Sekujur tubuh Sienna basah kuyup. Butiran air menetes dari rambut panjangnya. Telapak kakinya yang putih bersih menginjak lantai dengan kaku.Saking gugupnya, Sienna mengerutkan jari-jari kakinya yang bersih dan terawat itu.Jacob menatapnya dengan penuh makna. Dia menutup laptopnya dan mencibir, "Suami? Kamu tidak berniat menyembunyikan perasaanmu lagi, ya?"Melihat tatapan Jacob, Sienna menunduk untuk memeriksa dirinya. Dia menyadari bahwa lekuk tubuhnya tampak jelas di bawah cahaya lampu.Wajahnya yang pucat tiba-tiba menjadi merah padam. Dia buru-buru melarikan diri ke kamar mandi.Tidak tertarik melihat tipu muslihatnya, Jacob mengambil laptop dan dokumennya hendak keluar kamar. Pada saat ini, selembar foto yang terjepit dalam dokumen itu terjatuh ke lantai.Sebelum dia sempat mengambilnya, pintu kamar mandi terbuka kembali.Sienna tidak menemukan baju ganti, jadi dia hanya membungkus tubuhnya dengan handuk dan mengikat rambutnya ke atas. Nada bicara dan gerakannya juga jauh lebih
Sienna menyelipkan rambut ke belakang telinganya. Dengan tatapan berbinar, dia mengulurkan tangannya dan berkata dengan suara jelas, "Tuan Jacob, biar kuperkenalkan diriku sekali lagi. Namaku Penny, aku adalah seorang desainer interior. Foto yang Anda pegang di tangan Anda itu adalah vila yang pernah kudesain."Seketika, langkah kaki Jacob terhenti. Dia mengira dirinya salah dengar.Melihat Jacob tidak membalas salamnya, Sienna pun menarik kembali tangannya."Beberapa kali sebelumnya, aku ingin membahas hal ini dengan Tuan Jacob. Tapi, sepertinya Tuan Jacob tidak tertarik. Sekarang setelah melihat Tuan Jacob masih menyimpan karyaku ini, aku tidak tahu apakah Tuan Jacob telah berubah pikiran?"Sienna menambahkan lagi, "Kalau memang begitu, sepertinya aku punya kesempatan untuk memberi ganti rugi kepada Tuan Jacob."Baru pertama kali Jacob menghadapi situasi seperti ini dalam hidupnya.Desainer interior?Dia menunduk untuk melihat foto-foto di tangannya. Di sudut foto, memang tertera nam
Seketika, ruangan itu menjadi sunyi senyap. Bahkan, detak jam di dinding pun terdengar jelas.Untuk kedua kalinya, Jacob mencurigai pendengarannya bermasalah. Jadi, Sienna memanggilnya "sayang" karena salah mengenalinya?Di bawah cahaya lampu kristal yang menyelimuti wajahnya, Sienna kembali berkata, "Aku sudah lupa dengan kejadian malam itu. Tuan Jacob juga seharusnya sudah melupakannya. Maaf karena salah mengenalimu sebagai suamiku."Mereka sama-sama adalah orang dewasa. Apalagi, kejadian malam itu disebabkan karena ulah Susan. Jacob tidak perlu bertanggung jawab terhadap apa pun.Saat ini, pekerjaan adalah hal terpenting baginya. Tidak perlu memperpanjang masalah ini lagi."Kalau Tuan Jacob tertarik dengan desainku, silakan katakan saja permintaan Tuan."Sienna mengalihkan pembicaraan mereka ke masalah pekerjaan, seakan-akan kejadian malam itu tidak patut dibahas sama sekali.Jacob hanya terdiam. Saat berada di kamar mandi tadi, dia tidak sengaja melihat bekas memar yang masih belum
