Share

Bab 33 : Terusir

Aku dan Mas Haris berjalan keluar dari ruangannya beriringan. Ada Ghea dan beberapa karyawan yang membungkukkan badan dengan hormat saat kami keluar.

"Saya akan pergi keluar sebentar Ghea, kalau ada apa-apa tolong hubungi Jalu, ya! Tadi dia keluar sebentar."

"Siap Pak." Ghea tersenyum lebar, menatapku sekilas. "Siap Bu Mira." Menggodaku kemudian.

Aku mengibaskan tangan di depan wajah. "Tidak perlu panggil Ibu, Ghea, panggil saja Mbak seperti biasa," ucapku sembari terkekeh.

"Tidak bisa begitu, kalau sedang bersama Pak Haris saya gak mungkin panggil Ibu dengan sebutan Mbak, bisa dipecat saya. Iya, kan, Pak Haris."

"Terserah kamu Ghea, sesukamu saja mau panggil bagaimana," ucap Mas Haris ramah padanya.

Aku menatap kedua orang itu yang saling melempar candaan dengan akrab, selayaknya dua saudara kandung. Setidaknya itu hubungan yang kulihat antara Ghea dan Mas Haris.

Ah, aku jadi merasa malu karena sempat memikirkan hubungan yang tidak-tidak antara keduanya. Apalagi sempat berpikiran ka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status