Share

Bab 26 : Surat Tanah

Aku sampai di depan rumah dan pintu dalam keadaan terbuka lebar. Tak ada suara televisi yang terdengar, membuatku mempercepat langkah masuk ke dalam rumah.

Tak ada Ibu di ruang tamu, aku beranjak mencarinya di dapur dan kamar tamu tapi Ibu tak ada di manapun. Bahkan di kamar mandi juga tidak ada. Hanya satu ruangan yang belum kucari, kamarku sendiri.

Aku membuka pintu, dengan mata terbelalak, terkejut saat melihat Bapak tergeletak di lantai dan suasana kamar yang sangat berantakan. Pakaianku dan Mas Haris habis berserakan berikut dengan laci-laci nakas dan lemari yang terbuka lebar.

"Astagfirullah Bapak, apa yang terjadi?" ujarku kalang kabut, kucampakkan nasi yang baru saja kubeli di atas lantai. Aku buru-buru mengangkat tubuh Bapak naik ke atas kasur dengan susah payah.

Bapak terlihat gemetaran, mulutnya yang miring dengan tangan tertekuk bergerak-gerak ingin mengatakan sesuatu.

"Pelan-pelan, Bapak! Tarik nafas dulu!" Aku menahan keinginan menggebunya yang berusaha menjelaskan situ
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status