Beranda / Romansa / Suamiku Kuli Terhormat / Menjadi Karyawan Magang (2)

Share

Menjadi Karyawan Magang (2)

Penulis: El Nurien
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-30 18:55:36

“Siapa bilang dia melakukan kesalahan?”

“Aku ….” Kepala departemen tiba-tiba kehilangan suara akibat nada dingin Ahsin.

Gea menahan senyumnya. Baru kali ini ia mendengar suara Ahsin yang mematikan.

“Kau ikut aku!”

“Hah?” Spontan Gea mengangkat wajah. Begitu juga dengan lainnya. Wajah kepala departemen memerah.

“Ferry!”

“Baik, Tuan.”

Ahsin berjalan tanpa menoleh. Ferry mendekati Gea. “Nona Gea, ikuti kami.”

Gea kembali mengedarkan pandangannya. Kembali ia melihat aneka tatapan.

“Ferry … maaf, Asisten Ferry, apa aku melakukan kesalahan?” sandiwara Gea.

“Ikuti saja. Jangan membuat Pak presdir makin marah,” ketus kepala departemen.

Gea menatap Bella. Bella memberinya wajah kasihan. “Semangat!”

“Apa Pak presdir segalak itu?” tanya Gea dengan berbisik.

“Nona Gea,” ulang Ferry.

“Baiklah,” sahut Gea dengan menunduk dan berjalan ke belakang Ferry. Sambil berjalan ia menangkap aneka bisikan.

***

“Ahsin, apa yang kau lakukan?” cecar Gea begitu masuk ke kantor Ahsin.

Ahsin berdiri menya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku Kuli Terhormat    Menjadi Karyawan Magang (3)

    “Kenapa Virly yang mengantar kopi tadi?” tanya Ahsin dengan mata masih memerah. Gea merangkum kedua tangan Ahsin. “Dia yang mengambil duluan.”Ahsin menurunkan pandangannya ke kopi. Amarahnya mulai reda. Ia mengambil kopi menyesap pelan. Hangat mulai menjalari sel-sel di tubuhnya. “Gimana? Enak tidak?” tanya Gea dengan mata membulat. Ahsin menelan ludahnya. “Kau cobalah.”“Benar?”Ahsin mengangguk.Gea mengambil cangkir dengan kedua tangannya. Di balik cangkir ia mengintip Ahsin. “Dasar orang kaya aneh. Kemarin aku berjuang menyelamatkan More, kau malah kesal. Hari ini, hanya minum di cangkir yang sama membuat matamu tersenyum.”“Gimana?” tanya Ahsin. Gea menelan ludahnya. Ia baru menyadari, ternyata Ahsin memiliki mata yang indah. “Enak. Sangat enak. Kopi Buana memang tidak sembarang kopi,” sahutnya asal. “Kau mau yang lebih enak?” tawar Ahsin. “Apa masih ada yang lebih enak? Aku tadi sudah memilih kopi Italia. Sebutkan apa nama kopinya. Aku akan membuat satu lagi.”Ahsin be

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Suamiku Kuli Terhormat    Menjadi Asisten Pengganti

    Ferry merapatkan gerahamnya. Terima nasib buruk jika ia berani membalas bosnya. “Bagaimana pun aku banyak menyelidiki Nyonya. Sejujurnya aku juga mengaguminya. Tidak tahu kalau dia ternyata ….”“Keluar!”Ferry langsung menjauh sebelum sebuah dokumen melayang ke kepalanya. Namun, Ahsin kembali memanggil saat ia membuka pintu.“Hari ini kita ada jadwal apa?” tanya Ahsin sambil menatap pasrah kantung kertas yang baru saja dibawa Ferry.“Sepuluh menit lagi kita akan rapat. Jika selesai sebelum siang, saya akan pergi ke perusahaan Zurra,” jawab Ferry. Ahsin mengangguk. “Sebelum berangkat, minta Gea menggantikanmu selama mengurus Zurra.” “Mengerti, Bos.”***Blum. Beberapa dokumen setinggi depa dewasa tiba-tiba mendarat di meja Gea. “Fotokopi ini dan kirim ke meja saya!” “Gea, kamu baru hari ini masuk. Belum familiar, aku akan membantumu,” ucap Bella. “Sebaiknya kau urus pekerjaanmu sendiri, atau kirim surat pengunduran diri,” ancam Virly. Bella terpancing emosi, Gea menahannya. “B

