Share

[5]

Penulis: qeynov
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-06 11:02:21

“Maksud Oma apa?!” tanya Niel tergagap.

Ia tidak salah dengar kan?! Wanita yang paling bersikeras dengan perjodohannya, mendadak memberikan restu untuk terputusnya tali yang mengekangnya selama ini?!

Ini pasti lelucon! Ya, Niel yakin itu!

“Oma, jawab Niel! Maksud ini semua apa, Oma?!”

“Awas!” Zeusyu menarik lengan Niel ketika pemuda itu hendak melangkahkan kakinya maju.

“Kaki kamu bisa kena kaca!” Ucap gadis itu yang entah kapan mengangkat tubuhnya dari kursi. Keterkejutan Niel tampaknya membuat dirinya tak menyadari pergerakan Zeusyu. Terlebih setelahnya Zeusyu merunduk, memunguti pecahan gelas yang dirinya jatuhkan tadi.

Zeusyu menahan ringisannya. Sayangnya, luka ditangannya tak dapat ia sembunyikan. Niel yang sedari tadi memperhatikan tindakan Zeusyu menyentak gadis itu. “Lo goblok apa gimana?! Lo yang ingetin gue!” Sentaknya lalu menyeret Zeusyu memasuki dapur.

“P3K!” Teriak Niel menggegerkan seisi dapur yang juga tengah dihuni oleh asisten rumah tangga. Mereka sedang makan malam, sama persis seperti para majikan mereka. “Lo semua tuli apa gimana?! Gue butuh obat sama plester!” Niel kembali mengamuk tanpa sebab yang pasti. Pria itu membuat Zeusyu terdiam dengan tingkahnya.

“Niel!”

“Cepetaan!!” Niel tak menggubris panggilan Zeusyu. Otaknya sedang kacau sekarang. Hal ini jauh lebih buruk dibandingkan dirinya yang mencium Meyselin tiba-tiba.

“Niel! Lepasin tangan aku!”

Zeusyu menyentak tangannya, melepaskan secara paksa tautan jemari Niel pada lengannya. “Tolong jangan buat aku bingung!” Ucapnya lirih. Perilaku Niel yang seperti ini sungguh menyiksa batinnya.

“Aku takut berharap lebih.” Timpalnya dengan menahan tangis yang coba dirinya tahan sedari tadi.

“Aku nggak apa-apa..”

Napas Niel memburu. Jelas-jelas matanya menangkap luka dijari-jari Zeusyu. Dirinya belum buta dan gadis itu malah semakin membuat dirinya kesal.

“Nggak usah percaya diri. Lo luka karena bantuin gue beresin barang!” Niel lalu meninggalkan Zeusyu sendirian. Beruntung ada sayatan ditelapak tangannya sehingga ia bisa menjadikan luka tersebut sebagai alasan untuk menangis.

“Mbak Zeu..”

“Saya nggak apa-apa, Mbak. Cuman agak perih aja.” Setelah menerima pengobatan, Zeusyu mengikuti langkah Niel. Pria itu kembali duduk di meja makan, namun dengan kursi yang berbeda.

Zeusyu tak tahu mengapa Niel tidak langsung kembali ke kamarnya. Biasanya pria itu akan naik ke atas meninggalkan pertemuan yang membuat dirinya muak.

“Zeu, duduk lagi, Sayang.” Titah Sukma, lembut.

“Oma, Zeu kurang enak..”

“Oma gue bilang duduk Zeu!” Bentakan Niel tak hanya membuat Zeusyu mengepalkan tangannya, tapi juga Alex dan Sarah. Kedua orang tua angkat Zeusyu itu ingin segera menarik anaknya pulang. Andai saja Sukmana Tirto tidak bersikeras menahan mereka, mungkin saat ini mereka tak lagi menempati ruang makan yang menyesakkan dada ini.

“Sayang. Duduk lagi ya.” Pinta Sarah sembari memegangi lengan putrinya. “Setelah ini Zeu bisa istirahat di rumah.”

Sungguh malang nasib gadis yang dititipkan padanya. Di usia yang begitu belia, Zeusyu telah ditinggalkan oleh orang tuanya. Karena keserakahan ibu kandungnya, Zeusyu lah yang menjadi korban. Lihatlah, sampai sejauh ini orang-orang tercintanya bahkan terus menyiksanya. 

