Beranda / Urban / Suamiku Jadul / Cinta Dan Gengsi

Share

Cinta Dan Gengsi

Penulis: Bintang Kejora
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-18 09:45:00

Betul juga kata orang tua, seseorang bisa kalah dengan egonya sendiri. Itu terjadi padaku, karena tak rela Bang Torkis sama Naomi, aku mau nikah saat itu juga, akan tetapi ternyata aku dikerjai. Orang tuaku sepertinya terlibat. 

Aku kembali masuk kamar, tak jadi kutanyakan pada Pak Parlin, sampai di kamar aku munyun. 

“Kenapa, Dek Yu?” tanya Bang Torkis. 

“Aku dikerjai, Bang,” 

“Siapa yang ngerjai, bilang sama Abang biar Abang balas,” kata Bang Torkis. 

“Abang gak akan berani,”

“Berani, Dek, selama orang itu masih makan nasi, Abang gak takut,” kata Bang Torkis. 

“Yakin, Bang,”

“Yakin sekali, Dek, adek tau gak, pernah datang preman ke kebun, dia sangat ditakuti orang, konon dia kebal senjata tajam, pas datang ke kebun kita nakuti karyawan m

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Juan da
maksudnya lanjut lagi dong kk
goodnovel comment avatar
Juan da
hahaha. lanjut lagi song kk
goodnovel comment avatar
Neng Linda
novel ini keren bgt... isinya lucuuuu.. menghibur tp banyak pelajaran dr bacaan ini..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku Jadul   Bulan Madu

    Pesta kami akhirnya digelar juga, tamu undangan sangat banyak, karena ini pesta dua keluarga mempelai, tamu Pak Parlin banyak yang datang. Papan bunga berjejer sampai jauh. Tak disangka Pak Parlin yang orang desa ini punya banyak teman di kota. Bahkan ada beberapa perwira polisi yang kirim papan bunga.Ketika pesta berlangsung, ada yang panggil Pak Parlin naik ke pentas.“Saya berharap Coboy Padang Lawas bersedia menyumbangkan suara emasnya, saya rindu Ungut-ungut,” kata pria di atas panggung tersebut, entah siapa dia aku tidak mengenalnya. Akan tetapi setelah itu Pak Parlin naik ke panggung, dia minta seruling dan memainkan seruling tersebut.“Saya akan menyanyikan lagi nasehat perkawinan, mohon maaf ini lagu daerah, jadi mohon maaf yang tidak mengerti,” kata Pak Parlin seraya memainkan seruling tersebut. Duhai, suaranya menyayat hati, aku tak mengerti lagu itu, akan tetapi nada

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-19
  • Suamiku Jadul   Torkis Oh Torkis

    “Bang, bisa minta tolong,” kataku pada Bang Torkis, saat itu kami lagi tiduran di kamar.“Apa itu, Dek Yu?”“Itu Kak Yanti, kasihan Bang Bayu, bisa gak buat Kak Yanti pulang?” kataku seraya mempermainkan kancing bajunya.“Gak bisa, Dek, kata Pak Parlindungan hanya bisa yang berhubungan dengan kita,”“Maksudnya, Bang?”“Misalnya kau yang lari, Dek, baru bisa kubuat pulang, kalau istri orang gak bisa,”“Oh, gitu, berarti aku gak bisa lari ini ya, Bang,”“Iyalah, hehehe,”“Kasihan Bang Bayu, Bang,”“Justru lebih kasihan jika Kak Yanti kembali, dia akan menderita punya istri seperti Kak Yanti, malah lebih bagus Kak Yanti gak usah datang, ini karena baru itu, lama-lama Bang Bayu

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-20
  • Suamiku Jadul   Masa Lalu Bang Torkis

    “Apakah tak ada toilet di sini, Bang?” tanyaku lagi.“Adanya cuma di rumah Pak Parlin,”“Waduh, sudah jauh,”“Ya, iya, Dek, buang air di situ saja, aku yang jaga,” kata Bang Torkis.Tak ada pilihan lain lagi, rumah Pak Parlin jauh, sementara aku sudah kebelet, akhirnya aku turun ke sungai kecil tersebut. Ini untuk pertama kali dalam hidupku aku buang air di tempat seperti ini.Setelah selesai, ketika aku hendak memakai celana, aku melihat ada yang nempel di kakiku, coba kupegang ternyata licin.“Itu lintah, Dek,” kata Bang Torkis.Mendengar kata lintah seketika aku takut, reflek aku melompat ke gendongan Bang Torkis. Suamiku ini pun menyingkirkan lintah kecil tersebut dari kakiku. Kebetulan pula lewat dua orang ibu-ibu, mereka membawa kayu bakar.“Astagfirullah, dari segitu banyak tempat, kalian pilih di sini,” kata Ibu t

