author-banner
Miarosa
Miarosa
Author

Novels by Miarosa

Atasan Posesif itu Mantan Suamiku

Atasan Posesif itu Mantan Suamiku

Setelah pernikahannya dengan Henry Wilmington berakhir, Aurora berusaha membangun kembali hidupnya dan meninggalkan semuanya. Namun, takdir berkata lain! Ketika Henry kembali hadir dalam hidupnya, pria itu bersikeras untuk merebut hatinya lagi. Lantas, bagaimana kisah Aurora? Terlebih Henry kini menjadi atasan yang benar-benar posesif!
Read
Chapter: Bab 39. Ancaman mematikan
Sebelum Aurora sempat bereaksi, semuanya terjadi begitu cepat.Pria itu tiba-tiba mendorong Andrew dengan kasar. Andrew terhuyung ke belakang sebelum jatuh tersungkur ke lantai marmer yang dingin.Aurora terbelalak. Apa yang terjadi?!Tanpa peringatan, pria itu mencengkeram lengannya dengan kasar. Jari-jarinya yang kuat mencengkeram pergelangan tangan Aurora hingga terasa sakit."Kamu harus ikut denganku!" Suaranya penuh ancaman.Aurora merasakan ketakutan menjalari tubuhnya. Bau alkohol dari pria itu semakin menusuk, membuat perutnya terasa mual."Lepaskan aku!" jeritnya panik, meronta sekuat tenaga.Ia menoleh ke belakang, berharap pada keajaiban.Andrew sudah bangkit! Wajahnya penuh amarah saat ia berusaha mengejar mereka.Namun, pria itu menyadarinya dan justru menyeret Aurora lebih cepat, hampir berlari ke arah pintu keluar gedung."Andrew, tolong aku!" teriaknya histeris."Aurora!" suara Andrew bergema di lorong, suaranya penuh kegelisahan.Di sisi lain gedung, Henry sedang berj
Last Updated: 2025-04-24
Chapter: Bab 38. Menyesal
Aurora tampak gelisah. Itu memberinya sedikit kepuasan. Ia ingin wanita itu merasakan kegelisahan yang sama seperti yang ia rasakan sejak berhari-hari lalu. Namun, semua itu buyar saat ia melihat sesuatu yang membuat darahnya mendidih.Andrew Smith.Pria itu berdiri terlalu dekat dan kemudian, pria itu mengulurkan tangan, mengajak Aurora berdansa.Henry merasa tubuhnya menegang. Jari-jarinya mengepal hingga buku-buku jarinya memutih. Ia menyaksikan bagaimana Andrew memimpin Aurora ke lantai dansa, bagaimana tangan pria itu menyentuh pinggangnya, bagaimana tubuh mereka bergerak seirama dengan dentingan musik.Cemburu adalah api yang membakar dari dalam dan malam ini, api itu hampir melahap kewarasannya. Sial. Dia tidak bisa membiarkan ini.Henry menghirup napas dalam, lalu melangkah mantap menuju mereka.Saat musik berubah lebih lambat, ia menyelip di antara para pasangan dansa, mendekati Aurora yang sedang tersenyum tipis pada Andrew dan kemudian dengan suara yang dalam dan dingin, ia
Last Updated: 2025-04-23
Chapter: Bab 37. Pesta
“Tidak ada lagi revisi setelah ini?” tanyanya dingin. “Tidak, ini final. Setelah ini merger akan diumumkan ke publik,” jawab Clara cepat, mencoba membaca suasana hati bosnya. Henry akhirnya mengambil pena itu. Dengan satu tarikan tegas, ia membubuhkan tanda tangannya. Seketika ruangan bergemuruh oleh suara ucapan selamat. Beberapa orang berdiri dan menjabat tangan Henry. Tapi dia hanya memberikan senyum tipis, sopan dan datar, seperti bayangan di kaca. “Terima kasih atas waktunya,” ucap Henry singkat, berdiri. “Saya ada penerbangan segera. Clara, koordinasikan sisanya.” Clara mengangguk, sedikit cemas. “Apakah saya perlu ikut ke Berlin, Tuan?” Henry berhenti sejenak, menatapnya. “Tidak. Ini urusan pribadi.” Kemudian ia berbalik, melangkah keluar ruang rapat tanpa banyak bicara. Langkahnya cepat, mantap, dan tanpa ragu. Kali ini, tidak ada yang akan menghalanginya. Tidak bisnis, tidak juga logika. Ia sudah terlalu lama menunda perasaannya. Kini, waktunya mengejar sesuatu yang
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: Bab 36. Rindu dalam diam
