Share

Part 31 Sakit(2)

last update Last Updated: 2022-06-20 19:27:00

TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKU

Part 31 (sakit_2 / pov Angga)

Tidak tidak! Dua lelaki menyentuh lenganku bersamaan? Aku harus bertindak.

"Lepaskan ...." Tersekat, tapi aku berusaha bersuara. Dan tangan mereka terus menahanku, dan ini yang membuatku tak jadi jatuh.

"Jangan pegang aku ...."

"Dinda, kamu tak apa-apa? Ayo duduk," ucap pak Ridwan.

"Sini aku bantu, Din." Kali ini suara kak Angga.

Sejenak tubuhku terasa di tarik berlawanan. Aku kesulitan lepas karena tak kuat.

"Sakit, lepas ...." Aku berusaha bicara agar mereka tidak menarikku.

"Pak Angga, biar saya yang bantu Dinda, ia karyawan saya di sini." Terdengar suara pak Ridwan tegas hingga tangan kak Angga lepas dari lenganku.

Pandangan masih berputar. Kupejamkan mata dan berusaha agar tetap berdiri. Tapi kenapa rasanya jalan di atas kapal.

"Ayo duduk." Kedua lenganku dipegang pak Ridwan, lalu menuntunku menuju sofa.

Kini aku sudah duduk di sofa. Bersandar, kupejamkan mata karna tak kuat melihat dunia berputar.

Pintu terdengar ber
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 32 Dikira Istri Bos

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 32 (Dikira istri Rio Dewanto KW)Selesai mendaftakanku berobat, duduk di kursi tunggu. Pak Rudwan terlihat santai duduk, jarak kami duduk dibentang satu kursi."Sepertinya aku sudah baikan, mungkin perlu istirahat saja, Pak," ucapku masih terasa lemah. Dari dulu aku paling anti berobat, bukan berobatnya, tapi lebih tepat minum obat. Selagi bisa ditahan, aku tak akan pergi ke dokter."Kita sudah di sini, sepertinya tak ada pilihan untukmu," jawabnya melihat layar ponselnya sekilas.Tak ada pilihan? Seperti aku miliknya saja. Lagian kenapa sih tiba-tiba tubuhku oleng dan dunia seperti berputar. Tubuh tak kompromi di situasi yang salah. Aku paling anti terlihat sakit atau sedih depan orang."Dinda Kurniawan!" Terdengar perawat memanggil namaku dari arah ruangan dokter. Spontan kami melihatnya."Ya, Bu," sahut pak Ridwan. Kok dia yang semangat. Yang sakit 'kan aku."Ayok, Din," ajak pak Ridwan lalu ia memegang lengan kananku seperti membantu melangka

    Last Updated : 2022-06-20
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 33 Rasa

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 33 (rasa)Diam tanpa bertanya lagi. Tak enak terlalu banyak tanya meskipun rasa ingin tahuku besar. Lagian juga bukan urusanku."Ayo makan ini, ini dan ini." Pak Ridwan meletakkan daging bakar, udang goreng dan ayam rendang di piring nasiku. "Sebanyak ini?" tanyaku melotot ke piring nasiku. Lototanku disambut daging ayam nungging. "Tensi darahmu rendah, itu bisa bikin kamu kuat." Lalu pak Ridwan makan tanpa peduli piring nasiku penuh.Ini namanya penyiksaan lambung. Makan sebanyak ini mana muat di perutku. Atau kumakan dagingnya saja lalu nasinya tak perlu dihabiskan. Jadi aku masih menghargai kebaikan pak bos."Oh ya, dulu sebelum kenal kamu, Papaku sering cerita kehebatan karyawannya bekerja, awalnya aku tak percaya karena bagiku karyawan ya karyawan, tapi ...." Tiba-tiba ponsel pak Ridwan berdering. Ucapannya terhenti melihat ponsel."Bentar ya, Din," ucapnya lalu menempelkan ponsel ke daun telinganya."Ya, Pa, iya, aku lagi bersama Dinda, Di