Sony yang sedang berdiri di belakang Jacob, awalnya mengira bahwa pria itu lupa dengan rapat tersebut. Dia ingin mengingatkan Jacob, tetapi setelah melihat wajah Sienna, dia menarik kata-katanya kembali.Apakah dia wanita semalam? Sebenarnya, apa hubungannya dengan Tuan Jacob?Ketika lift tiba, Sienna membuat gestur mempersilakan.Jacob juga tidak sungkan-sungkan kepadanya. Dia memerintahkan Sony untuk kembali ke kantor terlebih dahulu, lalu masuk ke dalam lift.Area sarapan di hotel berada di lobi lantai bawah. Pada saat ini, sudah banyak orang yang berada di dalamnya.Sienna dan Jacob sengaja memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela. Pelayan restoran segera mengantarkan segelas air lemon.Setelah meminum seteguk air lemon, rasa asam yang menyengat membuat rasa pusingnya jauh lebih berkurang.Dia bermaksud untuk sarapan terlebih dahulu sebelum pergi ke rumah sakit agar tidak pingsan di tengah jalan.Sambil meletakkan gelasnya, Sienna bertanya, "Tuan Jacob biasanya suka baca buku
Sienna yang awalnya sedang meminum air lemon, hampir tersedak mendengar ucapannya.Tentu saja dia tahu, tetapi mana mungkin dia jadi selingkuhan suaminya sendiri.Kemudian, Sienna mengambil tisu untuk menyeka sudut bibirnya dan berkata, "Tahu kok. Lalu, kenapa?"Ucapannya sangat santai, seolah-olah dia tidak peduli dengan pernikahan Jacob.Reaksinya yang santai ini membuat Jacob yang duduk di seberangnya mendongak dan meliriknya sekilas.Perkataan Tiana tidak memberikan efek apa pun terhadap Sienna.Lalu kenapa katanya? Kenapa apanya? Memangnya masih belum cukup jelas?Wanita ini benar-benar pandai menahan diri. Entah karena dia bermuka tebal atau dia merasa diistimewakan Jacob sehingga menjadi sombong?Meski merasa dongkol, Tiana berusaha untuk tidak terlalu gusar agar tidak kalah darinya.Dia melihat ke arah Jacob, raut wajahnya menjadi lembut seperti sebelumnya."Jacob, sudah 3 tahun kamu nggak pulang. Sepertinya kamu nggak tahu koki di restoran ini sudah berganti orang. Koki sekara
"Suamiku cuma ... programmer biasa."Dengan ekspresi datar, Sienna secara spontan mengatakan sebuah kebohongan, "Butuh usaha dari kedua belah pihak untuk mempertahankan sebuah pernikahan. Tidak mungkin aku membiarkannya bekerja keras sendirian."Dia menyodorkan secangkir kopi kepada Jacob dan berkata sambil tersenyum sopan, "Meskipun penghasilannya tidak banyak, dia sangat menjaga keluarga."Pernyataan tersebut mencerminkan gambaran suami ideal menurut imajinasinya. Jelas sekali, Jacob jauh berbeda dari gambarannya itu dalam segala hal."Bagaimana dengan Tuan Jacob? Wanita tadi bilang Tuan Jacob sudah menikah. Orang seperti apa istri Tuan Jacob itu?"Sienna hanya mencari topik untuk berbasa-basi agar bisa mendekatkan diri dengan klien.Bagaimanapun, orang ini bahkan tidak tahu nama atau wajah istrinya sama sekali. Jadi, Sienna juga tidak mengharapkan jawaban apa pun.Benar saja, Jacob hanya mengangkat alisnya perlahan dan menjawab dengan jujur, "Aku tidak tahu."Namun, wanita itu terus
"Suamiku sering lembur karena terlalu sibuk. Aku tidak ingin merepotkannya."Sienna memijat pelipisnya perlahan untuk mengurangi rasa pusingnya.Untuk menghindari kesalahpahaman dengan Jacob, dia langsung meraih pegangan tangga di sampingnya dan memberi isyarat, "Bukan masalah serius. Mobil Tuan Jacob diparkirkan di sana, biar aku antarkan."Jacob menurunkan pandangannya dengan perlahan. Jika dia sampai pingsan di kamar mandi semalam, bisa jadi akan membahayakan nyawanya. Dalam keadaan seperti ini saja dia masih bisa takut merepotkan suaminya.Entah dia terlalu bodoh, atau terlalu mencintai pasangannya.Tanpa disadari, Jacob teringat dengan berbagai kesalahpahaman terhadap wanita ini sebelumnya. Dengan perasaan bersalah, Jacob menawarkan, "Biar kuantar ke rumah sakit saja dulu."Sienna melangkah sambil memegang pegangan tangga, hampir saja dia tersungkur ke depan.Jacob dengan cepat menariknya kembali. "Penny?"Tubuh Sienna telah mencapai batas maksimalnya. Ketika mereka sedang makan d