Yolanda menggigit bibir. "Aku… aku cuma—" Henry melangkah maju, nadanya dalam dan penuh tekanan. "Jangan bohong lagi, Yolanda! Aku dengar semuanya dari awal." Yolanda terdiam. Henry mendekat, sorot matanya menyala. "Kamu hancurkan hidupku. Kamu bikin aku menyakiti orang yang paling aku sayang di dunia ini. Kamu manipulasi aku waktu aku paling rapuh. Apa kamu sadar apa yang kamu lakukan?!" "Henry, aku cinta kamu!" pekik Yolanda tiba-tiba. "Aku cuma ingin kamu sadar kalau Aurora itu tidal layak untukmu!" "Diam!" bentak Henry, suaranya menggetarkan ruangan. "Cinta? Kamu sebut itu cinta?! Kamu cuma obsesif, Yolanda. Kamu tega menjatuhkan orang lain demi rasa posesifmu yang sakit." Wajah Yolanda mulai berkaca-kaca, tapi Henry tak goyah. "Mulai hari ini, kamu keluar dari hidupku. Satu langkah lagi kamu ganggu Aurora, dan aku pastikan kamu dihukum atas semua fitnah yang kamu sebarkan." Yolanda membuka mulut hendak membela diri, tapi Henry mengangkat tangan, menghentikannya.
Last Updated: 2025-04-18
Chapter: Bab 35. Rekayasa
Suasana kota London pagi itu terasa hening dari lantai atas apartemen Henry. Hujan rintik-rintik di pagi hari membasahi jendela kaca yang besar, menciptakan irama lembut yang menenangkan. Henry baru saja keluar dari kamarnya, hendak menuju dapur untuk mengambil air. Ia baru saja selesai mandi dan lupa membawa ponselnya yang tertinggal di meja nakas. Ia melangkah ringan di lorong, mengenakan kaus hitam dan celana tidur. Namun langkahnya terhenti seketika saat mendengar suara Yolanda dari kamarnya. Suara percakapan Yolanda yang begitu lantang membuatnya ragu. Ia menyipitkan mata, berdiri setengah tersembunyi di balik dinding. "Iya, semuanya berjalan sesuai rencana," suara Yolanda terdengar jelas, penuh kebanggaan. Ia sedang berbicara di telepon. Henry menahan napas, tubuhnya seketika kaku. "Dia mabuk berat malam itu. Dia bahkan tidak sadar apa yang terjadi." Yolanda tertawa kecil, geli sendiri. Henry membelalak. “Dan mengenai foto itu, saat Aurora dicium oleh Jordan, sepertinya
Last Updated: 2025-04-17
Chapter: Bab 34. Pesan
Kota Berlin di pagi hari terlihat indah dari balik jendela hotel bintang lima tempat mereka menginap. Aurora berdiri membelakangi pemandangan, menggenggam cangkir teh chamomile hangat. Hatinya masih kacau, pikirannya masih berputar pada Henry, meskipun ia sudah ratusan kali berkata pada dirinya bahwa ini sudah keputusan terbaik. Andrew mengetuk pintu kamarnya pelan. “Aurora?” Ia membuka pintu, masih mengenakan setelan tidur sutra abu-abu lembut. “Ada apa?” Andrew berdiri di ambang pintu dengan senyum ramah, mengenakan kaus putih dan celana lounge. "Tadi aku pesen cokelat panas. Kalau kamu mau—” Ponsel Aurora bergetar di tangan. Ia menunduk, mengerutkan alis. Nama pengirim: Yolanda. “Sebentar ya.” Ia mundur masuk ke kamar dan menutup pintu perlahan sebelum membuka pesan tersebut. Pesan pertama: Ada yang merindukan dia? Tertempel di bawahnya: sebuah foto. Aurora nyaris menjatuhkan ponsel saat melihat gambar itu. Sebuah tempat tidur berantakan, seprai putih, dan sosok Hen
Last Updated: 2025-04-14
Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO

Penjual Bunga itu Ternyata Istri CEO

Pelangi, penjual bunga sederhana, tidak pernah menyangka akan jatuh cinta pada Akarsana, pasien koma yang dirawat di rumah sakit yang menjadi tempat ayahnya dirawat. Hampir setiap hari Pelangi menjenguk berharap sang Pangeran tidur tersadar dan menyambut cintanya. Sayang, itu hanya angan-angan semata. Kenyataannya, Pelangi tidak sanggup menemui pria itu ketika telah sadar dari komanya. Padahal, dialah yang mendonorkan hati untuk pria tersebut. Takdir pun mempertemukan mereka kembali di situasi yang tak terduga! Pelangi diumumkan menjadi ahli waris tante Akarsana! Hal ini menimbulkan murka dari ibu pria tersebut. Bertekad merebut harta saudara kembarnya dari tangan Pelangi, wanita paruh baya itu pun memaksa pernikahan antara Akarsana dan Pelangi. Lantas, bagaimana nasib Pelangi? Apakah ia akan bahagia dengan cinta pertamanya atau justru harus menelan kecewa pada akhirnya?
