แชร์

[6]

ผู้เขียน: qeynov
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2025-02-07 20:04:19

Niel menekan klakson mobilnya berulang kali. Ia sudah menunggu selama lima lamanya dan gadis yang ia tunggu-tunggu tak juga kunjung menampakkan batang hidungnya.

Tiiin!!

Masih tak ada perubahan. Tak ayal hal itu membuat Niel mengeluarkan erangan. 

Sungguh menyebalkan! Tak mungkin sekali jika Zeu memiliki kotoran ditelinganya hingga membuatnya diserang oleh penyakit tuli dadakan. Niel yakin Zeu sengaja. Gadis itu pasti ingin membuat dirinya marah untuk kesekian kalinya.

“Nih cewek mana sih?! Dua puluh menit lagi gerbang ditutup. Tau macet nggak sih si Zeu?!” Gerutu Niel sembari menuruni mobilnya. 

“Han!!” Niel berteriak, mengagetkan Handoko yang juga sedang menanti kehadiran Darmanto di pekarangan rumah.

“Mas Niel. Apa yang bisa Handoko bantu, Mas?!” 

Seperti biasa— Pengabdi setia Niel itu akan melakukan apapun yang Tuannya inginkan. Ia merupakan pengikut paling wahid. Tak seperti Darmanto yang kerap membelot demi mengikuti kata hatinya, Handoko selalu berada dibelakang Niel. Ia merupakan sosok terdepan jika berkenaan dengan sang pangeran Tirto.

“Lo liat Zeu nggak?”

Mata Handoko melebar. Tumben sekali anak atasannya menanyakan gadis yang sering dianggap hama ini. Nanti ia harus menceritakannya pada Darmanto. Teman satu rumahnya itu pasti tercengang hebat. La wong dirinya saja sampai terkaget-kaget, apalagi Darmanto coba.

Itu,” Handoko terdengar ragu. ‘Duh, ngamuk nggak ya ini Buaya Rawa?’ batin Handoko bertanya-tanya. Masalahnya gadis yang dicari-cari anak majikannya sudah tidak ada disekitar mereka.

“Apaan cepet?! Kalau belom liat, tolong panggilin. Males gue buang-buang tenaga!”

“Begini Mas..” Menelan ludahnya sendiri, Handoko sudah memantapkan diri. Ia rela jika harus menjadi samsak hidup junjungannya ini.

“Em, anu..” 

Perasaan Niel tiba-tiba saja tidak enak. “Jangan banyak basa-basi bisa nggak?! Lo nggak lagi upacara pembukaan ya!” Amuk Niel. Jarum jam yang melingkar ditangannya terus berjalan. Ia kemarin sudah tidak sekolah dikarenakan insiden yang menimpa istri settingannya, masa sekarang harus terlambat karena gadis itu juga. Kalau begini ceritanya, orang tuanya pasti akan dipanggil oleh pihak sekolah.

“Mbak Zeu udah berangkat, Mas.” Dalam satu tarikan napas, Handoko mengungkapkan keberadaan nona mudanya.

What?!” Tangan Niel mengepal. “Sama siapa?! Mobil Om Alex aja masih nangkring di depan rumahnya. Punya Tante Sarah juga. Berangkat sama siapa dia?!” Nada suara Niel meninggi. Ia merasa tersinggung karena Zeu meninggalkan dirinya tanpa pamit. Seharusnya gadis itu memberitahunya terlebih dahulu agar ia tak menunggu seperti sapi ompong. 

“Nggak mungkin dia naik Gr*b kan?!” Itu jelas tidak mungkin terjadi. Orang tuanya begitu menyayangi Zeu. Jika salah satu tidak bisa mengantar, maka akan ada yang mengorbankan diri untuk memastikan putrinya selamat sampai di tempat tujuan. 

“Berangkat bareng Raden Mas Raksa, Mas.”

Kesal— Niel menendang kaki Handoko sampai asisten kedua orang tuanya itu mengaduh kesakitan. Handoko sampai berputar-putar sembari memegangi kaki yang dirinya angkat. 

Lagi-lagi kesialan menimpa dirinya. Kenapa harus dirinya yang mendapat jadwal membersihkan mobil atasannya. Mengapa harus bertepatan dengan mood anak majikannya yang buruk.

‘Ya Allah, Ya Rabbi. Why selalu saya yang sial terus kalau ngadepin Mas Niel? Apa dosa dan salah saya?’ Ratap Handoko dalam hati. 