“Mama janji semuanya akan selesai.”

Zeusyu menurut. Ia sangat menyayangi mamanya— kemauan wanita itu adalah hal yang tidak mungkin Zeusyu tolak. Ia hanya harus mengulur air di matanya agar tak keluar. Selama ini dirinya mampu, begitu juga dengan sekarang.

‘Tahan Zeu.. Kamu bisa nangis nanti di kamar.’ Ratapan hati Zeusyu terdengar begitu memilukan ditelinga Sukma dan Sarah. Wanita yang selalu menjadi garda terdepan untuk melindungi Zeusyu tersebut sampai menatap gadis yang mencoba menguatkan dirinya sendiri itu.

“Jadi setelah Niel siapa yang akan Oma jadiin tumbal buat nikahin Zeu?!” Niel sangat mengerti jalan pikiran Omanya. Setelah melepaskan dirinya, wanita itu tentu akan mencari sosok baru di keluarga mereka. Intuisinya mengatakan jika sang keponakanlah yang akan menjadi target keegoisan selanjutnya.

“Oma nggak numbalin siapa-siapa. Dia sendiri yang ngajuin nama ke Oma. Kamu pikir Zeusyu sejelek itu sampai nggak ada yang mau nikahin?!”

Rahang Niel mengeras. Meski kerap menyakiti Zeusyu, ia tidak pernah mengatakan Zeusyu buruk rupa. Merendahkan Zeusyu dengan menggunakan fisiknya pun tidak pernah terbesit dalam benaknya.

“Siapa orang itu?!” Tuntut Niel. Sebagian hatinya mengatakan tidak rela, tapi sebagian yang lain merasa bahagia. Sebentar lagi ia akan dapat membangun hubungan bersama Meyselin tanpa gangguan.

“Raden Mas Mangkuhartianto Djoko Raksa Diningrat. Pemuda itu sudah meminta pada Oma untuk membatalkan perjodohan kalian sejak lama. Cicitku siap bertanggung jawab atas janji Oma pada Tante Sarah. Kamu tidak lupa kan, Niel?! Sejak kalian kecil, Raksa juga selalu menempel pada Zeusyu.”

Benar dugaan Niel— Hal yang tidak ia sangka hanya kesediaan Raksa yang tanpa paksaan. Keponakan yang memiliki usia serupa dengannya itu bahkan meminta secara langsung. Betapa lucunya dunia ini. Raksa ternyata masih bersikeras mendapatkan hati Zeusyu. 

Niel kontan terkekeh. Ia tidak akan membiarkannya menjadi mudah disaat hidupnya telah dihancurkan. “Oma pikir Niel akan setuju perjodohan ini dibatalkan?!” Sengitnya, terkesan menantang.

“Kenapa tidak? Kamu yang sering meminta kok. Harusnya kamu berpesta karena keputusan kami. Bukan begitu Mel?!”

“Amel siap support dana, Mah.” Melihat gelagat tak tenang putranya, Amel sungguh sangat bahagia. Bocah itu mendapatkan lawan yang sepadan. Hanya Omanya yang mampu mengendalikan Niel secara penuh. 

‘Bangunin macan tidur kan kamu?! Syukurin! Bangkit dari kubur Omamu!’ batin Anel langsung membuat Sukma menggigit bibirnya. Oma Niel itu ingin sekali memukul mulut menantu kesayangannya. Enak saja! Dipikir ia sudah mati sampai-sampai bangkit dari alam kematian.

‘Anak ini masih aja slebor mulutnya!’ Rutuk Sukma mengomentari bibir tanpa rem Amel. “Oma bisa pesenin gedung juga, Niel. Kamu tenang aja. Masalah Zeusyu nggak akan disangkut pautin sama kamu lagi. Dua hari lagi Raden Mas juga pulang ke sini. Neneknya dia nggak jadi meninggal.” Ujar Sukma enteng. Ia masih sensi dengan keluarga dari besan anaknya.

“Oma selalu egois!”

