Sesampai di hotel, hanya ada Keren seorang diri disitu. Ditemani oleh seorang pelayan perempuan suruhan Teo untuk membantu Keren melepas gaunnya.
"Maaf Nona Muda, perkenalkan saya Bi Siti pelayan di rumah Tuan Teo. Saya diperintahkan oleh Tuan Teo untuk menemani Nona di sini."Keren hanya mengangguk, lalu pamit untuk membersihkan dirinya ke dalam kamar mandi.Setelah beberapa saat di dalam kamar mandi, Keren ke luar dengan menggunakan baju tidur, di meja sofa sudah terlihat berbagai macam hidangan di sana.Ponselnya berdering, ada pesan masuk dari Teo untuk menyuruhnya makan dan jangan menunggunya untuk datang karena saat ini Teo sedang sibuk.Yap, memang benar Teo sedang sibuk saat ini, tepat bersebelahan dengan kamar istrinya, dia telah menyewa sebuah kamar, dan saat ini terlihat dua orang perempuan. Entah apa yang akan dilakukan oleh kedua perempuan bayaran itu, yang pasti, tentu saja untuk memuaskan nafsu Teo.Sementara itu, Keren sedang makan ditemani oleh Bi Siti.Waktunya untuk tidur, Keren mencoba untuk tidur namun dia tidak dapat memejamkan matanya. Tiba-tiba air matanya terjatuh, di malam pengantinnya dia tidur sendiri. Sedangkan Teo yang sudah sah menjadi suaminya entah kemana rimbanya.Keren meratapi nasibnya di awal pernikahan saja, Teo sudah menunjukkan sifatnya.Diam-diam Keren sedikit percaya dengan perkataan temannya Lusi, yang mengatakan jika Teo suka bermain perempuan.Pagi harinya, Keren bangun. Dia kembali mendapati jika di meja sofa sudah tersedia berbagai masakan lezat dan Bik Siti sudah tidak ada lagi di kamar itu.Dengan malas, Keren melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.Teo terbangun dan melirik arlojinya. Dia langsung bangkit dari tempat tidur dan segera mandi, setelah selesai mandi dan berpakaian, pria iru langsung menuju kamar di mana Keren berada.Sedangkan kedua wanita itu, setelah memuaskan Teo, mereka segera di usir dari kamar itu oleh Teo sendiri.Tepat saat Teo sampai ke kamar Keren berada, ponselnya berdering, terlihat jika ibunya melakukan panggilan video, Teo langsung mengangkatnya, dan beruntungnya juga Keren selesai mandi, dan terlihat handuk di kepalanya yang menandakan ia keramas.Keduanya pun bersandiwara di depan ibunya Teo, Nyonya Dina.Setelah memastikan jika mereka telah menghabiskan malam berdua, Nyonya Dina mematikan panggilan video itu."Sudah selesai mandinya? Yuk sarapan, setelah itu kita bicara."Mereka pun makan dalam diam, Keren mencoba menjadi istri yang baik kepada Teo. Dia mencoba melayani suaminya di meja makan.Namun Teo sama sekali tidak menggubris Keren. Pria itu malah menyendokkan nasinya sendiri.Melihat itu Keren kaget, namun dia mencoba biasa saja.Setelah selesai sarapan, Teo mengajaknya berbicara,"Gue harap, Lo jangan terlalu berharap dengan pernikahan ini.""Maksudmu, apa Teo?""Pernikahan ini hanya sebatas di atas kertas dan bagiku tidak ada gunanya sama sekali! Jadi gue harap, lo bisa diajak kerjasama."Keren semakin tidak mengerti dengan perkataan Teo."Jangan pura pura tidak mengerti Lo! gue menikahi Lo hanya karena desakan dari orang tua gue dan karena adanya kerjasama bisnis semata! Ya, bisa dikatakan pernikahan ini hanyalah pernikahan bisnis saja.""Tapi Teo, Kamu sudah berjanji di hadapan Tuhan dan pemuka agama juga disaksikan oleh banyak orang, kalau kita ini sudah menikah.""Ya memang, kita sudah menikah! Siapa bilang kita belum menikah? Hanya saja Lo hanya istri di atas kertas!"Mendengar perkataan Teo yang menusuk itu, seketika air mata Keren menetes."Teo, jika kamu hanya menganggapku istri di atas kertas, mending kamu ceraikan aku sekarang