Herman yang sedang memapah Sienna tampak terkejut mendengar ucapan Jacob.Sienna sudah menikah?Namun, dilihat dari ekspresi Jacob, dia tidak terlihat seperti sedang bercanda.Saat itu, ketika baru saja lulus berkuliah, Sienna langsung bekerja di studionya.Dalam 3 tahun ini, dia belum pernah melihat Sienna dekat dengan pria mana pun. Mana mungkin dia sudah menikah?Melihat keterkejutan di wajah Herman, Jacob mengangkat alisnya dan berkata, "Bawa dia berobat dulu."Herman mengangguk dan memapah Sienna dengan perlahan. Kemudian, kedua orang itu berjalan masuk ke lobi rumah sakit.Jacob juga tidak berlama-lama di sana. Bisa mengantarkannya sampai di sini saja sudah cukup menghargai hubungan kerja sama mereka kelak.Dalam perjalanan pulang ke kediaman Keluarga Yuwono, dia tiba-tiba mendapat panggilan dari Pak Darwo."Jacob, kamu sudah bertemu dengan Sienna? Gadis itu makin cantik saja ya?"Usai berbicara, Pak Darwo terbatuk sesaat dan napasnya menjadi tersengal-sengal. Bisa dilihat, penya
Sienna merasa seperti mimpi melihat kedua dokumen itu. Dia bahkan mundur dan tanpa sadar menoleh melirik Jacob.Kalimat Jero yang selanjutnya pun mencengangkan Sienna. "Kalau Ayah tahu dia bakal jadi kakek sebentar lagi, dia pasti bakal senang sekali. Anggap saja ini hadiah untuk cucunya. Kalau kamu masih menolak, kami nggak tahu harus gimana lagi."Saat berikutnya, terdengar suara Sienna. "Maaf, hadiah ini terlalu mahal."Jero menyunggingkan bibir, menyerahkan kedua dokumen itu ke tangan Sienna. "Kamu pegang saja. Kamu boleh tanda tangan kapan saja. Sekarang kamu pemimpin Keluarga Shankar. Kami bakal menuruti perkataanmu."Semalam Sienna masih memberi tahu Jacob bahwa dia tidak ingin melihat Arlo lagi. Siapa sangka, malah terjadi hal seperti ini.Sienna teringat bagaimana Arlo membuatnya menjadi bisu, menamparnya, dan mencekiknya. Dia tidak akan pernah memaafkan Arlo untuk selamanya.Jadi, Sienna meletakkan kedua dokumen itu di samping, lalu berujar dengan lirih, "Jacob, kita pulang s
Jero berbalik dan menatap Sienna yang terperangah. Sienna baru mengetahui identitasnya. Dia benar-benar tercengang sekarang. Tangannya yang menggenggam Jacob pun mengerat, sampai-sampai Jacob merasa agak sakit.Namun, Jacob tidak melontarkan sepatah kata pun. Dia hanya menjulurkan tangan mendekapkan Sienna ke pelukannya, lalu menepuk punggungnya.Pikiran Sienna sungguh kacau. Dunianya seolah-olah berputar 360 derajat. Sampai akhirnya, Jero berkata dengan suara serak, "Sienna, maaf, aku baru memberitahumu identitasmu sekarang."Sienna mundur selangkah, tanpa sadar menolak identitasnya ini. Ketika melihat tindakan ini, Jero hanya bisa tersenyum getir. "Ayo, panggil Ayah. Ayah langsung beruban dalam semalaman saat mengira kamu sudah mati. Kemudian, dia langsung nggak sadarkan diri gara-gara Lily."Sienna mematung di tempat, seolah-olah kakinya terpaku. Dia tidak bisa bergerak. Bagaimana bisa dirinya memanggil Omar ayah? Mereka bahkan tidak pernah berinteraksi.Namun, hati Sienna terasa sa
