Share

[6]

Author: qeynov
last update Last Updated: 2025-02-07 20:04:19

Niel menekan klakson mobilnya berulang kali. Ia sudah menunggu selama lima lamanya dan gadis yang ia tunggu-tunggu tak juga kunjung menampakkan batang hidungnya.

Tiiin!!

Masih tak ada perubahan. Tak ayal hal itu membuat Niel mengeluarkan erangan. 

Sungguh menyebalkan! Tak mungkin sekali jika Zeu memiliki kotoran ditelinganya hingga membuatnya diserang oleh penyakit tuli dadakan. Niel yakin Zeu sengaja. Gadis itu pasti ingin membuat dirinya marah untuk kesekian kalinya.

“Nih cewek mana sih?! Dua puluh menit lagi gerbang ditutup. Tau macet nggak sih si Zeu?!” Gerutu Niel sembari menuruni mobilnya. 

“Han!!” Niel berteriak, mengagetkan Handoko yang juga sedang menanti kehadiran Darmanto di pekarangan rumah.

“Mas Niel. Apa yang bisa Handoko bantu, Mas?!” 

Seperti biasa— Pengabdi setia Niel itu akan melakukan apapun yang Tuannya inginkan. Ia merupakan pengikut paling wahid. Tak seperti Darmanto yang kerap membelot demi mengikuti kata hatinya, Handoko selalu berada dibelakang Niel. Ia merupakan sosok terdepan jika berkenaan dengan sang pangeran Tirto.

“Lo liat Zeu nggak?”

Mata Handoko melebar. Tumben sekali anak atasannya menanyakan gadis yang sering dianggap hama ini. Nanti ia harus menceritakannya pada Darmanto. Teman satu rumahnya itu pasti tercengang hebat. La wong dirinya saja sampai terkaget-kaget, apalagi Darmanto coba.

Itu,” Handoko terdengar ragu. ‘Duh, ngamuk nggak ya ini Buaya Rawa?’ batin Handoko bertanya-tanya. Masalahnya gadis yang dicari-cari anak majikannya sudah tidak ada disekitar mereka.

“Apaan cepet?! Kalau belom liat, tolong panggilin. Males gue buang-buang tenaga!”

“Begini Mas..” Menelan ludahnya sendiri, Handoko sudah memantapkan diri. Ia rela jika harus menjadi samsak hidup junjungannya ini.

“Em, anu..” 

Perasaan Niel tiba-tiba saja tidak enak. “Jangan banyak basa-basi bisa nggak?! Lo nggak lagi upacara pembukaan ya!” Amuk Niel. Jarum jam yang melingkar ditangannya terus berjalan. Ia kemarin sudah tidak sekolah dikarenakan insiden yang menimpa istri settingannya, masa sekarang harus terlambat karena gadis itu juga. Kalau begini ceritanya, orang tuanya pasti akan dipanggil oleh pihak sekolah.

“Mbak Zeu udah berangkat, Mas.” Dalam satu tarikan napas, Handoko mengungkapkan keberadaan nona mudanya.

What?!” Tangan Niel mengepal. “Sama siapa?! Mobil Om Alex aja masih nangkring di depan rumahnya. Punya Tante Sarah juga. Berangkat sama siapa dia?!” Nada suara Niel meninggi. Ia merasa tersinggung karena Zeu meninggalkan dirinya tanpa pamit. Seharusnya gadis itu memberitahunya terlebih dahulu agar ia tak menunggu seperti sapi ompong. 

“Nggak mungkin dia naik Gr*b kan?!” Itu jelas tidak mungkin terjadi. Orang tuanya begitu menyayangi Zeu. Jika salah satu tidak bisa mengantar, maka akan ada yang mengorbankan diri untuk memastikan putrinya selamat sampai di tempat tujuan. 

“Berangkat bareng Raden Mas Raksa, Mas.”

Kesal— Niel menendang kaki Handoko sampai asisten kedua orang tuanya itu mengaduh kesakitan. Handoko sampai berputar-putar sembari memegangi kaki yang dirinya angkat. 

Lagi-lagi kesialan menimpa dirinya. Kenapa harus dirinya yang mendapat jadwal membersihkan mobil atasannya. Mengapa harus bertepatan dengan mood anak majikannya yang buruk.

‘Ya Allah, Ya Rabbi. Why selalu saya yang sial terus kalau ngadepin Mas Niel? Apa dosa dan salah saya?’ Ratap Handoko dalam hati. 