juga!""Ha-ha-ha, tidak akan! Itu sama saja dengan bunuh diri, dan kerajaan bisnis gue akan hancur!"Air mata Keren semakin deras, "jadi untuk apa kamu melibatkan ku di pernikahan ini Teo? Apa salahku?""Kalau soal itu, jangan tanya guelah! Tapi tanya bokap Lo!""Lo tenang saja, gue tidak akan menyentuh Lo sama sekali! Lo bisa pegang omongan gue ini!""Berhentilah menangis, jangan cengeng, terimalah keadaan ini! lagian kan, Lo sudah memiliki kekasih, silakan kalian berhubungan. Gue nggak larang Lo, hanya saja Lo harus hati-hati jangan sampai ke empat monster itu tahu!""Gue sudah putus dengan dia Teo, demi pernikahan ini!" Keren tiba-tiba menatap tajam ke arah Teo."Ha-ha-ha siapa suruh Lo mutusin pacar Lo? satu lagi, mulai hari ini kita akan tinggal di apartemen, kalau nyokap gue menyuruh kita tinggal di rumahnya, Lo jangan pernah mau! ini alamat apartemennya, gue sengaja mencari apartemen yang agak privasi biar tidak terlalu banyak orang yang mengetahui kehidupan pribadi kita."Keren tidak dapat berbuat apa-apa dan hanya mampu mengikuti maunya Teo.Karena Teo mengancam jika terjadi perceraian diantara mereka itu sama saja menghancurkan bisnis ayahnya Keren."Ini kunci mobilmu, Teo menyodorkan sebuah kunci kepada Keren."Namun Keren tidak menerimanya,"Aku nggak butuh! Aku memiliki mobil sendiri!""Ha-ha-ha, lo harus terima, jangan sampai keempat monster itu tahu!" Tiba-tiba Teo meraih kasar tangan Keren dan meletakkan kunci mobil itu di tangannya."Mereka itu orang tua kita Teo! bukan monster!""Ha-ha-ha terserah, bagiku mereka adalah monster yang membuat Lo dan gue di posisi sekarang ini!""Gue pergi dulu, mobil buat Lo ada di depan hotel. Lo langsung ke apartemen, gue ada perlu sebentar. Gue akan ke apartemen agak malam, ingat, jika ada yang menelpon jangan di angkat! Lo chat saja jika kita sedang ke Bandung, dan menginap tiga hari di sana." Setelah berkata begitu. Teo langsung pergi dari situ.Tinggal Keren sendiri di sini. Dia lalu mengemasi barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam koper dan berlalu dari kamar itu.Pagi itu, Keren memakai kaca mata hitam, agar semua orang tidak mengenalinya.Sesampai di parkiran hotel yang terletak di basement, dia melihat jika ada sebuah mobil merk terbatas yang di peruntukkan Teo untuknya sebagai hadiah pernikahan.Keren sama sekali tidak terkesan sedikitpun dengan hadiah mobil itu, karena dia sudah sedikit tahu tentang perangai Teo.Namun Keren tidak berdaya untuk melawan, karena dia pasti akan dimarahi habis-habisan oleh ayahnya.Saat ini, Keren sudah masuk ke dalam mobil dan mencoba untuk menyetir mobil tersebut. Namun pada saat dia hendak membelok keluar, ada seseorang yang lewat dengan tiba-tiba, nyaris saja Keren menabrak orang itu. Untung saja dia banting setir dan menabrak tembok pembatas parkiran, alhasil dahinya terbentur dashboard mobil.Dengan sedikit terhuyung Keren ke luar dari dalam mobilnya dan melihat orang tersebut berusaha berdiri."Apakah Anda tidak apa-apa, Tuan? Seru Keren khawatir."Kalau nyetir, Anda hati-hati dong!" Seketika pemuda itu menghentikan kalimatnya dan melihat wajah Keren yang cantik laksana bidadari surga."Halo, Tuan. Apakah Anda baik baik saja?" tanya keren bingung, karena pemuda di depannya tiba-tiba bengong."Oh ya, i am okay." Ujar si pemuda itu."Perkenalkan namaku, Moses."Namun Keren tidak mempedulikan sapaan Moses dan segera masuk ke dalam mobilnya.Moses yang penasaran kepada Keren, segera mengikutinya dan mengetuk-ngetuk pintu mobil Keren.Kaca di turunkan oleh Keren, "saya buru-buru, Maaf, tolong Anda minggir sebentar.""Tapi