Rasanya Handoko ingin menangis saja sekarang. Ia tak berani macam-macam dan memilih bungkam daripada kembali mendapatkan kemarahan Niel. 

“Sialan!” Maki Niel. Ia memutar tubuhnya, berjalan penuh hentakan menuju mobil yang ia tinggalkan. 

Sebenarnya untuk apa ia sok berinisiatif padahal mamanya tak memintanya untuk berangkat bersama Zeu? Lihat apa yang ia dapatkan sekarang. Kekesalan! Zeusyu kini benar-benar membangkitkan amarah yang semalaman dirinya coba tahan.

“HANDOKO! SURUH SATPAM BUKA PAGER!!” Jerit Niel membuat Handoko lari terbirit-birit menuju pos satpam. Kemurkaan Niel merupakan hal yang paling sulit untuk ditangani. Hanya orang-orang tertentu yang dapat mengatasi amarah pemuda itu dan itu bukan dirinya. 

Niel kembali menekan klaksonnya. Orang-Orang dibuat terperanjat oleh ulah anak itu yang baru saja keluar dari kediaman Tirto.

“Junjungannya Pak Han makin hari makin ngeri!” 

Handoko mengangguk lemah, menyetujui apa yang salah satu satpam katakan. Masalah percintaan ternyata bisa membuat seseorang berubah menjadi mengerikan.

“Padahal katanya nggak cinta, Pak. Tapi mukanya udah kayak kerang rebus. Merah banget gara-gara ditinggal berangkat sekolah aja.”

“Biasa Pak Han. Anak muda mah gitu. Kalau udah kehilangan baru terasa.”

Keduanya lantas tertawa terbahak-bahak. Kiasan pepatah memang tak pernah salah. Keberadaan seseorang akan terasa berarti jika dirinya telah lenyap. 

SAMPAI di sekolahnya, Niel meninggalkan tunggangannya begitu saja. Ia meminta salah satu temannya untuk memarkirkan mobilnya. Temperamen Niel sang pangeran sekolah memang sudah diketahui banyak orang. Tak ada siswa yang berani mengganggu atau pun menolak perintah Niel, kecuali salah satu geng dari mata jurusan yang berbeda dari Niel. 

“Mana Raksa?!” Tak ada buruan selain sang keponakan yang dirinya cari. Anak yang selalu berangkat bersama abdi dalemnya itu sepertinya memang senang menantang dirinya. Ia yakin Oma mereka sudah memberitahukan jika dirinya tak menyetujui pembatalan perjodohan, tapi kenapa anak itu masih saja nekat mendekati Zeu.

“Gue nggak liat, Niel..”

Niel menendang pintu kelas Raksa. Mereka memang berada di kelas yang berbeda. Keponakan Niel itu memiliki kelas yang sama dengan Zeusyu. Hanya dirinya yang berminat memisahkan diri. Ia tak berselera sekolah jika harus selalu melihat wajah istri settingannya.

“Rak!!”

Raksa menutup buku di tangannya. Ia meminta abdi dalemnya untuk keluar meski kelas belum berlangsung. Anggota keluarga Tirto itu berdiri menyambut kedatangan pamannya. Ia berdehem pelan, sebelum menanyakan apa yang membuat sang paman menemuinya.

“Beraninya lo bawa Zeu?! Tau nggak, gara-gara lo gue nunggu kayak orang bego!” Sentak Niel. Ia mencengkram kerah seragam Raksa. Tak ada lagi sosok abang yang menyangani adiknya ketika kecil. Waktu telah mengubah kepribadian Niel. (Meski Raksa anak dari kakak perempuannya, Niel & Raksa tumbuh seperti kakak-beradik).

“Katanya Zeu mau chatting lo kalau udah nyampe sekolahan.” Jawab Raksa tenang. Ia memang mewarisi seluruh sifat ibu dan bapaknya. Sosoknya tumbuh dengan kedewasaan melebihi teman-teman sebayanya.

“Nggak ada!”

“Ya bukan salah gue dong!”

Cengkraman Niel terlepas ketika beberapa sahabatnya masuk mengabarkan kalau Zeusyu sedang dalam masalah. Salah satu sahabat Niel mengatakan jika Zeusyu tengah berada di daerah kekuasaan anak-anak IPS. 

Mendengar kabar itu, Niel pun langsung bergegas keluar. Ia berjalan cepat menuju tempat yang disebutkan teman-temannya.

