Share

Bab 3. Ibu Mertua

Author: Miarosa
last update Last Updated: 2023-03-19 12:45:08
Juliana tertegun. Lagi-lagi, Joseph berbohong padanya. Juliana semakin yakin kalau dirinya tidak tahu apa-apa tentang Joseph. Dia merasa tidak berguna.



"Tidak ada, Nyonya. Saya pikir Nyonya ada di sana." Juliana hanya menjawab sekenanya.



"Tidak. Saya dan keluarga tinggal di sini sudah lama. Kami tidak tinggal di Afrika dan juga tidak berniat tinggal di sana," timpal Ariana dengan senyumannya.



Juliana hanya bisa tersenyum kaku. Keterangan Ariana cukup membuatnya tak berkutik.



Sementara itu, Ariana tampak tidak memikirkan pertanyaan Juliana terbukti saat wanita paruh baya itu kembali mengganti topik pembicaraan.



"Saya sangat sedih mendengar kabar kecelakaan yang dialami Joseph. Kami juga sedang berusaha mencari keberadaan Joseph, tapi untuk sekarang, tidak ada kabar apa pun tentang anak itu."



Juliana terlihat sedih. Akhirnya hanya ada informasi kosong tentang keberadaan suaminya. Juliana merasa sedih, kesal, dan khawatir. Dia tidak bisa tenang sebelum mendapat kabar tentang Joseph.



Dia tidak tahu harus berbuat apalagi, tetapi Juliana tidak bisa menyerah begitu saja. Juliana harus mencari cara lain agar bisa mendapatkan informasi tentang suaminya.



***



"Pelayan, antar mereka ke kamar tamu!" seru Ariana pada salah satu pelayan yang ada di sana.



Mendengar itu, Juliana langsung menggelengkan kepala. "Tidak, Nyonya. Kami harus pulang ke hotel. Kebetulan kami sudah check in," tolak Juliana dengan halus.



Dia masih segan jika harus menginap di mansion itu. Semua ini serba mendadak, membuat Juliana dalam kebingungan. Dia tidak mau salah langkah atau bertingkah aneh dengan menginap di rumah orang yang baru ditemuinya. Walaupun itu mertua Juliana, tetap saja Ariana orang asing.



"Oh, untuk itu tidak masalah. Nanti salah satu pelayan di sini akan mengambil koper kalian," timpal Ariana masih berusaha membujuk Juliana agar tetap tinggal di sana.



Juliana hampir membuka suara, tapi didahului oleh Reina. "Terima saja tawaran Nyonya Ariana, Kak. Toh, ini juga rumah mertua Kakak," cetus Reina membuat Juliana kontan melotot pada adiknya itu.



Dia berbisik pada Reina agar tidak sembarangan berucap. Juliana sangat malu kalau harus tinggal di tempat ini.



"Betul kata adikmu. Bagaimanapun saya ini mertuamu, jadi jangan sungkan. Satu lagi, jangan panggil aku Nyonya, panggil Ibu saja. Bagaimana pendapat orang-orang kalau mereka tahu menantuku memanggil Nyonya? Jadi tetap tinggal di sini, ya?" Ariana masih berusaha membujuk Juliana dengan tatapan memohon.



Juliana mulai gundah. Ia bingung dan malu kalau tetap tinggal di sini. Lagipula, cek in hotel sudah Juliana bayar. Sayang sekali kalau dia tidak jadi menginap di sana.



"Bukan begitu, Bu. Saya hanya takut merepotkan Ibu," ujar Juliana masih tetap pada pendiriannya.



Ariana terkekeh. "Merepotkan apa? Kamu itu istri Joseph. Bererti keluarga kami," timpal Ariana membuat Juliana mulai tidak berkutik.



"Betul, Kak. Lagian kalau kita di sini lebih cepat dapat kabar tentang Kak Joseph dibandingkan menunggu di hotel."



Ariana mengangguk setuju mendengar pendapat Reina. Jualiana tampak memikirkan pendapat Reina. Sampai akhirnya dia pun setuju.