Arlo masih mempelajari hasil tes DNA itu dengan serius, seolah-olah tidak mengenal kata di atas. Dia mendengar semua ucapan Jero. Sangat menusuk telinga, tetapi Arlo tidak bisa membantah.Ini adalah hasil tes DNA yang diperoleh Jero dalam semalaman. Dia berjaga semalaman sehingga hasilnya tidak mungkin bisa dipalsukan. Sienna adalah putri kandung Keluarga Shankar, adik mereka.Tangan Arlo terkepal erat. Dia seperti ingin menghancurkan kertas itu. Matanya agak berkaca-kaca, pikirannya hampa.Jero menarik napas dalam-dalam dan berkata dengan suara yang makin serak, "Kalau kamu masih ingin membiarkan Lily bertindak semena-mena, aku nggak tahu harus bilang apa lagi. Ini karma kita. Kita jelas-jelas tahu Sienna dan Jacob pacaran, tapi masih membiarkan Lily merusak hubungan mereka.""Siapa sangka, Sienna barulah adik kandung kita. Kak, menurutmu ini karma buruk kita atau bukan?"Jero merasa sangat lucu. Sejak semalam, pertahanan mentalnya terus roboh. Semua yang mereka lakukan di ibu kota ad
Sienna tidak memedulikan Arlo. Sepasang matanya menatap Yuna lekat-lekat. Mirip sekali, hanya karakter mereka yang berbeda. Leslie tidak mungkin berbicara seperti ini padanya, apalagi menatapnya dengan tatapan penuh kebencian.Wajah Leslie selalu dipenuhi kelembutan saat menatap Sienna. Leslie sangat menyayanginya, seolah-olah ingin memberikan seluruh dunia kepadanya.Sienna sering kali membayangkan tatapan Leslie setelah Leslie tiada. Sosok Leslie yang memberinya kekuatan dan keberanian. Lantas, kenapa Nyonya Keluarga Shankar punya wajah yang persis dengan Leslie?Ketika melihat Sienna dan Jacob tidak menghiraukannya, Arlo pun tidak sungkan-sungkan lagi. "Pengawal, usir mereka keluar. Jero, kamu juga sama. Jangan buat keributan di sini."Jero akhirnya tidak tahan lagi. Dia mengambil vas bunga di samping dan membantingnya. Vas bunga pecah. Suasana seketika menjadi sunyi senyap."Kalian yang membuat onar di sini!" Jero bergegas melangkah ke hadapan Arlo, lalu meraih kerah bajunya."Arlo
Ancaman ini terdengar sangat serius. Arlo tidak berani ke mana-mana dan terpaksa menunggu di depan pintu.Beberapa menit kemudian, langit tiba-tiba mendung. Turun hujan deras. Suasana hati orang mudah terpengaruh oleh cuaca. Tatapan Arlo tertuju pada kejauhan. Dia melihat sebuah mobil mendekat secara perlahan.Setelah mobil berhenti, terlihat Jero turun dari mobil, lalu diikuti Jacob dan Sienna. Ketika melihat Sienna, Arlo naik pitam. "Ngapain kamu kemari? Kamu cari mati ya?"Sienna berdiri di sebelah Jacob. Jacob memayunginya dan merangkulnya dengan penuh cinta kasih. Sementara itu, Jero buru-buru menegur, "Kak! Tenang sedikit!"Jero khawatir Jacob membawa Sienna pergi.Arlo berkata dengan ekspresi dingin, "Jero, jelaskan tujuanmu. Ngapain kamu bawa dia kemari? Dia cuma akan mengotori rumah Keluarga Shankar!"Jero menarik napas dalam-dalam dan berujar, "Kita ke kamar Ayah dulu. Sekalipun kamu nggak bisa menerima, kamu tetap harus mendengarku bicara dengan Ayah."Arlo sungguh berang. D
Hanya saja, wanita ini tidak terlihat lembut seperti Yuna. Ekspresinya agak dingin saat tersenyum. Jaraknya dengan Omar pun sangat dekat.Omar menatap kamera dengan tatapan penuh kelembutan. Wanita itu tidak menggandeng tangan Omar. Tatapannya tenang dan jernih.Arlo seperti dikejutkan sesuatu. Dia mundur beberapa langkah. Sesudah berdiri dengan stabil, dia menghela napas lega.Tadi Arlo merasa sepasang mata itu sangat familier, seolah-olah baru melihatnya dalam waktu dekat ini. Namun, dia tidak bisa ingat di mana.Yuna seperti wanita yang dididik untuk menjadi ibu rumah tangga. Dia mendedikasikan diri untuk keluarganya. Namun, wanita di foto ini berbeda. Dia punya ambisi besar.Arlo melihat sekilas lagi, lalu mengembalikan foto itu ke tangan Omar. Hati Arlo diliputi kesedihan. Awalnya dia ingin pulang ke vila untuk menemani Lily, tetapi sekarang dia hanya ingin tidur di sini.Ketika bangun, ada lebih dari 30 panggilan tak terjawab. Semua dari Lily. Arlo bergegas menelepon. Terdengar t