“Reg, lo ngabarinnya salah siatusi Nyet!!” Jeno yang melihat kemarahan Niel meraup wajah Rega. Sepertinya pentolan grup mereka itu tak dalam kondisi yang baik. “Bisa kisruh lagi ini!” imbuh Jeno, mengatakan apa yang menjadi ketakutannya.

Rega menggaruk lehernya, “gue cuman ngabarin. Biasanya dia juga diem aja. Kenapa sekarang ngibrit kayak jin gitu?!” tanya Rega sembari mengangkat kedua tangannya ke atas. Ia sendiri juga tidak mengerti dengan respon yang Niel tampakkan tadi. Di matanya Niel sungguh berlebihan. 

“Rak, Om lo kenapa?!” tanya Rega. Ia melihat Raksa yang hanya mengedikan bahu pertanda bahwa anak itu juga tak mengetahui sebabnya.

“Ngapain malah rapat di sini?! Kejar bego! Berantem sama si Caesar ini pasti dia!” Panik Alvian. Ia memiliki perasaan tidak enak dengan angkat kakinya bos mereka.

Rega melambaikan tangannya, “nggak mungkin! Ngapain juga. Paling dia cuman liatin di pojokan kantin!” Ucapnya percaya diri. Setahu mereka Niel kan tidak memiliki perasaan pada gadis yang dijodohkan padanya itu. Lagipula Niel juga sudah memiliki Meyselin.

“Cuy!!” Sahabat Niel yang lain— Zikri, terlihat berlarian menghampiri ketiganya. Napasnya tersengal-sengal meski panggilannya sedikit mendayu menyerupai penyanyi dangdut. “Anak kelas kita yang di kantin bilang, kalau Bos Besar duel sama Gama!” Lapornya, mendapatkan berita ter-up to date.

“Gama? Gamalael Caesar?!” Pekik Rega.

“Gama mana lagi di sekolah kita, Oncom! yang berani ngibarin bendera perang kan emang cuman itu anak! Berangkat kita! Si Lael lagi barengan sama Brian, Victor!”

Matek!! Meledak itu bocah dikomporin sama Pikiran Kotor!” Desah Alvian menepuk keningnya. Anak IPS yang satu itu gayanya super santai tapi selalu berhasil membangkitkan iblis di dalam jiwa seseorang. Gelarnya saja Raden Mas tapi tingkah lakunya sangat jauh berbeda dari Raksa yang sama-sama memiliki gelar serupa.

Sahabat Niel berbondong-bondong menghampiri bos mereka. Keempat anak yang selalu berada disisi Niel itu melesat bak meteor. Ketiganya tak menyadari jika dibelakang mereka Raksa juga mengekor.

“Apaan sih masalahnya, Nyet?! Bukan Niel banget gila!” Decak Rega. 

Zikri saja hampir pingsan ketika mendapat laporan dari mulut pertama. “Lael nyium pipi Zeu!!” Infonya membuat kaki-kaki mereka serasa diberi tambahan tenaga ekstra. 

Kaki Raksa berhenti. Ia menatap kepergian teman-teman Niel dari tempatnya.

“Raden Mas..”

“Bawa Zeu diam-diam. Mereka pasti adu tenaga. Jangan sampai Zeu kenapa-napa!” Titah Raksa. Dibandingkan Nie, Raksa memiliki otak yang dapat diandalkan alih-alih menomor satukan emosi. Raksa selalu unggul dalam menentukan siasat. 

Untuk apa mengotori tangan dan membuat nama menjadi buruk di sekolah. Ia dapat memberikan perhitungan diluaran sehingga tak perlu mendapatkan hukuman dari pihak sekolah.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป

บทที่เกี่ยวข้อง

  • TERIKAT PERJODOHAN    [7]

