Share

Emosi Meninggi

“Mendatangi kawan Abi? Buat apa Mii..? Buat apa...?” Wajah Kang Wirna semakin risau. Ditatapnya wajahku yang mungkin sudah memerah bagaikan udang rebus. Tanganku mengepal, gigi gemerutuk. Kakiku pun rasanya sudah bergerak-gerak sendiri ingin menendang para jantan pake rok itu.

Aku melengoskan wajahku dan masih berdiri kaku.

“Abi tahu kan? Ami tidak suka cari gara-gara. Tak urus urusan orang. Pernahkah Abi lihat Ami bertandang satu kali saja berkumpul-kumpul dengan tetangga? Pernahkah sekali saja...?”

“Nggak Mi..” sahut Kang Wirna disertai gelengan kepalanya.

“Karena Ami nggak suka mengurus hidup orang lain Bi! Hidup kita saja belum tentu bener ngapain sibuk urusan orang? Tapi nih lihat kawan-kawan Abi. Laki-laki bergunjing? Ciih... Mungkin burung salah hinggap kali di selangkangan mereka!” Suaraku terus meninggi begitu juga dengan emosiku. Bahkan tubuhku sudah menggigil menahan amarah di hati.

“Orang kayak gini memang harus diberi pelajaran sekali-kali. Biar kapok!”

Kusambar kunci di
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status