Sukma melempar sendok ditangannya ke depan meja Niel. Pergerakan wanita itu masih selalu tepat, tak pernah meleset. “Di sini yang egois kamu atau Oma?! Kamu tahu benar apa yang keluarga kita rencanakan dan hanya karena cinta yang belum kamu ketahui kebenarannya, kamu mengorbankan Zeusyu yang selama ini selalu setia bersama kamu?!”

“Niel cinta Meyse Oma!” Bantah Niel berani.

“Benarkah?!” Wajah Sukma terlihat sangat mengesalkan sekarang. Kedua matanya melebar dengan alis-alis yang terangkat ke atas. “Bagaimana kalau Zeu Oma ungsikan ke tempat yang kamu nggak tahu?!”

“OMA!” Niel bangkit berdiri. Ia belum memakan apapun dan kesabarannya selalu diuji. “Dengerin ini! Niel nggak akan lepasin Zeusyu sebelum Meyse mau nerima Niel lagi. Setelah dia buat keributan, dia juga harus tanggung jawab dulu Oma! Nggak ada pembatalan pernikahan! Zeu masih istri sah Niel!” Ucapnya menggebu.

Amel bersorak— menyoraki putranya dengan teriakan. “Kapan nikahnya?! Kata kamu masih piyik juga nggak sah nikahnya, Mas! Seger ya minum air liur sendiri?! Cap kuda apa Banteng Mas Niel?!” Ejeknya menjadi pihak paling bersemangat.

“Kalian semua gila!” Niel meninggalkan ruang makan. Anak itu menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan keluarganya sendiri.

“Anak itu keras kepala!” Komentar Hanggono yang sedari tadi hanya menyimak saja.

“Bu, lalu bagaimana?! Kami nggak bisa membiarkan putri kami terus disakiti?!” tanya Alex. Sudah waktunya ia ikut bersuara mengenai anaknya.

“Kamu lihat sendiri kan Alex?!” Tangan Sukma mengudara. “Anak itu nggak mau lepasin Zeusyu. Kita bisa apa?! Udah Zeu, anggep aja Niel nggak ada. Kamu bebas buat cari pacar baru. Sama itu bantuin dia balikan sama si Meyselin.. Kamu pasti bisa idup seneng abis itu.”

Dibalik tembok Niel mengumpat. Keluarganya memang sialan. Bagaimana bisa mereka merekomendasikan perselingkuhan secara terang-terangan begitu.

“Keluarga macem apa sih ini?! Mana ada mertua malah nyuruh mantunya buat selingkuh?! Nggak waras, Bangsat!"

Bab terkait

  • TERIKAT PERJODOHAN    [6]

    Niel menekan klakson mobilnya berulang kali. Ia sudah menunggu selama lima lamanya dan gadis yang ia tunggu-tunggu tak juga kunjung menampakkan batang hidungnya.Tiiin!!Masih tak ada perubahan. Tak ayal hal itu membuat Niel mengeluarkan erangan. Sungguh menyebalkan! Tak mungkin sekali jika Zeu memiliki kotoran ditelinganya hingga membuatnya diserang oleh penyakit tuli dadakan. Niel yakin Zeu sengaja. Gadis itu pasti ingin membuat dirinya marah untuk kesekian kalinya.“Nih cewek mana sih?! Dua puluh menit lagi gerbang ditutup. Tau macet nggak sih si Zeu?!” Gerutu Niel sembari menuruni mobilnya. “Han!!” Niel berteriak, mengagetkan Handoko yang juga sedang menanti kehadiran Darmanto di pekarangan rumah.“Mas Niel. Apa yang bisa Handoko bantu, Mas?!” Seperti biasa— Pengabdi setia Niel itu akan melakukan apapun yang Tuannya inginkan. Ia merupakan pengikut paling wahid. Tak seperti Darmanto yang kerap membelot demi mengikuti kata hatinya, Handoko selalu berada dibelakang Niel. Ia merupa

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • TERIKAT PERJODOHAN    [7]