Rasanya Handoko ingin menangis saja sekarang. Ia tak berani macam-macam dan memilih bungkam daripada kembali mendapatkan kemarahan Niel. 

“Sialan!” Maki Niel. Ia memutar tubuhnya, berjalan penuh hentakan menuju mobil yang ia tinggalkan. 

Sebenarnya untuk apa ia sok berinisiatif padahal mamanya tak memintanya untuk berangkat bersama Zeu? Lihat apa yang ia dapatkan sekarang. Kekesalan! Zeusyu kini benar-benar membangkitkan amarah yang semalaman dirinya coba tahan.

“HANDOKO! SURUH SATPAM BUKA PAGER!!” Jerit Niel membuat Handoko lari terbirit-birit menuju pos satpam. Kemurkaan Niel merupakan hal yang paling sulit untuk ditangani. Hanya orang-orang tertentu yang dapat mengatasi amarah pemuda itu dan itu bukan dirinya. 

Niel kembali menekan klaksonnya. Orang-Orang dibuat terperanjat oleh ulah anak itu yang baru saja keluar dari kediaman Tirto.

“Junjungannya Pak Han makin hari makin ngeri!” 

Handoko mengangguk lemah, menyetujui apa yang salah satu satpam katakan. Masalah percintaan ternyata bisa membuat seseorang berubah menjadi mengerikan.

“Padahal katanya nggak cinta, Pak. Tapi mukanya udah kayak kerang rebus. Merah banget gara-gara ditinggal berangkat sekolah aja.”

“Biasa Pak Han. Anak muda mah gitu. Kalau udah kehilangan baru terasa.”

Keduanya lantas tertawa terbahak-bahak. Kiasan pepatah memang tak pernah salah. Keberadaan seseorang akan terasa berarti jika dirinya telah lenyap. 

SAMPAI di sekolahnya, Niel meninggalkan tunggangannya begitu saja. Ia meminta salah satu temannya untuk memarkirkan mobilnya. Temperamen Niel sang pangeran sekolah memang sudah diketahui banyak orang. Tak ada siswa yang berani mengganggu atau pun menolak perintah Niel, kecuali salah satu geng dari mata jurusan yang berbeda dari Niel. 

“Mana Raksa?!” Tak ada buruan selain sang keponakan yang dirinya cari. Anak yang selalu berangkat bersama abdi dalemnya itu sepertinya memang senang menantang dirinya. Ia yakin Oma mereka sudah memberitahukan jika dirinya tak menyetujui pembatalan perjodohan, tapi kenapa anak itu masih saja nekat mendekati Zeu.

“Gue nggak liat, Niel..”

Niel menendang pintu kelas Raksa. Mereka memang berada di kelas yang berbeda. Keponakan Niel itu memiliki kelas yang sama dengan Zeusyu. Hanya dirinya yang berminat memisahkan diri. Ia tak berselera sekolah jika harus selalu melihat wajah istri settingannya.

“Rak!!”

Raksa menutup buku di tangannya. Ia meminta abdi dalemnya untuk keluar meski kelas belum berlangsung. Anggota keluarga Tirto itu berdiri menyambut kedatangan pamannya. Ia berdehem pelan, sebelum menanyakan apa yang membuat sang paman menemuinya.

“Beraninya lo bawa Zeu?! Tau nggak, gara-gara lo gue nunggu kayak orang bego!” Sentak Niel. Ia mencengkram kerah seragam Raksa. Tak ada lagi sosok abang yang menyangani adiknya ketika kecil. Waktu telah mengubah kepribadian Niel. (Meski Raksa anak dari kakak perempuannya, Niel & Raksa tumbuh seperti kakak-beradik).

“Katanya Zeu mau chatting lo kalau udah nyampe sekolahan.” Jawab Raksa tenang. Ia memang mewarisi seluruh sifat ibu dan bapaknya. Sosoknya tumbuh dengan kedewasaan melebihi teman-teman sebayanya.

“Nggak ada!”

“Ya bukan salah gue dong!”

Cengkraman Niel terlepas ketika beberapa sahabatnya masuk mengabarkan kalau Zeusyu sedang dalam masalah. Salah satu sahabat Niel mengatakan jika Zeusyu tengah berada di daerah kekuasaan anak-anak IPS. 

Mendengar kabar itu, Niel pun langsung bergegas keluar. Ia berjalan cepat menuju tempat yang disebutkan teman-temannya.