Ariana dan Reina tampak senang, sementara Juliana tidak. Entah itu di hotel atau di tempat ini, pikiran Juliana tetap pada Joseph. Kadang saat dia sendiri, air mata Juliana akan langsung berderai. Ini begitu menyakitkan untuknya.



Perasaannya bercampur aduk, karena belum ada kabar dari Joseph, rahasia keluarga Joseph yang sengaja disembunyikan dan mungkin ada rahasia lainnya yang membuat pikiran Juliana kacau.



Untuk saat ini, dia berusaha untuk menahan dan mengontrol diri. Fokusnya hanya satu, mencari informasi tentang Joseph. Masalah lainnya akan dia tunda sampai sang suami ditemukan.



"Di mana Ayah Joseph?" tanya Juliana tiba-tiba, karena sejak dari tadi ia tidak melihatnya.



"Suamiku sudah meninggal," jawab Ariana dengan wajah sendu.



Juliana kembali terkejut mengetahui hal ini. Suaminya kembali berbohong.



"Maaf. Aku tidak bermaksud...."



"Tidak apa-apa. Suamiku sudah lama meninggal sejak Joseph masih remaja. Sebaiknya kalian istirahat dulu di kamar."



***



"Waw!"



Reina dan Juliana tampak takjub melihat isi kamar tamu yang akan ditinggali mereka. Mereka menyusuri setiap inci kamar ini dan keduanya dibuat terpukau.



Reina tampak senang. Dia bahkan langsung melompat-lompat di kasur king size yang mewah itu. Juliana kaget melihat tingkah adiknya dan menyuruh Reina untuk menghentikan aksi itu.



"Kamu itu, jaga sikap, Reina. Kita ada di rumah orang lain."



"Mertuamu, Kak. Bukan rumah orang lain."



Juliana memejamkan mata sembari mengatur napasnya. Sepertinya, dia harus lebih sabar lagi menghadapi adiknya ini.



"Reina, kenapa kamu mau kita tinggal di sini?" tanya Juliana setelah adiknya bisa duduk dengan benar.



"Kak, di sini jauh lebih baik dibandingkan di hotel. Lagipula di belakang mansion ini ada pantai pribadi. Aku ingin sekali berjemur di sana," terang Reina dengan mata berbinar.



Juliana terperangah mendengar pengakuan Reina. Jadi, hanya karena alasan itu yang mendorong Reina agar mereka tinggal di sini?



"Reina, kita ke sini itu untuk mencari Joseph bukan untuk berlibur!" seru Juliana agak kesal.



Reina menekuk wajahnya dengan helaan napas panjang. "Ya, aku tahu, Kak. Perkataanku yang sebelumnya juga serius. Kalau kita tinggal di sini, kita bisa cepat mendapatkan informasi." Reina menjeda kalimatnya sebentar dan kembali melanjutkan ucapan sembari menatap Juliana penuh harap.



"Rumah ini besar dan mewah, aku ingin merasakan tinggal di sini walaupun sebentar. Lagipula, kalau di pantai pribadi, aku bisa berjemur sepuasnya, Kak."



Juliana kembali menggelengkan kepala. Dia tidak tahu harus berkata apalagi dan akhirnya menyerah menghadapi Reina.



***



Sore telah tiba. Setelah selesai istirahat, Reina mengajak Juliana berjalan-jalan di sekitar mansion. Awalnya Juliana menolak, tetapi karena Reina memaksa, akhirnya dia yang mengalah.



"Ayo, Kak!" ajak Reina tampak senang saat sampai pantai pribadi milik keluarga Joseph.



"Kamu saja," tolak Juliana sembari menggelengkan kepala.



Reina mencebik, dia pun memilih untuk berlari ke pantai sendiri. Sementara Juliana memilih untuk duduk di kursi pantai yang telah disediakan.



Dia memandang lautan lepas di depannya. Bagaimana bisa Juliana bersenang-senang di sini, sementara hatinya gundah karena belum ada kabar dari Joseph?



Juliana benci ketidakberdayaan ini. Dia sudah lakukan segala cara, termasuk mendatangi rumah orang tua Joseph, tapi tetap belum membuahkan hasil.



