Share

Part 24 Shock tak bertepi

Penulis: Rita Febriyeni
last update Terakhir Diperbarui: 2022-06-17 22:00:54

TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKU

Part 24 (Shock tak bertepi)

"Hanya membenarkan atap bocor mah, gampang," ucapku sendiri sambil duduk melihat dunia dari ketinggian. Sangat memanjakan mata.

Sinar matahari pagi membuatku berjemur. Aku duduk santai karena selesai memperbaiki atap bocor.

"Loh, kok ada mobil Pak Ridwan parkir di depan?"

Terlihat di tepi jalan, tepatnya depan rumah, ada mobil Pak Ridwan. Posisiku di arah samping rumah jadi tidak bisa melihat utuh, namu aku sangat hapal mobil itu.

"Nggak mungkin deh, bisa jadi mobilnya sama," sanggahku sendiri.

Sesekali berada di atap rumah enak juga. Mobil itu tak kuhiraukan. Aku duduk menikmati pemandangan yang jarang kulihat.

"Dinda! Din! Dinda!" teriak kak Murni memanggil.

Pasti kak Murni khawatir karena aku belum turun. Kerjain aaaah.

"Ya Kak!" jawabku bersuara tinggi, agar didengar kak Murni.

"Ayo turun!"

Tuh, 'kan. Kak Murni pasti khawatir. Dikiranya aku wanita lemah yang hanya bisa dandan dan merawat diri. Buktinya, aku bisa perbaiki
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 25 Tunangan Batal

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 25 (Tunangan batal)Aku masih berdiri di teras. Setelah mobil pak Ridwan pergi, aku melangkah masuk secepatnya karena tak ingin bertemu mantan suamiku.Pintu kututup."Dinda! Din!" teriak kak Murni hingga mungkin sekampung mendengar suaranya.Aku berlari menghampiri kak Murni di kamarnya."Ada apa, Kak?" tanyaku khawatir."Ini tidak benar! Dosa! Haram!" Wajah kak Murni terlihat sangat tegang."Dosa kenapa? Aku tidak berzina atau mencuri," jawabku jujur."Astagfirullah'alazimm. Saking shock dengan lamaran dadakan, aku lupa tentang aturan agama. Ya Allah ..., tolong ampuni dosaku, ampuni aku ya Allah ...." Kak Murni panik. Ini kepanikan yang paling besar kulihat."Ada apa, Kak? Jangan bikin aku khawatir.""Lamaran ini tidak benar! Tunangan ini tidak sah. Justru haram, Din."Deg!Jantungku berdetak tak enak. Aku baru dilamar tapi tiba-tiba kak Murni bilang ini tidak sah dan bahkan haram?"Ma-maksudnya, Kak?" Tergagap. Aku memegang lengan kak Murni."

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 26 Berusaha Profesional

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 26 (Berusaha profesional)Aku harus dengar kata kak Murni. Hanya dia yang kupercaya. Aku tak ingin hidupku kacau lantaran kesalahan yang kuperbuat dan kurangnya ilmu. Jika ada yang mengingatkan berarti ada yang peduli."Din, Dinda!" Silvi memanggil dari kursi kerjanya.Kupalingkan mata ke dia."Ya," jawabku."Pak Ridwan ngapain cari kamu? Tak biasanya, loh." Kepo Silvi keluar nih."Urusan kerja," jawabku datar, lalu melihat layar komputer lagi meneruskan pekerjaan."Oooh, kirain mau melamar.""A-apa?" tanyaku tergagap.Silvi bangkit dari duduknya, lalu mendekat."Kenapa sih nggak bilang kalau statusmu sekarang tunangan Pak Ridwan?"Pasti gara-gara mulut mang Jojo. Seperti gosib seleb saja, cepat tercium netizen."Udah batal," jawabku cuek."Apa? Bukannya baru kemaren lamaran? Kapan batalnya? Trus kenapa?" Mata Silvi membulat. Kali ini ia duduk di kursi depan mejaku."Jangan keras-keras ngomongnya, ntar didengar loh." Jantungku terasa mau copot den