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-21
  • Suamiku Jadul   Bang Torkis Bukan Bang Parlin

    “Siapa Azizah, Bang?” tanyaku pada Bang Torkis, saat itu kami lagi berduaan di kamar. Bu Nia memberikan kamarnya satu untuk kami, karena aku tak mau tinggal di gubuk yang berada di tengah kebun sawit.“Hanya masa lalu, Dek?” jawab Bang Torkis.“Kenapa gak pernah cerita, Abang bilang gak pernah punya pacar,”“Dia bukan pacarku, Dek, tapi teman, ceritanya panjang,”“Coba ceritakan, Bang,” kataku seraya duduk bersila.Bang Torkis menarik nafas panjang, lalu ....“Dia anak tukang emas itu, Dek, setiap bulan aku menabung dengan beli emas karena itu kami sering jumpa, dia membantu orang tuanya.”“Terus pacaran gitu?”“Tidakkah, Dek, dia dijodohkan orang tuanya dengan seorang Tentara yang masih sepupunya, dia gak mau, akan tetapi terus dipaksa,’“Lalu lari sama Abang gitu,” potongku lagi.&ldq

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-22
  • Suamiku Jadul   Mencintai Dalam Diam (PoV Rara)

    Rara, Mencintai Bukan Berarti Memiliki.Aku masih berumur delapan tahun ketika Bapak membawa kami ke daerah terpencil. Jauh di pelosok Sumatra Utara. Bapak yang seorang dokter memilih mengabdi di desa, jadi satu-satunya dokter di salah satu puskesmas yang baru berdiri. Konon bapak dokter pertama yang bertugas di kecamatan tersebut.Aku punya dua Ibu, Ibu kandung dan Ibu sambung, Ibu dan bapak bercerai, kemudian sama-sama menikah lagi. Aku masih ingat perkataan Ibu kandung ketika mereka bercerai.“Seumur hidup itu terlalu lama, Rara, Ibu tidak akan sanggup sampai seumur hidup,” begitu kata Ibuku.Saat itu aku bimbang harus memilih ikut siapa, jika kupilih ikut Ibu, ada Ayah sambung, jika kupilih ikut ayah, ada Ibu sambung.“Masih juga seperti itu, sibuk memikirkan orang sampai lupa pada keluarga sendiri,” itu perkataan Ibu kand

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-23
  • Suamiku Jadul   Mencintai Bukan Berarti Memiliki

    Rara, Mencintai Tak Harus Memiliki.“Aku larang dia kerena aku sayang sama dia, biarpun dia anak tiriku, tapi aku peduli, tidak seperti Papa yang hanya peduli sama orang,” terdengar Ibu sambungku bicara dengan keras.Mungkin bapak memang terlalu baik, bahkan rela mengabdi di desa terpencil seperti ini. Bapak bahkan pernah mencari-cari orang untuk dibantu modal usaha. Aneh memang orang tuaku ini.“Ma, kita sudah sepakat, tolong jangan singgung ke sana lagi. Kalau tidak tahan silakan pergi, aku sudah begini adanya,” kata bapak.“Oh, gitu ya, pantas saja papa ditinggalkan,” kata Ibu sambungku.Pertengkaran kedua orang tuaku terus lanjut, mereka saling adu argumen, Ibu tetap tidak setuju aku berteman dengan anak-anak desa, kata Ibu demi kebaika

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-24
  • Suamiku Jadul    Rara, Mencintai Secara Rahasia

    Part 3Tamat SD, aku sudah mulai remaja, tanda-tanda kedewasaan mulai muncul. Aku sekolah di salah satu SMP negeri di kecamatan kami. Bang Pain tetap mondok di pesantren, pulangnya hanya sebulan sekali.Saat itu bulan Ramadhan, Bang Pain libur, aku juga libur sekolah. Biarpun sudah mulai dewasa, hobbyku tak pernah berubah. Masih suka nonton film India.Abangnya Bang Pain ada dua, adiknya satu, Bang Nyatan yang paling besar, baru Bang Parta, terus Bang Pain, lalu yang paling kecil sebayaku, namanya Dame. Makin lama aku makin akrab dengan keluarga itu. Kata Wak Domu-ayahnya Bang Pain, aku adalah anaknya. Dia bahkan menamaiku dengan nama orang Batak.Siang itu di bulan Ramadhan, rumah Bang Parlin ada keributan. Ibunya Bang Parlin memang terbiasa bicara keras, dari bicaranya aku dapat informasi, padi mereka hilang satu goni besar.Aku mendekat untuk menguping,

