Share

[3]

Author: qeynov
last update Last Updated: 2025-02-06 08:55:03

“Oma come on,” Niel menatap layar ponsel dalam genggamnya. Sudah lima belas menit ia mencoba menghubungi Sukmana Tirto namun tak satu pun tulisan dering berubah menjadi angka-angka pengukur lamanya sebuah panggilan.

Semesta tampaknya sedang mempersulit dirinya. Seluruh alam sedang berkonspirasi menghukum kejahatannya pagi ini pada Zeusyu.

Katakan dirinya jahat,

Benar.. Niel tak akan menampik sebutan itu. Ia adalah bajingan tengik yang khawatir setengah mati setelah menyakiti hati seorang gadis yang sialnya merupakan istri settingannya.

 Niel mengacak rambutnya— merasa frustasi karena tak menemukan sedikitpun kabar mengenai tempat dirawatnya Zeusyu. Ia menatap aspal jalanan yang berdebu, memukul roda kemudinya sebelum berteriak memaki dirinya sendiri.

“Anjing!” Umpatnya teramat kasar. Untuk dirinya sendiri, bukan orang lain, terlebih Zeusyu yang sangat dirinya khawatirkan sekarang ini.

“Siapa lagi yang bisa gue mintain info?!” Racaunya, kebingungan.

Niel takut— Jujur saja, Niel merasa bersalah. Iya!  Tak ada alasan lain. Karena dirinya, Zeusyu mengalami kecelakaan. Seharusnya mereka berada di sekolah saat ini, bukan membolos akibat insiden yang tak ia kehendaki.

“Zeu,” lirih Niel.

Darmawan Hospital..

Pesan tersebut Niel terima dari kontak papanya. Pria itu pasti sangat marah sampai-sampai tak memberikan basa-basi. 

“Masih untung Papa ngirimin lokasi Zeu sekarang, Niel!” Decaknya sebelum kembali melajukan mobil menuju rumah sakit yang Hanggono sebutkan.

Orang pertama yang Niel lihat ketika sampai adalah Darmanto— asisten sekaligus supir kesayangan papanya. Pria itu merokok di parkiran mobil dan sempat ia lalui.

“Mas Niel!” Sapa Darmanto sembari melempar batang rokok ditangannya.

“Gimana Zeu?!” tanya Niel, penasaran. Ayolah! Ia hanya penasaran. Jantungnya masih aman, tak bertalu-talu seperti kala Meyselin pergi meninggalkannya tanpa kabar.

“Di operasi Mas.” Ya Allah ampuni Manto udah bohongin Mas Niel. Ibu Negara yang suruh! Limpahin dosanya ke dia aja.

Dan kali ini, penolakan atas perasaan Niel ternistakan oleh suara jantungnya sendiri. Pusat kehidupan manusia itu berdetak hanya satu kali, tapi sangat kencang. Ia bahkan tak menyadari langkah kakinya sendiri setelah mendengar berita mengenai Zeusyu.

Darmanto menghela napasnya karena teramat lelah dengan kisah cinta sang pangeran muda. “Mas.. Peka gitu loh.” Gumam Darmanto melihat Niel melesat secepat kilat memasuki gedung. Sosok yang menjadi saksi percintaan orang tua Niel itu hampir tak percaya jika yang dilihatnya merupakan si kecil menggemaskan idola segala bangsa.

“Mana Zeusyu?!”

“Dimana Zeusyu sekarang?!”

“Jawab Niel?! Mana dia?!” Niel tidak akan pernah tenang selagi gadis itu belum terlihat di depan matanya.

Hening, tidak ada manusia yang mau menjawab pertanyaan Niel. Ia dinilai sebagai tamu asing yang tak seharusnya ada ditengah para keluarga.

“Mama, Zeu..”

Excuse me? Who are you young man?!” sarkas Amel bahkan tak menunjukan raut hangat pada putranya sendiri. “Kalian ada yang kenal anak ini?! Kalau nggak, tolong usir. Saya nggak mau nerima orang nggak berkepentingan!” Titahnya. 

Rumahnya dihebohkan oleh telepon pihak berwajib yang mengabarkan kecelakaan menantunya. Orang-orang menjadi begitu panik, terlebih Zeusyu ditemukan dengan kondisi mengenaskan. Kaki-kakinya terjepit body motor.