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 27 Saingan

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 27 (saingan)Inilah yang membuatku semakin ingin menjauhi mantan suami. Ia bukan lelaki yang pantas menjadi imamku. Bicara merendahkan, bahkan aku tampak seperti wanita tak berharga di matanya. Tak segan ia berucap buruk padahal masih dalam lingkungan kantor."Ada apa ini, Pak Angga?" tanya pak Ridwan ke dua kalinya. Ia melangkah mendekat."M-mm, maaf Pak, saya tak sengaja menjatuhkan asbak rokok," jawab kak Angga tampak ragu."Tapi saya lihat Pak Angga tidak lagi merokok.""Tersenggol, Pak. Maaf, saya minta OB untuk bersihkan." Kak Angga bangkit dari duduknya, lalu melangkah ke meja menelpon.Pak Ridwan duduk lagi di sampingku.Kuhela nafas panjang berusaha tenang. Jika bukan di lingkungan kantor, sudah melayang tamparanku ke pipinya. "Pak Angga, tolong urus surat pindah jabatan Debi, nanti saya tanda tangan." Pak Ridwan bangkit dari duduknya."Iya, Pak, nanti pasti saya urus."Dalam perjalanan balik ke kantor, aku diam dan masih sulit menahan e

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 28 Saingan 2

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 28 (saingan 2)Aku menatap Debi saat kata-kata itu diucapkannya. Ini seperti sebuah kompetisi. Dulu saja ia mengincar mantan suamiku karena kepala cabang, sekarang levelnya naik. "Hey, Dinda." Istri pak Ilham muncul, lalu kami salam cium pipi kana-kiri."Kiraain tak jadi datang.""Maaf, Bu, tadi ada sedikit masalah di jalan.""Makanya dijemput saja, kata Ridwan kamu ingin datang sendiri.""Iya, Bu, tak enak merepotkan," jawabku."Justru aku suka direpotkan," timpa pak Ridwan tiba-tiba."Tuh, yang direpotkan tak masalah, Din." Kali ini pak Ilham yang bersuara."Iya, Pak, Bu. Aku kalau direpotkan Pak Ridwan malah senang," timpa Debi ikut masuk dalam pembicaraan. Mulai nih, cari muka."Debi juga mau direpotkan?" tanya istri pak Ilham menyambung candaan Debi."Malah senang, Bu.""Oooh, Debi peduli juga, ya." "Betul itu Debi? Kalau sering direpotkan malah pusing," kata pak Ilham.Akan tetapi pak Ridwan tidak ikut menyambung candaan Debi. Ia diam samb

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 29 Mantan kakak ipar cemburu?

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 29 (mantan kakak ipar cemburu?)"Loh, Pak, kok tidak berhenti? Itu rumah Dinda sudah terlewat," ucap Debi ke dua kali."Iya ..., aku tau," jawab pak Ridwan santai, dan tetap menatap kedepan menyetir."Bukankah agar tak bolak balik ya, Pak?" tanya Debi lagi."Sama saja, toh selesai pulang mengantarmu, aku juga lewat jalan ini, lagian malas sendirian selesai ngantar kamu, Deb.""I-iya, sih, tapi sepertinya Dinda sudah ngantuk tuh, sudah berapa kali kulihat ia menguap."Waduh, si rambut jagung perhatian juga. Meskipun aku duduk di bangku belakang, ia tahu aku menguap berulang kali."Benar, Pak Ridwan, aku ngantuk, sebaiknya antarin aku pulang dulu, Debi sepertinya belum ngantuk, mungkin mau jalan-jalan dulu." Kuperjelas ucapan Debi."Iya iya, Dinda benar tuh, Pak." He he, Debi setuju dengan ideku. Apa yang dimaunya kupelancar saja. Ini juga bisa penilaian bagiku terhadap pak Ridwan. Aku juga tak ingin berharap banyak."Kamu ngantuk kali 'kan, Din?" S