    Tepat saat dirinya menginjakkan kaki pada area kantin sekolah, sepasang mata Niel menyala merah bersama dengan jari-jari tangannya yang ia kepal erat disisi tubuhnya.Napasnya yang tersengal terdengar semakin tak beraturan, sebab ia yang mencoba untuk menahan letupan amarah didadanya.Rega benar. Pemuda itu tidak salah melapor, apalagi menambahkan tamburan bumbu penyedap ke dalam laporannya. Saat ini Zeusyu memang tengah diganggu oleh cicit dari pemilik Yayasan tempat mereka mengenyam pendidikan.Menghentakkan langkah, Niel pun siap memasang kuda-kudanya. Ia berjalan cepat menghampiri Zeusyu dan sang pengganggu.Tanpa babibu, menarik kerah seragam Gamalael. Membuat anak yang paling disegani se-Bumi Pena itu terhuyung hingga menuruni meja tempatnya berdiam.“Apa-apaan lo, Tirto?”Mereka memang terbiasa memanggil menggunakan nama belakang satu sama lain. Kebiasaan mengucapkan nama keluarga itu berawal dari pertengkaran pertama mereka di bangku kelas satu. Siapapun sudah mengetahui kebia

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • TERIKAT PERJODOHAN    [8]

    Tin.. Tin!!Secara brutal Niel menekan klakson mobilnya. Kebarbarannya itu membuat beberapa satpam yang berjaga berlarian keluar meninggalkan pos jaga mereka.Niel melongokkan kepala di antara kaca mobil yang ia turunkan. “Ngapain pake keluar semua? Bukain gerbangnya!” titahnya, berteriak.Di samping pemuda itu, Zeusyu memilih memperhatikan dalam diam. Pemandangan dimana Niel menjadikan orang lain sebagai pelampiasan amarahnya bukanlah tontonan yang baru terjadi sekali ini saja. Memang seperti itulah tabiat pemuda yang dicintainya. Tak peduli salah atau tidak, ketika dirinya marah, semua orang akan terkena imbas kemarahannya.“Silahkan, Mas Niel!” Setelah pintu gerbang rumahnya terbuka, Niel kembali menginjak pedal gas. Ia memarkirkan mobilnya tepat disamping milik mamanya. Niel tak langsung menuruni tunggangannya. Di dalam mobilnya, ia mengamati pergerakan mamanya yang tengah berbincang dengan Handoko di pekarangan rumah mereka.“Tunggu Mama pergi aja!” Ujar Niel melarang Zeusyu untu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-09
  • TERIKAT PERJODOHAN    [9]

    Dulu sekali, Niel sangat menggilai Zeusyu. Tak ada satu hari pun dalam hitungan kalender yang tak dirinya habiskan untuk memikirkan Zeu-nya. Siang dan malamnya penuh dengan pikiran tentang Zeu-nya seorang.Walau aroma playboy menguar dari keringatnya sejak usia tiga tahunan, Zeusyu akan tetap menjadi urutan nomor satu pada list nama-nama kekasihnya.Ia bahkan dengan bangga memperkenalkan Zeusyu ke seantero dunia. Selalu meminta restu Zeusyu ketika matanya melirik gadis cilik lain, selayaknya Zeusyu adalah istri sah pertamanya.Namun siapa sangka jika pada pergantian waktu, nama yang selalu mendominasi kehidupan Niel itu dapat tergeser oleh gadis lain. Perkembangan membuatnya berubah seiring waktu yang berlalu.Kini tak ada lagi Zeusyu yang melekat di dalam hatinya, sosok kecintaan Niel kecil itu benar-benar sudah menghilang dan tergantikan oleh kehadiran Meyselin.Di balkon kamarnya, Niel menghabiskan senja yang menurutnya kelabu. Sore harinya ditemani oleh secangkir es kopi yang diri

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • TERIKAT PERJODOHAN    [10]