Read
Chapter: Bab 121. Janji di bawah cahaya bintang. TAMAT.
Malam itu, suasana rumah masih dipenuhi ketegangan setelah pengakuan Sofia. Pelangi duduk di sofa dengan ekspresi kosong, sementara Akarsana mondar-mandir, pikirannya kacau."Aku masih tidak percaya " gumam Akarsana, suaranya nyaris berbisik.Sofia menunduk, matanya memerah menahan air mata. "Aku juga tidak ingin mempercayainya. Aku menyesal karena tidak melakukan sesuatu sejak dulu, jika aku berani melawan, mungkin Tante Kayla masih hidup."Pelangi menarik napas dalam-dalam. "Kebenaran akhirnya terungkap. Tapi, lalu apa? Apa kita akan membiarkan ini berlalu begitu saja?"Akarsana menatap adiknya dengan mata berkilat. "Tidak, kita tidak bisa membiarkannya. Apa pun yang terjadi, Ibu harus bertanggung jawab."Sofia menggigit bibirnya, lalu menggeleng. "Tapi Akarsana, Ibu kita... dia bahkan sudah tidak waras sekarang. Dia sudah hidup dalam ketakutan selama enam bulan terakhir. Apa yang bisa kita lakukan selain menyerahkannya pada perawatan?"Akarsana mengepalkan tangannya. Ia marah, kece
Last Updated: 2025-03-08
Chapter: Bab 120. Kepingan kenyataan
Ruangan itu menjadi sunyi. Hanya suara detak jam yang terdengar, seakan menegaskan bahwa ketakutan Prita masih ada, masih mengintai, dan belum benar-benar pergi.Prita masih tersungkur di lantai dengan tubuh gemetar. Air matanya mengalir deras, napasnya tersengal, sementara kedua tangannya mencengkeram kepalanya seolah berusaha menepis suara-suara yang hanya bisa ia dengar."Maafkan aku,Kayla! Maafkan aku!" gumamnya berulang kali, suaranya penuh ketakutan.Akarsana, Sofia, dan Pelangi masih berusaha menenangkannya, tetapi tiba-tiba, suara Prita berubah menjadi jeritan histeris."Aku tidak bermaksud membunuhmu!"Hening.Ketiga orang di ruangan itu membeku, tatapan mereka terpaku pada Prita yang masih terisak. Kata-kata itu menggema di kepala mereka, memenuhi ruangan dengan ketegangan yang mencekam.Akarsana menelan ludah, dadanya berdegup kencang. "Ibu,apa maksudmu?" tanyanya pelan, tetapi suaranya tegas.Prita tidak menjawab. Ia terus meracau, tubuhnya masih bergetar hebat. Seolah kat
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Bab 119. Langkah pertama menuju kedamaian
Pelangi berdiri di sana, berdampingan dengan seorang pria yang Sofia kenal baik—Akarsana. Namun, perhatiannya langsung terfokus pada Pelangi. Sofia nyaris tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pelangi, yang dulu selalu tampak sederhana dan jauh dari kesan feminin, kini berubah. Gaun lembut membalut tubuhnya dengan anggun, rambut panjangnya tergerai dengan rapi, dan ada kehangatan baru dalam sorot matanya. Ia tampak begitu cantik, begitu berbeda. Namun, bukan hanya perubahan penampilan Pelangi yang mengejutkan Sofia. Tangannya yang digenggam erat oleh Akarsana seolah menegaskan sesuatu. Sofia mengangkat pandangannya, melihat ekspresi kakaknya—wajah itu, yang selama ini redup dan penuh beban, kini berseri. Akarsana terlihat seperti dirinya yang dulu, sebelum semua kekacauan terjadi. Sofia menelan ludah, masih belum bisa mencerna semuanya. "K-Kak Pelangi?" suaranya bergetar. Pelangi tersenyum lembut. "Hai, Sofia!"" Sofia mengalihkan tatapannya ke Akarsana, mencari jawaban.