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 30 Sakit

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 30 (sakit)Malas sekali rasanya bangkit dari ranjang. Rasanya kurang enak badan. Sudah jam setengah tujuh pagi. Biasanya aku sudah dandan siap-siap ke kantor. Selesai salat subuh kuulangi berbaring."Din, Dinda." Kak Murni muncul di pintu kamarku."Ya, Kak," jawabku lesu."Kok belum siap-siap berangkat kerja?" Kak Murni membuka jendela kamarku."Iya, nih mau siap-siap," jawabku lalu bangkit duduk."Kenapa? Kamu sakit?""Nggak, Kak. Hanya capek."Mungkinkah ini efek kurang istirahat? Tubuhku terasa kurang bertenaga. Tapi aku harus tetap kerja. Hidupku tak ada yang membiayai setelah diceraikan, padahal aku bisa tuntut, tapi dari pada bertemu mantan suami, dan ujung-ujungnya merendahkanku. Lebih baik aku usaha sendiri.Seperti biasa, selesai dandan, tak perlu waktu lama menunggu ojek langganan. Aku yakin hari ini telat masuk kantor. Sampai depan kantor, kulangkahkan kaki masuk. Lalu menaiki anak tangga ke lantai dua. Langkahku terasa berat."Tumben

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-17
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 31 Sakit(2)

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 31 (sakit_2 / pov Angga)Tidak tidak! Dua lelaki menyentuh lenganku bersamaan? Aku harus bertindak."Lepaskan ...." Tersekat, tapi aku berusaha bersuara. Dan tangan mereka terus menahanku, dan ini yang membuatku tak jadi jatuh."Jangan pegang aku ....""Dinda, kamu tak apa-apa? Ayo duduk," ucap pak Ridwan."Sini aku bantu, Din." Kali ini suara kak Angga.Sejenak tubuhku terasa di tarik berlawanan. Aku kesulitan lepas karena tak kuat."Sakit, lepas ...." Aku berusaha bicara agar mereka tidak menarikku."Pak Angga, biar saya yang bantu Dinda, ia karyawan saya di sini." Terdengar suara pak Ridwan tegas hingga tangan kak Angga lepas dari lenganku.Pandangan masih berputar. Kupejamkan mata dan berusaha agar tetap berdiri. Tapi kenapa rasanya jalan di atas kapal."Ayo duduk." Kedua lenganku dipegang pak Ridwan, lalu menuntunku menuju sofa.Kini aku sudah duduk di sofa. Bersandar, kupejamkan mata karna tak kuat melihat dunia berputar.Pintu terdengar ber

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 32 Dikira Istri Bos

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 32 (Dikira istri Rio Dewanto KW)Selesai mendaftakanku berobat, duduk di kursi tunggu. Pak Rudwan terlihat santai duduk, jarak kami duduk dibentang satu kursi."Sepertinya aku sudah baikan, mungkin perlu istirahat saja, Pak," ucapku masih terasa lemah. Dari dulu aku paling anti berobat, bukan berobatnya, tapi lebih tepat minum obat. Selagi bisa ditahan, aku tak akan pergi ke dokter."Kita sudah di sini, sepertinya tak ada pilihan untukmu," jawabnya melihat layar ponselnya sekilas.Tak ada pilihan? Seperti aku miliknya saja. Lagian kenapa sih tiba-tiba tubuhku oleng dan dunia seperti berputar. Tubuh tak kompromi di situasi yang salah. Aku paling anti terlihat sakit atau sedih depan orang."Dinda Kurniawan!" Terdengar perawat memanggil namaku dari arah ruangan dokter. Spontan kami melihatnya."Ya, Bu," sahut pak Ridwan. Kok dia yang semangat. Yang sakit 'kan aku."Ayok, Din," ajak pak Ridwan lalu ia memegang lengan kananku seperti membantu melangka