    Tepat saat dirinya menginjakkan kaki pada area kantin sekolah, sepasang mata Niel menyala merah bersama dengan jari-jari tangannya yang ia kepal erat disisi tubuhnya.Napasnya yang tersengal terdengar semakin tak beraturan, sebab ia yang mencoba untuk menahan letupan amarah didadanya.Rega benar. Pemuda itu tidak salah melapor, apalagi menambahkan tamburan bumbu penyedap ke dalam laporannya. Saat ini Zeusyu memang tengah diganggu oleh cicit dari pemilik Yayasan tempat mereka mengenyam pendidikan.Menghentakkan langkah, Niel pun siap memasang kuda-kudanya. Ia berjalan cepat menghampiri Zeusyu dan sang pengganggu.Tanpa babibu, menarik kerah seragam Gamalael. Membuat anak yang paling disegani se-Bumi Pena itu terhuyung hingga menuruni meja tempatnya berdiam.“Apa-apaan lo, Tirto?”Mereka memang terbiasa memanggil menggunakan nama belakang satu sama lain. Kebiasaan mengucapkan nama keluarga itu berawal dari pertengkaran pertama mereka di bangku kelas satu. Siapapun sudah mengetahui kebia

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-08
  • TERIKAT PERJODOHAN    [8]

    Tin.. Tin!!Secara brutal Niel menekan klakson mobilnya. Kebarbarannya itu membuat beberapa satpam yang berjaga berlarian keluar meninggalkan pos jaga mereka.Niel melongokkan kepala di antara kaca mobil yang ia turunkan. “Ngapain pake keluar semua? Bukain gerbangnya!” titahnya, berteriak.Di samping pemuda itu, Zeusyu memilih memperhatikan dalam diam. Pemandangan dimana Niel menjadikan orang lain sebagai pelampiasan amarahnya bukanlah tontonan yang baru terjadi sekali ini saja. Memang seperti itulah tabiat pemuda yang dicintainya. Tak peduli salah atau tidak, ketika dirinya marah, semua orang akan terkena imbas kemarahannya.“Silahkan, Mas Niel!” Setelah pintu gerbang rumahnya terbuka, Niel kembali menginjak pedal gas. Ia memarkirkan mobilnya tepat disamping milik mamanya. Niel tak langsung menuruni tunggangannya. Di dalam mobilnya, ia mengamati pergerakan mamanya yang tengah berbincang dengan Handoko di pekarangan rumah mereka.“Tunggu Mama pergi aja!” Ujar Niel melarang Zeusyu untu

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-09
  • TERIKAT PERJODOHAN    [9]

    Dulu sekali, Niel sangat menggilai Zeusyu. Tak ada satu hari pun dalam hitungan kalender yang tak dirinya habiskan untuk memikirkan Zeu-nya. Siang dan malamnya penuh dengan pikiran tentang Zeu-nya seorang.Walau aroma playboy menguar dari keringatnya sejak usia tiga tahunan, Zeusyu akan tetap menjadi urutan nomor satu pada list nama-nama kekasihnya.Ia bahkan dengan bangga memperkenalkan Zeusyu ke seantero dunia. Selalu meminta restu Zeusyu ketika matanya melirik gadis cilik lain, selayaknya Zeusyu adalah istri sah pertamanya.Namun siapa sangka jika pada pergantian waktu, nama yang selalu mendominasi kehidupan Niel itu dapat tergeser oleh gadis lain. Perkembangan membuatnya berubah seiring waktu yang berlalu.Kini tak ada lagi Zeusyu yang melekat di dalam hatinya, sosok kecintaan Niel kecil itu benar-benar sudah menghilang dan tergantikan oleh kehadiran Meyselin.Di balkon kamarnya, Niel menghabiskan senja yang menurutnya kelabu. Sore harinya ditemani oleh secangkir es kopi yang diri

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-10
  • TERIKAT PERJODOHAN    [10]

    “Goblok! Begok! Tolol!!”Niel tak henti-hentinya mengumpati dirinya sendiri. Ia berguling-guling di atas ranjang king size-nya. Bergerak ke sana-ke mari sembari merutuki kebodohan mulutnya yang sepertinya tidak tersinkronisasi dengan otak. Bodoh sekali dirinya! Ia saja malu setelah menyadari kelakuannya tadi.“Ngapain pake bilang hamil segala! Nyium aja baru pertama kali. Dodol-Dodol! Diketawain orang serumah kan jadinya.”Omanya yang galak benar-benar murka mendengar celotehan tak bermutunya. Wanita tua itu langsung memberikan ultimatum, melarang dirinya untuk berdekatan dengan Zeusyu. Selain karena Zeusyu sudah berpindah tangan, ke tangan keponakannya, Sukmana Tirto rupanya takut jika ia akan melakukan tindakan tak bermoral demi mempertahakan ego setinggi langitnya.“Siapa juga sih yang mau hamilin dia. Kalau gue sampe punya anak, itu jelas sama Meyse lah! Ngapain sama orang yang nggak gue cinta.” Decak Niel. Salahnya memang terlalu terbawa emosi. Padahal ia mempertahankan hubunganny