“Mah..” Niel tercengang hebat. Ia tidak menyangka mamanya akan bereaksi sekeras ini.

“Seret Niel keluar! Saya nggak mau lihat wajah manusia tidak bertanggung jawab ini di hadapan saya!”

“Oma,” Niel melirik Sukma, meminta bantuan. Wajahnya memelas. Setidaknya jika ia harus pergi, ia telah mengetahui keadaan Zeusyu.

“Alex, kamu biarin dia ada disini?! Setelah putri kamu hampir kehilangan kakinya karena dia jemput selingkuhannya?!” Amel tertawa menyeramkan, “Mas! Tarik anak kamu ya! Setelah ini aku nggak akan izinin Zeu sama dia lagi!” Ultimatum itu berhasil menyentak Niel. Untuk alasan yang tidak Niel ketahui, tubuhnya bergetar hebat.

“Maksud Mama apa?!” Sela Niel galak.

“Kamu nantang Mama?! Mata kamu kondisiin! Melotot kayak orang bisa ngidupin diri sendiri aja!” Murka Amel tak peduli jika ia akan menggegerkan rumah sakit milik kerabatnya.

“Kaki Zeu kenapa?!” tanya Niel. Kepanikan menyandera seluruh kewarasannya. Hilang sudah bayangan wajah yang setiap malam menghiasi tidur nyeyaknya. Ia bahkan tak mengingat manisnya senyum Meyselin didalam ingatan.

“Nggak usah sok pengen tahu kamu, Niel! Sana anter Meyselin kamu itu aja.”

“Mel udah,” desah Hang mencoba melerai perdebatan istri dan anaknya. “Niel pulang! Jangan bikin Mama kamu makin marah.” Ujar Hang mengamankan situasi. Setidaknya hanya untuk saat ini saja.

“Nggak!”

“Ngeyel ya kamu! Mau apa emang?! Ngetawain Zeu?! Seneng-seneng di atas penderitaannya?!”

“AKU SUAMINYA MA! MAMA BILANG GITU KAN! AKU HARUS TAHU ISTRI AKU DIAPAIN DI DALEM SANA!” Wajah Niel memerah. Ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk berteriak sembari menunjuk pintu yang ia yakini ada Zeusyu di dalamnya.

“Ngarang!” Sentak Amel, “suami dari Hongkong! Detik ini Mama anggap kalian udah cerai. Kamu bukan lagi anak Mama, karena Zeu yang bakalan gantiin posisi kamu.” Sengit Amel.

Amel mendorong tubuh Niel. “Zeu, mantu Mama..” Ia berlari kecil menghampiri Zeu yang baru saja keluar. “Sus, saya aja. Makasih.” Wanita itu menggantikan perawat yang membantu Zeusyu untuk menggerakan kursi roda.

Niel limbung. Ia bersandar pada tembok dibelakangnya. “Darmanto said..” Niel terkekeh, menghentikan ucapannya. Ia dibohongi mentah-mentah. Niel membuang mukanya. Demi Zeusyu, ia bahkan meninggalkan kekasihnya dan gadis itu ternyata baik-baik saja.

“Pulang..” Titah Amel lalu diikuti oleh para pengikutnya, mengabaikan kondisi keterkejutan Niel.

.

.

NIEL MENGINTIP kegiatan Sarah yang sedang mengolesi salep luka bakar di kulit kaki Zeusyu. Ia sendiri meringis menyaksikan luka itu memanjang sampai ke paha Zeusyu. 

“Sakit, Sayang?”

“Perih Mama.” Jawab Zeusyu tak kalah meringis dari apa yang Niel lakukan.

“Mama tiupin ya, Nak. Tahan sedikit. Zeu kan anak pinter.”

Zeusyu mengangguk patuh. Hanya luka luar, hatinya tadi bahkan jauh lebih berdarah dan ia bisa menahannya dengan baik. “Mama.. Zeu boleh minta sesuatu?!” tanya Zeusyu menatap dalam mata Sarah.

Niel berjongkok. Ia merangkak, mendekati ibu dan anak yang sepertinya akan berbicara persoalan serius. Ia memilih bersembunyi dibalik sofa panjang rumah Zeusyu.

“Mama, Zeu nggak kuat,” tangis yang Zeusyu pendam pagi tadi pecah. “Disini..” ia menekan dadanya, “sesak Mama,” tangannya lalu memberi pukulan-pukulan kecil agar Sarah tahu jika ia sungguh sangat tersiksa.