    Last Updated : 2022-06-20
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 34 Pov Ridwan

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 34 (pov Ridwan)Ada rasa bimbang seandainya memilih di antara dua pilihan. Kak Yuda atau Rio Dewanto KW. Dua-duanya memperlihatkan perhatian. Ah, kenapa aku mikir terlalu jauh, surat cerai saja belum kudapat. Sebaiknya tidak usah pikirkan mereka dulu.Kubalas WA kak Yuda.[Maaf, Kak. Sekarang ini aku hanya fokus ke perceraianku, masalah pendamping kedua belum bisa putuskan karena aku yakin jodoh di tangan yang kuasa, jika Kak Yuda menemukan wanita lain pendamping yang cocok, jalani]Bingung harus balas apa lagi. Hubunganku dengan pak Ridwan belum jelas karena tunangan batal. Hatiku juga masih bimbang. Masalah rasa tak semudah itu menyuruhnya masuk dan ke luar. Efek diceraikan masih membuatku berpikir panjang.[Aku mengerti]Hanya itu balasan WA dari kak Yuda. Dari dulu kata pengertian selalu ciri khasnya. Dan kata itulah yang membuatku nyaman, tidak ada pemaksaan atau pun sebuah keegoisan.*********************************************Pov Pak Ridw

    Last Updated : 2022-06-20
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 35 Ancaman

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 35 (ancaman)Kenapa tamparanku keras? Maksudku baik hanya ingin membunuh nyamuk di pipinya. Kasihan wajah tampan Rio dewanto Kw digigit nyamuk. Hanya itu saja.Kukira bentakkan itu ditujukan padaku. Mendadak jadi cengeng mendengar suara lantang pak Ridwan. Kok aku jadi perasa gini? Ini bukan Dinda biasanya. Apakah karena rasaku padanya semakin bertambah hingga tak kuasa menahan sedih jika dibentak."Hey! Kok nangis?" tanya Silvi saat aku baru ke luar dari ruangan pak Ridwan."Nggak ada, tadi mataku masuk debu," alasanku berusaha memalingkan mata dari Silvi. Jangan sampai kepo badai ala tsunami Silvi ke luar dari sarangnya. "Kamu benaran nggak apa-apa, Din?" Silvi bangkit dari duduknya lalu mendekat.Tuh, 'kan ..., yang kutakutkan terjadi. Kalau gini mau cari alasan apa? Silvi tak akan berhenti cari tahu sebelum rasa ingin tahunya terjawab."Iya, udah ah, kerja sana." Aku berusaha menghindar agar Silvi berhenti bertanya."Kita sudah lama kenal, ap

    Last Updated : 2022-06-20
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 36 Pahlawan

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 36 (pahlawan)Rasanya ini menuju kematian. Mobil dilaju sangat kencang hingga aku juga sangat takut. "Tolong hentikan mobilnya, Kak ....""Aku ingin kita rujuk! apa sulit permintaanku ini, Din?" Mata kak Angga tetap menatap ke depan. Tak ada rasa takut di wajahnya menyetir dengan kecepatan tinggi."Jangan gila kamu, Kak, justru aku semakin takut dengan sikapmu!" Sesekali kupejamkan mata takut melihat ke luar jendela kaca mobil."Ya! Aku gila karena kamu!" bentak kak Angga.Tit tit tiiiiit!Mobil ini masih terus dikuti kak Yuda. Semakin kak Yuda memepet mobil ini, semakin terlihat wajah kesal kak Angga."Ngapain lelaki brengs*k itu mengikuti!" Dalam amarah kak Angga memukul strir mobil. Tit tit tiiiiiiiit!"Uh! Ikut campur aja!""Tolong berhenti, Kak, aku takut," pintaku menangis."Aku mau kamu jadi Istriku lagi! Aku tak bisa melihatmu dengan lelaki lain! Apa kamu mengerti!" Suara kak Angga masih terdengar sangat lantang. Ini semakin membuatku ta