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-10
  • TERIKAT PERJODOHAN    [11]

    Melewati gerbang megah kediaman Tirto, Niel dengan sengaja memperlambat laju mobil yang ia kendarai. Ada tiga bangunan dengan kemewahan hampir serupa berdiri di depan matanya. Tentu saja bangunan ke-3 yang dibangun paling akhir, tak sebanding dengan dua bangunan sebelumnya. Rumah yang berada di tengah-tengah milik papa dan omanya itu terlihat mengotori istana-istana megah mereka.Terkutuklah Darmanto bin Joko Dadarman bersama sahabat karibnya Handoko. Karena pengabdian mereka, kedua pria itu sampai mendapatkan kado istimewa dari omanya. Sampai keduanya mati, mereka akan tergabung dalam satu keluarga yang sama. Enak sekali para asisten serbaguna papanya itu. Kerjanya hanya membuat onar, tapi bayarannya ditanggung sampai bertemu malaikat pencabut nyawa.Ah! Mengingat peranan dua pengikut setianya, Niel teringat akan alasannya pulang sore ini. Kedua orang tuanya sedang lembur di kantor, itu berarti seluruh antek-antek-nya pun akan pulang terlambat. Ia pun bisa melancarkan serangan kepada

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-11
  • TERIKAT PERJODOHAN    [12]

    “Mbak! Bu Sukma. Apa Ibu ada di rumah?”“Diah kamu kenapa? Kayak habis liat apa aja kamu sampe ngos-ngosan gini.” Asisten rumah tangga yang ada di rumah Amel mencoba menenangkan Diah dengan membelai punggungnya. “Kenapa nyaari Nyonya Besar? Beliau di taman kolam ikan.”“Saya emang abis liat sesuatu, Mbak Sur. Mbak tolong panggilin Bu Sukma. Saya udah nggak kuat lagi, Mbak. Rasanya mau pingsan saya liatnya.” Diah menggapai-gapai lengan Surti. Kaki-Kakinya yang lemah terlipat, saking tak adanya lagi tenaga yang ia miliki. Semua sudah terkuras habis ketika menyaksikan majikannya dirudapaksa.“Tunggu sini. Aku panggilin dulu. Kayaknya masalah penting ini.” Surti kontan berlari cepat. Wanita itu berteriak sembari memacu langkahnya. “Ibu! Bu Sukmaaaa!!” Sama seperti halnya Diah tadi, Surti pun berlari hingga terengah.“ART rumahnya Mbak Zeu, Bu. Dia dateng ke sini, mau ketem..” Surti diam. Ia tak berani lagi bersuara ketika melihat Nyonya Besarnya memejamkan mata dalam posisi duduknya. Tanga

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-11
  • TERIKAT PERJODOHAN    [13]

    “Nggak! Gue nggak bisa biarin ini semua terjadi. Gimana kalau gue sampe punya anak sama si Zeu?!” Di dalam kamarnya, Niel terus melangkahkan kaki. Ia memutari seluruh sudut ruangan pribadinya dengan kegelisahan yang tak kunjung mereda.Demi Meyselin yang teramat dirinya cintai, semua yang terjadi hari ini merupakan bentuk ketidak-sengajaan. Ia terlalu terbawa emosi atas rencana yang Zeusyu susun hingga berakhir meniduri gadis itu. Setan-Setan disekitar mereka-lah yang menjadi saksi, dimana sebelumnya ia sudah berniat untuk mengurungkan niat.“Argh!” Kesal Niel, pusing sendiri.Dulu ia sungguh menantikan hari ini. Hari dimana dirinya dapat melihat kehancuran gadis yang membuat hidupnya sengsara. Ia pikir dengan kehancuran itu, ia dapat meraih ketenangan yang selama ini dirinya cari. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Beban pikirannya malah semakin bertambah. Bayang-Bayang Zeusyu hamil kini melayang-layang di otak tumpulnya.“Rega Anjing!” Ia tak mau disalahkan. Baginya kesalahan itu t

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-12
  • TERIKAT PERJODOHAN    [14]