    “Goblok! Begok! Tolol!!”Niel tak henti-hentinya mengumpati dirinya sendiri. Ia berguling-guling di atas ranjang king size-nya. Bergerak ke sana-ke mari sembari merutuki kebodohan mulutnya yang sepertinya tidak tersinkronisasi dengan otak. Bodoh sekali dirinya! Ia saja malu setelah menyadari kelakuannya tadi.“Ngapain pake bilang hamil segala! Nyium aja baru pertama kali. Dodol-Dodol! Diketawain orang serumah kan jadinya.”Omanya yang galak benar-benar murka mendengar celotehan tak bermutunya. Wanita tua itu langsung memberikan ultimatum, melarang dirinya untuk berdekatan dengan Zeusyu. Selain karena Zeusyu sudah berpindah tangan, ke tangan keponakannya, Sukmana Tirto rupanya takut jika ia akan melakukan tindakan tak bermoral demi mempertahakan ego setinggi langitnya.“Siapa juga sih yang mau hamilin dia. Kalau gue sampe punya anak, itu jelas sama Meyse lah! Ngapain sama orang yang nggak gue cinta.” Decak Niel. Salahnya memang terlalu terbawa emosi. Padahal ia mempertahankan hubunganny

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-10
  • TERIKAT PERJODOHAN    [11]

    Melewati gerbang megah kediaman Tirto, Niel dengan sengaja memperlambat laju mobil yang ia kendarai. Ada tiga bangunan dengan kemewahan hampir serupa berdiri di depan matanya. Tentu saja bangunan ke-3 yang dibangun paling akhir, tak sebanding dengan dua bangunan sebelumnya. Rumah yang berada di tengah-tengah milik papa dan omanya itu terlihat mengotori istana-istana megah mereka.Terkutuklah Darmanto bin Joko Dadarman bersama sahabat karibnya Handoko. Karena pengabdian mereka, kedua pria itu sampai mendapatkan kado istimewa dari omanya. Sampai keduanya mati, mereka akan tergabung dalam satu keluarga yang sama. Enak sekali para asisten serbaguna papanya itu. Kerjanya hanya membuat onar, tapi bayarannya ditanggung sampai bertemu malaikat pencabut nyawa.Ah! Mengingat peranan dua pengikut setianya, Niel teringat akan alasannya pulang sore ini. Kedua orang tuanya sedang lembur di kantor, itu berarti seluruh antek-antek-nya pun akan pulang terlambat. Ia pun bisa melancarkan serangan kepada

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • TERIKAT PERJODOHAN    [12]

    “Mbak! Bu Sukma. Apa Ibu ada di rumah?”“Diah kamu kenapa? Kayak habis liat apa aja kamu sampe ngos-ngosan gini.” Asisten rumah tangga yang ada di rumah Amel mencoba menenangkan Diah dengan membelai punggungnya. “Kenapa nyaari Nyonya Besar? Beliau di taman kolam ikan.”“Saya emang abis liat sesuatu, Mbak Sur. Mbak tolong panggilin Bu Sukma. Saya udah nggak kuat lagi, Mbak. Rasanya mau pingsan saya liatnya.” Diah menggapai-gapai lengan Surti. Kaki-Kakinya yang lemah terlipat, saking tak adanya lagi tenaga yang ia miliki. Semua sudah terkuras habis ketika menyaksikan majikannya dirudapaksa.“Tunggu sini. Aku panggilin dulu. Kayaknya masalah penting ini.” Surti kontan berlari cepat. Wanita itu berteriak sembari memacu langkahnya. “Ibu! Bu Sukmaaaa!!” Sama seperti halnya Diah tadi, Surti pun berlari hingga terengah.“ART rumahnya Mbak Zeu, Bu. Dia dateng ke sini, mau ketem..” Surti diam. Ia tak berani lagi bersuara ketika melihat Nyonya Besarnya memejamkan mata dalam posisi duduknya. Tanga

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-11
  • TERIKAT PERJODOHAN    [13]

    “Nggak! Gue nggak bisa biarin ini semua terjadi. Gimana kalau gue sampe punya anak sama si Zeu?!” Di dalam kamarnya, Niel terus melangkahkan kaki. Ia memutari seluruh sudut ruangan pribadinya dengan kegelisahan yang tak kunjung mereda.Demi Meyselin yang teramat dirinya cintai, semua yang terjadi hari ini merupakan bentuk ketidak-sengajaan. Ia terlalu terbawa emosi atas rencana yang Zeusyu susun hingga berakhir meniduri gadis itu. Setan-Setan disekitar mereka-lah yang menjadi saksi, dimana sebelumnya ia sudah berniat untuk mengurungkan niat.“Argh!” Kesal Niel, pusing sendiri.Dulu ia sungguh menantikan hari ini. Hari dimana dirinya dapat melihat kehancuran gadis yang membuat hidupnya sengsara. Ia pikir dengan kehancuran itu, ia dapat meraih ketenangan yang selama ini dirinya cari. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Beban pikirannya malah semakin bertambah. Bayang-Bayang Zeusyu hamil kini melayang-layang di otak tumpulnya.“Rega Anjing!” Ia tak mau disalahkan. Baginya kesalahan itu t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-12