“Zeu Sayang Niel, tapi mereka saling mencintai Mama. Zeu capek..” lirihnya menyesakkan. “Tolong bilang ke Mama Amel, Zeu nggak bisa lanjutin semua ini, Mah. Zeu bebasin Niel.” Zeusyu terisak diakhir kalimatnya, membuat Sarah bangkit dan memeluk gadis yang telah ia anggap seperti darah dagingnya sendiri.

“Zeu serius?! Udah pikirin ini mateng-mateng?!” Kepala Zeusyu mengangguk. Tidak ada gunanya terjerat status. Tali yang mengikat mereka terlalu tipis dan tak berdasar. Ikatan semu itu memberatkan mereka dan menjadikannya tokoh antagonis dalam cerita hidupnya sendiri.

“Apapun mau Zeu, pasti akan Mama usahain. Kalau kita diusir, kita bisa mulai semuanya dari awal lagi, Sayang. Kamu yang utama buat Mama.”

Niel terduduk. Ia mendadak lemah tak berdaya ditempat persembunyiannya. ‘Ini kan yang gue mau?! Dia nyerah sendiri. Dengan begini, Mama nggak akan gangguin Meyse kalau kita balikan?!’ Namun kata batinnya tak selaras dengan hatinya yang berdenyut nyeri meski samar.

Niel mengangkat tubuhnya yang lemas. Ia berjalan gontai, keluar dari kediaman yang dulunya ditempati oleh sang oma. Hidupnya entah mengapa terasa hampa setelah kata menyerah itu Zeusyu lontarkan.

“Bocah freak, dari mana kamu?!” 

Niel bisu, ia berlalu memasuki mobilnya. Bertindak durhaka pada Amel di pelataran. Ia membutuhkan Meyselin. Selama ini dengan melihat wajah kekasihnya, seluruh lara yang keluarganya ciptakan pun sirna.

“Makin nggak ada adat anak itu!” Kesal Amel. “Sam Gelael kamu, ngebut-ngebut?!” Maki Amel yang tentu saja tak mendapati tanggapan.

“Sabar Bu.. Mas Niel PMS kali,” toyoran Amel mendarat sempurna di kepala Darmanto.

“Niel cowok Manto!”

.

.

NIEL SALAH! Resahnya tidak berkurang seujung kukupun walau Meyselin menghampirinya di parkiran kampus gadis itu. Bayang-bayang air mata Zeusyu bergelayut manja dalam pikirannya.

“Ada apa, Niel?! Kamu buang-buang waktu aku.”

By!” Desah Niel, “aku cinta kamu. Kamu harus percaya itu, By..” Tegasnya.

“Selamanya..”

“Niel apa sih! Aku kel..”

Niel meraih tengkuk Meyselin. Menempelkan bibir keduanya tanpa memberi jeda untuk Meyselin menolak. Darahnya membeku kala otaknya justru membayangkan wajah tersiksa Zeusyu.

Are you crazy?! Ini kampus, Niel!”

Sorry!” Entah kepada siapa permintaan maaf itu terlontar. Kini Niel resmi menjadi seorang pecundang yang sebenarnya.

Related chapters

  • TERIKAT PERJODOHAN    [4]

    Niel memarkirkan mobilnya dengan asal setelah ia sampai di pelataran rumahnya. Anak itu melemparkan kunci mobil pada salah satu tukang kebun yang berada di sana, lalu melangkah tergesa masuk ke dalam kediaman orang tuanya.Pakaiannya masih sama seperti ketika dirinya meninggalkan rumah. Seragam sekolah yang dirinya kenakan belum berubah meski ia telah berkeliling kota Jakarta.“Mas Niel, ini diapain mobilnya?!” Sang Tukang Kebun mengikuti Niel dari belakang. Ia mengekor karena tak tahu harus melakukan apa terhadap mobil mewah tunggangan tuan mudanya.“BAKAR!” Si tukang kebun pun tercengang setelah mendengar perintah anak majikannya. Melihat kode dari sang Nyonya Rumah, pria setengah baya itu membungkuk lantas pergi keluar. Ia tak mungkin ikut menimbrung pada perdebatan kesekian kali yang dilakukan oleh para bosnya.“Nathaniel Tirto!”Niel sendiri terus melangkah menaiki tangga rumah, mengabaikan seruan tinggi sang mama di ruang keluarga. Ia lelah. Kamar adalah tujuan utamanya untuk me