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Bab 118. Tatapan yang saling bertaut
Diana masih berdiri di tempatnya, dadanya naik-turun seiring napasnya yang tidak beraturan. Tatapan Damar yang begitu dalam tadi masih terbayang di benaknya, mengusik perasaannya yang bahkan belum ia sadari sepenuhnya. Ia menggeleng pelan, mencoba mengabaikan semuanya, lalu menghembuskan napas panjang. Saat itu juga, suara musik dan tawa dari para tamu pesta kembali menyadarkannya akan kenyataan. Malam ini adalah malam pertunangan Pelangi dan Akarsana. Diana melangkah masuk ke dalam ruangan, tepat saat Ardiyanto menaiki podium kecil di tengah aula, mengambil mikrofon dan mengetuknya pelan. Semua tamu segera menghentikan obrolan mereka dan mengalihkan perhatian ke pria tua itu. "Ladies and gentlemen," Ardiyanto memulai dengan suara penuh wibawa. "Terima kasih telah menghadiri acara malam ini. Malam ini adalah malam yang istimewa bagi keluarga kami, karena cucu saya, Pelangi, akan bertunangan dengan pria yang telah mendapatkan hatinya kembali, Akarsana." Tepuk tangan menggema di
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Bab 117. Kebimbangan di hati Diana
Pelangi mencoba kembali menenangkan pikirannya setelah pertemuannya dengan Akarsana. Hatinya masih berdebar tidak menentu, tapi kali ini bukan karena keraguan, melainkan karena keputusan besar yang sudah ia buat.Suara langkah kaki tergesa-gesa mendekat, disusul suara yang penuh amarah."Pelangi!" suara Diana menggema di ruangan, membuat Pelangi dan Ardiyanto menoleh.Diana berdiri di ambang pintu dengan ekspresi penuh kemarahan dan di belakangnya, Danurdara—ayahnya—menyusul dengan tatapan yang lebih tenang tapi tak kalah tegas."Kau serius, Pelangi?!" Diana mendekat dengan cepat. "Kau lebih memilih pria yang sudah menghancurkanmu, yang sudah membuatmu menangis selama ini, daripada Damar yang jelas-jelas pria baik?"Pelangi menghela napas. Ia sudah menduga ini akan terjadi."Diana, dengarkan aku—""Tidak!" Diana memotong dengan suara penuh emosi. "Aku tidak bisa diam saja melihatmu kembali ke dalam lingkaran yang sama! Apa kau tidak takut akan terluka lagi? Apa kau tidak ingat bagaima
Last Updated: 2025-03-07
Chapter: Bab 116. Hati yang terikat
"Kalian berdua," suara Damar terdengar datar, tapi ada sesuatu dalam tatapannya yang membuat Pelangi merasa bersalah. Akarsana tidak mundur. Ia justru menatap Damar dengan pandangan penuh keyakinan. "Aku tidak akan menyerah," kata Akarsana tegas. "Aku mencintai Pelangi, dan aku yakin dia masih mencintaiku." Pelangi mengerjapkan mata, dadanya berdebar kencang. Damar menatap Pelangi. "Apa yang dikatakannya benar?" Pelangi tercekat. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Pelangi menatapnya, perasaan bersalah semakin menyesakkan dadanya. "Damar, aku...." Damar mengangkat tangannya, menghentikan ucapan Pelangi. "Kau tidak perlu mengatakan apa-apa. Aku hanya ingin kau jujur pada dirimu sendiri." Pelangi menatap Damar dengan mata berkaca-kaca. Ia tahu, pria ini benar-benar baik. Damar tersenyum lembut. "Jangan memaksakan diri, Pelangi. Aku ingin kau bahagia, dengan atau tanpa aku." Pelangi terisak pelan. Damar menghela napas panjang lalu menatap Akarsana. "Aku harap kau tidak
Last Updated: 2025-03-07
Suamiku Ternyata Bukan Suamiku

Suamiku Ternyata Bukan Suamiku

Juliana harus menelan kenyataan pahit begitu mendengar suami yang baru dinikahinya selama satu minggu mengalami kecelakaan helikopter. Dia pun bergegas menuju ke Miami, tempat tinggal keluarga sang suami. Namun, ia harus kembali dikejutkan oleh kenyataan bahwa suaminya ternyata menyimpan sebuah rahasia besar yang mungkin akan membawanya ke jurang kehancuran. Dia tidak pernah tahu suaminya yang baik, penuh kasih sayang, dan perhatian berasal dari keluarga kaya raya. Tidak hanya itu, sang suami ternyata memakai sebuah topeng untuk melaksanakan sebuah rencana jahat dan menjebak Juliana dalam pernikahan palsu dengan kakak iparnya demi dendam masa lalu. Akankah Juliana mampu terlepas dari bayang-bayang rahasia gelap suaminya ini? Dan mulai cinta yang baru?