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Suamiku Kuli Terhormat    Menjadi Asisten Pengganti (2)

    “Menyalahkan Ferry?”“Bukan begitu. Masa soal kaki saja harus dilaporkan kepadamu?”“Jika tidak begitu, aku tidak tahu Virly menindasmu.” Gea duduk ke sofa. “Iya, aku salah.”Ahsin mengeluarkan dua dessert dan tiga keripik kentang aneka rasa dari kantong kertas yang sejak tadi di atas meja. Dessert berwarna merah telah menggugah selera Gea.“Kapan kau beli ini?” tanya Gea dengan mata membesar. Ahsin mengangkat kakinya dan memijat tanpa menunggu persetujuan.“Dari tadi Ferry belikan. Kau saja yang main kabur.”“Memangnya siapa yang bikin aku kabur?”Gea ingin protes, tetapi segera menahan diri. Ia membuka mika dessert dan menyendoknya. Segar asam membuat lelah terasa ringan. Gea mundur sedikit dengan tangan masih memegang wadah dessert. “Begitu sukanya?” tanya Ahsin sambil mengurut kaki Gea. Gea tak menjawab. Ia kembali menyendok dan tiba-tiba memasukkan ke mulut Ahsin. Gea tertawa melihat raut wajah kesal Ahsin dan mulut yang belepotan.“Gea.”“Hmm ….” Gea kembali menyendok desse

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Suamiku Kuli Terhormat    Pertengkaran

    Tok tokGea menyembulkan wajahnya di balik pintu. "Gea? Kenapa tidak masuk?" Gea masih diam. Ahsin berdiri menyambutnya. “Jangan menggodaku.”Gea memperlihatkan dirinya. Ahsin sedikit terkejut dengan penampilan baru Gea. Ia memandangi Gea dari atas sampai bawah. “Gea, ada apa ini?”Gea belum berani mengangkat wajahnya. Kembali Ahsin memandangi Gea dari atas sampai bawah. Rambut Gea bagian depan yang memendek sampai telinga, lalu bagian belakang menjulur ke bahu. Dekat telinga kiri dan kanan berwarna putih. Wajah putihnya seakan tanpa polesan. Kali ini Gea mengenakan kaos biru malam ukuran besar, berpadu dengan celana panjang longgar berbahan kain. Terdapat kantung di kiri kanan bagian tengah celana itu. Lehernya mengenakan kalung putih bandul kecil persegi panjang, di punggung tersampir ransel. Ahsin menurunkan pandangannya, di pergelangan melingkar gelang biji-biji kecil dari kayu, sedang di jari masih bertengger cincin pemberiannya. “Gea, kau selalu membuat kejutan. Sekarang a

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Suamiku Kuli Terhormat    Pertengkaran (2)

    “Gea, kau memuji laki-laki lain di depanku?!”Gea tersentak. Wajah Ahsin yang memerah seketika membuat kakinya terasa tidak memiliki tenaga. “Bu … bukan begitu. Aku hanya ingin bilang betapa aku sangat berhutang jasa padanya dan ini kesempatanku bertemu dengannya dan memberikan pelayanan yang terbaik.”“Dengan menggunakan parfum itu? Dengan penampilan baru? Aku tidak melihat ini sebagai saudara?”Seketika emosi Gea melejit tinggi. Tungkai yang tadinya melemah entah bagaimana ia bisa mendapatkan energi.“Apa maksudmu? Kau mencurigaiku?”“Curiga? Ini hanya alarm seorang suami.”Gea tersenyum sinis. “Suami? Seharusnya kau memahami bagaimana perasaanku saat ini. Dia yang telah mengajariku sekian tahun.”“Oke. Anggap aku salah. Hapus parfummu jika ingin menemuinya.”Gea menghempaskan napasnya. “Ahsin, dari sini ke bandara berapa lama? Bagaimana aku bisa ke sana dengan baru keringat?”“Bukankah aku telah memberimu parfum yang lembut? Tidak menyeruak seperti ini.”“Oke. Parfum itu di ruma