    Last Updated : 2025-02-06
  • TERIKAT PERJODOHAN    [5]

    “Maksud Oma apa?!” tanya Niel tergagap. Ia tidak salah dengar kan?! Wanita yang paling bersikeras dengan perjodohannya, mendadak memberikan restu untuk terputusnya tali yang mengekangnya selama ini?!Ini pasti lelucon! Ya, Niel yakin itu!“Oma, jawab Niel! Maksud ini semua apa, Oma?!”“Awas!” Zeusyu menarik lengan Niel ketika pemuda itu hendak melangkahkan kakinya maju. “Kaki kamu bisa kena kaca!” Ucap gadis itu yang entah kapan mengangkat tubuhnya dari kursi. Keterkejutan Niel tampaknya membuat dirinya tak menyadari pergerakan Zeusyu. Terlebih setelahnya Zeusyu merunduk, memunguti pecahan gelas yang dirinya jatuhkan tadi.Zeusyu menahan ringisannya. Sayangnya, luka ditangannya tak dapat ia sembunyikan. Niel yang sedari tadi memperhatikan tindakan Zeusyu menyentak gadis itu. “Lo goblok apa gimana?! Lo yang ingetin gue!” Sentaknya lalu menyeret Zeusyu memasuki dapur.“P3K!” Teriak Niel menggegerkan seisi dapur yang juga tengah dihuni oleh asisten rumah tangga. Mereka sedang makan mal

    Last Updated : 2025-02-06
  • TERIKAT PERJODOHAN    [6]

    Niel menekan klakson mobilnya berulang kali. Ia sudah menunggu selama lima lamanya dan gadis yang ia tunggu-tunggu tak juga kunjung menampakkan batang hidungnya.Tiiin!!Masih tak ada perubahan. Tak ayal hal itu membuat Niel mengeluarkan erangan. Sungguh menyebalkan! Tak mungkin sekali jika Zeu memiliki kotoran ditelinganya hingga membuatnya diserang oleh penyakit tuli dadakan. Niel yakin Zeu sengaja. Gadis itu pasti ingin membuat dirinya marah untuk kesekian kalinya.“Nih cewek mana sih?! Dua puluh menit lagi gerbang ditutup. Tau macet nggak sih si Zeu?!” Gerutu Niel sembari menuruni mobilnya. “Han!!” Niel berteriak, mengagetkan Handoko yang juga sedang menanti kehadiran Darmanto di pekarangan rumah.“Mas Niel. Apa yang bisa Handoko bantu, Mas?!” Seperti biasa— Pengabdi setia Niel itu akan melakukan apapun yang Tuannya inginkan. Ia merupakan pengikut paling wahid. Tak seperti Darmanto yang kerap membelot demi mengikuti kata hatinya, Handoko selalu berada dibelakang Niel. Ia merupa

    Last Updated : 2025-02-07
  • TERIKAT PERJODOHAN    [7]

    Tepat saat dirinya menginjakkan kaki pada area kantin sekolah, sepasang mata Niel menyala merah bersama dengan jari-jari tangannya yang ia kepal erat disisi tubuhnya.Napasnya yang tersengal terdengar semakin tak beraturan, sebab ia yang mencoba untuk menahan letupan amarah didadanya.Rega benar. Pemuda itu tidak salah melapor, apalagi menambahkan tamburan bumbu penyedap ke dalam laporannya. Saat ini Zeusyu memang tengah diganggu oleh cicit dari pemilik Yayasan tempat mereka mengenyam pendidikan.Menghentakkan langkah, Niel pun siap memasang kuda-kudanya. Ia berjalan cepat menghampiri Zeusyu dan sang pengganggu.Tanpa babibu, menarik kerah seragam Gamalael. Membuat anak yang paling disegani se-Bumi Pena itu terhuyung hingga menuruni meja tempatnya berdiam.“Apa-apaan lo, Tirto?”Mereka memang terbiasa memanggil menggunakan nama belakang satu sama lain. Kebiasaan mengucapkan nama keluarga itu berawal dari pertengkaran pertama mereka di bangku kelas satu. Siapapun sudah mengetahui kebia