    Zeusyu berlari cepat meninggalkan tempatnya. Untuk kesekian kalinya ia kalah pada rasa cintanya. Pria bernama Nathaniel Rahardian Restian Tirto itu, sekali lagi bisa mengubah keteguhan hati yang susah payah dirinya bangun.“Niel!!” “Niel bangun!!” Zeusyu bersimpuh disamping tubuh sang pujaan hati. Ia tak memperdulikan keadaan di sekitarnya. Seluruh atensinya hanya tertuju pada laki-laki yang ia cintai. “Nathaniel, bangun!” Pintanya menepuk-nepuk pipi Niel yang memejamkan matanya. “Jangan buat aku takut, Niel! Ayo buka mata kamu!” “Nieeeel!” Zeusyu bergetar hebat. Ia mengguncang-guncangkan tubuh yang terkapar berlumur darah itu, berharap Niel membuka kelopak matanya yang terpejam.Sungguh, Zeusyu tak akan memaafkan dirinya sendiri jika hal buruk menimpa Niel-nya. Ia mungkin tak akan mampu bernapas lagi dan memilih untuk menyusul Niel kemanapun pria itu pergi. Meski di alam baka sekalipun pria itu menjauhinya— tak apa. Asal bersama Niel, seluruh derita mampu ia tanggung.Lima belas m

    ปรับปรุงล่าสุด : 2025-02-12

บทล่าสุด

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [22] Unbelievable!

    “Jadi Adek harus ngajarin Aurel buat jadi nakutin?”Xavier menganggukkan kepalanya. Hanya adiknya yang sesama wanita-lah, yang mampu diandalkan dalam perubahan sang istri. Mereka dekat bahkan sudah seperti kakak dan adik.“Polosnya Aurel jadi boomerang, Dek. Kalau itu ke Abang sama Om Jeno, nggak masalah. Masalahnya dia sampe nggak sadar dimanfaatin sama Mokondo!”Xaviera tahu betapa khawatirnya sang kakak. Aurelia memang terlalu baik dalam dunia sosial. Sejujurnya, kepolosan anak itu mendekati bodoh. Ia hanya tidak berani saja mengungkapkan kebenaran itu didepan pria yang sangat mencintai Aurelia. Bisa-bisa kepalanya akan hilang. Meski berstatuskan adik kandung, cinta kakaknya pada Aurelia tidak terhingga luasnya. Seluruh lautan di bumi saja mungkin kalah.“Kalau nanti Aurel jadi kayak Adek, Abang marah nggak?” tanya Xaviera, memastikan jika perbantuannya tak akan menimbulkan masalah untuk dirinya sendiri.“Abang kayaknya malah ngerasa tertantang deh.” Kekeh Xavier.Siapa di dunia in

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [21] Repotnya Jadi Suami Aurelia

    “Selamat pagi Abang..”Xavier mengerjapkan matanya. Mungkin kah saat ini dirinya masih berada di dalam mimpi, hingga dapat melihat wajah cantik Aurelia menyambut kali pertama dirinya memulai hari.“Abang, morning..”Bukan mimpi. Keberadaan Aurelia di kamar yang dirinya huni nyata. Eksistensinya bahkan dapat dirinya raba.Senyum pun mengembang dari wajah khas babgyntudur Xavier. “Pagi Queen-nya, Abang,” lembut ia membalas ucapan selamat pagi yang telah 2X istri kecilnya lontarkan. Jari-jarinya tak bosan membelai pipi tembam Aurelia.“Cantiknya,” gumam Xavier, pelan. Meski tak memakai riasan, Aurelia terlihat begitu cantik, terlebih ketika dilihat pada pagi hari.Bini bocil gue emang nggak ada duanya.“Abang bangun ya, terus mandi, gosok gigi yang bersih. Papi sama Mami udah nunggu di bawah buat sarapan.”Xavier tidak lupa tempat dimana dirinya menginap semalam. Ia berada di rumah orang tua istri kecilnya. Ia tidak menyangka jika orang yang membangunkan dirinya adalah sang istri sendiri.