“Reg, lo ngabarinnya salah siatusi Nyet!!” Jeno yang melihat kemarahan Niel meraup wajah Rega. Sepertinya pentolan grup mereka itu tak dalam kondisi yang baik. “Bisa kisruh lagi ini!” imbuh Jeno, mengatakan apa yang menjadi ketakutannya.

Rega menggaruk lehernya, “gue cuman ngabarin. Biasanya dia juga diem aja. Kenapa sekarang ngibrit kayak jin gitu?!” tanya Rega sembari mengangkat kedua tangannya ke atas. Ia sendiri juga tidak mengerti dengan respon yang Niel tampakkan tadi. Di matanya Niel sungguh berlebihan. 

“Rak, Om lo kenapa?!” tanya Rega. Ia melihat Raksa yang hanya mengedikan bahu pertanda bahwa anak itu juga tak mengetahui sebabnya.

“Ngapain malah rapat di sini?! Kejar bego! Berantem sama si Caesar ini pasti dia!” Panik Alvian. Ia memiliki perasaan tidak enak dengan angkat kakinya bos mereka.

Rega melambaikan tangannya, “nggak mungkin! Ngapain juga. Paling dia cuman liatin di pojokan kantin!” Ucapnya percaya diri. Setahu mereka Niel kan tidak memiliki perasaan pada gadis yang dijodohkan padanya itu. Lagipula Niel juga sudah memiliki Meyselin.

“Cuy!!” Sahabat Niel yang lain— Zikri, terlihat berlarian menghampiri ketiganya. Napasnya tersengal-sengal meski panggilannya sedikit mendayu menyerupai penyanyi dangdut. “Anak kelas kita yang di kantin bilang, kalau Bos Besar duel sama Gama!” Lapornya, mendapatkan berita ter-up to date.

“Gama? Gamalael Caesar?!” Pekik Rega.

“Gama mana lagi di sekolah kita, Oncom! yang berani ngibarin bendera perang kan emang cuman itu anak! Berangkat kita! Si Lael lagi barengan sama Brian, Victor!”

Matek!! Meledak itu bocah dikomporin sama Pikiran Kotor!” Desah Alvian menepuk keningnya. Anak IPS yang satu itu gayanya super santai tapi selalu berhasil membangkitkan iblis di dalam jiwa seseorang. Gelarnya saja Raden Mas tapi tingkah lakunya sangat jauh berbeda dari Raksa yang sama-sama memiliki gelar serupa.

Sahabat Niel berbondong-bondong menghampiri bos mereka. Keempat anak yang selalu berada disisi Niel itu melesat bak meteor. Ketiganya tak menyadari jika dibelakang mereka Raksa juga mengekor.

“Apaan sih masalahnya, Nyet?! Bukan Niel banget gila!” Decak Rega. 

Zikri saja hampir pingsan ketika mendapat laporan dari mulut pertama. “Lael nyium pipi Zeu!!” Infonya membuat kaki-kaki mereka serasa diberi tambahan tenaga ekstra. 

Kaki Raksa berhenti. Ia menatap kepergian teman-teman Niel dari tempatnya.

“Raden Mas..”

“Bawa Zeu diam-diam. Mereka pasti adu tenaga. Jangan sampai Zeu kenapa-napa!” Titah Raksa. Dibandingkan Nie, Raksa memiliki otak yang dapat diandalkan alih-alih menomor satukan emosi. Raksa selalu unggul dalam menentukan siasat. 

Untuk apa mengotori tangan dan membuat nama menjadi buruk di sekolah. Ia dapat memberikan perhitungan diluaran sehingga tak perlu mendapatkan hukuman dari pihak sekolah.

Related chapters

  • TERIKAT PERJODOHAN    [7]

    Tepat saat dirinya menginjakkan kaki pada area kantin sekolah, sepasang mata Niel menyala merah bersama dengan jari-jari tangannya yang ia kepal erat disisi tubuhnya.Napasnya yang tersengal terdengar semakin tak beraturan, sebab ia yang mencoba untuk menahan letupan amarah didadanya.Rega benar. Pemuda itu tidak salah melapor, apalagi menambahkan tamburan bumbu penyedap ke dalam laporannya. Saat ini Zeusyu memang tengah diganggu oleh cicit dari pemilik Yayasan tempat mereka mengenyam pendidikan.Menghentakkan langkah, Niel pun siap memasang kuda-kudanya. Ia berjalan cepat menghampiri Zeusyu dan sang pengganggu.Tanpa babibu, menarik kerah seragam Gamalael. Membuat anak yang paling disegani se-Bumi Pena itu terhuyung hingga menuruni meja tempatnya berdiam.“Apa-apaan lo, Tirto?”Mereka memang terbiasa memanggil menggunakan nama belakang satu sama lain. Kebiasaan mengucapkan nama keluarga itu berawal dari pertengkaran pertama mereka di bangku kelas satu. Siapapun sudah mengetahui kebia