Bab terbaru

  • TERIKAT PERJODOHAN    [77]

    “Hai, Jeng Amel.”Amel merubah ekspresinya. Mama Niel itu memang bukan orang yang bisa mengenakan topeng pada mukanya. Ketika ia tidak menyukai seseorang, raut wajahnya akan sangat kentara terlihat.“Ya, Jeng Lulu,” sahutnya dengan malas-malasan. Sepertinya ia terlalu pagi menghadiri pertemuan arisan kali ini. “Sayang,” Amel melongokan kepalanya masuk ke dalam mobil, “yuk turun,” ajaknya kepada menantu kesayangannya.Amel sangat senang kala Zeusyu tak menolak permintaannya. Semalam Niel sudah berkonsultasi. Mengatakan jika ada teman kampusnya yang mengganggu Zeusyu.Seperti biasa— kalau itu menyangkut diri Zeusyu, Amel akan turun tangan. Secepat yang dirinya bisa. Putranya turut menginformasikan identitas diri si pengganggu. Rupanya gadis itu merupakan anak dari teman arisannya.“Loh, Jeng Amel bukannya anaknya laki-laki?”Bola mata Amel berputar. Wanita yang menghampirinya ke parkiran pasti berpikir jika dirinya akan membawa Niel. Hohoho!! Mimpi saja! Tanpa Zeusyu ikut pun, Niel tak

  • TERIKAT PERJODOHAN    [76]

    Sejak hari dimana Niel pulang dalam keadaan mabuk, Amelia Tirto tidak lagi berani mengusik ketenangan jiwa sang putra. Wanita itu menahan dirinya, sekuat yang bisa bisa untuk tak mengganggu anak kesayangan suaminya.Berkat kejahilannya selama ini, dua kartu kredit andalan mama Niel itu disita. Dia tak lagi bisa berbelanja sesuka hati untuk menghambur-hamburkan hasil jerih payah Hanggono Tirto. Amel harus rela berhemat dengan lima juta setiap minggunya. Mengikat tangan-tangannya supaya tak khilaf membuka e-commerce atau dirinya tak akan bisa hangout bersama teman-teman sosialita manjanya.Berbeda dengan sang mama yang menjadi sangat menderita usai ketahuan papanya, hidup Niel justru berjalan damai. Istri cantiknya kembali pada mode normal— selayaknya normalnya manusia biasa. Mungkin ini disebabkan oleh bertaubatnya jin laknat yang selalu membisiki telinga istrinya.Ngidamnya pun tak pernah lagi aneh-aneh, sehingga dengan mudah Niel bisa mendapatkannya. Zeusyu juga tak bertingkah menyeb

  • TERIKAT PERJODOHAN    [75]

    “Ck! tuh bocahnya!” decak Rega, akhirnya melihat kemunculan batang hidung sahabatnya. “Cepetan card akses-nya, woi!”“Sorry!”“Tiada maaf bagimu, Ntong!” jawab Zikri sembari mengibaskan poni panjangnya.Merasa tidak enak dengan sahabat-sahabatnya yang telah menunggu lama, Niel segera menempelkan kartu aksesnya ke sensor. Ia lalu memasukan kombinasi angka yang menjadi password unit apartemennya.“Assalamualaikum ya ahli kubur!” Celetuk Zikri membuat semuanya bergidik.“Bahasa lo, Nyet!” sosot Alvian sembari menoyor si asal Zikri. “Lo kenapa manggil kita ke sini?” tanya-nya setelah mendudukan diri di sofa.“Bentar gue ngambil minuman,” ucap Niel. Langkah kakinya menyasar pada kulkas super besar miliknya untuk mengeluarkan beberapa botol kaleng bir.“Kadaluarsa nggak itu?” secara mereka sudah lama sekali tidak menyambangi apartemen Niel. Bisa saja makanan-makanan di kulkas sudah mengalami masa tak layak konsumsi.“Aman, baru ini. Gue minta Handoko mampir pas dia balik kantor,” ujar Niel