    Last Updated : 2025-02-08
  • TERIKAT PERJODOHAN    [8]

    Tin.. Tin!!Secara brutal Niel menekan klakson mobilnya. Kebarbarannya itu membuat beberapa satpam yang berjaga berlarian keluar meninggalkan pos jaga mereka.Niel melongokkan kepala di antara kaca mobil yang ia turunkan. “Ngapain pake keluar semua? Bukain gerbangnya!” titahnya, berteriak.Di samping pemuda itu, Zeusyu memilih memperhatikan dalam diam. Pemandangan dimana Niel menjadikan orang lain sebagai pelampiasan amarahnya bukanlah tontonan yang baru terjadi sekali ini saja. Memang seperti itulah tabiat pemuda yang dicintainya. Tak peduli salah atau tidak, ketika dirinya marah, semua orang akan terkena imbas kemarahannya.“Silahkan, Mas Niel!” Setelah pintu gerbang rumahnya terbuka, Niel kembali menginjak pedal gas. Ia memarkirkan mobilnya tepat disamping milik mamanya. Niel tak langsung menuruni tunggangannya. Di dalam mobilnya, ia mengamati pergerakan mamanya yang tengah berbincang dengan Handoko di pekarangan rumah mereka.“Tunggu Mama pergi aja!” Ujar Niel melarang Zeusyu untu

    Last Updated : 2025-02-09
  • TERIKAT PERJODOHAN    [9]

    Dulu sekali, Niel sangat menggilai Zeusyu. Tak ada satu hari pun dalam hitungan kalender yang tak dirinya habiskan untuk memikirkan Zeu-nya. Siang dan malamnya penuh dengan pikiran tentang Zeu-nya seorang.Walau aroma playboy menguar dari keringatnya sejak usia tiga tahunan, Zeusyu akan tetap menjadi urutan nomor satu pada list nama-nama kekasihnya.Ia bahkan dengan bangga memperkenalkan Zeusyu ke seantero dunia. Selalu meminta restu Zeusyu ketika matanya melirik gadis cilik lain, selayaknya Zeusyu adalah istri sah pertamanya.Namun siapa sangka jika pada pergantian waktu, nama yang selalu mendominasi kehidupan Niel itu dapat tergeser oleh gadis lain. Perkembangan membuatnya berubah seiring waktu yang berlalu.Kini tak ada lagi Zeusyu yang melekat di dalam hatinya, sosok kecintaan Niel kecil itu benar-benar sudah menghilang dan tergantikan oleh kehadiran Meyselin.Di balkon kamarnya, Niel menghabiskan senja yang menurutnya kelabu. Sore harinya ditemani oleh secangkir es kopi yang diri

    Last Updated : 2025-02-10
  • TERIKAT PERJODOHAN    [10]

    “Goblok! Begok! Tolol!!”Niel tak henti-hentinya mengumpati dirinya sendiri. Ia berguling-guling di atas ranjang king size-nya. Bergerak ke sana-ke mari sembari merutuki kebodohan mulutnya yang sepertinya tidak tersinkronisasi dengan otak. Bodoh sekali dirinya! Ia saja malu setelah menyadari kelakuannya tadi.“Ngapain pake bilang hamil segala! Nyium aja baru pertama kali. Dodol-Dodol! Diketawain orang serumah kan jadinya.”Omanya yang galak benar-benar murka mendengar celotehan tak bermutunya. Wanita tua itu langsung memberikan ultimatum, melarang dirinya untuk berdekatan dengan Zeusyu. Selain karena Zeusyu sudah berpindah tangan, ke tangan keponakannya, Sukmana Tirto rupanya takut jika ia akan melakukan tindakan tak bermoral demi mempertahakan ego setinggi langitnya.“Siapa juga sih yang mau hamilin dia. Kalau gue sampe punya anak, itu jelas sama Meyse lah! Ngapain sama orang yang nggak gue cinta.” Decak Niel. Salahnya memang terlalu terbawa emosi. Padahal ia mempertahankan hubunganny

    Last Updated : 2025-02-10
  • TERIKAT PERJODOHAN    [11]