Nona, kap mobil Anda rusak, Anda jangan pergi dulu, saya akan bertanggung jawab untuk memperbaikinya," ujarnya lagi.Namun Keren berkata, "saya akan memperbaikinya sendiri, mohon Anda jangan menghalangi mobil saya."Setelah berkata begitu, Keren segera melajukan mobilnya dan menjauh dari hotel itu.Sementara Moses melihat kepergian Keren dengan hati melongo. Ia benar-benar memuji kecantikan Keren.Namun kenapa wajahnya terasa sendu? Moses merutuki kebodohannya yang tidak sempat memotret nomor polisi mobil Keren, ia bertekad dari dalam hatinya untuk menemukan siapa sosok perempuan yang berhasil membuat Moses kehilangan pesonanya.Ya, bagaimana tidak, Moses si
"Ayo sekarang lo ikut gue!"Keren mengikuti langkah Teo ke dalam kamar.Teo naik ke atas ranjang lalu berbaring, ia meraih selimut dan menutupi badannya."Ayo naik!" ujar Teo."Ki..kita mau ngapain Teo?""Ayo naik gue bilang! gue kan sudah janji tidak akan menyentuhmu dan satu hal yang harus lo ingat, lo bukanlah tipe gue!"Untuk menghentikan semua hinaan Teo kepadanya, Keren segera naik ke atas tempat tidur dan berbaring seperti Teo."Tutup mata lo! dan jangan katakan apapun!" Keren mengikuti apa yang dikatakan oleh Teo.Teo menutupi tubuh istrinya dengan selimut. Lalu ia melakukan panggilan video dengan ibunya."Halo, Ma. Ada apa sih ganggu terus!" Ketusnya kepada Nyonya Dina."Nggak ada apa-apa sih, Mama hanya ingin melihay menantu Mama." tuturnya."Yaelah, kirain ada apa! Tuh lihat sendiri! Keren sedang tidur saat ini! Dia kecapaean semalaman, Ma!" ketusnya."Sepertinya istrimu kelelahan, Teo. Jangan terlalu nge gas deh kamu. Beri jeda sedikit!" Ada mimik khawatir yang ditampilkan
"Kurang ajar! Berani-beraninya Lo mengancam gue dengan melibatkan polisi!" Hardik Teo memarahi orang itu."Lo akan merasakan akibatnya!" Ujar orang itu."Tidak ada satu pun yang berani mengancam gue!" Teriak Teo."Gultom! Bakar tempat ini! Jangan biarkan satu pun terlewatkan, hancurkan semuanya! Termasuk orang ini!" Serunya lantang lalu dengan cepat meninggalkan tempat itu.Gultom segera memerintahkan anak buahnya untuk melakukan semua perintah Teo.Ternyata tempat itu sudah dikelilingi oleh beberapa tangki bensin dan beberapa ban bekas, sehingga secepat kilat, api menyambar tempat itu.Para polisi kewalahan, kejadiannnya sangat cepat. Semua tempat itu hangus terbakar, termasuk orang tadi."Ha-ha-ha-ha!" Gelak tawa Teo kembali membahana, setelah mendengar anak buahnya berhasil melenyapkan orang itu.Saat ini, dirinya sedang berada di sebuah hotel. Ada beberapa wanita sebagai partnernya di atas ranjang.
Tersirat kerinduan diantara kedua insan yang saling mencinta itu.Bimo ikut menghadiri acara tersebut sebagai perwakilan dari kantornya."Bim ... aku sangat merindukanmu." Lirih Keren dalam hatinya.Keren terpaksa melepas tatapan matanya dengan Bimo karena Teo memanggilnya."Woi, Keren. Buruan! Kita masuknya bareng-bareng.""I-iya, Teo." Jawabnya terbata, lalu melangkah menuju kepada Teo yang sedang menunggunya.Tanpa keduanya ketahui, Gultom, melihat semua itu. Saat Keren dan Bimo saling memandang. Dia berencana untuk menceritakan hal itu kepada Teo.Setelah mengetahui jika Keren dan suaminya telah masuk ke dalam gedung itu, Bimo baru masuk. Dia sengaja mengambil tempat duduk paling belakang untuk menghindari Keren.Acara pun dimulai, ternyata Perusahaan Moses adalah penyumbang saham terbesar dalam pembangunan mall tersebut.Saat ini Moses sedang berpidato di depan podium. Disaat dia asyik menjabarkan