  • TERIKAT PERJODOHAN    [74]

    “Mbak, kalau aku ngeracun Aca, kira-kira kepalaku dipenggal nggak ya sama bapaknya?” Bapak yang Niel maksud merupakan kakak iparnya yang bernama Bumi— Pangeran sebuah kerajaan di Jawa yang melengserkan kursi keemasannya langsung kepada sang keponakan. Tak tanggung-tanggung, Bumi melakukannya khusus untuk mempertahankan cintanya kepada kakak pertamanya.Tak perlu lagi diragukan seberapa besar cinta bapak Raksa itu. Tahtanya saja rela dilepaskan asal tak berpisah dengan istri dan anaknya.Yah, pengorbanannya mirip-mirip dengan Zeusyu. Hanya saja di hati Niel, tetap Zeusyu pemenang nominasi cinta paling tulus sejagat raya.Tenang saja. Niel tak berencana KKN kok. Tak ada kolusi, nepotisme. Korupsi apalagi. Semua ini Niel ambil berdasarkan track record bersih Zeusyu. Maklum suami kakaknya itu pernah brengsek pada masanya.Kembali pada Niel yang menghabiskan paginya di rumah sang kakak pertama, pemuda itu mengepalkan telapak tangannya di atas meja. Kehamilan Zeusyu dan kepulangan Raksa ad

  • TERIKAT PERJODOHAN    [73]

    “Zeu, Sayang. Kamu nggak ngidam lagi?” tanya Amel sehari hampir tiga kali, seperti orang sedang masa pemulihan yang meminum obatnya. Amel mengerjapkan matanya, menanti jawaban dari pertanyaannya. Antena kejahilan di atas kepalanya sedang terjulur, meminta asupan nutrisi penderitaan putranya. Sumpah demi Tuhan, Amel sangat senang menantu kesayangannya menyulitkan sang putra. Mama Niel itu seakan ingin berteriak, ‘ya kayak gitu dulu pas Mama hamil kamu, Bocah,” ke telinga anaknya, sekeras-kerasnya supaya anak itu tahu betapa menderitanya dirinya dan Hanggono Tirto saat mengandungnya. Anggap saja ini ajang balas dendam yang tertunda. Anaknya masih sangat beruntung karena tak diminta terbang ke Bandung demi semangkuk seblak. “Nggak lagi pengen sesuatu, Mah. Zeu kenyang,” ucap Zeusyu, membelai perutnya. Usia janinnya kini berjalan memasuki pada minggu ke 12. Perutnya yang rata sekarang memiliki tonjolan, yang setiap malamnya membuat Niel gemas bukan kepalang. “Ih, kok gitu sih! Ngidam

  • TERIKAT PERJODOHAN    [72]

    Akibat kebaikannya yang tidak ingin mengganggu waktu istirahat sang istri tempo hari, kini Niel menjadi mengerti akan rules menghadapi ibu hamil. Diantaranya sebagai berikut: Pertama, jangan pernah berani-beraninya menghilang tanpa sebuah pemberitahuan. Jika para lelaki berani melakukan hal tersebut, dipastikan dua hari mendatang hidup kalian akan serasa berada di neraka jahanam. Ke-dua, jangan pernah abaikan istri meski mereka terlihat seperti orang ngambek, yang tidak ingin didekati. Percayalah! Jika kalian berpikir menjauh sejenak merupakan hal yang mereka inginkan— jawabannya salah besar. Tet-Tot! Menarik diri dan membiarkan mereka menyendiri dengan kemarahannya, hanya akan membuat telinga kalian panas sampai beberapa hari mendatang. Trust Niel! Pemuda itu telah merasakan dampak dari dua tindakan di atas. Jangan dekat-dekat berarti sama dengan ‘kamu usaha dong,’ dan aku benci kamu artinya ‘buat aku nggak ngambek lagi,’ itu kuncinya. “Sumpah, kayak gitu, Bos?” Niel mengangguk