    Last Updated : 2025-02-08
  • TERIKAT PERJODOHAN    [8]

    Tin.. Tin!!Secara brutal Niel menekan klakson mobilnya. Kebarbarannya itu membuat beberapa satpam yang berjaga berlarian keluar meninggalkan pos jaga mereka.Niel melongokkan kepala di antara kaca mobil yang ia turunkan. “Ngapain pake keluar semua? Bukain gerbangnya!” titahnya, berteriak.Di samping pemuda itu, Zeusyu memilih memperhatikan dalam diam. Pemandangan dimana Niel menjadikan orang lain sebagai pelampiasan amarahnya bukanlah tontonan yang baru terjadi sekali ini saja. Memang seperti itulah tabiat pemuda yang dicintainya. Tak peduli salah atau tidak, ketika dirinya marah, semua orang akan terkena imbas kemarahannya.“Silahkan, Mas Niel!” Setelah pintu gerbang rumahnya terbuka, Niel kembali menginjak pedal gas. Ia memarkirkan mobilnya tepat disamping milik mamanya. Niel tak langsung menuruni tunggangannya. Di dalam mobilnya, ia mengamati pergerakan mamanya yang tengah berbincang dengan Handoko di pekarangan rumah mereka.“Tunggu Mama pergi aja!” Ujar Niel melarang Zeusyu untu

    Last Updated : 2025-02-09
  • TERIKAT PERJODOHAN    [9]

    Dulu sekali, Niel sangat menggilai Zeusyu. Tak ada satu hari pun dalam hitungan kalender yang tak dirinya habiskan untuk memikirkan Zeu-nya. Siang dan malamnya penuh dengan pikiran tentang Zeu-nya seorang.Walau aroma playboy menguar dari keringatnya sejak usia tiga tahunan, Zeusyu akan tetap menjadi urutan nomor satu pada list nama-nama kekasihnya.Ia bahkan dengan bangga memperkenalkan Zeusyu ke seantero dunia. Selalu meminta restu Zeusyu ketika matanya melirik gadis cilik lain, selayaknya Zeusyu adalah istri sah pertamanya.Namun siapa sangka jika pada pergantian waktu, nama yang selalu mendominasi kehidupan Niel itu dapat tergeser oleh gadis lain. Perkembangan membuatnya berubah seiring waktu yang berlalu.Kini tak ada lagi Zeusyu yang melekat di dalam hatinya, sosok kecintaan Niel kecil itu benar-benar sudah menghilang dan tergantikan oleh kehadiran Meyselin.Di balkon kamarnya, Niel menghabiskan senja yang menurutnya kelabu. Sore harinya ditemani oleh secangkir es kopi yang diri

    Last Updated : 2025-02-10
  • TERIKAT PERJODOHAN    [10]

    “Goblok! Begok! Tolol!!”Niel tak henti-hentinya mengumpati dirinya sendiri. Ia berguling-guling di atas ranjang king size-nya. Bergerak ke sana-ke mari sembari merutuki kebodohan mulutnya yang sepertinya tidak tersinkronisasi dengan otak. Bodoh sekali dirinya! Ia saja malu setelah menyadari kelakuannya tadi.“Ngapain pake bilang hamil segala! Nyium aja baru pertama kali. Dodol-Dodol! Diketawain orang serumah kan jadinya.”Omanya yang galak benar-benar murka mendengar celotehan tak bermutunya. Wanita tua itu langsung memberikan ultimatum, melarang dirinya untuk berdekatan dengan Zeusyu. Selain karena Zeusyu sudah berpindah tangan, ke tangan keponakannya, Sukmana Tirto rupanya takut jika ia akan melakukan tindakan tak bermoral demi mempertahakan ego setinggi langitnya.“Siapa juga sih yang mau hamilin dia. Kalau gue sampe punya anak, itu jelas sama Meyse lah! Ngapain sama orang yang nggak gue cinta.” Decak Niel. Salahnya memang terlalu terbawa emosi. Padahal ia mempertahankan hubunganny