    Last Updated : 2022-06-20
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 37 Sedih Karena Rasa Cinta

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 37 (sedih karena rasa cinta dan kehilangan)Pov Angga"Sial!" Kupukul stir mobil saat melaju meninggalkan lokasi itu. Ingin rasanya mencabik dan mencincang tubuh Yuda. Ia lah penyebab aku menceraikan Dinda. "Uuh!" Aku gagal, aku payah ....Dinda ..., kenapa sulit bagimu menerimaku lagi. Tidakkah kamu ingat kenangan saat kita bersama dalam ikatan suami istri. Saat itu aku sangat bahagia dan bangga bisa memilikimu. Impian kita punya rumah dan anak terkubur dengan kesalahanku mengucapkan kata cerai."Bodoh kamu, Angga, kamu menangis untuk seorang wanita," gumamku membiarkan air mata itu menetes. Rasa sakit fisik karena pergulatan tadi tak seberapa dengan rasa sakit terluka melihat mata Dinda tak pernah merindukanku. Aku seperti hilang arah, padahal aku lah yang menceraikan, tapi kenapa aku yang sedih.Ponselku berdering, ada panggilan masuk dari kak Anggi. Tidak kuangkat, kali ini tak ada yang penting selain mengobati luka hatiku.Ponselku berderi

    Last Updated : 2022-06-20
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 38 Tamu Bos

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 38 (Tamu Bos)"Wah, gila tuh mantan suamimu, kalau dia bersikap itu mana mungkin bisa tenang, justru semakin hilang rasa." Itulah tanggapan Silvi saat kuceritakan yang terjadi kemarin. Aku sengaja tak curhat ke kak Murni, takut ia akan mengkhawatirkanku tingkat dewa. "Ingin pergi dari kota ini, tapi aku nggak punya daya, kasihan Kak Murni sendirian. Tempat tujuan pun tak ada.""Guna menghindar?""Ya.""Itu bukan jalannya.""Trus apaan?""Dapatkan surat cerai, nikah secepatnya.""Huhm!" Kuhela napas besar."Kok gitu mukanya?""Nikah ma siapa?""Ya sesuai pilihanmu lah, bukankah sudah dilamar Pak Ridwan? Trus ada Kak Yuda juga, tinggal pilih salah satu, beres deh masalah.""Itu dia masalahnya.""Tunggu tunggu, jangan-jangan kamu bingung milih yang mana?" Mata Silvi penuh selidik menatapku."Kalau kamu jadi aku, pilih siapa?" Ingin juga dengar pendapat Silvi."Ya Pak Bos lah, kaya ganteng dan tentunya bukan suami orang," jawab Silvi selancar air men

    Last Updated : 2022-06-20
  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 39 Permohonan Anggi

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 39 (Permohonan Anggi)Pulang kerja kulihat kak Angga sudah duduk di teras rumah. Ia bicara dengan kak Murni. Kulihat Mia--anak kak Murni terlihat akrab dengan kak Angga. Ada boneka baru dalam pelukan Mia."Assalamu'alaikum," ucapku saat ingin masuk ke rumah."Wa'alaikumsalam, Din, mmm." Kak Murni melirik kak Angga."Sudah pulang, Din?" tanya kak Angga lembut."Ya," jawabku berlalu ingin masuk."Dinda, aku ingin bicara," sahut kak Angga yang membuat langkahku terhenti.Apa lagi maunya. Belum cukup apa membuatku ketakutan di mobil. Malas lihat lelaki egois dan sok. "Oke, aku masuk dulu, ayo Mia." Kak Murni masuk bersama Mia.Dengan terpaksa aku duduk di kursi teras."Maaf, aku mengganggumu, padahal baru pulang kerja."Apa aku tak salah dengar? Kak Angga minta maaf?"Sudah tau, 'kan?" jawabku dingin."Aku tau kamu pasti marah, aku salah karena membuatmu takut, tolong maafkan aku, Din.""Ya udah, terus apa lagi? Aku capek.""Dari raut wajahmu, aku ta