"Tapi saya tidak nyaman, Tuan!" Gerutu Keren. Dia pun melangkah menjauh dari Moses dan memilih duduk di sebuah kursi kosong sambil menikmati beberapa cup cake.Moses tidak peduli, dia tidak kehabisan akal. Moses pun mengikuti Keren dan duduk di sebelahnya.Keren bukan main kesalnya. Namun dia tidak dapat berbuat apa-apa karena dia juga berpikir jika ini adalah ruang publik. Semua orang bebas melakukan apa pun.Sementara, Bimo kehilangan momen untuk berbicara dengan Keren karena keberadaan Moses. Bimo ingin berbicara berdua dengan Keren. Makanya saat dia melihat Teo keluar dari ruangan itu, Bimo ingin mengambil kesempatan untuk terakhir kalinya berbicara berdua dengan Keren.Sekitar dua Minggu lagi, Bimo akan menikah dengan anak pemilik perusahaan tempat dirinya bekerja. Bimo terpaksa menikahi Silvi karena dia diancam oleh CEO tempat dia bekerja.Ternyata Silvi sudah lama naksir kepada Bimo. Jadi saat dia tahu jik
Gultom mendengar semua percakapan Moses dan Bagas."Wah, berarti Tuan Moses, benar-benar tergila-gila dengan kecantikan Nona Keren." Ujarnya dalam hati."Jangankan Tuan Moses, gue juga tertarik kali, dengan keanggunan Nona Keren. Hanya Bos Teo saja yang gue rasa matanya sudah juling sehingga tidak mengetahui kecantikan Nona Keren." Gultom saat ini menertawakan Teo.Namun Gultom harus menelan rasa kecewanya. Karena dia yang sibuk mengkhayal tentang Keren. Menjadi lupa tujuan awalnya untuk memberitahukan kepada Moses siapakah nama gadis yang dirinya gilai itu."Sial! Gue kehilangan jejak Tuan Moses!" Kesalnya dalam hati.Lalu tiba-tiba ponselnya bergetar dan ada pesan dari Keren,Keren : "Gultom, Anda tidak perlu mengantar saya pulang ke apartemen. Saya mau bertemu dengan salah satu teman wanita saya."Gultom :"Baik, Nona Muda."Gultom segera memasukkan ponselnya ke dalam sakunya. Lalu mulai mencari keberadaan Mos
"Bim, a-ku hanya bercanda kok. Kamu tahu! Sudah sejak dulu, aku sudah naksir kepadamu, aku mencintaimu diam-diam, dan itu berlangsung selama bertahun-tahun." Sedihnya."Aku tahu betul, saat itu kamu sudah memiliki kekasih, bernama Keren. Aku tahu itu dan aku sadar, aku tidak mungkin akan memilikimu. Tapi, Bim. Keren sudah menikah. Dia sudah meraih kebahagiaannya dengan pria lain. Bisakah kali ini, kamu memandangku sekejap saja? Bisakah kamu mempercayai aku dan cintaku yang telah ku pupuk bertahun-tahun lamanya kepadamu?" Silvi mulai menangis terisak-isak.Bimo menatap putri bosnya yang sedang menangisinya. Ada rasa iba yang tiba-tiba muncul dari dalam dirinya. Dia pun meraih tubuh Silvi ke dalam pelukannya."Maafkan aku, Silvi. Aku telah melakukan kesalahan kepadamu. Tolong beri aku kesempatan untuk mulai belajar mencintaimu." Ucap Bimo dari kesungguhan hatinya.Diam-diam Silvi tersenyum. "Ternyata sandiwaraku berhasi
Kembali ke restoran, Lusi dan Keren terlihat mencicipi es krim spesial pesanan Lusi khusus untuk sahabat sejatinya, Keren."Bagaimana dengan rasa es krimnya? Enak nggak, Ke?" Tanya Lusi."Lumayan enak. Setidaknya bisa memperbaiki sedikit moodku." Sahut Keren."Hanya sedikit? Kalau begitu, gue akan memesan beberapa cup es krim lagi untukmu kalau begitu, Ke. Biar moodmu semakin banyak terperbaiki." Segah Lusi hendak memanggil waiters di gerai es krim itu."Ih, Lusi. Lo ada-ada saja deh. Lo mau lihat perut gue pecah, karena kebanyakan minum es krim?" Ditengah perdebatan keduanya, seorang pria tampan juga memasuki gerai es krim itu.Belum sempat sang pemuda duduk, Lusi sudah meneriakinya."Hei, Bro! Moses! Sini, Lo gabung sama kita." Serunya senang.Keren yang membelakangi arah pemuda itu berdiri. Mulai bertanya-tanya di dalam hatinya, "siapakah pria pria itu? Kenapa namanya tidak asing di telingaku? Jangan-jangan dia .