kalian sebenarnya! Kenapa berani-beraninya kalian menahan saya!" teriaknya."Karena Anda telah berbuat salah kepada Nona Keren! Anda sangat kejam Tuan!" seru salah satu dari mereka.