Juliana menghela napas panjang sembari memejamkan mata. Dalam keadaan seperti ini, Juliana hanya bisa sabar dan sadar. Dia harus siap menghadapi risiko apa pun.



Namun demikian, Juliana selalu berharap agar Joseph pulang dalam keadaan baik-baik saja.



Saat sedang melamun seperti ini, Juliana malah menemukan banyak pertanyaan di benaknya. Tentang bagaimana keadaan Joseph saat ini. Apakah dia baik-baik saja? Lalu tentang apa yang sedang Joseph lakukan saat ini? Semua itu berputar-putar di benak Juliana.



Dia mencari jawaban atas semua pertanyaannya, dan hanya jalan buntu yang dia temukan.



Kalau di rumah megah ini Juliana tidak juga mendapat kabar, entah ke mana lagi Juliana harus mencari keberadaan suaminya.



"Juliana, kenapa kamu hanya duduk di sini? Coba nikmati suasana di sini, agar pikiranmu tenang," ujar Ariana tiba-tiba datang dan duduk di samping Juliana.



Juliana sempat kaget, tapi dia berusaha untuk bersikap senormal mungkin. "Tidak apa-apa. Saya di sini saja," tolak Juliana dengan pelan.



Ariana tersenyum kecil. Sepertinya dia tahu apa yang sedang dipikirkan Juliana.



"Kamu jangan sungkan seperti ini, Juliana. Anggaplah rumah sendiri. Kamu sudah jadi bagian dari keluarga kami," terang Ariana sembari menepuk pundak Juliana.



Juliana tampak tak nyaman dengan kedekatan ini. Dia hanya bisa tersenyum kaku menanggapi keterangan mertuanya.



Dia dan Ariana sama-sama menatap ke depan. Mereka seperti tengah bergelut dengan pemikiran masing-masing. Juliana merasa tak enak hati karena Reina sembarangan memakai pantai ini, namun melihat diamnya Ariana akan perlakuan adiknya, membuat Juliana sedikit merasa lega. Dia harap Ariana tidak marah dengan perbuatan Reina.



Untuk beberapa saat mereka saling diam. Juliana juga sungkan untuk mengawali pembicaraan. Juliana tidak sedekat itu sampai harus mengajak Ariana mengobrol terlebih dahulu.



Mungkin Ariana juga merasakan apa yang Juliana rasakan. Ingin bersedih dan meratap, tapi itu malah memperkeruh suasana. Berusaha tegar malah terlihat menyedihkan. Juliana berharap ada kabar baik yang datang untuk mereka.

Juliana dan Ariana kini berada di teras belakang mansion yang menghadap ke pantai. Ariana mengundangnya untuk minum teh bersama.

"Juliana, bisakah kamu menceritakan pertemuanmu dengan Joseph sampai bisa menikah? Aku sangat penasaran karena tiba-tiba saja Joseph sudah menikah," tanya Ariana. Matanya terlihat berbinar dengan raut wajah penasaran.

Related chapters

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 4. Informasi Baru

    Juliana kaget mendengar pertanyaan Ariana. Dia pikir, ibu tiri Joseph itu tidak tertarik dengan perjalanan kisah cinta mereka, tetapi ternyata di luar dugaan. "Aku bertemu dengan Joseph di Italia. Dia menolongku saat aku hampir tenggelam di kanal. Pertemuan itu mengalir begitu saja sampai akhirnya kami bisa menikah seperti ini," terang Juliana dengan wajah berseri. Dia tampak sedang mengenang masa-masa itu. Ariana melihat ekspresi yang berbeda dari Juliana. Padahal sedari datang, wanita itu tampak murung dan sedih, tetapi saat ditanya tentang perjalanan cinta mereka, Juliana kontan berubah."Manis sekali. Sepertinya, Joseph memperlakukanmu dengan sangat baik, ya?" tanya Ariana lagi yang langsung diangguki oleh Juliana."Dia pria baik dan sopan. Mungkin itulah alasanku tertarik padanya," ungkap Juliana kembali mengenang.Ariana menghela napas panjang. "Ya, Joseph memang sedang ada di Italia untuk perjalanan bisnis sebelum kecelakaan ini terjadi."Wajah Juliana yang sebelumnya berse