    Last Updated : 2022-06-20

Latest chapter

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Ekstra Part

    Ekstra partPov YudaSebelum Ridwan menjemput Dinda di desa.Kuputuskan bertemu pak Ridwan. Mungkin ia masih marah dengan kejadian semalam. Tak peduli jika ia memukulku lagi. Yang kuinginkan, ia bisa membuat Dinda bahagia. Hanya itu."Pak Yuda mau ke mana?""Bu Bunga, aku ingin bertemu Pak Ridwan." Aku bangkit dari sofa. Semalam aku diajak ke rumahnya. Semua hanya ingin mengobatiku."Tapi Pak Yuda masih sakit, gimana kalau ia memukul lagi dan ....""Jangan khawatir, Bu. Aku bisa hadapi.""Pak Yuda." Tiba-tiba tanganku ditahan."Bu Bunga kenapa?" Air mata itu mengkhawatirkan aku. Astaga, apakah Bunga punya perasasn padaku?Bunga wanita cantik dan baik. Lelaki mana yang bisa menolaknya. Ia juga cerdas sama seperti Dinda. Hanya saja, ia bukan Dinda. Dinda wanita sederhana serta mandiri. Itulah kelebihannya dari Bunga. Tentu yang lebih penting tentang rasa."Bu Bunga, kenapa?" tanyaku lagi. Kenapa aku merasa tak tega melihatnya menangis untuku."Kenapa? Apakah Dinda sepenting itu bagimu?"

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 51 Tamat

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 51 ( TAMAT )Desa ini sangat indah, bangunan rumah mulai banyak. Teringat waktu kecil, setiap liburan pasti ke desa ini. Tapi itu hanya kenangan. Kulihat dekat sungai. Ada sedang pembangunan jembatan. Ramainya para pekerja membuat jalan ini tidak terlihat sepi.Rumah nenek sangat sederhana. Dulu rumah ini masih berdinding papan. Orang tuaku berhasil merehap rumah ini sehingga layak huni dan kokoh. Lantai pun sudah dikeramik. Rumah kecil dengan halaman yang luas. Sekeliling rumah banyak bermacam pohon buah-buhan sebelum menginjakkan kaki di perkebunan teh yang sangat luas.Kubuka pintu rumah. Rumah ini sudah lama tak berpenghuni semenjak nenek meninggal setahun yang lewat. Perabotan rumah dan tempat tidur sudah ditutup kain putih agar debu tak menempel.Kuletakkan tas di kamar. Lalu aku mulai membersihkan rumah ini. Harus sedikit ekstra tenaga karena baru juga sampai. Untung kak Murni sudah persiapkan bahan makanan hingga untuk tiga hari ke depan,

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 50 Di Waktu Yang Salah

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 50 ( di waktu yang salah )Kak Yuda langsung berdiri saat pak Ridwan mendekati kami. Kuseka air mata agar pak Ridwan tak melihatku menangis. Bodohnya aku menangis jika merasa tak dihargai."Ini belum terlanjur, Dinda," ucapku di hati berusaha mensugesti diri."Dinda dan Pak Yuda, ngapain di sini?" tanya pak Ridwan melihatku, lalu memalingkan muka ke kak Yuda."Mmm ini, Pak Ridwan a ...." Belum sempat kak Yuda melanjutkan jawabannya, terdengar seseorang memanggil. "Ridwan! Ridwan!" Ternyata Gina memangil sambil melangkah mendekat. "Kamu ke mana aja? pesta dansanya akan dimulai, ayok." Gina menarik tangan pak Ridwan. Sangat terlihat ia berusaha mendapatkan kembali mantan suaminya.Dibanding Gina, aku tak ada apa-apanya masalah harta, ia dari keluarga pengusaha sukses, sedangkan aku hanya anak yatim piatu meskipun sudah tamat S1. Cari kerja pun dari usaha sendiri tanpa ada keluarga yang membantu. Melihat kejadian ini, kak Yuda langsung melihatku.

