Share

Menjadi Karyawan Magang (3)

“Kenapa Virly yang mengantar kopi tadi?” tanya Ahsin dengan mata masih memerah.

Gea merangkum kedua tangan Ahsin. “Dia yang mengambil duluan.”

Ahsin menurunkan pandangannya ke kopi. Amarahnya mulai reda. Ia mengambil kopi menyesap pelan. Hangat mulai menjalari sel-sel di tubuhnya.

“Gimana? Enak tidak?” tanya Gea dengan mata membulat.

Ahsin menelan ludahnya.

“Kau cobalah.”

“Benar?”

Ahsin mengangguk.

Gea mengambil cangkir dengan kedua tangannya. Di balik cangkir ia mengintip Ahsin.

“Dasar orang kaya aneh. Kemarin aku berjuang menyelamatkan More, kau malah kesal. Hari ini, hanya minum di cangkir yang sama membuat matamu tersenyum.”

“Gimana?” tanya Ahsin.

Gea menelan ludahnya. Ia baru menyadari, ternyata Ahsin memiliki mata yang indah.

“Enak. Sangat enak. Kopi Buana memang tidak sembarang kopi,” sahutnya asal.

“Kau mau yang lebih enak?” tawar Ahsin.

“Apa masih ada yang lebih enak? Aku tadi sudah memilih kopi Italia. Sebutkan apa nama kopinya. Aku akan membuat satu lagi.”

Ahsin be
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status