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Suamiku Kuli Terhormat    Kecelakaan

    “Dani, kita mampir sebentar ke toko boneka di jalan Gatot,*” pinta Ahsin ketika melihat seorang anak kecil memegang sebuah boneka berjalan bersama ibunya. Ia teringat saat bersepeda dengan Gea. Kayuhan Gea terhenti di depan sebuah toko boneka. Ahsin ikut berhenti. “Kau tau, sengaja aku mengajakmu jalan-jalan untuk mengenang masa lalu. Dulu aku takut mengingat masa lalu, karena seindah apapun yang tersisa hanyalah luka.”“Sekarang?” Gea menoleh pada Ahsin sambil tersenyum. “Sekarang ada kamu. Sepahit apapun masa lalu, ada obat di sampingku.”Ahsin menahan senyumnya. “Ooo, sudah bisa menggombal.”“Eh apaan. Aku sampaikan fakta dibilang menggombal. Dasar,” sahut Gea sambil memalingkan wajah, menatap boneka. Ahsin mengikuti pandangan Gea.“Lalu, ada apa boneka itu?”“Ibu pernah membelikanku boneka sebesar ini sebagai hadiah ulang tahun. Setelah ibu meninggal dirampas Sinta. Aku bersikukuh mempertahankan boneka itu, tapi malah dipukuli ayah dengan dalih pendidikan.”Hanya beberapa menit

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Suamiku Kuli Terhormat    Kecelakaan (2)

    “Tuan Mirja?”“Iya.”“Erwin, kau pakai headseat kan?”“Iya. Aku akan memberi kabar buruk. Jangan kaget. Jangan sampai Tuan besar dan lainnya tahu. Siapkan dirimu.”Erwin menghela napas. “Baik.”“Tuan Muda kecelakaan.”Erwin tersentak, beruntungnya ia dapat menekan sikapnya. “Ingat, jangan sampai Tuan Besar, Tuan Mirja juga lainnya tahu. Dan berhati-hatilah. Mungkin saja musuh sudah mengintai, atau mungkin sudah di dalam. Kau mengerti?”“Aku mengerti.”Panggilan terputus. “Siapa, Erwin?”“Asisten Ferry menanyakan Tuan.”“Asisten Ferry sangat peduli pada Ayah?” pancing Mirja. “Mungkin Ahsin yang menyuruhnya,” sahut kakek singkat.“Aku sudah lama tidak melihat Ahsin. Pasti banyak perubahan pada anak itu,” sambung Tuan Mirja.“Anak itu semakin sibuk. Apalagi perusahaan pribadinya juga semakin naik daun.”“Tak kusangka, keponakanku semakin hebat.”Lewat kaca spion, Erwin mengintip wajah Tuan Mirza dan kakek.*** Charles bergegas ketika melihat Siro yang memperban tangan Gea. “Gea, kau

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Suamiku Kuli Terhormat    Cemas

    Gea menghamburkan diri ke pelukan Charles. “Charles, kenapa kita baru bertemu?”Charles tertawa kecil. “Karena baru sekarang aku dipercaya menjadi iparnya”“Kak Bei, pemandangan apa kita lihat sekarang?"Pelukan Gea terlepas. Sinta dan Bei menatap mereka dengan tatapan jijik.“Kak Gea, kemarin kakek kaya, sekarang bule dari mana? Sampai kapan kau membiayai suami kulimu itu?” ejek Sinta.“Gea, mereka …?” tanya Charles dengan bahasa Inggris dengan aksen Australia.“Orang tak penting,” sahut Gea juga dengan bahasa yang sama. “Oh.”Sinta memandangi Charles yang berambut sebahu dikuncir, mengenakan jas coklat berpadu kaos putih di dalam, kontras dengan celana jeans berlubang-lubang. Pandangannya beralih pada Gea yang mengenakan kaos dan celana longgar, dengan rambut dipotong setelinga, di belakang dibiarkan menjuntai sampai ke bahu. “Tak peduli kau terpengaruh dengan gayanya atau tidak, setidaknya jaga muka di pesta ini,” tambah Sinta. “Jaga muka?” tanya Gea.“Penampilanmu ….”“Ooh.” G

