Share

Bab 12 Dia Bukan Istriku

Calvin berdiri tidak jauh di belakangnya. Di luar sana juga masih ada pengawalnya yang berjaga.

Jacob mengenakan setelan olahraga berwarna hitam, dengan tangan kirinya dimasukkan ke dalam kantong celananya. Kakinya tampak tinggi dan jenjang. Bak seorang pria bangsawan, setiap gerakannya memancarkan keagungan yang luar biasa.

Dia berdiri di dekat pintu ruang istirahat pria dan hendak berjalan masuk ke tempat itu.

Calvin menjilat bibirnya dan menatap punggung Sienna dengan liar. Dia berbisik, "Suamimu sudah datang, kamu nggak mau menyapanya?"

Sienna menarik napas dalam-dalam. Tanpa ragu-ragu, dia langsung berjalan cepat ke arah Jacob.

Tangan Jacob diletakkan pada pegangan pintu. Ketika baru saja hendak membuka pintu itu, dari belakangnya terdengar derap langkah kaki yang diikuti dengan wangi feminin dari tubuh seorang wanita.

Sebelum sempat bereaksi menolaknya, Sienna sudah mendorong Jacob masuk ke ruang istirahat bersamanya. Dengan tatapan dingin, Jacob memerintahkan, "Keluar."

Sienna buru-buru mengunci pintu, lalu berbalik menatapnya dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Tuan Jacob, aku tidak berniat mengganggumu. Bolehkah aku bersembunyi sebentar di sini?"

Jacob tidak bersuara dan mengarahkan pandangannya ke lutut Sienna.

Melihat pandangan Jacob, Sienna juga melihat ke lututnya sendiri. Dia baru sadar bahwa memar di lututnya malah makin membengkak karena mandi air panas tadi.

Memar ini terlihat seolah-olah disebabkan karena posisi tertentu ....

"Lututku memar karena di mobil tadi ...."

Usai berbicara, Sienna malah menjadi canggung. Wajahnya menjadi merah padam karena panik. Padahal pria itu tidak bertanya apa-apa, kenapa dia malah sibuk menjelaskan?!

"Untuk apa kamu ke sini?" tanya Jacob dengan merendahkan.

"Kerja."

Suasana menjadi hening seketika.

Jacob menatapnya dengan ekspresi yang rumit. Kemudian, dia berbalik menuju kamar mandi dan tidak mengusir Sienna lagi.

Mendengar suara pancuran air dari kamar mandi, Sienna mengalihkan pandangannya. Namun, matanya masih bisa melihat bayangan dari balik kaca buram.

Tubuh pria itu sangat kekar. Butiran air mengalir menyusuri dadanya hingga ke daerah intim di bawahnya. Kehangatan dan kegagahan tubuh pria itu masih membekas dalam benak Sienna.

Sienna memejamkan matanya dan berbalik melihat para pengawal Calvin sudah meninggalkan tempat itu.

Lantaran krisis sudah teratasi, Sienna juga tidak berniat tetap tinggal di sana. Kejadian mereka berhubungan badan tanpa sengaja itu sudah cukup memalukan baginya. Kini, perceraian mereka sudah berada di ambang mata, Sienna juga seharusnya tahu diri.

Ketika Jacob keluar dengan mengenakan setelan jas yang baru, dia tidak melihat sosok Sienna lagi di tempat itu.

Tiba-tiba, ada yang mengetuk pintu dari luar. Setelah membukakan pintu, ternyata seorang pelayan yang membawakan segelas kopi dingin sambil berkata, "Tuan Jacob, ini kopi Anda."

Jacob tidak berkata apa-apa, jadi pelayan itu hanya meletakkan nampannya dan langsung pergi.

Dia mengambil secarik kertas yang ditempelkan pada tempat yang mencolok.

[ Tuan Jacob, terima kasih atas bantuanmu kali ini. ]

Kertas itu ditinggalkan oleh Sienna, wanita itu bahkan tidak mencantumkan namanya sama sekali.

Jacob hanya mematung di tempat. Untuk kedua kalinya, dia merasa dicampakkan setelah dimanfaatkan. Selain itu, orang itu bahkan terkesan buru-buru ingin menghindari terlibat hubungan dengannya.

Yang lebih kebetulan lagi, kedua kali itu melibatkan wanita yang sama.

Selesai berpakaian, dia pergi ke area istirahat yang telah dipersiapkan oleh Bank Megah. Calvin juga sedang duduk di sana. Melihat Sienna tidak datang bersama Jacob, dia merasa heran.

Darwin berdiri dan bersalaman dengan Jacob sambil berkata dengan hormat, "Kemampuan golf Tuan Jacob sudah seperti pelatih saja. Hari ini, aku dapat kursus golf gratis."

Jacob membalas, "Pujian Pak Darwin terlalu berlebihan." Setelah membalas salamannya, Jacob duduk dengan perlahan.

Darwin menepuk-nepuk putranya sambil memperkenalkan, "Ini putraku, Calvin. Mohon bantuan Tuan Jacob kelak, ya."

Calvin beranjak maju. Aura pria di hadapannya ini benar-benar sangat mengintimidasi. Tanpa sadar, Calvin mengulurkan tangannya sambil bertanya, "Istri Tuan Jacob nggak ikut hadir?"

Jacob merasa heran dan bertanya, "Istri?"

"Bukannya tadi kalian masuk ke ruang istirahat bersama-sama?" Calvin menjadi makin bersemangat, dia menimpalkan, "Aku sangat mengagumi Nona Penny. Tak kusangka dia punya hubungan seperti itu dengan Tuan Jacob ...."

Menyadari "istri" yang dimaksud Calvin adalah Sienna, ekspresi Jacob sontak menjadi muram. Wajahnya yang dingin tampak makin kelam.

Meski wanita itu terus-menerus mengatakan tidak ingin terlibat dengannya, ternyata di balik semua ini dia punya maksud tersembunyi.

Jacob menyela ucapan Calvin dengan ekspresi dingin, "Dia bukan istriku."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status