  • TERIKAT PERJODOHAN    [71]

    “Hoeekk!!” Niel berpegangan pada pinggiran closet. Sejak bangun tidur, kamar mandi menjadi tempat berdiamnya. Ia tak mengerti dengan kondisi tubuhnya. Saat membuka mata, kepalanya terasa berputar dan perutnya seperti diaduk-aduk oleh seseorang. “Niel kamu beneran nggak usah ke dokter?” Niel melambaikan tangannya, “no, nggak perlu!” tolaknya. Sepertinya ia hanya perlu menguras seluruh isi perutnya akibat menjadi Sultan Andara satu hari. Tampaknya lambungnya sedang melancarkan amarahnya hari ini. “Hoek!!” Zeusyu berdiri diambang pintu kamar mandi. Wanita hamil itu tak berani masuk, takut jika muntah-muntah Niel akan menular. “Gara-gara aku kemarin ya ini?” tanay Zeusyu. Suaranya melirih, bersiap meledakan tangis dari bibirnya yang bergetar. Niel yang menyadari perubahan suara istrinya lantas mendudukan diri di lantai. Sekuat tenaga membalikan tubuhnya agar bisa berhadapan. “Nggak, Sayang. Bukan gara-gara kamu,” ucapnya agar Zeusyu tidak merasa bersalah. Kepalanya akan semak

  • TERIKAT PERJODOHAN    [70]

    Zeusyu menganga melihat banyak-nya pedagang yang memarkirkan gerobak dagangannya di pelataran rumah. Wanita itu mengusap perutnya ratanya. “Mah, ini apa?” tanya Zeusyu kepada Amel. Ibu mertua wanita cantik itu pun tak kalah kaget. Dari gerbang rumahnya, beberapa pedagang makanan masih datang silih berganti. “Mama juga nggak tau, coba tanya suami kamu Zeu. Kali aja ini kerjaan dia.” Zeusyu mengangguk. Ia mengeluarkan ponselnya. “Niel,” sapanya setelah sambungan teleponnya diterima. ‘Halo, Sayang. Gimana? Tukang jajannya udah pada dateng kan?’ Oh.. Jadi benar ini semua ulah Nathaniel. “Ud-Udah,” jawab Zeusyu terbata. “Kenapa banyak banget?” ‘Katanya pengen jajan, hem?’ Ya nggak sebanyak ini— pikir Zeusyu. Setengah jam yang lalu ia memang berkomunikasi dengan Niel. Menyampaikan keinginan tiba-tibanya yang ingin jajan. Berhubung pria itu sedang kuliah, Niel berkata jika dirinya baru bisa pulang sore nanti. ‘Tadi aku minta bantuan Manto. Biar kamu nggak lama nunggu. Jajan

  • TERIKAT PERJODOHAN    [69]

    [Mah, bisa ke Semarang sekarang? Zeu masuk rumah sakit. Di Columbia, deket Bandara Ahmad Yani] Demikian isi pesan yang Niel kirimkan. Tak sampai dua jam lamanya, Amelia Tirto benar-benar datang bersama bala-bala gengs wanita itu. Papa Niel, Oma, mertua dan Darmanto diboyong ikut serta meramaikan ruang perawatan Zeusyu. Satu per satu dari mereka berjalan memasuki ruangan. “Mah,” panggil Niel ingin mengadu. Kaki-Kakinya melangkah, mendekati sang mama, dan…. Buagh!! Niel meringis ketika sebuah hantaman mengenai kepalanya. Tas mahal sang mama mampir tanpa permisi, sehingga ia tak sempat memasang kuda-kuda untuk menghindar. Padahal ia sudah melihat wanita itu mengayunkan tangannya. Responnya rupanya kalah cepat oleh gerakan ibu-ibu jaman now. “Kamu apain mantu kesayangan Mama?! Nggak ada sehari kamu ajak keluar, dia udah masuk rumah sakit!! Gimana kalau seminggu?!” “Masuk liang lahat yang ada!!” Buagh! Buagh! Buagh!! “Mah, sakit Mah! Dengerin penjelasan Niel dulu!!” “Haisyaaah!! D

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status