    Last Updated : 2025-02-10
  • TERIKAT PERJODOHAN    [11]

    Melewati gerbang megah kediaman Tirto, Niel dengan sengaja memperlambat laju mobil yang ia kendarai. Ada tiga bangunan dengan kemewahan hampir serupa berdiri di depan matanya. Tentu saja bangunan ke-3 yang dibangun paling akhir, tak sebanding dengan dua bangunan sebelumnya. Rumah yang berada di tengah-tengah milik papa dan omanya itu terlihat mengotori istana-istana megah mereka.Terkutuklah Darmanto bin Joko Dadarman bersama sahabat karibnya Handoko. Karena pengabdian mereka, kedua pria itu sampai mendapatkan kado istimewa dari omanya. Sampai keduanya mati, mereka akan tergabung dalam satu keluarga yang sama. Enak sekali para asisten serbaguna papanya itu. Kerjanya hanya membuat onar, tapi bayarannya ditanggung sampai bertemu malaikat pencabut nyawa.Ah! Mengingat peranan dua pengikut setianya, Niel teringat akan alasannya pulang sore ini. Kedua orang tuanya sedang lembur di kantor, itu berarti seluruh antek-antek-nya pun akan pulang terlambat. Ia pun bisa melancarkan serangan kepada

    Last Updated : 2025-02-11
  • TERIKAT PERJODOHAN    [12]

    “Mbak! Bu Sukma. Apa Ibu ada di rumah?”“Diah kamu kenapa? Kayak habis liat apa aja kamu sampe ngos-ngosan gini.” Asisten rumah tangga yang ada di rumah Amel mencoba menenangkan Diah dengan membelai punggungnya. “Kenapa nyaari Nyonya Besar? Beliau di taman kolam ikan.”“Saya emang abis liat sesuatu, Mbak Sur. Mbak tolong panggilin Bu Sukma. Saya udah nggak kuat lagi, Mbak. Rasanya mau pingsan saya liatnya.” Diah menggapai-gapai lengan Surti. Kaki-Kakinya yang lemah terlipat, saking tak adanya lagi tenaga yang ia miliki. Semua sudah terkuras habis ketika menyaksikan majikannya dirudapaksa.“Tunggu sini. Aku panggilin dulu. Kayaknya masalah penting ini.” Surti kontan berlari cepat. Wanita itu berteriak sembari memacu langkahnya. “Ibu! Bu Sukmaaaa!!” Sama seperti halnya Diah tadi, Surti pun berlari hingga terengah.“ART rumahnya Mbak Zeu, Bu. Dia dateng ke sini, mau ketem..” Surti diam. Ia tak berani lagi bersuara ketika melihat Nyonya Besarnya memejamkan mata dalam posisi duduknya. Tanga

    Last Updated : 2025-02-11
  • TERIKAT PERJODOHAN    [13]

    “Nggak! Gue nggak bisa biarin ini semua terjadi. Gimana kalau gue sampe punya anak sama si Zeu?!” Di dalam kamarnya, Niel terus melangkahkan kaki. Ia memutari seluruh sudut ruangan pribadinya dengan kegelisahan yang tak kunjung mereda.Demi Meyselin yang teramat dirinya cintai, semua yang terjadi hari ini merupakan bentuk ketidak-sengajaan. Ia terlalu terbawa emosi atas rencana yang Zeusyu susun hingga berakhir meniduri gadis itu. Setan-Setan disekitar mereka-lah yang menjadi saksi, dimana sebelumnya ia sudah berniat untuk mengurungkan niat.“Argh!” Kesal Niel, pusing sendiri.Dulu ia sungguh menantikan hari ini. Hari dimana dirinya dapat melihat kehancuran gadis yang membuat hidupnya sengsara. Ia pikir dengan kehancuran itu, ia dapat meraih ketenangan yang selama ini dirinya cari. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Beban pikirannya malah semakin bertambah. Bayang-Bayang Zeusyu hamil kini melayang-layang di otak tumpulnya.“Rega Anjing!” Ia tak mau disalahkan. Baginya kesalahan itu t

    Last Updated : 2025-02-12
  • TERIKAT PERJODOHAN    [14]