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-25
  • Suamiku Jadul    Rara, Korban Perasaan

    Part 4.Bapak dapat lahan untuk ditanami sawit, Bang Pain jadi pekerjanya, padahal saat itu Bang Pain masih enam belas tahun. Terlalu muda untuk bekerja tetap. Akan tetapi menurut Bapak, Bang Pain itu istimewa, tidak seperti orang kebanyakan.“Sibuk ngurus anak orang saja, bikin anak tidak mampu.” Begitu kata Ibu sambungku ketika kami sudah pulang.Aku paham maksudnya, Ibu memang ingin sekali punya anak sendiri, akan tetapi tidak pernah bisa hamil, mereka sudah berobat ke sana ke mari.Memang sulit diterima akal sehat dengan sifat bapak, dia seperti mewakafkan dirinya untuk membantu orang. Tiap tahun rutin memberikan zakat pada satu orang, entah sudah berapa orang yang bapak bantu.Jika hari libur, kami sering mengunjungi Bang Pain, melihat kebun tersebut. Bang Pain menepati janjinya, dia kini sudah berambut gobel. Badannya makin kekar, makin m

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-26

Bab terbaru

  • Suamiku Jadul   Diperebutkan Tiga Lelaki Tampan

    PoV NiaAku tak bisa menahan tawa saat tak sengaja mendengar Butet ditembak Sandy, aku justru jadi teringat saat-saat seusia Butet. Bedanya dulu, aku klepek-klepek, sementara Butet tetap pada pendiriannya tidak pacaran. Aku harus bersyukur punya anak gadis seperti ini.Umar lagi, dia menggunakan orang tua angkatnya yang Kapolres itu untuk menunang Butet. Bang Parlindungan bisa menolaknya dengan tegas. Ada apa ini, dalam dua hari, Butet dua kali ditembak langsung."Mak, gara-gara mamak calon wakil bupati, hidupku juga berubah," kata Butet di suatu siang. Saat itu kami lagi makan siang bersama di kantor desa."Kok gitu, Tet?""Gitulah, Mak, tiba-tiba banyak penjilat, bahkan guruku tiba-tiba baik, aku seperti diistimewakan, bahkan ada guru yang bilang, belum pernah ada anak pejabat yang sekolah di situ, dia berharap mamak menang supaya ada anak pejabat sekolah di situ," kata Butet."Ini baik atau buruk, Tet,?" "Entahlah, Mak, baiknya , gak ada yang berani bully aku, Mak, buruknya, banya

  • Suamiku Jadul   Musim Kawin

    PoV ButetKulirik Bang Sandy, dia menunduk sambil mempermainkan kancing bajunya. Dia sepertinya tak berani mengangkat wajah, atau dia sudah patah hati lagi. Harus kuakui perjuangannya, akan tetapi sudah komitmen pada diri sendiri, tidak akan pacaran."Terbuat dari apa hatimu, Butet? aku sungguh-sungguh mengatakan cinta, Kamu malah bilang itu kabar buruk, Ya, Allah, kuatkan hambamu ini," kata Bang Sandy. "Maaf, Bang, kenapa tiba-tiba ngomong cinta? kan sudah kubilang aku tidak pacaran,""Makin lama kupendam, hatiku justru makin tersiksa, Butet, terus makin lama sepertinya akan lebih sulit untuk mengatakan cinta.""Hmmm,""Panah cintaku sudah kutembakkan dari busurnya, langsung mengarah ke jantung hatimu, akan tetapi kamu mematahkannya, tidak apa-apa Butet, setidaknya aku lega, akhirnya panah cinta bisa kutembakkan, sudah lelah memegangnya selama ini," kata Sandy."Abang ngomong apa, sih?" tanyaku."Butet, tolonglah jangan permainkan hatiku, jika kamu menolak, walaupun kecewa, kuterima

  • Suamiku Jadul   Kabar Buruk?