    Last Updated : 2023-03-19
  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 5. Kilasan masa lalu

    "Kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencari Tuan Joseph, Nyonya. Kami akan segera menghubungi Anda atau Nyonya Ariana, jika ada kabar tentang Tuan Joseph."Ucapan diplomatis itu membuat Juliana terdiam. Itu tandanya, pihak kepolisian juga tidak tahu dan tak berani berasumsi.Setelah polisi itu pergi, tangis Juliana pecah. Dia bahkan hampir terduduk di tanah kalau saja Reina dan Ariana tidak menahannya."Sabar, Kak. Jangan seperti ini! Kamu harus kuat. Ingat kita masih punya harapan. Bisa saja Joseph diselamatkan oleh orang lain," ucap Reina berusaha menenangkan Juliana.Ariana yang sedari tadi berdiri pun merasa sedih melihat menantunya yang terpuruk seperti ini. Sungguh dia bisa melihat ketulusan dan rasa sayang Juliana pada anak tirinya. Wanita paruh baya itu pun langsung memeluk Juliana. Dia mengusap punggung menantunya agar bisa tenang."Ibu tahu apa yang kamu rasakan saat ini, tetapi ingatlah kalau kamu harus tegar. Kita berdoa saja semoga Joseph selamat."Mendengar perk

    Last Updated : 2023-03-19
  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 6. Pertengkaran

    Ariana tidak langsung menjawab. Dia berpikir sejenak, karena di sini ada Juliana dan Reina. Namun, Lena kembali memohon. Dia sangat ingin menginap karena merindukan tempat ini."Baiklah, Lena. Menginaplah satu hari di sini, kalau itu bisa membuat suasana hatimu membaik," ujar Ariana pada akhirnya setuju.Bagaimanapun, Ariana masih menganggap Lena sebagai anak sendiri. Itu karena Lena sudah cukup lama menjalin hubungan dengan Joseph.Dulu, Ariana kira Lena akan menjadi menantunya. Akan tetapi, keputusan Lena yang memilih pergi ke Eropa membuat harapan Ariana hanya menjadi asa kosong. Sekarang semua sudah berlalu. Ariana tidak bisa ikut campur dalam kehidupan Joseph. Apa pun yang terbaik untuk anak tirinya itu, Ariana akan mendukungnya."Kalau begitu aku tinggal. Masih ada pekerjaan."Lena pun mengangguk dan membiarkan Ariana pergi. Sementara dirinya pun langsung masuk ke mansion megah yang penuh kenangan itu.Lena menyusuri setiap sudut mansion ini. Dia seolah melihat bayangan dan ki

    Last Updated : 2023-04-04
  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 7. Cemburu

    Reina belum puas menghabiskan waktu di pantai. Kedatangan Lena yang tiba-tiba membuat Reina kesal dan khawatir. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau Juliana tahu tentang kedatangan Lena. Pasti akan sakit dan sedih, tetapi bagaimanapun Reina harus menceritakan semuanya sebelum Lena dan Juliana bertemu. Tentu saja mau tidak mau mereka pasti bertemu. Saat sampai di kamar tamu, Reina mendapati Juliana sudah bangun. Dia pun langsung menghampiri sang Kakak dengan wajah cemas. "Gawat, Kak! Ini gawat," ucap Reina dengan wajah gusar. Juliana mengernyitkan dahi, heran akan tingkah adiknya itu. Datang-datang sudah bersikap aneh. "Apanya yang gawat? Apa kamu bertemu pria tampan di sini?" tanya Juliana sedikit jahil. Dia gemas karena adiknya selalu heboh sendiri. "Kakak! Aku serius. Aku itu baru saja bertemu dengan mantan kekasih Joseph." Seketika pergerakan Juliana terhenti. Dia menatap wajah adiknya dengan kebingungan. "Maksudmu apa?" tanya Juliana masih belum paham dengan u

    Last Updated : 2023-04-04
  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 8. Siapa dia?