    Melewati gerbang megah kediaman Tirto, Niel dengan sengaja memperlambat laju mobil yang ia kendarai. Ada tiga bangunan dengan kemewahan hampir serupa berdiri di depan matanya. Tentu saja bangunan ke-3 yang dibangun paling akhir, tak sebanding dengan dua bangunan sebelumnya. Rumah yang berada di tengah-tengah milik papa dan omanya itu terlihat mengotori istana-istana megah mereka.Terkutuklah Darmanto bin Joko Dadarman bersama sahabat karibnya Handoko. Karena pengabdian mereka, kedua pria itu sampai mendapatkan kado istimewa dari omanya. Sampai keduanya mati, mereka akan tergabung dalam satu keluarga yang sama. Enak sekali para asisten serbaguna papanya itu. Kerjanya hanya membuat onar, tapi bayarannya ditanggung sampai bertemu malaikat pencabut nyawa.Ah! Mengingat peranan dua pengikut setianya, Niel teringat akan alasannya pulang sore ini. Kedua orang tuanya sedang lembur di kantor, itu berarti seluruh antek-antek-nya pun akan pulang terlambat. Ia pun bisa melancarkan serangan kepada

    Last Updated : 2025-02-11

Latest chapter

  • TERIKAT PERJODOHAN    [77]

    “Hai, Jeng Amel.”Amel merubah ekspresinya. Mama Niel itu memang bukan orang yang bisa mengenakan topeng pada mukanya. Ketika ia tidak menyukai seseorang, raut wajahnya akan sangat kentara terlihat.“Ya, Jeng Lulu,” sahutnya dengan malas-malasan. Sepertinya ia terlalu pagi menghadiri pertemuan arisan kali ini. “Sayang,” Amel melongokan kepalanya masuk ke dalam mobil, “yuk turun,” ajaknya kepada menantu kesayangannya.Amel sangat senang kala Zeusyu tak menolak permintaannya. Semalam Niel sudah berkonsultasi. Mengatakan jika ada teman kampusnya yang mengganggu Zeusyu.Seperti biasa— kalau itu menyangkut diri Zeusyu, Amel akan turun tangan. Secepat yang dirinya bisa. Putranya turut menginformasikan identitas diri si pengganggu. Rupanya gadis itu merupakan anak dari teman arisannya.“Loh, Jeng Amel bukannya anaknya laki-laki?”Bola mata Amel berputar. Wanita yang menghampirinya ke parkiran pasti berpikir jika dirinya akan membawa Niel. Hohoho!! Mimpi saja! Tanpa Zeusyu ikut pun, Niel tak

  • TERIKAT PERJODOHAN    [76]

    Sejak hari dimana Niel pulang dalam keadaan mabuk, Amelia Tirto tidak lagi berani mengusik ketenangan jiwa sang putra. Wanita itu menahan dirinya, sekuat yang bisa bisa untuk tak mengganggu anak kesayangan suaminya.Berkat kejahilannya selama ini, dua kartu kredit andalan mama Niel itu disita. Dia tak lagi bisa berbelanja sesuka hati untuk menghambur-hamburkan hasil jerih payah Hanggono Tirto. Amel harus rela berhemat dengan lima juta setiap minggunya. Mengikat tangan-tangannya supaya tak khilaf membuka e-commerce atau dirinya tak akan bisa hangout bersama teman-teman sosialita manjanya.Berbeda dengan sang mama yang menjadi sangat menderita usai ketahuan papanya, hidup Niel justru berjalan damai. Istri cantiknya kembali pada mode normal— selayaknya normalnya manusia biasa. Mungkin ini disebabkan oleh bertaubatnya jin laknat yang selalu membisiki telinga istrinya.Ngidamnya pun tak pernah lagi aneh-aneh, sehingga dengan mudah Niel bisa mendapatkannya. Zeusyu juga tak bertingkah menyeb

  • TERIKAT PERJODOHAN    [75]

    “Ck! tuh bocahnya!” decak Rega, akhirnya melihat kemunculan batang hidung sahabatnya. “Cepetan card akses-nya, woi!”“Sorry!”“Tiada maaf bagimu, Ntong!” jawab Zikri sembari mengibaskan poni panjangnya.Merasa tidak enak dengan sahabat-sahabatnya yang telah menunggu lama, Niel segera menempelkan kartu aksesnya ke sensor. Ia lalu memasukan kombinasi angka yang menjadi password unit apartemennya.“Assalamualaikum ya ahli kubur!” Celetuk Zikri membuat semuanya bergidik.“Bahasa lo, Nyet!” sosot Alvian sembari menoyor si asal Zikri. “Lo kenapa manggil kita ke sini?” tanya-nya setelah mendudukan diri di sofa.“Bentar gue ngambil minuman,” ucap Niel. Langkah kakinya menyasar pada kulkas super besar miliknya untuk mengeluarkan beberapa botol kaleng bir.“Kadaluarsa nggak itu?” secara mereka sudah lama sekali tidak menyambangi apartemen Niel. Bisa saja makanan-makanan di kulkas sudah mengalami masa tak layak konsumsi.“Aman, baru ini. Gue minta Handoko mampir pas dia balik kantor,” ujar Niel