    Zeusyu berlari cepat meninggalkan tempatnya. Untuk kesekian kalinya ia kalah pada rasa cintanya. Pria bernama Nathaniel Rahardian Restian Tirto itu, sekali lagi bisa mengubah keteguhan hati yang susah payah dirinya bangun.“Niel!!” “Niel bangun!!” Zeusyu bersimpuh disamping tubuh sang pujaan hati. Ia tak memperdulikan keadaan di sekitarnya. Seluruh atensinya hanya tertuju pada laki-laki yang ia cintai. “Nathaniel, bangun!” Pintanya menepuk-nepuk pipi Niel yang memejamkan matanya. “Jangan buat aku takut, Niel! Ayo buka mata kamu!” “Nieeeel!” Zeusyu bergetar hebat. Ia mengguncang-guncangkan tubuh yang terkapar berlumur darah itu, berharap Niel membuka kelopak matanya yang terpejam.Sungguh, Zeusyu tak akan memaafkan dirinya sendiri jika hal buruk menimpa Niel-nya. Ia mungkin tak akan mampu bernapas lagi dan memilih untuk menyusul Niel kemanapun pria itu pergi. Meski di alam baka sekalipun pria itu menjauhinya— tak apa. Asal bersama Niel, seluruh derita mampu ia tanggung.Lima belas m

    Last Updated : 2025-02-12

Latest chapter

  • TERIKAT PERJODOHAN    [77]

    “Hai, Jeng Amel.”Amel merubah ekspresinya. Mama Niel itu memang bukan orang yang bisa mengenakan topeng pada mukanya. Ketika ia tidak menyukai seseorang, raut wajahnya akan sangat kentara terlihat.“Ya, Jeng Lulu,” sahutnya dengan malas-malasan. Sepertinya ia terlalu pagi menghadiri pertemuan arisan kali ini. “Sayang,” Amel melongokan kepalanya masuk ke dalam mobil, “yuk turun,” ajaknya kepada menantu kesayangannya.Amel sangat senang kala Zeusyu tak menolak permintaannya. Semalam Niel sudah berkonsultasi. Mengatakan jika ada teman kampusnya yang mengganggu Zeusyu.Seperti biasa— kalau itu menyangkut diri Zeusyu, Amel akan turun tangan. Secepat yang dirinya bisa. Putranya turut menginformasikan identitas diri si pengganggu. Rupanya gadis itu merupakan anak dari teman arisannya.“Loh, Jeng Amel bukannya anaknya laki-laki?”Bola mata Amel berputar. Wanita yang menghampirinya ke parkiran pasti berpikir jika dirinya akan membawa Niel. Hohoho!! Mimpi saja! Tanpa Zeusyu ikut pun, Niel tak

  • TERIKAT PERJODOHAN    [76]

    Sejak hari dimana Niel pulang dalam keadaan mabuk, Amelia Tirto tidak lagi berani mengusik ketenangan jiwa sang putra. Wanita itu menahan dirinya, sekuat yang bisa bisa untuk tak mengganggu anak kesayangan suaminya.Berkat kejahilannya selama ini, dua kartu kredit andalan mama Niel itu disita. Dia tak lagi bisa berbelanja sesuka hati untuk menghambur-hamburkan hasil jerih payah Hanggono Tirto. Amel harus rela berhemat dengan lima juta setiap minggunya. Mengikat tangan-tangannya supaya tak khilaf membuka e-commerce atau dirinya tak akan bisa hangout bersama teman-teman sosialita manjanya.Berbeda dengan sang mama yang menjadi sangat menderita usai ketahuan papanya, hidup Niel justru berjalan damai. Istri cantiknya kembali pada mode normal— selayaknya normalnya manusia biasa. Mungkin ini disebabkan oleh bertaubatnya jin laknat yang selalu membisiki telinga istrinya.Ngidamnya pun tak pernah lagi aneh-aneh, sehingga dengan mudah Niel bisa mendapatkannya. Zeusyu juga tak bertingkah menyeb

  • TERIKAT PERJODOHAN    [75]