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [20] Sapinya Papa Niel, Sudah Besar

    “Nggak mau! Aurel mau disini aja, nggak mau pulang ke rumah Abang, huhuhu!”Setelah pesta pernikahan yang hanya didatangi oleh segelintir orang, momen inilah yang sejak beberapa hari lalu diangkat menjadi topik utama pertemuan keluarga.Jeno selaku papi sudah menduganya. Aurelia yang belum matang dari segi usia, tak akan mungkin bisa menerima perubahan dengan cepat.Sejauh ini, gadis itu bahkan masih mengira jika pesta yang dibuat hanyalah perayaan biasa.“Sayang, Aurel, Cantiknya Papi.”Berat! Jeno sendiri tak rela melepas putri kesayangannya. Hanya saja, ia tak mempunyai pilihan lain untuk melindungi putrinya yang polos. Toh, cepat atau lambat, ia memang harus menikahkan Aurelia dengan Xavier.“Dengerin Papi ya, Cantik.” Jeno membelai wajah putrinya. Rasanya air mata yang sudah susah payah ia hentikan kembali ingin mengalir turun.Aurelia menutup kedua lubang telinganya. Kepalanya terus bergerak, menolak untuk diajak berbicara.“Om, nggak usah dipaksa. Aurel kayaknya emang belom sia

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [19] Dipikir Hanya Permainan Belaka

    “Nggak bisa!” Pekik Xavier. Ia tidak bisa membiarkan kekasihnya yang baik hati dimanfaatkan oleh lelaki lain. Jika dibiarkan terus berlanjut, kerugian pasti tak hanya menyasar pada segi materi semata.Anak bernama Aidan itu sudah sangat keterlaluan. Dia pandai memanipulasi keadaan dan mengubah penampilannya hingga berhasil menarik simpati Aurelia. Seorang pria akan mengenal sesamanya. Walau pun ia bukan kategori buaya darat, tapi instingnya berjalan dengan semestinya.“Beraninya tuh anjing macem-macemin cewek yang bertahun-tahun gue jaga!”Sebagai laki-laki yang mengenal Aurelia, bahkan mengerti seluruh bentuk kekurangannya, tak sekali pun dirinya pernah memanfaatkan keadaan tersebut.“Sekarang malah cowok bangsat laen! Damn!” Umpat Xavier, tak mampu menahan ledakan amarahnya.Tok! Tok! Tok!“Abang, Adek masuk ya..”Pintu kamar pun terbuka dari luar, membuat Xavier mengalihkan tatapannya pada si pembuka.“Abang, dibawah ada Om Jeno. Katanya mau ketemu Abang.”‘Om Jeno?’ batin Xavier. L

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [18] Buatnya Pake Bismilah Nggak Sih?!

    “Pacar apaan? Pacar kamu cuman Abang ya, Rel!”“Iya, Abang pacar Aurel. Aurel juga udah bilang kok ke Idan. Kata Idan, dia nggak apa-apa. Jadi Aurel punya 2 pacar. Keren kan?”‘Keren Gundulmu!’ Umpat Xavier, dalam hati. Ia tak tega jika harus mengucapkan kata-kata kasar secara langsung dihadapan Aurelia.“Abang, kenalin. Saya Aidan. Pacar ke-2-nya Aurel. Mohon kerjasamanya, Abang.” Aidan mengulurkan tangan, yang secepat kilat ditepis oleh Xavier.“Abang kok gitu? Kan lagi diajakin Idan kenalan. Nggak boleh nakal, Abang. Ayo kenalannya yang bener. Kan sama-sama pacarnya Aurel.”Ya Tuhan! Jika bukan karena terlanjur cinta mati, mungkin Aurelia sudah Xavier mutilasi menjadi ratusan bagian. Mudahnya dia membuka rahang tanpa memperdulikan perasaan Xavier.Menjadi polos tentu saja boleh— Xavier tidak masalah untuk satu hal itu. Hanya saja kepolosan kali ini sungguh berada di luar batas yang sanggup Xavier toleransi.‘Gila! Gue diselingkuhin secara terang-terangan! Mana dikenalin ke selingkuh

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [17] Time Flies

    Seperti sebuah meteor yang jatuh ke bumi, waktu bergerak begitu cepat. Detik demi detik Xavier hadapi dengan kepayahan. Ia berulang kali hampir gagal, tapi bayangan pada akhir perjuangannya kerap kali datang untuk menyemangati dirinya.Saat ini, Xavier bukan lagi remaja tanggung yang setiap harinya memikirkan cara agar bisa berduaan dengan Aurelia. Ia sudah tumbuh dan berkembang, sesuai permintaan sang calon ayah mertua.Gelar sebagai mahasiswa pun telah Xavier tinggalkan berbulan-bulan lamanya. Hari-harinya kini dipenuhi dengan serangkaian tugas kecil yang papanya berikan, demi untuk memajukan perusahaan keluarga mereka.Meski begitu, tahta bucin belum juga Xavier tinggalkan kursinya. Ia masih tetap menggilai Aurelia sama besarnya seperti dahulu kala. Memprioritaskan si kecil diatas segala-galanya.“Om nggak nyangka kamu ada dititik ini..”Xavier mengulas senyumnya, menunjukkan keramahan terhadap pria yang sebentar lagi benar-benar akan menjadi ayah mertuanya.Jangankan pria itu, ia s

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [16] Makanya Jangan Aurel Mulu!