    Terakhir Diperbarui : 2022-06-20

Bab terbaru

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Ekstra Part

    Ekstra partPov YudaSebelum Ridwan menjemput Dinda di desa.Kuputuskan bertemu pak Ridwan. Mungkin ia masih marah dengan kejadian semalam. Tak peduli jika ia memukulku lagi. Yang kuinginkan, ia bisa membuat Dinda bahagia. Hanya itu."Pak Yuda mau ke mana?""Bu Bunga, aku ingin bertemu Pak Ridwan." Aku bangkit dari sofa. Semalam aku diajak ke rumahnya. Semua hanya ingin mengobatiku."Tapi Pak Yuda masih sakit, gimana kalau ia memukul lagi dan ....""Jangan khawatir, Bu. Aku bisa hadapi.""Pak Yuda." Tiba-tiba tanganku ditahan."Bu Bunga kenapa?" Air mata itu mengkhawatirkan aku. Astaga, apakah Bunga punya perasasn padaku?Bunga wanita cantik dan baik. Lelaki mana yang bisa menolaknya. Ia juga cerdas sama seperti Dinda. Hanya saja, ia bukan Dinda. Dinda wanita sederhana serta mandiri. Itulah kelebihannya dari Bunga. Tentu yang lebih penting tentang rasa."Bu Bunga, kenapa?" tanyaku lagi. Kenapa aku merasa tak tega melihatnya menangis untuku."Kenapa? Apakah Dinda sepenting itu bagimu?"

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 51 Tamat

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 51 ( TAMAT )Desa ini sangat indah, bangunan rumah mulai banyak. Teringat waktu kecil, setiap liburan pasti ke desa ini. Tapi itu hanya kenangan. Kulihat dekat sungai. Ada sedang pembangunan jembatan. Ramainya para pekerja membuat jalan ini tidak terlihat sepi.Rumah nenek sangat sederhana. Dulu rumah ini masih berdinding papan. Orang tuaku berhasil merehap rumah ini sehingga layak huni dan kokoh. Lantai pun sudah dikeramik. Rumah kecil dengan halaman yang luas. Sekeliling rumah banyak bermacam pohon buah-buhan sebelum menginjakkan kaki di perkebunan teh yang sangat luas.Kubuka pintu rumah. Rumah ini sudah lama tak berpenghuni semenjak nenek meninggal setahun yang lewat. Perabotan rumah dan tempat tidur sudah ditutup kain putih agar debu tak menempel.Kuletakkan tas di kamar. Lalu aku mulai membersihkan rumah ini. Harus sedikit ekstra tenaga karena baru juga sampai. Untung kak Murni sudah persiapkan bahan makanan hingga untuk tiga hari ke depan,

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 50 Di Waktu Yang Salah

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 50 ( di waktu yang salah )Kak Yuda langsung berdiri saat pak Ridwan mendekati kami. Kuseka air mata agar pak Ridwan tak melihatku menangis. Bodohnya aku menangis jika merasa tak dihargai."Ini belum terlanjur, Dinda," ucapku di hati berusaha mensugesti diri."Dinda dan Pak Yuda, ngapain di sini?" tanya pak Ridwan melihatku, lalu memalingkan muka ke kak Yuda."Mmm ini, Pak Ridwan a ...." Belum sempat kak Yuda melanjutkan jawabannya, terdengar seseorang memanggil. "Ridwan! Ridwan!" Ternyata Gina memangil sambil melangkah mendekat. "Kamu ke mana aja? pesta dansanya akan dimulai, ayok." Gina menarik tangan pak Ridwan. Sangat terlihat ia berusaha mendapatkan kembali mantan suaminya.Dibanding Gina, aku tak ada apa-apanya masalah harta, ia dari keluarga pengusaha sukses, sedangkan aku hanya anak yatim piatu meskipun sudah tamat S1. Cari kerja pun dari usaha sendiri tanpa ada keluarga yang membantu. Melihat kejadian ini, kak Yuda langsung melihatku.