    Suara denting alat makan beradu di ruang makan yang luas dan mewah. Lena dan Ariana tampak lebih luwes dibandingkan dengan Juliana dan Reina, jadi tidak canggung lagi berbeda dengan Juliana dan Reina. Melihat cara dua orang asing itu makan, Lena tersenyum miring. Seolah mengejek mereka yang tidak terbiasa dengan ini semua. Reina yang melihat gelagat Lena pun kesal. Dia ingin membalas perlakuan Lena, tapi tak bisa karena situasi dan kondisi. Lena tidak mempedulikan tatapan Reina yang kesal padanya. Dia malah lebih tertarik pada masa lalu wanita bernama Juliana itu, karena Lena masih tidak percaya, jika mantan kekasihnya memilih pasangan yang jauh dari kriteria seorang Joseph. "Juliana, dari nama asal kamu? Aku juga sangat penasaran bagaimana kalian bisa bertemu sampai menikah dengan Joseph?" tanya Lena tiba-tiba di sela makan. Semua orang yang ada di meja makan kaget dengan pertanyaan itu, namun Lena yang hanya seorang mantan kekasih malah mempertanyakan hal sensitif seperti ini. R

    Last Updated : 2023-04-05
  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 9. Terancam

    "Sudahlah, Kak. Mungkin Kakak salah lihat. Sebaiknya kita kembali berkeliling. Aku ingin tahu setiap sudut tempat di sini mungkin saja ada hal menarik yang kita temukan," ujar Reina sembari menarik tangan kakaknya. Akan tetapi, Juliana menahan Reina. "Tapi aku yakin dia adalah pria itu, Reina," timpal Juliana tetap pada pendiriannya. Reina menghela napas pelan. "Baiklah, anggap saja begitu. Lalu, sekarang apa? Bagaimana kalau nanti kita tanyakan saja pada Nyonya Ariana. Siapa pria itu? Sudahlah, ayo!" ajak Reina menarik lengan Juliana. Juliana pun akhirnya menurut, dia mengikuti langkah adiknya. Dari kejauhan, Ariana melihat Reina dan Juliana yang sedang berjalan-jalan. Dia pun menghampiri dua wanita itu dan mengajak mereka untuk berkenalan dengan pelayan yang ada di sana. "Ayolah, Sayang. Aku akan memperkenalkan kamu pada pelayan di sini dan kalau bisa ingat-ingat nama dan wajah mereka," kata Ariana yang membuat tubuh Juliana langsung menegang. Dia sampai meneguk saliva dengan s

    Last Updated : 2023-04-06
  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 10. Rasa curiga

    Menurut informasi di internet, keluarga Reign adalah pengusaha ternama. Dari mulai pertambangan emas, minyak, banker, properti, hotel, dan ritel. Selain itu Joseph ada hubungannya dengan anggota keluarga kerajaan Monaco. Ibu kandungnya Joseph bernama Sofie adalah adik sepupu Raja Monaco yang menikah dengan ayahnya Joseph, yaitu Richardo Reign. Juliana dan Reina langsung syok membaca informasi di sana. Kedua saling pandang sejenak, lalu kembali membaca artikel itu. "Kak, ternyata suamimu itu konglomerat dan keponakan Raja Monaco!" seru Reina antusias dan masih kaget mendapati fakta ini. "Tapi sayang tidak ada foto keluarga Reign." Sementara itu, Juliana mematung di tempat. Dia lebih dari sekedar kaget. Saat ini, perasaan Juliana tak karuan. Entah apakah dia harus senang atau sedih mendapati suaminya bukan orang biasa hanya saja Juliana merasa sangat kecil dibandingkan Joseph yang bersinar di strata paling atas. Rasa rendah dirinya kembali hadir tentang dirinya yang tidak pantas se

    Last Updated : 2023-04-07
  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 11. Kabar baik