"Kak, huhuhu .... Sudah jam 12 malam. Kenapa kamu belum pulang? Aku takut sekali. Kak, kamu nggak mau aku lagi ya?" Lily menangis di ujung telepon.Arlo memijat keningnya. "Aku lagi jagain Ayah. Aku pulang agak malam."Nada bicara Lily terdengar hati-hati. "Kak Jero ada bilang sesuatu nggak?"Maksud Lily adalah identitas Sienna. Jero dan Jacob datang untuk menolong Sienna. Apa mungkin mereka sudah tahu identitas Sienna? Jika tidak, kenapa reaksi Jero begitu berlebihan? Jika Arlo tahu, bukankah dirinya akan dicampakkan?"Nggak ada. Jangan pikir yang aneh-aneh.""Kak, kamu bakal berpihak padaku untuk selamanya, 'kan?"Arlo mengernyit, tidak tahu harus bagaimana bereaksi. "Lily, di antara kamu dan Sienna, aku tentu berada di pihakmu. Aku tahu kamu gagal melampiaskan amarahmu. Nggak apa-apa, pasti masih ada kesempatan lain kali."Lily masih merasa gelisah. "Ya sudah, aku percaya padamu, Kak."Setelah mengakhiri panggilan, Lily langsung menelepon pria itu. "Apa Jero dan Jacob sudah tahu ide
Ponsel Jero terus berdering. Pada akhirnya, ponselnya kehabisan baterai. Jelas, Jero lupa akan janjinya dengan Arlo. Dia terus duduk di ruang privat yang paling dekat dengan lantai tujuh.Ketika Jacob membuka pintu dan tersenyum, senyumannya itu hampir membutakan mata Jero.Bagaimanapun, Jero sedang memikirkan cara untuk mengungkapkan identitas kepada Sienna. Setelah melihat senyuman Jacob, Jero pun tahu Sienna setuju melahirkan anak itu."Nggak boleh!" Jero menggebrak meja dan menentang, "Umurnya belum sampai 25 tahun. Atas dasar apa dia harus melahirkan anak untukmu? Jacob, jangan keterlaluan! Kamu nggak kasih mahar, juga nggak adain pesta nikah.""Bahkan, kamu pernah mengusirnya. Sekarang kalian nggak punya akta nikah. Apalagi, kamu adalah buronan sekarang. Kamu malah menyuruhnya melahirkan anak untukmu? Kamu ini nggak punya tanggung jawab sekali."Jacob perlahan-lahan duduk di sebelah. "Kalau begitu, kamu kasih tahu Sienna saja kalau dia adalah putri Keluarga Shankar yang hilang. L
Setelah mobil berhenti di arena pertarungan bawah tanah, Jacob tetap menggendong Sienna sampai ke lantai tujuh. Dia yang meletakkan dagunya di bahu Jacob bisa merasakan aura yang muram dari Jacob.Setelah meletakkan Sienna di atas tempat tidur, Jacob pergi ke kamar mandi untuk mengisi bak mandi dengan air hangat. Namun, meskipun bak mandi sudah terisi penuh, dia tetap berjongkok di samping seolah-olah kehilangan kesadaran.Sienna melirik waktu karena merasa Jacob sudah terlalu lama di dalam kamar mandi. Saat masuk, dia melihat air di bak mandi sudah meluap.Pada saat itu, Jacob baru tersadar kembali, lalu segera bangkit dan mematikan keran air dengan canggung.Sienna yang berdiri di pintu kamar mandi berkata, "Kalau hamil, harus lebih hati-hati saat berendam. Malam ini aku nggak akan berendam."Tubuh Jacob langsung menjadi kaku dan membuang airnya. "Ya. Kalau begitu, kamu mau minum vitamin?"Sienna tidak berbicara dan keheningannya itu membuat Jacob merasa cemas. Namun, dia merasa tida