Read
Chapter: Ban 106. Epilog. TAMAT.
Setahun telah berlalu sejak kepergian Lena, tetapi kenangannya masih melekat di hati mereka, tersimpan dalam setiap sudut rumah dan dalam setiap langkah kecil Clarie. Meskipun duka itu tidak benar-benar hilang, waktu telah mengajarkan mereka bahwa cinta dan kebahagiaan bisa kembali ditemukan, bahkan setelah kehilangan yang menyakitkan.Joseph dan Juliana tidak terburu-buru. Mereka membangun kembali hubungan mereka dengan penuh kesabaran, memberi ruang bagi luka-luka lama untuk benar-benar pulih. Tidak ada janji yang diucapkan dengan tergesa-gesa, tidak ada keputusan yang diambil tanpa pertimbangan. Mereka memilih untuk saling mengenal kembali bukan sebagai dua orang yang memiliki masa lalu yang pahit, tetapi sebagai dua hati yang akhirnya mengerti betapa berartinya satu sama lain.Clarie tumbuh menjadi gadis kecil yang ceria, meskipun masih sering menatap ke luar jendela, seolah menunggu ibunya kembali. Namun, dalam pelukan hangat Joseph dan Juliana, ia menemukan tempat yang aman, tem
Last Updated: 2025-03-18
Chapter: Bab 105. Pengorbanan terakhir
Mobil Joseph melaju kencang menuju lokasi. Lena, Ariana, dan Juliana duduk dengan tegang di dalam mobil, perasaan mereka bercampur antara cemas, marah, dan takut. Begitu mereka tiba, pemandangan di depan mereka membuat jantung mereka berdegup lebih kencang.Sebuah rumah tua berdiri di pinggiran kota, tampak gelap dan sepi. Catnya sudah mengelupas, jendelanya tertutup rapat, dan pagar kayunya sudah lapuk dimakan usia. Rumah itu tampak seperti sudah lama tidak dihuni, tetapi semua orang tahu bahwa di sanalah Damian bersembunyi bersama Clarie.Di sekitar rumah, polisi sudah bersiap dengan senjata terangkat, mengenakan rompi anti-peluru. Lampu-lampu kendaraan polisi menyala, menerangi malam yang mencekam.Seorang petugas mendekati Joseph dan berbicara dengan suara rendah."Kami sudah mengepung rumah ini dari semua sisi. Tim kami sudah memastikan bahwa tidak ada jalan keluar bagi Damian. Kami hanya menunggu perintah untuk masuk."Joseph mengepalkan tangannya. "Lakukan!"Kapten polisi menga
Last Updated: 2025-03-18
Chapter: Bab 104. Pertaruhan terakhir
Suasana di dalam mobil terasa berat. Lena duduk di kursi penumpang, jemarinya mencengkeram erat ponselnya, matanya kosong menatap jalanan malam yang sepi.Di belakang kemudi, Joseph mengendarai mobil dengan rahang mengatup. Napasnya berat, tangannya mencengkeram setir seolah itu satu-satunya hal yang bisa menjaga amarahnya tetap terkendali.Ariana dan Juliana duduk di kursi belakang, sama tegangnya. Semua orang tahu bahwa mereka sedang berpacu dengan waktu.Saat itulah ponsel Lena berdering. Nada deringnya memecah keheningan, membuat semua orang tersentak. Lena langsung meraih ponsel, melihat nama di layar.Damian.Darah Lena berdesir. Ia menekan tombol jawab dan langsung menempelkan ponsel ke telinganya."Damian! Di mana Clarie?!" serunya panik.Suara tawa rendah terdengar dari seberang sana, mengirimkan getaran tak nyaman ke dalam tulang belakang Lena."Tenanglah, Sayang," kata Damian dengan nada mengejek. "Clarie baik-baik saja. Untuk saat ini."Tangan Lena mengepal, matanya berkil
Last Updated: 2025-03-18
Chapter: Bab 103. Siapa yang akan menang dalam permainan