    Xavier kesal. Akhir-akhir ini ia semakin sulit untuk menemui kekasih hatinya. Sahabat sang papa yang juga merupakan calon papi mertuanya itu bertindak di luar batas. Pria itu berulah— menyabotase lahannya sebagai penjaga Aurelia. Dia ada dimana-mana. Sudah mirip hantu mati penasaran yang membayang-bayangi pelaku pembunuhannya sendiri.“Kamu nggak ada kerjaan lain, selain ngintilin Aurel, Xav?!”Xavier merolling bola matanya. “Om kali yang senggang banget, sampe anak diikutin mulu!”“Om! Lama-lama anaknya Xavi hamilin loh!”“Heh!” Jeno memekik. Tangannya melayang, memukul kepala Xavier.“Ya abisnya! Inget Om, Xavi ini calon mantu! Bukan musuhnya Om Jeno!”Tidak tahu saja Xavier jika setiap menantu lelaki memanglah musuh abadi seorang ayah. Dikarenakan menemukan cinta baru, anak gadis yang dicintai dengan sepenuh jiwa hilang selama-lamanya. Ibarat sebuah pelaku kejahatan, menantu laki-laki merupakan pencuri berdarah dingin. Menggantikan seluruh tetes keringat menggunakan satu kalimat pan

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [15] Bocil Wants a Baby Tiger

    “Where else are we, Beautifuls?” tanya Xavier. Hari ini ia akan menyenangkan pujaan hatinya. Hal tersebut tentu saja juga berlaku untuk sang adik tercinta.“Shopping?” Xavier mencoba memberikan opsi. Kekasihnya paling sulit berpikir, jadi ia akan membantu sebisanya. “Kebetulan Viera pengen beli sesuatu. Kamu ada yang mau dibeli juga nggak?”“Ice cream.” Sahut Aurelia.Xaviera terkekeh. Calon kakak iparnya memang berbeda. Mungkin jika itu gadis lain, mereka akan memanfaatkan kakak kesayangannya sampai semua keinginannya terpenuhi dalam satu waktu.“Minta yang lebih mahal dong!” Ujar Xavier sembari mengacak rambut Aurelia. “Duit Abang banyak loh.”Aurelia menggeleng-gelengkan kepalanya, membuat dua orang yang bersamanya gemas karena ekspresi lucu gadis itu.“Abang udah beliin Aurel iPad, kata Papi nggak boleh minta-minta sesuatu lagi selain makanan. Nanti Abang Xavi nggak punya duit lagi.”Huh!— Raut wajah Xavier menggelap. Pria tua itu meremehkan pemuda seperti dirinya. Jangankan satu i

  • TERIKAT PERJODOHAN    S2 - LS [14] Bocil

    Dilema menyerang diri Xavier. Rencana yang omanya usulkan memang menarik. Tak bisa dipungkiri pula, rencana itu juga menguntungkan dirinya jika berhasil.Tapi, bagaimana jika Aurelia malah membenci dirinya?Ia jelas tidak akan sanggup menerima kebencian gadis yang dirinya cintai.“Apa gue sabar-sabarin aja kali ya? Tapi sampe kapan, Anjing!” lirih Xavier sembari menatap langit-langit kamarnya.Sudah beribu sabar ia lambungkan. Bukan hanya satu dua tahun dirinya menekuri jalan kesabaran. Jika diriwayatkan dalam sebuah perlombaan, mungkin dirinya bisa menyabet gelar manusia tersabar di seluruh alam jagat raya.“Mau kawin aja kok susah banget elah! Perasaan katanya kalau kita lebih kaya, apa aja bisa didapetin.”Realita sungguh tak seindah ekspektasi. Percuma rajin-rajin berkhayal, hasilnya tetap sulit terwujud.“Aurel lagi ngapain yak? Malem minggu nih. Dia kok nggak ada chat gue sih!”Menjadi pihak yang paling menyukai tidaklah enak. Terkadang ia juga ingin dikejar, seperti apa yang dil

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status