    PoV ButetSemenjak mamak resmi' jadi bakal calon wakil bupati. Aku justru jadi terkenal, bahkan guru sekolah pun tiba-tiba baik sekali. Seperti saat itu, aku terlambat masuk kelas karena lagi makan bakso. Ini salah tukang baksos itu, pesananku lama datang. Pas datang lonceng tanda masuk kelas sudah berbunyi. Sayanglah baksoku, akhirnya kumakan juga, biarlah terlambat sekali ini.Guru yang satu ini terkenal galak, mengajar bidang studi Bahasa Inggris, akan tetapi saat aku masuk kelas, beliau tidak marah. Justru tersenyum melihatku."Silahkan duduk, Tet," kata ibu tersebut. Tentu saja aku heran.Saat pulang dari sekolah, ibu guru itu malah menawarkan tumpangan untuk pulang. Karena memang ayah gak bisa datang menjemput, aku mau saja, langsung naik motor matic ibu tersebut."Jika makmu jadi wakil bupati, jangan lupa sama ibu ya," kata ibu tersebut saat aku turun di kantor desa."Iya, Bu," jawabku. Ternyata ada mau ibu ini, aku jadi membayangkan kelak jika mamak jadi pejabat akan ban

  • Suamiku Jadul   Ucok Selalu Bersalah?

    PoV UcokMamak akhirnya datang melihatku, aku sangat senang sekali, rindu ini akhirnya bisa terobati. Bang Torkis juga ikut, dia jadi pembelaku saat mamak lagi-lagi menyalahkanku. Pesan Ayah jika untuk gaya hidup, anggap saja ayahmu paling miskin' benar-benar kuterapkan, mulai motor sampai bangun rumah bertingkat pun aku tidak meminta sama orang tua. Harus kubuktikan pada dunia, aku bisa mandiri.Malam itu ada musyawarah di masjid, agendanya adalah pembentukan BKM masjid tersebut yang sudah lama vakum. Aku yang jadi panitia pelaksana. Dua hari ini aku sudah mendatangi setiap rumah di lingkungan ini, memberikan undangan untuk musyawarah. Di lingkungan ini ternyata kesadaran orang memakmurkan mesjid sangat rendah. Dari seratusan orang yang diundang, yang datang hanya kira-kira tiga puluhan orang. Padahal undangan itu ditandatangani ketua RW daerah ini.Dalam musyawarah itu tidak ada yang bersedia jadi pengurus masjid, sementara pengurus yang lama sudah pindah. Aku juga akhirnya yan

  • Suamiku Jadul   Ambisi Ucok

    PoV NiaTernyata tim sukses sudah mempersiapkan semua, begitu aku iyakan, baliho sudah berdiri di pintu gerbang desa kami, juga di simpang. Bupati ini benar-benar serius. "Go, go, Nia, Membangun dari Desa," begitu tulisan di baliho raksasa, fotoku dan foto bupati terpangpang besar. Go, go itu sendiri artinya dalam bahasa Mandailing adalah kuat. Aku hanya duduk manis di rumah, semua dikerjakan tim sukses, dan seluruh dana ditanggung bupati. Katanya dia menghabiskan kebun sawit dua ratus hektar untuk daftar bupati ini.Hari itu Sandy datang berkunjung ke rumah, aku tentu heran, Butet sedang tidak ada di rumah, katanya dia ada ekstra kulikuler di sekolah."Butet belum pulang," kataku sambil mempersilahkan masuk."Aku datang mau bertemu Tante dan Om," jawab Sandy."Ada apa?" tanya Bang Parlin."Jangan terkejut ya, Om, Tante, kata Sandy serata mengeluarkan laptopnya,""Ada apa sih, Sandy, buat deg-degan aja," kataku."Ini, Tante, sebenarnya ini sudah dua Minggu lalu kejadiannya, tapi Uc