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30

Bab terbaru

  • Suamiku Kuli Terhormat    Cinta

    “Gea!” Ahsin memegang bahu Gea. “Tenangkan dirimu.”“Bagaimana bisa tenang, Paman begini karena aku,” sahut Gea panik. “Gea, dengarkan aku.” Ahsin mengguncang bahu Gea. Seketika Gea terdiam. “Jangan menyalahkan diri. Paman melakukannya dengan senang hati. Kau juga lihat ‘kan senyumnya kemarin?”“Tapi ….”Ahsin mengusap wajah istrinya yang basah. “Selain itu, ternyata Paman mempunyai kanker paru-paru, jadi tusukan itu memparah kesehatannya yang buruk.”Gea menggenggam tangan Ahsin. “Kita ke sana ya. Aku ingin mengucapkan terima kasih padanya.”“Paman belum sadar.”“Dia pasti dengar. Seperti kau bilang kemarin, kau mendengarnya hanya saja tidak bisa memberi respon.”Ahsin menghela napasnya. Ia merapikan rambut Gea. “Kau tidak menanyakan keadaanku? Kau tidak lihat, aku juga mengenakan gelang pasien?” Gea tergagap. Ia baru menyadari gelang yang dikenakan Ahsin. “Bukankah kau kelihatan baik-baik saja sekarang?” kilahnya.“Setidaknya kau bertanya perasaanku?” protes Ahsin dengan memasang

  • Suamiku Kuli Terhormat    Pengorbanan Paman

    Ahsin sudah merasakan separuh nyawanya melayang. Ia tidak akan pernah rela Gea terluka untuknya. Namun, sepersekian detik ia dikejutkan fakta lain. “Paman?” seru Ahsin. Gea berbalik. Matanya membesar begitu melihat pisau yang dipegang Noura itu berada di badan Tuan Mirja.Noura tersentak. Pisau di tangannya terlepas. Badannya mendadak gemetaran. Ia sulit mempercayai penglihatannya. Bagaimana Tuan Mirja tiba-tiba menghalanginya? Melihat Noura yang syok, Ferry tidak membuang kesempatan itu. Ia berhasil meringkus Noura, sedang bodyguard lain menangkap anak buah Noura. Ferry menyerahkan Noura ke bodyguard lain. Ia segera menelpon ambulan.Ahsin menyambut tubuh Tuan Mirja yang hampir menyentuh tanah. “Kenapa Paman lakukan ini?” sesal Gea. Air matanya mendadak tumpah ruah. Tuan Mirja menyentuh pipi gigi dengan tangannya yang berlumuran darah. Ia menyunggingkan senyum. “Jangan menangis. Paman bahagia bisa melakukan ini. Keinginan Paman untuk menyelamatkan ibumu akhirnya tertunaikan hari

  • Suamiku Kuli Terhormat    Obsesi

    Gea tertawa. “Sekarang kau mengakui kehebatan seseorang yang hanya bisa belajar dengan otodidak?” ejek Gea lemas.Noura tersentil, tapi bukan waktunya memikirkan harga diri. Sudah berapa lama High tidak bisa diakses dan entah berapa milyar kerugian yang ia alami.Pria besar itu menyeret Gea dan mendudukkan ke kursi yang berhadapan dengan laptop. Noura mengambil pisaunya dan menodongkan ke leher. “Bersihkan.”“Kau pikir aku sebodoh itu? Kau akan membunuhku begitu Highmu kembali.”Plak. Sebuah tamparan mendarat ke pipi Gea. “Jangan keras kepala. Jika tidak, kau akan memohon kematian kepadaku.” Peuh. Gea menyemburkan ludahnya yang merah ke muka Noura, kemudian ia memasang wajah ejek. Plak. “Cepat lakukan!” teriak Noura. Ia semakin kesulitan mengendalikan emosinya. Kalau saja bukan karena ingat kerugian dan tuntutan yang akan dialaminya, ia tidak akan sesabar ini. “Begitu cara meminta. Noura, sekarang kau yang membutuhkanku.”Noura mengerjap. Terlihat kebimbangan di matanya. Gea teru