Suasana di dalam mobil terasa berat. Lena duduk di kursi penumpang, jemarinya mencengkeram erat ponselnya, matanya kosong menatap jalanan malam yang sepi. Di belakang kemudi, Joseph mengendarai mobil dengan rahang mengatup. Napasnya berat, tangannya mencengkeram setir seolah itu satu-satunya hal yang bisa menjaga amarahnya tetap terkendali. Ariana dan Juliana duduk di kursi belakang, sama tegangnya. Semua orang tahu bahwa mereka sedang berpacu dengan waktu. Saat itulah ponsel Lena berdering. Nada deringnya memecah keheningan, membuat semua orang tersentak. Lena langsung meraih ponsel, melihat nama di layar. Damian. Darah Lena berdesir. Ia menekan tombol jawab dan langsung menempelkan ponsel ke telinganya. "Damian! Di mana Clarie?!" serunya panik. Suara tawa rendah terdengar dari seberang sana, mengirimkan getaran tak nyaman ke dalam tulang belakang Lena. "Tenanglah, Sayang!" kata Damian dengan nada mengejek. "Clarie baik-baik saja untuk saat ini." Tangan Lena mengepal, matan
Last Updated: 2025-03-18
Chapter: Bab 102. Mencari petunjuk
Telepon dari Juliana masih menggema di kepala Joseph saat ia menekan pedal gas lebih dalam. Mobilnya melaju dengan kecepatan gila, membelah jalanan kota yang mulai diselimuti gelapnya malam. Tangannya mencengkeram setir erat, rahangnya mengatup keras menahan gejolak emosi yang siap meledak.Clarie diculik.Pikiran itu terus menggerogoti benaknya.Putrinya, gadis kecil yang begitu ia cintai, kini berada di tangan seseorang yang entah siapa dan dengan niat apa.Siapa pun yang berani menyentuh Clarie tidak akan dibiarkan hidup dengan tenang.Joseph hampir tidak bisa berpikir jernih. Bayangan Clarie menangis, ketakutan, mungkin memanggil namanya dalam keputusasaan, membuat dadanya seperti terbakar.Sial!Tangannya gemetar saat ia menekan panggilan ke Lena. Nada sambung berbunyi. Sekali. Dua kali.“Halo?”Suara Lena terdengar malas, seolah tidak ingin berbicara dengannya.Joseph tidak peduli.“Clarie diculik.”Hening.“Apa?” Suara Lena nyaris tidak terdengar, penuh keterkejutan dan ketidak
Last Updated: 2025-03-17
Chapter: Bab 101. Berita darurat?
Keesokan paginya, mentari bersinar terang, menerangi halaman sekolah Clarie dengan cahaya hangat. Anak-anak berlarian riang, beberapa duduk di bangku taman, dan yang lain bercengkerama dengan teman-teman mereka. Suasana tampak begitu biasa, begitu normal tidak ada yang menyangka bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi hari itu.Di sudut area parkir, seorang pria berdiri dengan kacamata hitam dan topi yang menutupi sebagian besar wajahnya. Damian.Matanya tajam mengamati gerak-gerik Clarie dari kejauhan. Gadis kecil itu tampak ceria, berbincang dengan teman-temannya sebelum masuk ke dalam kelas."Jadi, dia anakku," gumam Damian pelan, nyaris tanpa emosi.Tapi di balik kata-katanya yang datar, ada ambisi besar dalam hatinya. Ia tak peduli siapa yang membesarkan Clarie selama ini. Yang jelas, ia adalah ayah biologisnya, dan itu berarti Clarie seharusnya menjadi miliknya.Damian mengencangkan jaketnya, menyembunyikan kegelisahan yang mulai menguar. Ini bukan sekadar soal ingin mendapatkan C
Last Updated: 2025-03-16
Bayi Miliarder Yang Tak Terduga

Bayi Miliarder Yang Tak Terduga

Hidup Brisa berubah drastis setelah sebuah kesalahan medis membawanya hamil meskipun masih perawan. Demi nama baik keluarga, ia pun dipaksa menikah dengan pria pilihan orang tuanya, seorang miliarder, pemilik perusahaan Hendratama Grup. Lantas, bagaimana nasib Brisa? Lalu, apa tanggapan sang miliarder jika tahu ini semua?