  • TERIKAT PERJODOHAN    [74]

    “Mbak, kalau aku ngeracun Aca, kira-kira kepalaku dipenggal nggak ya sama bapaknya?” Bapak yang Niel maksud merupakan kakak iparnya yang bernama Bumi— Pangeran sebuah kerajaan di Jawa yang melengserkan kursi keemasannya langsung kepada sang keponakan. Tak tanggung-tanggung, Bumi melakukannya khusus untuk mempertahankan cintanya kepada kakak pertamanya.Tak perlu lagi diragukan seberapa besar cinta bapak Raksa itu. Tahtanya saja rela dilepaskan asal tak berpisah dengan istri dan anaknya.Yah, pengorbanannya mirip-mirip dengan Zeusyu. Hanya saja di hati Niel, tetap Zeusyu pemenang nominasi cinta paling tulus sejagat raya.Tenang saja. Niel tak berencana KKN kok. Tak ada kolusi, nepotisme. Korupsi apalagi. Semua ini Niel ambil berdasarkan track record bersih Zeusyu. Maklum suami kakaknya itu pernah brengsek pada masanya.Kembali pada Niel yang menghabiskan paginya di rumah sang kakak pertama, pemuda itu mengepalkan telapak tangannya di atas meja. Kehamilan Zeusyu dan kepulangan Raksa ad

  • TERIKAT PERJODOHAN    [73]

    “Zeu, Sayang. Kamu nggak ngidam lagi?” tanya Amel sehari hampir tiga kali, seperti orang sedang masa pemulihan yang meminum obatnya. Amel mengerjapkan matanya, menanti jawaban dari pertanyaannya. Antena kejahilan di atas kepalanya sedang terjulur, meminta asupan nutrisi penderitaan putranya. Sumpah demi Tuhan, Amel sangat senang menantu kesayangannya menyulitkan sang putra.Mama Niel itu seakan ingin berteriak, ‘ya kayak gitu dulu pas Mama hamil kamu, Bocah,” ke telinga anaknya, sekeras-kerasnya supaya anak itu tahu betapa menderitanya dirinya dan Hanggono Tirto saat mengandungnya.Anggap saja ini ajang balas dendam yang tertunda. Anaknya masih sangat beruntung karena tak diminta terbang ke Bandung demi semangkuk seblak.“Nggak lagi pengen sesuatu, Mah. Zeu kenyang,” ucap Zeusyu, membelai perutnya. Usia janinnya kini berjalan memasuki pada minggu ke 12. Perutnya yang rata sekarang memiliki tonjolan, yang setiap malamnya membuat Niel gemas bukan kepalang.“Ih, kok gitu sih! Ngidam aja

  • TERIKAT PERJODOHAN    [72]

    Akibat kebaikannya yang tidak ingin mengganggu waktu istirahat sang istri tempo hari, kini Niel menjadi mengerti akan rules menghadapi ibu hamil. Diantaranya sebagai berikut: Pertama, jangan pernah berani-beraninya menghilang tanpa sebuah pemberitahuan. Jika para lelaki berani melakukan hal tersebut, dipastikan dua hari mendatang hidup kalian akan serasa berada di neraka jahanam. Ke-dua, jangan pernah abaikan istri meski mereka terlihat seperti orang ngambek, yang tidak ingin didekati. Percayalah! Jika kalian berpikir menjauh sejenak merupakan hal yang mereka inginkan— jawabannya salah besar. Tet-Tot! Menarik diri dan membiarkan mereka menyendiri dengan kemarahannya, hanya akan membuat telinga kalian panas sampai beberapa hari mendatang. Trust Niel! Pemuda itu telah merasakan dampak dari dua tindakan di atas. Jangan dekat-dekat berarti sama dengan ‘kamu usaha dong,’ dan aku benci kamu artinya ‘buat aku nggak ngambek lagi,’ itu kuncinya. “Sumpah, kayak gitu, Bos?” Niel mengangguk

