Share

Badai Fitnah

Hari keberangkatan ke Sulawesi tibalah sudah. Aku hanya berangkat sendiri karena Papanya Baby atau mantan suamiku gagal mendapatkan vaksin walau Kang Wirna sudah mengusahakannya.

Kang Wirna mengantarkanku ke bandara dan beberapa saat kemudian aku terbang menuju ranah rantau anak gadisku itu. Aku akan bertemu dengan calon menantuku dan keluarganya. Selama di Sulawesi setiap hari aku dan Kang Wirna video call-an karena Kang Wirna telah memperbaiki ponselnya dan memakai nomor baru.

Sepuluh hari aku di Sulawesi kemudian aku kembali ke Batam yang ditunggu oleh suamiku di bandara. Sepuluh hari rasa rinduku terasa sudah tidak tahan. Aku rindu sikap lembut Kang Wirna, gaya manjanya, menyuapinya dan memandikannya.

“Ami cantik banget! Gayanya sangat elegan dan berkelas waktu keluar dari bandara.” puji Kang Wirna saat kami akan menaiki sepeda motor.

“Muji-muji Abi. Ketahuan Abi mau minta jatah, kan?” cibirku.

“Hahhaha... Ami paling tahu deh. Sepuluh hari ditinggal rasa sudah mau meledak.” sahut
Neliwati Nelisaja

*cirik barandang konon kabarnya adalah nama guna-guna untuk menundukkan hati pasangan.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status