Read
Chapter: Bab 107. Tidak ada tempat untukku
Ivana tidak pernah menyangka akan kembali bertemu dengan sosok Brisa dalam hidupnya. Ia pikir, kepergiannya ke Jepang sudah cukup untuk menghapus luka dan rasa tidak adil yang selama ini menggerogoti dirinya, tapi nyatanya, semua itu kembali menyeruak, jauh lebih menyakitkan daripada sebelumnya. Ia berdiri di seberang rumah itu sambil menggenggam sebuah surat yang sudah kusut di tangannya—surat dari Brian untuk Brisa yang tak pernah sampai ke tangan Brisa. Rasa bersalah sempat menghantui, tapi rasa bersalah itu ditelan oleh kebencian yang lama terpendam. Dalam matanya, Brisa adalah wanita yang selalu mendapatkan segalanya. Wajah cantik, keluarga harmonis, karir cemerlang, dan sekarang, dua pria yang sama-sama rela mengorbankan segalanya untuknya—Sagara dan Brian. Ivana menggigit bibirnya hingga nyaris berdarah. “Aku juga cantik. Aku juga pintar, tapi kenapa mereka tak pernah melihatku?” Kilasan masa lalu menyapu pikirannya. Waktu-waktu saat ia diam-diam memendam rasa pada Sagara,
Last Updated: 2025-04-24
Chapter: Bab 106. Mama ingin kamu bahagia
Bu Tara menggenggam tangan putrinya. “Mama mengerti, Nak. Mama cuma ingin kamu bahagia.”Pak Aryan mengangguk pelan. “Kalian sudah jadi orang tua sekarang. Kami percaya, kalian akan tahu kapan waktu yang tepat.”Setelah suasana kembali mencair, Bu Tara tiba-tiba bertanya, “Oh iya, Brian. Orang tuamu nggak datang ke Osaka?”Brian mengangguk. “Sudah aku kabari. Mereka akan ke sini dalam satu minggu. Mereka senang sekali waktu tahu Arsaka lahir. Ayah malah bilang mau jadi guru bahasa Jawa buat cucunya.”Semua tertawa. Udara kembali hangat.***Beberapa hari kemudian, jam menunjukkan pukul delapan pagi. Brian tengah berada di ruang kerja kecil di rumah Brisa, satu tangan mengayun-ayun bouncer tempat Arsaka tidur, tangan lainnya mengetik cepat di laptop. Beberapa berkas terbuka di sekelilingnya—rencana ekspansi perusahaan dan laporan harian dari Deborah.Sejak meninggalkan Indonesia beberapa bulan lalu, Brian mengatur semua pekerjaannya dari Osaka. Sebagai CEO sebuah perusahaan, ia tidak b
Last Updated: 2025-04-24
Chapter: Bab 105. Hari kelahiran
Tiga minggu sebelum hari perkiraan lahir, Brisa mengalami kontraksi palsu. Brian panik luar biasa. Ia membawa Brisa ke rumah sakit padahal ternyata hanya Braxton Hicks.“Aku kira dia mau lahir,” gumamnya di mobil sambil menyeka keringat.Brisa tertawa kecil. “Tenang, Brian. Masih ada waktu.”“Kalau kamu tahu rasanya jantungku waktu kamu bilang ‘sakitnya beda’ tadi rasanya kayak disetrum.”Brisa tertawa lagi, tapi kali ini lebih hangat. “Kamu panik tapi lucu.”Brian meliriknya. “Tuh, akhirnya kamu bilang aku lucu juga.”Brisa menutup mulutnya, malu, tapi senyum itu tak bisa disembunyikan.***Hari kelahiran pun tiba. Pagi hari, air ketuban Brisa pecah. Brian yang mengantar ke rumah sakit dengan tangan gemetar. Ia menelepon bibi Brisa, mengurus administrasi, menenangkan Brisa, bahkan menyempatkan diri memotret momen-momen penting.Saat Brisa berteriak kesakitan dalam proses persalinan, Brian memegang tangannya erat. “Kamu bisa, Brisa. Kamu kuat. Aku di sini.”Empat jam kemudian, tangisa
Last Updated: 2025-04-23
Chapter: Bab 104. Arsaka