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 49 Kenapa Dia Yang ...

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 49 (kenapa dia yang menghapus air mataku?)Jadi wanita bersama kak Yuda keponakan pak Ismail. Pantas mereka sangat akrab, pak Ismail saja bersikap baik ke kak Yuda. Meskipun hanya sekali melihat, tapi aku bisa merasakan itu. "Aku Bunga." Wanita bernama Bunga itu mengulurkan tangan padaku. "Dinda," ucapku menyambut tangannya. Kami saling melempar senyum. Ada sesuatu yang kurasakan, namun sulit kugambarkan perasaan apa itu. Lalu Bunga juga bersalaman dengan pak Ridwan bentuk mereka berkenalan. Dan setelah itu kami duduk. Aku duduk di samping pak Ridwan dengan kursi yang berhadapan dengan kursi Bunga yang berdampingan dengan kursi kak Yuda."Kita seperti double date, ya," ucap pak Ridwan sambil membentangkan tangan kanannya di sandaran kursiku."Pak Ridwan bisa aja, lagian makan bakso di sini sangat menyenangkan, kebetulan saya suka melihat keramaian sana," tanggapan kak Yuda sambil menunjuk ke arah taman, banyak anak-anak berlari bermain. Wajah m

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 48 Wanita Bersama Kak Yuda

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 48 ( wanita bersama kak Yuda )Tanganku dilepas. Dari sorot mata pak Ridwan, seolah ia tak percaya dengan ucapanku. Lebih tepatnya terpengaruh dengan ucapan mantan suamiku yang muncul tiba-tiba. "Terserah kalau kamu tidak percaya," ucapku melangkah terus ke tepi jalan. "Tunggu, Din!" ucap pak Ridwan.Aku tak peduli dan terus melangkah."Dinda!" Tiba-tiba kak Angga berlari mendekat. Tanganku ditahan."Lepaskan aku!" Kutarik tangaku agar terlepas. Aku berhasil."Tunggu, Din, aku bukan ingin menyakitimu, sungguh, aku tak ada niat buruk.""Dinda!" Pak Ridwan memanggil sambil melangkah mendekat."Ikut denganku, Ibu ingin bertemu.""Tolong jangan ganggu hidupku, aku mohon." Kusatukan kedua telapak tangan memohon."Kamu mau apa lagi ke sini!" Tiba-tiba pak Ridwan menujuk kak Annga dengan mata melotot."Hey, santai, emang kamu siapa melarangku? Di sini uang dan kekuasaanmu tak berlaku, Dinda belum resmi menjadi Istrimu, jadi aku masih punya hak untuk i

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 47 Sikap dan Kepercayaan

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 47 (sikap dan kepercayaan)Aku terdiam menatap pak Ridwan. Bukan karena merasa bangga ia punya rasa cemburu padaku. Seorang pak Ridwan lelaki yang hampir mendekati sempurna bagiku, tapi ..., kenapa bersikap seperti posesif. Mudah-mudahan aku salah."Kenapa harus memecat Pak Boby, Mas? Yang salah kan aku?" Kutekan nada suara agar pak Ridwan tidak semakin marah."Kenapa sih kamu bela dia?" Pak Ridwan melihatku sekilas."Ini bukan membela tapi ...." Tak kuasa melanjutkan kata-kataku. Kupalingkan mata ke luar jendela kaca mobil lalu menyeka air mata. Tentu aku terkejut dengan suara lantang pak Ridwan.Tiba-tiba mobil dihentikan di tepi jalan yang agak sepi. Pak Ridwan menghela nafas besar. Terdengar nafasnya meskipun aku belum mengalihkan pandangan ke dia."Maafkan aku, tolong jangan menangis, Din." Suara pak Ridwan melunak.Tapi aku tetap memalingkan mata ke luar jendela."Aku hanya cemburu, itu karena aku takut kehilanganmu, apakah aku salah?"Aku t