    “Ck! tuh bocahnya!” decak Rega, akhirnya melihat kemunculan batang hidung sahabatnya. “Cepetan card akses-nya, woi!”“Sorry!”“Tiada maaf bagimu, Ntong!” jawab Zikri sembari mengibaskan poni panjangnya.Merasa tidak enak dengan sahabat-sahabatnya yang telah menunggu lama, Niel segera menempelkan kartu aksesnya ke sensor. Ia lalu memasukan kombinasi angka yang menjadi password unit apartemennya.“Assalamualaikum ya ahli kubur!” Celetuk Zikri membuat semuanya bergidik.“Bahasa lo, Nyet!” sosot Alvian sembari menoyor si asal Zikri. “Lo kenapa manggil kita ke sini?” tanya-nya setelah mendudukan diri di sofa.“Bentar gue ngambil minuman,” ucap Niel. Langkah kakinya menyasar pada kulkas super besar miliknya untuk mengeluarkan beberapa botol kaleng bir.“Kadaluarsa nggak itu?” secara mereka sudah lama sekali tidak menyambangi apartemen Niel. Bisa saja makanan-makanan di kulkas sudah mengalami masa tak layak konsumsi.“Aman, baru ini. Gue minta Handoko mampir pas dia balik kantor,” ujar Niel

  • TERIKAT PERJODOHAN    [74]

    “Mbak, kalau aku ngeracun Aca, kira-kira kepalaku dipenggal nggak ya sama bapaknya?” Bapak yang Niel maksud merupakan kakak iparnya yang bernama Bumi— Pangeran sebuah kerajaan di Jawa yang melengserkan kursi keemasannya langsung kepada sang keponakan. Tak tanggung-tanggung, Bumi melakukannya khusus untuk mempertahankan cintanya kepada kakak pertamanya.Tak perlu lagi diragukan seberapa besar cinta bapak Raksa itu. Tahtanya saja rela dilepaskan asal tak berpisah dengan istri dan anaknya.Yah, pengorbanannya mirip-mirip dengan Zeusyu. Hanya saja di hati Niel, tetap Zeusyu pemenang nominasi cinta paling tulus sejagat raya.Tenang saja. Niel tak berencana KKN kok. Tak ada kolusi, nepotisme. Korupsi apalagi. Semua ini Niel ambil berdasarkan track record bersih Zeusyu. Maklum suami kakaknya itu pernah brengsek pada masanya.Kembali pada Niel yang menghabiskan paginya di rumah sang kakak pertama, pemuda itu mengepalkan telapak tangannya di atas meja. Kehamilan Zeusyu dan kepulangan Raksa ad

  • TERIKAT PERJODOHAN    [73]

    “Zeu, Sayang. Kamu nggak ngidam lagi?” tanya Amel sehari hampir tiga kali, seperti orang sedang masa pemulihan yang meminum obatnya. Amel mengerjapkan matanya, menanti jawaban dari pertanyaannya. Antena kejahilan di atas kepalanya sedang terjulur, meminta asupan nutrisi penderitaan putranya. Sumpah demi Tuhan, Amel sangat senang menantu kesayangannya menyulitkan sang putra.Mama Niel itu seakan ingin berteriak, ‘ya kayak gitu dulu pas Mama hamil kamu, Bocah,” ke telinga anaknya, sekeras-kerasnya supaya anak itu tahu betapa menderitanya dirinya dan Hanggono Tirto saat mengandungnya.Anggap saja ini ajang balas dendam yang tertunda. Anaknya masih sangat beruntung karena tak diminta terbang ke Bandung demi semangkuk seblak.“Nggak lagi pengen sesuatu, Mah. Zeu kenyang,” ucap Zeusyu, membelai perutnya. Usia janinnya kini berjalan memasuki pada minggu ke 12. Perutnya yang rata sekarang memiliki tonjolan, yang setiap malamnya membuat Niel gemas bukan kepalang.“Ih, kok gitu sih! Ngidam aja

  • TERIKAT PERJODOHAN    [72]

    Akibat kebaikannya yang tidak ingin mengganggu waktu istirahat sang istri tempo hari, kini Niel menjadi mengerti akan rules menghadapi ibu hamil. Diantaranya sebagai berikut: Pertama, jangan pernah berani-beraninya menghilang tanpa sebuah pemberitahuan. Jika para lelaki berani melakukan hal tersebut, dipastikan dua hari mendatang hidup kalian akan serasa berada di neraka jahanam. Ke-dua, jangan pernah abaikan istri meski mereka terlihat seperti orang ngambek, yang tidak ingin didekati. Percayalah! Jika kalian berpikir menjauh sejenak merupakan hal yang mereka inginkan— jawabannya salah besar. Tet-Tot! Menarik diri dan membiarkan mereka menyendiri dengan kemarahannya, hanya akan membuat telinga kalian panas sampai beberapa hari mendatang. Trust Niel! Pemuda itu telah merasakan dampak dari dua tindakan di atas. Jangan dekat-dekat berarti sama dengan ‘kamu usaha dong,’ dan aku benci kamu artinya ‘buat aku nggak ngambek lagi,’ itu kuncinya. “Sumpah, kayak gitu, Bos?” Niel mengangguk