  • Suamiku Kuli Terhormat    Pemilik High

    Tuan Mirja beralih pada dokter Austin. “Seberapa buruk, dokter?”“Seharusnya tidak apa, selama emosinya tidak dirangsang dan energinya tidak dikuras.”Mendadak Tuan Mirja jadi panik. “Dalam situasi ini bagaimana dia bisa tenang?” tukas Tuan Mirja. “Maafkan saya,” jawab dokter Austin. Tuan Mirja beralih pada Erwin. “Erwin, aku harus pergi. Tolong jaga Tuan Besar. Langsung saja telepon jika ada kabar.”Erwin mengangguk. Tuan Mirja berlalu, tetapi baru beberapa langkah ia berhenti. “Dokter, bisakah saya meminta waktu tinggal di sini sementara. Saya tidak bisa membayangkan kondisi ayah jika keduanya kenapa-napa.”“Saya mengerti. Pergilah.”“Terima kasih.” Tuan Mirja segera bergegas keluar. ***“Presdir, kemana saja? High diserang. Kami kewalahan.”Dengan gugup Noura membuka aplikasi lewat ponselnya. Benar saja, aplikasi tidak bisa diakses. Parahnya tampilan depan memperlihatkan tengkorak warna merah dengan dua tulang yang disilang. Ponselnya kembali berdering. Kali ini dari kepala bag

  • Suamiku Kuli Terhormat    Aku Tak Sebodoh Itu

    “Kau juga tahu itu?” Gea tersengal. Matanya memerah. Selain kesulitan bernapas, ia merasakan matanya nyaris keluar akibat urat lehernya yang dicekik. Tubuhnya bergerak-gerak ingin melakukan perlawanan, tapi apa yang dapat dilakukannya dengan tangan terikat.Noura melepas cekikannya. Napas Gea memburu. Berkali-kali ia batuk. "Aku tidak tahu siapa dia saat itu. Aku kira dia hanya seorang kuli,” ucapnya dengan napas masih tersengal.“Kuli?” Noura tergelak. "Kau pandai berbohong. Kenapa tidak menulis skenario saja? Mana ada orang ngajak nikah seorang kuli? Munafik!”Plak. Sebuah tamparan mendarat di pipi Gea. Seketika pipi putih itu menjadi memerah. Gea tersenyum sinis. “Aku munafik, lalu kau? Kau pura-pura bersikap manis, padahal di belakang menyerang perusahaannya. Merusak rem mobilnya. Ah, aku masih ingat kau memanggilnya Kak Ahsin.” Gea meniru nada Noura di ujung kalimatnya. Amarah Noura memuncak. Ia mendorong dengan segenap tenaga sehingga Gea terlempar dengan kursi. Gea meringis.

  • Suamiku Kuli Terhormat    Cinta Ditolak, Hacker Bertindak

    “Bagaimana orang asing bisa masuk ke komplek ini?” gumam Ferry. Ahsin hanya bisa terdiam. Selama ini ia hanya curiga kepada pamannya hingga tak terpikirkan ada kemungkinan lain. “Ya.” Ahsin menoleh ke arah Ferry. “Bos, mobil yang dideskripsikan Tuan Muda ternyata kosong.”Ahsin dan Ferry tersentak. Sesaat mereka saling tatap. “Kalian di mana?” tanya Ferry. “Kami di luar kota arah timur.”“Kita dikecohkan,” gumam Ahsin sambil menggenggam kepalan tangannya. “Terus lakukan pencarian!”“Baik, Tuan Muda,” sahut seorang pria lewat telepon itu. Dokter Austin menatap cemas. Tuan Mirja bergabung bersama mereka. “Kau sudah menemukan mereka?”Ahsin menggeleng. “Ferry, hubungi Ricky!”“Baik, Bos.” Ferry langsung menekan nama Ricky dan mengaktifkan speaker ponselnya.“Hallo, Kak Ferry!”“Ricky, Tuan Muda mau bicara.”“Ricky, Gea diculik.”“APA?” pekik Ricky. “Kami kesulitan mencarinya. Dia tidak membawa ponsel juga bros yang kau berikan. Aku tidak tahu bagaimana kalian bisa melakukannya ta