    Keesokan harinya, Juliana sudah bersiap untuk pergi sarapan, sementara Reina masih berbaring dan enggan bangkit. "Kenapa masih rebahan? Sebentar lagi waktunya sarapan, ayo bersiap!" ajak Juliana sembari duduk di sebelah Reina yang malah membelakangi Juliana. Melihat gelagat Reina, Juliana sepertinya mengerti kalau adiknya masih kesal karena kejadian semalam. "Kamu marah sama Kakak karena kejadian semalam?" tanya Juliana berusaha berbicara baik-baik. Reina menggelengkan kepala. "Tidak, Kak. Aku sama sekali tidak marah sama Kakak. Aku hanya malas kalau harus semeja dengan Lena. Dia masih membuatku kesal," terang Reina menjelaskan. Juliana menghela napas pelan ternyata memang masih masalah semalam, mencoba mengerti perasaan Reina dan akan berusaha membujuk adiknya agar mau sarapan. "Kakak mengerti kalau kamu masih kesal pada Lena, tapi kamu harus tetap sarapan, Reina. Jangan sampai sakit karena masalah Lena." "Kakak!" seru Reina mencebik. "Aku tidak akan sakit karena Lena. Lagian,

    Last Updated : 2023-04-08

Latest chapter

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 73. Clarie

    Lima tahun telah berlalu sejak Juliana melahirkan bayi kembarnya. Dia mengajar di sekolah baru di Miami. Ya, dia dipindah tugaskan ke sekolah lain. Sebenarnya Juliana tidak ingin kembali ke Miami, tapi dia tidak punya pilihan lain selain menerima keputusan pihak sekolah. Sekarang ia menyambut murid-muridnya. Satu per satu memasuki kelas. Ibu-ibu mereka mengantar hingga pintu, lalu melambaikan tangan. Anak-anak nampak ceria. Mereka duduk tenang, menunggu guru memulai pelajaran. "Pagi Bu guru!" sapa seorang anak perempuan bernama Clarie. Juliana tersenyum. "Pagi, Clarie!" Diusapnya rambut gadis kecil itu yang menggunakan jepit rambut berbentuk pita berwarna pink. Setelah semua anak-anak masuk kelas. Juliana berdiri di hadapan mereka, memulai pelajaran. Kali ini belajar menggambar. Dia memperhatikan satu per satu muridnya menggambar. Juliana nampak tertarik dengan hasil menggambar Clarie yang cukup bagus. Sejak melihat Clarie untuk pertama kalinya di tahun ajaran baru, entah kenapa J

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 72. Detak jarum jam

    "Kakak sudah bangun?" tanya Reina begitu melihat Juliana membukakan mata. Juliana menatap Reina dan Jennifer silih berganti. Dia baru sadar berada di rumah sakit. "Dimana anak-anakku?" Juliana nampak panik. "Tenanglah! Bayimu baik-baik saja. Sekarang ada di ruang bayi. Mungkin sebentar lagi perawat akan mengantarnya ke sini," ucap Jennifer. Juliana meringis kesakitan ketika akan membenarkan posisi berbaringnya. "Jangan banyak gerak dulu! Kakak baru melahirkan," ujar Reina. "Tidak apa-apa. Aku baik-baik saja." Jennifer dan Reina membantunya agar Juliana bisa berbaring lebih nyaman lagi. "Terima kasih sudah mau datang." Juliana berkata pada Jennifer. Jennifer membalasnya dengan senyuman. "Tentu saja aku datang mana mungkin aku melewatkan kelahiran anak kembar bosku." "Joseph tidak tahu kan soal ini?" "Jangan khawatir! Pak Joseph tidak tahu." Juliana nampak lega. Dia sendiri yang menghubungi Jennifer kalau dia akan segera melahirkan, karena Juliana sudah berjanji untuk member

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   71. Penasihat Cinta

    Setelah giliran Joseph mencoba pakaiannya, dia menunggu Lena yang sedang bicara dengan pemilik butik. Lelaki itu menatap Lena dari kejauhan. Rambutnya bergerak mengiringi gerakan kepalanya saat berbicara. Joseph menghela napas berkali-kali. Ini adalah kesalahannya pikir Joseph. Andai saja waktu itu, dia tidak melampiaskan kesedihannya dengan meminum alkohol dan benar-benar mabuk, dia tidak akan bersama Lena di kamar hotel. Sialnya Joseph tidak ingat apa-apa. Saat Ariana tahu tentang kehamilan Lena, wanita itu terus mendesaknya supaya dia segera menikah dengan Lena. Dua bulan sejak Juliana pergi dari rumah, para wartawan mulai mengendus tentang hubungan mereka berdua dan Joseph tidak bisa menghindar lagi saat banyak gosip bahwa dia dan Juliana tidak tinggal bersama lagi. Joseph mendengus kesal dengan semua berita itu. Dia heran apa mereka tidak mempunyai berita lagi selain mencampuri urusan kehidupan orang lain. Dia masih mengingat dengan jelas bagaimana orang-orang yang mengenalnya