  • TERIKAT PERJODOHAN    [71]

    “Hoeekk!!” Niel berpegangan pada pinggiran closet. Sejak bangun tidur, kamar mandi menjadi tempat berdiamnya. Ia tak mengerti dengan kondisi tubuhnya. Saat membuka mata, kepalanya terasa berputar dan perutnya seperti diaduk-aduk oleh seseorang. “Niel kamu beneran nggak usah ke dokter?” Niel melambaikan tangannya, “no, nggak perlu!” tolaknya. Sepertinya ia hanya perlu menguras seluruh isi perutnya akibat menjadi Sultan Andara satu hari. Tampaknya lambungnya sedang melancarkan amarahnya hari ini. “Hoek!!” Zeusyu berdiri diambang pintu kamar mandi. Wanita hamil itu tak berani masuk, takut jika muntah-muntah Niel akan menular. “Gara-gara aku kemarin ya ini?” tanay Zeusyu. Suaranya melirih, bersiap meledakan tangis dari bibirnya yang bergetar. Niel yang menyadari perubahan suara istrinya lantas mendudukan diri di lantai. Sekuat tenaga membalikan tubuhnya agar bisa berhadapan. “Nggak, Sayang. Bukan gara-gara kamu,” ucapnya agar Zeusyu tidak merasa bersalah. Kepalanya akan semak

  • TERIKAT PERJODOHAN    [70]

    Zeusyu menganga melihat banyak-nya pedagang yang memarkirkan gerobak dagangannya di pelataran rumah. Wanita itu mengusap perutnya ratanya. “Mah, ini apa?” tanya Zeusyu kepada Amel. Ibu mertua wanita cantik itu pun tak kalah kaget. Dari gerbang rumahnya, beberapa pedagang makanan masih datang silih berganti. “Mama juga nggak tau, coba tanya suami kamu Zeu. Kali aja ini kerjaan dia.” Zeusyu mengangguk. Ia mengeluarkan ponselnya. “Niel,” sapanya setelah sambungan teleponnya diterima. ‘Halo, Sayang. Gimana? Tukang jajannya udah pada dateng kan?’ Oh.. Jadi benar ini semua ulah Nathaniel. “Ud-Udah,” jawab Zeusyu terbata. “Kenapa banyak banget?” ‘Katanya pengen jajan, hem?’ Ya nggak sebanyak ini— pikir Zeusyu. Setengah jam yang lalu ia memang berkomunikasi dengan Niel. Menyampaikan keinginan tiba-tibanya yang ingin jajan. Berhubung pria itu sedang kuliah, Niel berkata jika dirinya baru bisa pulang sore nanti. ‘Tadi aku minta bantuan Manto. Biar kamu nggak lama nunggu. Jajan

  • TERIKAT PERJODOHAN    [69]

    [Mah, bisa ke Semarang sekarang? Zeu masuk rumah sakit. Di Columbia, deket Bandara Ahmad Yani] Demikian isi pesan yang Niel kirimkan. Tak sampai dua jam lamanya, Amelia Tirto benar-benar datang bersama bala-bala gengs wanita itu. Papa Niel, Oma, mertua dan Darmanto diboyong ikut serta meramaikan ruang perawatan Zeusyu. Satu per satu dari mereka berjalan memasuki ruangan. “Mah,” panggil Niel ingin mengadu. Kaki-Kakinya melangkah, mendekati sang mama, dan…. Buagh!! Niel meringis ketika sebuah hantaman mengenai kepalanya. Tas mahal sang mama mampir tanpa permisi, sehingga ia tak sempat memasang kuda-kuda untuk menghindar. Padahal ia sudah melihat wanita itu mengayunkan tangannya. Responnya rupanya kalah cepat oleh gerakan ibu-ibu jaman now. “Kamu apain mantu kesayangan Mama?! Nggak ada sehari kamu ajak keluar, dia udah masuk rumah sakit!! Gimana kalau seminggu?!” “Masuk liang lahat yang ada!!” Buagh! Buagh! Buagh!! “Mah, sakit Mah! Dengerin penjelasan Niel dulu!!” “Haisyaaah!! D

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status