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 46 Cemburu

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 46 (Cemburu)Ada rasa lega setelah meninggalkan kantor pak Ismail. Bukan karena pak Ismailnya, tapi karena kak Yuda yang menyulitkanku berucap. Seandainya aku jujur ke pak Ridwan dengan statusku mantan kak Yuda, apakah ia bisa mengerti?Aku takut ini jadi salah paham karena dari awal kebohongan ini tak sengaja hadir. Dan akhirnya berlanjut hingga beberapa kali pertemuan. Pertemuan kali ini diketahu pak Ismail, tak sengaja, semua serta tak disengaja."Hey, kenapa diam aja? Aku masih di sini loh, Din," ucap pak Ridwan membubarkan lumunanku."Iya, aku tau Mas Bos," jawabku berusaha santai ketahuan memikirkan sesuatu."Mikirin apa?""Nggak ada." Bingung mau jawab apa."Jangan bohong.""Mm siapa yang bohong?" Aku balik tanya."Lagi melamun mikirin apa?" Pak Ridwan tetap menyetir."Nggak ada.""Ya udah kalau nggak mau cerita, kita ke PT abadi dulu ya?""Apa? Harus ya?" tanyaku balik karena enggan ingin ke sana. Tentu aku malas bertemu kak Angga. Semenja

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 45 Diketahui Pak Ismail

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 45 (diketahui pak Ismail)Pov YudaKenapa rasanya sesak. Depan mata, kulihat wanita yang dicintai bersama lelaki lain. Sampai saat ini ia terus bersemayam di hati, pikiran dan bahkan bayangannya hadir di setiap malam. Dinda, Dinda ....Tatkala hati ini berbisik. Dekap aku dalam tatapan cinta meskipun dirimu sudah memilih yang lain. Tapi bibirmu diam dan bahkan mata itu berpaling. Bodohnya aku masih merasakan tak rela melihat tanganmu digenggamnya. Aku tahu, kamu hanya sebuah kenangan yang selalu mengikutiku. Entah sampai kapan.Dinda ...."Pak Yuda minta pendapat saya?" Reaksi wajah Dinda sedikit tegang. Apakah ia merasa kesulitan menjawab pertanyaanku. Tentu wanita yang dimaksud adalah dia. "Iya, Din, gimana pendapatmu jika kesempatan sedikit itu dimanfaatkan Pak Yuda merebut wanita yang dicintainya." Kali ini pak Ridwan yang ikut menjelaskan."Saya ..., saya juga bingung harus jawab apa. Mungkin Pak Ismail punya pendapat," ucap Dinda melihat ke

  • TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKAN AKU   Part 44 Situasi Sulit

    TERIMA KASIH TELAH MENCERAIKANKUPart 44 (situasi sulit)Pesan WA kak Yuda hanya kubaca tanpa dibalas. Jika aku terus berkomunikasi, ini menyulitkanku karena pasti ada-ada saja yang membuat kenangan kembali hadir. Aku sudah memutuskan harus setia. Pak Ridwan hampir sempurna di mataku, ya ..., di mataku.***[Sudah siap, Din?]Barusan kubaca pesan WA dari pak Ridwan, ops salah, mas Ridwan.[Siap apa, Mas?]Pesannya rancu hingga maksudnya tak nyambung dengan pikiranku.[Berangkat]Kubalas lagi.[Berangkat kerja?][Bukan, berangkat menemaniku di kantor]Rio Dewanto KW ada-ada saja. Menemani di kantor? Apa ia serius memecatku? Oh tidak.[Kerja?]Tanyaku lagi.[Bukan, menemaniku di kantor][Serius Mas Bos memecatku?] Kusertai dengan emoticon sedih.[Kamu itu calon istri Bos, kok sedih dipecat?][Aku cinta pekerjaanku, Mas Bos][Pekerjaan aja? Sama aku gimana?][Masih pagi, jangan bercanda, Mas Bos][Pagi itu membawa berkah, Sayangku]Kok mas bos terlihat lebay. Tapi aku harus membiasakan d

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status