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 70. Gaun pengantin

    Jennifer masuk ke ruangan Joseph membawakan secangkir kopi hitam. Dilihatnya pria itu sedang membereskan mejanya dan memakai jasnya. "Apa Anda akan pergi sekarang, Pak?" "Iya. Lena sudah menungguku di butik. Gaun pengantinnya sudah selesai." "Lalu bagaimana dengan kopinya, Pak?" Joseph berdecak. "Kopi itu untukmu saja." "Tapi saya tidak suka kopi hitam." "Buang saja!" "Tapi Pak, kopi ini sangat mahal. Saya tidak mau membuangnya." Joseph memandang kesal pada sekretarisnya. "Kenapa kamu sempat-sempatnya mempermasalahkan secangkir kopi saat ini? Kamu tahu kan sedang terburu-buru." "Saya tahu. Saya akan menyimpannya di meja. Terserah Anda mau meminumnya atau tidak setelah Anda kembali lagi ke kantor. Jangan suruh saya yang membuangnya!" "Astaga Jennifer!" Jospeh mengambil cangkir dari tangan Jennifer dan langsung meminumnya sampai habis. "Sekarang aku mau pergi." "Tunggu, Pak!""Ada apa lagi?" Joseph berbalik dengan mimik kesal. "Saya bukannya mau mencampuri urusan pribadi A

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 69. Berita mengejutkan

    "Apa maksudmu?" "Ah tidak apa-apa, Pak. Lupakan saja!" Jennifer buru-buru pergi sebelum Joseph kembali bertanya, sedangkan pria itu masih penasaran apa maksud perkataan sekretarisnya yang tiba-tiba terlihat misterius. "Seharusnya tadi aku tidak berkata seperti itu," gumam Jennifer setelah berada di luar ruangan Joseph, lalu duduk di kursi sambil menyusun dokumen di meja. Berkali-kali Jennifer menghela napas dan berpikir andai saja bosnya tahu kalau Juliana sedang mengandung anaknya, entah apa reaksinya. Iya, Jennifer secara tidak sengaja mendengar pembicaraan Ariana dan Lena sebelum dia pulang kemarin sore. "Jadi Juliana hamil? Apa Tante yakin?" Lena nampak syok. "Yakin. Tidak salah lagi." "Kalau itu memang benar, anak siapa yang dikandung Juliana?" "Entahlah. Aku tidak tahu, tapi kemungkinan besar itu anak Joseph." Lena memejamkan matanya. "Apa Joseph tahu?" "Dia tidak tahu." "Joseph tidak boleh tahu hal ini. Kalau dia tahu, dia tidak akan jadi mengusir Juliana dari sini."

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 68. Kopi hitam

    "Juliana, Reina," seru Diego terkejut. "Halo Ayah!" sapa Reina dengan senyuman yang dipaksakan. "Kenapa kalian bisa ada di sini? Kenapa kalian tidak memberitahuku kalau kalian akan datang? Di mana Joseph?" Diego mengedarkan pandangan ke belakang Juliana dan tidak menemukan Joseph. "Joseph tidak ikut bersama kami," jawab Juliana. "Ayah, boleh kami masuk?" Reina bertanya. "Ya tentu saja." Diego memberi jalan pada kedua putrinya dengan menyingkir ke samping, lalu menutup pintu. Mereka memdorong koper dan menghempaskan diri di sofa. Diego yang masih penasaran dengan kepulangan kedua putrinya duduk di hadapan mereka menuntut penjelasan. "Apa yang terjadi?" Juliana dan Reina saling pandang dan keadaan ini tidak disukai oleh mereka berdua dimana mereka harus memberitahu Diego tentang apa yang terjadi. Reina baru saja membuka mulut, tapi Juliana sudah lebih dulu berkata. "Kami diusir dari kediaman Joseph." Mata Diego melebar. "Diusir bagaimana?" "Begini Ayah. Ada beberapa hal yang