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 49 Kenapa Dia Yang ...

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 49 (kenapa dia yang menghapus air mataku?)Jadi wanita bersama kak Yuda keponakan pak Ismail. Pantas mereka sangat akrab, pak Ismail saja bersikap baik ke kak Yuda. Meskipun hanya sekali melihat, tapi aku bisa merasakan itu. "Aku Bunga." Wanita bernama Bunga itu mengulurkan tangan padaku. "Dinda," ucapku menyambut tangannya. Kami saling melempar senyum. Ada sesuatu yang kurasakan, namun sulit kugambarkan perasaan apa itu. Lalu Bunga juga bersalaman dengan pak Ridwan bentuk mereka berkenalan. Dan setelah itu kami duduk. Aku duduk di samping pak Ridwan dengan kursi yang berhadapan dengan kursi Bunga yang berdampingan dengan kursi kak Yuda."Kita seperti double date, ya," ucap pak Ridwan sambil membentangkan tangan kanannya di sandaran kursiku."Pak Ridwan bisa aja, lagian makan bakso di sini sangat menyenangkan, kebetulan saya suka melihat keramaian sana," tanggapan kak Yuda sambil menunjuk ke arah taman, banyak anak-anak berlari bermain. Wajah m

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 48 Wanita Bersama Kak Yuda

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 48 ( wanita bersama kak Yuda )Tanganku dilepas. Dari sorot mata pak Ridwan, seolah ia tak percaya dengan ucapanku. Lebih tepatnya terpengaruh dengan ucapan mantan suamiku yang muncul tiba-tiba. "Terserah kalau kamu tidak percaya," ucapku melangkah terus ke tepi jalan. "Tunggu, Din!" ucap pak Ridwan.Aku tak peduli dan terus melangkah."Dinda!" Tiba-tiba kak Angga berlari mendekat. Tanganku ditahan."Lepaskan aku!" Kutarik tangaku agar terlepas. Aku berhasil."Tunggu, Din, aku bukan ingin menyakitimu, sungguh, aku tak ada niat buruk.""Dinda!" Pak Ridwan memanggil sambil melangkah mendekat."Ikut denganku, Ibu ingin bertemu.""Tolong jangan ganggu hidupku, aku mohon." Kusatukan kedua telapak tangan memohon."Kamu mau apa lagi ke sini!" Tiba-tiba pak Ridwan menujuk kak Annga dengan mata melotot."Hey, santai, emang kamu siapa melarangku? Di sini uang dan kekuasaanmu tak berlaku, Dinda belum resmi menjadi Istrimu, jadi aku masih punya hak untuk i

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 47 Sikap dan Kepercayaan

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 47 (sikap dan kepercayaan)Aku terdiam menatap pak Ridwan. Bukan karena merasa bangga ia punya rasa cemburu padaku. Seorang pak Ridwan lelaki yang hampir mendekati sempurna bagiku, tapi ..., kenapa bersikap seperti posesif. Mudah-mudahan aku salah."Kenapa harus memecat Pak Boby, Mas? Yang salah kan aku?" Kutekan nada suara agar pak Ridwan tidak semakin marah."Kenapa sih kamu bela dia?" Pak Ridwan melihatku sekilas."Ini bukan membela tapi ...." Tak kuasa melanjutkan kata-kataku. Kupalingkan mata ke luar jendela kaca mobil lalu menyeka air mata. Tentu aku terkejut dengan suara lantang pak Ridwan.Tiba-tiba mobil dihentikan di tepi jalan yang agak sepi. Pak Ridwan menghela nafas besar. Terdengar nafasnya meskipun aku belum mengalihkan pandangan ke dia."Maafkan aku, tolong jangan menangis, Din." Suara pak Ridwan melunak.Tapi aku tetap memalingkan mata ke luar jendela."Aku hanya cemburu, itu karena aku takut kehilanganmu, apakah aku salah?"Aku t