Beberapa minggu kemudian, suasana di rumah kecil Brisa di Osaka terasa jauh lebih hangat. Brian memutuskan tinggal di Jepang untuk sementara waktu. Ia membantu Brisa ke rumah sakit, ikut senam kehamilan, bahkan mulai belajar memasak masakan Jepang sederhana dari bibinya Brisa. Suatu sore, ketika matahari hampir terbenam dan sakura berguguran pelan, Brian duduk di beranda rumah dengan Brisa bersandar di bahunya. "Kurasa kita akan baik-baik saja," bisik Brisa. "Aku tahu kita akan baik-baik saja," jawab Brian. "Karena sekarang, aku punya segalanya. Kamu. Anak kita." Brisa menutup mata, tersenyum pelan. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, hatinya merasa damai.***Minggu-minggu berikutnya menjadi perjalanan yang tak mudah bagi Brian. Meskipun Brisa telah memaafkannya dan memberinya tempat dalam hidup sebagai ayah dari anak yang mereka kandung bersama, bukan berarti hatinya langsung terbuka untuk cinta yang baru. Brian mengerti itu, tapi bukan berarti ia menyerah.Ia bangun le
Last Updated: 2025-04-21
Chapter: Bab 103. Hatiku masih di masa lalu
Brisa terlihat seolah tidak percaya dengan apa yang sedang ia lihat. Mata mereka bertemu dalam tatapan panjang yang menyimpan begitu banyak perasaan. Kerinduan. Luka. Bingung. Cinta. "Apa yang kamu lakukan di sini?" Suaranya nyaris tak terdengar. "Aku datang karena aku harus memberitahumu sesuatu," jawab Brian lembut. "Sesuatu yang sangat penting." Brisa mundur selangkah, ragu. Tangannya secara refleks menyentuh perutnya yang kini membulat. Brian melihat itu dan hatinya terasa seperti diremas. Ia ingin menyentuh perut itu. Ingin menyentuh nyawa kecil di dalamnya—anak mereka. "Brisa, anak yang kamu kandung itu adalah anakku," ucap Brian akhirnya. Brisa terdiam. Seolah kata-kata itu butuh waktu lama untuk diproses dalam kepalanya. "Apa maksudmu?" tanyanya perlahan, keningnya mengerut bingung. "Brian, kamu bilang anak ini anakmu?" "Iya. Anak itu anakku." "Tapi bagaimana bisa? Ini hasil inseminasi buatan. Aku tidak pernah...." Brisa tidak bisa melanjutkan. Ia menatap Brian dengan
Last Updated: 2025-04-18
Chapter: Bab 102. Osaka
Pukul lima sore, suasana kantor pusat milik keluarga Hendratama tampak sedikit berbeda dari biasanya. Lantai tertinggi yang biasanya sibuk dengan lalu-lalang staf kini terasa lebih tenang, namun tetap formal. Penerangan hangat menyinari lorong menuju ruang CEO, dan dua staf keamanan berjaga di depan pintu utama.Pak Aryan dan Bu Tara berdiri di hadapan pintu kayu tinggi bertuliskan nama lengkap Brian Hendratama. Pak Aryan melirik jam tangannya, kemudian mengetuk pelan."Silakan masuk!" terdengar suara dari dalam.Saat pintu dibuka, Brian berdiri dari balik mejanya. Jasnya sudah dilepas, menyisakan kemeja putih yang masih rapi dengan lengan tergulung. Rambutnya sedikit berantakan, tanda ia sibuk sejak pagi, tapi matanya menyiratkan harapan."Pak Aryan, Bu Tara, silakan duduk! Saya senang sekali Bapak dan Ibu datang."Mereka bertiga duduk di sofa panjang dekat jendela besar. Kopi dan teh sudah disiapkan oleh sekretaris Brian, tapi tak satu pun dari mereka menyentuhnya.Pak Aryan memulai
Last Updated: 2025-04-14
You may also like
Bukan Semata Fisik
Bukan Semata Fisik
Romansa · Zhia
8.9K views
Istri Rahasia Tuan Presdir
Istri Rahasia Tuan Presdir
Romansa · naftalenee
8.9K views
MY BABY
MY BABY
Romansa · Valent C
8.8K views
Jessica, Luka yang Terpendam
Jessica, Luka yang Terpendam
Romansa · Sofia Grace
8.8K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status