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 67. Gamang

    Juliana tercekat, tidak percaya pada pendengarannya. "Apa maksud Ibu?" tanya Juliana yang mungkin saja dia salah dengar. "Kamu sedang hamil, Juliana." Reina memandangi Kakaknya tidak percaya. "Kenapa Kakak tidak bilang padaku kalau Kakak sedang hamil?" "Aku tidak tahu kalau sedang hamil." Juliana kembali menegaskan "Masa Kakak tidak tahu kalau sedang hamil," ujar Reina tak percaya. "Tapi itu benar. Akhir-akhir ini Kakak memang selalu merasa pusing dan tidak enak badan, tapi Kakak tak mengira kalau sedang hamil." Ariana menghela napas panjang melihat perdebatan kedua kakak adik itu. "Kalian berdua hentikan dan jangan berdebat lagi!" Mereka berdua terdiam. "Aku tidak tahu anak siapa yang sedang kamu kandung itu? Joseph atau Bradley?" Jika memang dia benar-benar hamil tentu saja Juliana yakin anak yang dikandungnya adalah anak Joseph, karena sejak dia tinggal di mansion, dia tidak pernah tidur lagi dengan Bradley. "Ibu tahu dari mana aku hamil, bahkan aku sendiri tidak tahu?"

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 66. Ketertarikan yang terpendam

    "Pergilah! Dan jangan kembali lagi." Juliana memperhatikan wajah Joseph. Dia bisa menangkap ada sesuatu pada diri Joseph yang jauh berbeda saat dia pertama kali berjumpa dengannya. Tidak ada lagi kesan hangat yang selalu membuat perasaannya nyaman. Juliana menghela napas panjang. "Jika itu maumu, baiklah. Selamat tinggal!" Joseph memandangi kepergian Juliana. Jantungnya berdetak lebih cepat dan dia menarik napas dalam-dalam, berusaha menguasai resah yang menjalari setiap pembuluh darahnya. Semakin menatapnya, Joseph merasakan kegetiran hatinya. Dia berusaha mengebalkan diri dari ketertarikan yang terpendam pada wanita itu. Matanya mulai memanas tersengat air mata. Tak lama setelah kepergian Juliana, Jennifer masuk. Dia tidak tahu kalau sekretarisnya itu masih belum pulang. "Saya mau mengambil berkas yang ketinggalan." Joseph melihat ada satu tumpuk berkas di atas mejanya. Dia menyerahkannya pada Jennifer. "Lain kali jangan lupa lagi!" "Maaf Pak!" Sosok Jennifer masih saja b

  • Suamiku Ternyata Bukan Suamiku   Bab 65. Terakhir kalinya

    Juliana masuk ke kamarnya dengan terburu-buru. Di sana Reina telah menunggunya. Begitu pintu kamar dibuka, Juliana masuk dan Reina menghampirinya. Mata Juliana memerah seperti habis menangis. "Apa yang terjadi?" Juliana tidak menjawab pertanyaan adiknya. Dia mengambil koper dan meletakkannya di atas tempat tidur, lalu membuka lemari dan mengambil semua pakaiannya. Dia memasukkan semua pakaiannya secara sembarang ke dalam koper tanpa dilipat dulu. "Apa Kakak akan pergi?" Juliana menghentikan kegiatannya dan menatap adiknya. "Seharusnya kamu jangan diam saja. Bereskan semua pakaian dan barangmu. Kita akan pergi dari sini sekarang juga." "Apa harus sekarang?" "Ya. Tentu saja. Kita tidak diperbolehkan tinggal di sini lebih lama lagi." "Itu artinya mereka sudah mengusir kita." Reina memasang wajah cemberutnya dan berdecak kesal. Sebenarnya dia sayang harus meninggalkan mansion ini. "Kita masih beruntung tidak dimasukan ke penjara," imbuh Juliana. "Kita harus mensyukuri itu, tapi

DMCA.com Protection Status