  • Suamiku Kuli Terhormat    Penculikan

    “Eh, sadarkah kau beberapa hal yang dilakukan ibumu untukmu? Dari sini kita melihat ibumu sangat mencintaimu meski dia mengambil keputusan yang merugikannya.”“Di antaranya?”“Dia memberimu Gea Mas'udi. Dulu aku sempat bertanya-tanya mengapa nama belakangmu Mas'ud? Nama keluarga dari ibumu, bukan ayahmu. Dalam Islam itu tidak dibolehkan. Seorang anak harus mengikuti ayahnya.” Satu lagi pemahaman baru yang ia dapatkan. Mendadak kepalanya menjadi kusut. Ia memilih merebahkan kepala ke pangkuan Ahsin. Spontan Ahsin merapikan rambutnya. “Ternyata itu nama asli, bukan sematan. Nama yang tak bisa dihilangkan, seperti kebiasaan banyak orang ketika menikah berpindah ke nama suami. Mas'ud bukan nama belakang, tapi memang bagian dari namamu. Sehingga kemana pun kamu pergi Mas'ud ada dalam namamu. Dari situ, dapat kita pahami, ibumu ingin mengenalkan pada orang bahwa kamu putri Mas'ud. Meski disematkan nama ayahmu, orang-orang akan bisa mengenalimu bagian dari Mas'ud.”“Otakku makin kusut,” sun

  • Suamiku Kuli Terhormat    Misteri Yang Terpecahkan

    “Ahsin, Gea, kalian ada di sini?” tanya Tuan Mirja begitu sampai ke ruang tengah. “Iya, Paman,” sahut Ahsin canggung. “Kenapa Ayah memanggilku?” tanya Tuan Mirja sambil duduk di sofa yang bersisian dengan Kakek. “Ayah tidak apa-apa, kan?” Kakek menggeleng. Ia menunjuk giok di atas meja itu dengan dagu. Melihat itu, seketika Tuan Mirja berubah raut mukanya. Gea yang sejak tadi memperhatikan Tuan Mirja dapat melihat ada luka yang sangat dalam wajah itu. “Paman, maaf. Saya baru menemukan giok ini di perbendaharaan ibu. Saya baru tahu kalau giok ini milik keluarga Buana. Paman, maaf, izinkan saya minta Paman menceritakannya kenapa giok ini ada di tangan ibu?” ucap Gea hati-hati.Tuan Mirja mengambil giok itu dengan raut sedih. Terlihat sebutir cairan bening menetes di pipi. “Kakek pasti sudah cerita pada kalian hubungan Paman dengan ibumu.”Gea mengangguk. Tuan Mirja menghela napas beratnya. Baru kali ini, Ahsin merasa iba dengan pamannya. “Aku sangat mencintai ibumu, bahkan aku tak

  • Suamiku Kuli Terhormat    Masa Lalu Tuan Mirja

    “Pamanmu berubah setelah seorang gadis yang bernama Atmiati Mas’ud bekerja di Buana. Sejak itu semuanya telah berubah.”Ahsin dan Gea saling tatap. Gea menahan napasnya. Meski ingatannya samar, Gea percaya ibunya orang baik. Namun, kenapa ibunya menjadi penyebab kekacauan yang dibuat Tuan Mirja? Ia berpikir, mungkinkah dulu ayahnya Ahsin dan Tuan Mirja memperebutkan ibunya?“Maksud Kakek gimana?” tanya Gea cemas. Ia merasakan jelas tangannya kini menjadi dingin. Beruntungnya, Ahsin masih menggenggam tangannya. Setidaknya kehangatan itu dapat membuatnya sedikit lebih tenang. Namun, kemungkinan lain yang kembali membuatnya cemas. Ia takut ibunya mempunyai masa lalu yang membuat dirinya dibenci. “Mirja dan ibumu sempat menjadi sepasang kekasih.”Ahsin dan Gea tersentak, kemudian keduanya saling tatap. “Ibumu sebenarnya karyawan potensial di perusahaan. Kakek juga menyukai kepribadiannya. Sayangnya, Mirja saat itu telah ditunangkan sejak kecil demi memperkuat hubungan dua keluarga, terl

DMCA.com Protection Status