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 46 Cemburu

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 46 (Cemburu)Ada rasa lega setelah meninggalkan kantor pak Ismail. Bukan karena pak Ismailnya, tapi karena kak Yuda yang menyulitkanku berucap. Seandainya aku jujur ke pak Ridwan dengan statusku mantan kak Yuda, apakah ia bisa mengerti?Aku takut ini jadi salah paham karena dari awal kebohongan ini tak sengaja hadir. Dan akhirnya berlanjut hingga beberapa kali pertemuan. Pertemuan kali ini diketahu pak Ismail, tak sengaja, semua serta tak disengaja."Hey, kenapa diam aja? Aku masih di sini loh, Din," ucap pak Ridwan membubarkan lumunanku."Iya, aku tau Mas Bos," jawabku berusaha santai ketahuan memikirkan sesuatu."Mikirin apa?""Nggak ada." Bingung mau jawab apa."Jangan bohong.""Mm siapa yang bohong?" Aku balik tanya."Lagi melamun mikirin apa?" Pak Ridwan tetap menyetir."Nggak ada.""Ya udah kalau nggak mau cerita, kita ke PT abadi dulu ya?""Apa? Harus ya?" tanyaku balik karena enggan ingin ke sana. Tentu aku malas bertemu kak Angga. Semenja

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 45 Diketahui Pak Ismail

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 45 (diketahui pak Ismail)Pov YudaKenapa rasanya sesak. Depan mata, kulihat wanita yang dicintai bersama lelaki lain. Sampai saat ini ia terus bersemayam di hati, pikiran dan bahkan bayangannya hadir di setiap malam. Dinda, Dinda ....Tatkala hati ini berbisik. Dekap aku dalam tatapan cinta meskipun dirimu sudah memilih yang lain. Tapi bibirmu diam dan bahkan mata itu berpaling. Bodohnya aku masih merasakan tak rela melihat tanganmu digenggamnya. Aku tahu, kamu hanya sebuah kenangan yang selalu mengikutiku. Entah sampai kapan.Dinda ...."Pak Yuda minta pendapat saya?" Reaksi wajah Dinda sedikit tegang. Apakah ia merasa kesulitan menjawab pertanyaanku. Tentu wanita yang dimaksud adalah dia. "Iya, Din, gimana pendapatmu jika kesempatan sedikit itu dimanfaatkan Pak Yuda merebut wanita yang dicintainya." Kali ini pak Ridwan yang ikut menjelaskan."Saya ..., saya juga bingung harus jawab apa. Mungkin Pak Ismail punya pendapat," ucap Dinda melihat ke

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 44 Situasi Sulit

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 44 (situasi sulit)Pesan WA kak Yuda hanya kubaca tanpa dibalas. Jika aku terus berkomunikasi, ini menyulitkanku karena pasti ada-ada saja yang membuat kenangan kembali hadir. Aku sudah memutuskan harus setia. Pak Ridwan hampir sempurna di mataku, ya ..., di mataku.***[Sudah siap, Din?]Barusan kubaca pesan WA dari pak Ridwan, ops salah, mas Ridwan.[Siap apa, Mas?]Pesannya rancu hingga maksudnya tak nyambung dengan pikiranku.[Berangkat]Kubalas lagi.[Berangkat kerja?][Bukan, berangkat menemaniku di kantor]Rio Dewanto KW ada-ada saja. Menemani di kantor? Apa ia serius memecatku? Oh tidak.[Kerja?]Tanyaku lagi.[Bukan, menemaniku di kantor][Serius Mas Bos memecatku?] Kusertai dengan emoticon sedih.[Kamu itu calon istri Bos, kok sedih dipecat?][Aku cinta pekerjaanku, Mas Bos][Pekerjaan aja? Sama aku gimana?][Masih pagi, jangan bercanda, Mas Bos][Pagi itu membawa berkah, Sayangku]Kok mas bos terlihat lebay. Tapi aku harus membiasakan d

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status