  • TERIKAT PERJODOHAN    [71]

    “Hoeekk!!” Niel berpegangan pada pinggiran closet. Sejak bangun tidur, kamar mandi menjadi tempat berdiamnya. Ia tak mengerti dengan kondisi tubuhnya. Saat membuka mata, kepalanya terasa berputar dan perutnya seperti diaduk-aduk oleh seseorang. “Niel kamu beneran nggak usah ke dokter?” Niel melambaikan tangannya, “no, nggak perlu!” tolaknya. Sepertinya ia hanya perlu menguras seluruh isi perutnya akibat menjadi Sultan Andara satu hari. Tampaknya lambungnya sedang melancarkan amarahnya hari ini. “Hoek!!” Zeusyu berdiri diambang pintu kamar mandi. Wanita hamil itu tak berani masuk, takut jika muntah-muntah Niel akan menular. “Gara-gara aku kemarin ya ini?” tanay Zeusyu. Suaranya melirih, bersiap meledakan tangis dari bibirnya yang bergetar. Niel yang menyadari perubahan suara istrinya lantas mendudukan diri di lantai. Sekuat tenaga membalikan tubuhnya agar bisa berhadapan. “Nggak, Sayang. Bukan gara-gara kamu,” ucapnya agar Zeusyu tidak merasa bersalah. Kepalanya akan semak

  • TERIKAT PERJODOHAN    [70]

    Zeusyu menganga melihat banyak-nya pedagang yang memarkirkan gerobak dagangannya di pelataran rumah. Wanita itu mengusap perutnya ratanya. “Mah, ini apa?” tanya Zeusyu kepada Amel. Ibu mertua wanita cantik itu pun tak kalah kaget. Dari gerbang rumahnya, beberapa pedagang makanan masih datang silih berganti. “Mama juga nggak tau, coba tanya suami kamu Zeu. Kali aja ini kerjaan dia.” Zeusyu mengangguk. Ia mengeluarkan ponselnya. “Niel,” sapanya setelah sambungan teleponnya diterima. ‘Halo, Sayang. Gimana? Tukang jajannya udah pada dateng kan?’ Oh.. Jadi benar ini semua ulah Nathaniel. “Ud-Udah,” jawab Zeusyu terbata. “Kenapa banyak banget?” ‘Katanya pengen jajan, hem?’ Ya nggak sebanyak ini— pikir Zeusyu. Setengah jam yang lalu ia memang berkomunikasi dengan Niel. Menyampaikan keinginan tiba-tibanya yang ingin jajan. Berhubung pria itu sedang kuliah, Niel berkata jika dirinya baru bisa pulang sore nanti. ‘Tadi aku minta bantuan Manto. Biar kamu nggak lama nunggu. Jajan

  • TERIKAT PERJODOHAN    [69]

    [Mah, bisa ke Semarang sekarang? Zeu masuk rumah sakit. Di Columbia, deket Bandara Ahmad Yani] Demikian isi pesan yang Niel kirimkan. Tak sampai dua jam lamanya, Amelia Tirto benar-benar datang bersama bala-bala gengs wanita itu. Papa Niel, Oma, mertua dan Darmanto diboyong ikut serta meramaikan ruang perawatan Zeusyu. Satu per satu dari mereka berjalan memasuki ruangan. “Mah,” panggil Niel ingin mengadu. Kaki-Kakinya melangkah, mendekati sang mama, dan…. Buagh!! Niel meringis ketika sebuah hantaman mengenai kepalanya. Tas mahal sang mama mampir tanpa permisi, sehingga ia tak sempat memasang kuda-kuda untuk menghindar. Padahal ia sudah melihat wanita itu mengayunkan tangannya. Responnya rupanya kalah cepat oleh gerakan ibu-ibu jaman now. “Kamu apain mantu kesayangan Mama?! Nggak ada sehari kamu ajak keluar, dia udah masuk rumah sakit!! Gimana kalau seminggu?!” “Masuk liang lahat yang ada!!” Buagh! Buagh! Buagh!! “Mah, sakit Mah! Dengerin penjelasan Niel dulu!!” “Haisyaaah!! D

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status