  • Suamiku Jadul   Jalan Berliku Menuju Sukses

    "Maju lo, kalau berani!" kataku lagi. Entah kenapa aku merasa tertantang jika bertemu orang seperti ini. Darah mudaku terasa bergolak. Satu temannya mengambil sesuatu dari mobil, satu lagi maju. Kami beradu pukulan beberapa kali, dua pukulanku membuat pria itu terpojok di dinding ruko orang. Ada yang aneh di sini, kalau di kampung ada keributan, orang-orang akan keluar rumah. Di sini, orang-orang justru menutup pintu, ruko yang di samping tadi masih terbuka pintunya kini sudah tutup.Akhirnya ada juga pengendara motor yang berhenti, akan tetapi mereka bukan membantu atau melerai, akan tetapi justru merekam. Aku makin emosi, darah mudaku makin mendidih, beberapa kali pukulanku mendarat di perut pria tersebut, akan tetapi tiba-tiba sebuah pukulan benda tumpul mendarat di kepalaku, aku memegang kepala, terasa dingin, ternyata darah sudah mengucur. Dua orang itu lalu pergi meninggalkanku, sebelum mereka pergi, bahuku masih sempat kena pukulan. Aku ambil HP, menghubungi Bang Bangbang,

  • Suamiku Jadul   Salsabila Dapat Hidayah?

    PoV UcokBang Bambang benar, ternyata uang kami kurang untuk bangun kamar mandi tersebut, belum selesai dananya sudah habis. Jika kamar mandi tetap yang satu itu, kamar yang baru selesai akan sulit untuk dikontrakkan. Karena kamar mandi yang lain tempat. "Begini saja, Ucok, upah saya gak usah dikasih dulu, semua uangnya belikan bahan, upahku belakanganya saja," usul dari Bang Bambang. Selama ini aku memang menggajinya harian. Kata orang gaji di kota ini dua ratus ribu perhari, segitu lah dia kugaji."Gak bisa begitu, Bang, ada hadis yang artinya, Bayarlah upah pekerja itu sebelum keringatnya kering," kataku."Wah, salut sama Kamu, Cok, masih muda tau agama dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari."Berapa lagi kira-kira butuhnya, Bang?" tanyaku pada Bang Bambang."Kira-kira lima belas jutaan lagi, Cok, baru leluasa," kata Bang Bambang.Padahal, sekali telepon ke orang tua, pasti diberikan, akan tetapi aku ingin mandiri, berdiri di atas kami sendiri, tanpa menyusahkan orang tua

  • Suamiku Jadul   Go, Go, Nia

    Hari Minggu adalah hari merdeka bagiku, sehabis salat subuh aku bisa tiduran lagi, karena Butet tidak sekolah, dia yang urus Cantik pagi hari. Bangun jam delapan pagi sudah ada sarapan yang dimasak Bang Parlin.Selesai sarapan, ada telepon dari Pak Bupati."Assalamualaikum, Bu Kades," salam bupati dari seberang sana," "Waalaikum salam,""Saya tahu, besok waktu terakhir batasan waktu ibu berpikir itu, tapi kok saya tidak sabaran ya," kata bupati itu lagi."Besok saja saya kasih kepastian, Pak,""Hari ini saja, saya undang ibu dan keluarga makan siang di Lopo Saba," kata bupati itu lagi. Lopo Saba adalah salah satu restoran yang baru buka di daerah kami, warung lesehan yang berada di pinggir sawah, menunya masakan khas Mandailing. "Baik, Pak, kami datang," jawabku."Saya berharap, jika nanti sudah ada jawaban kepastian, karena kita harus gerak cepat, kita butuh puluhan ribu tanda tangan untuk persyaratan mendaftar ke KPU," kata bapak itu lagi."Baik, Pak,""Bang, Butet!" aku berteriak

  • Suamiku Jadul   Naik Haji Atau Naik Jabatan

    Aku benar-benar khawatir sekali dengan anakku itu, dugaanku kemarin dia menelepon mau mengadu, akan tetapi tak mau menyusahkan orang tua. Aku ambil HP, coba hubungi Ucok, akan tetapi tak tersambung, HP -nya bahkan tidak aktif. Aku jadi makin khawatir, tak bisa kubayangkan anakku di tahanan polisi.Butet datang, begitu datang dia langsung ikut menonton video tersebut."Butet, Mamak mau ke Jakarta, kalian di sini duku ya?" kataku pada Butet."Cantik?""Mamak bawa,""Mamak baru sehat,""Abangmu dapat masalah, Tet,"Sementara Butet terus memperhatikan video itu."Mak, bukankah ini Annisa?" kata Butet."Nggaklah, Annisa berjilbab panjang, rambutnya gak mungkin pirang," mataku kemudian."Ini Annisa, Mak," kata Butet serata memperbesar foto screenshot."Iyakah?" "Aku yakin ini Annisa, Ayah telepon dulu Pak Ali Akhir," kata Butet.Tepat dugaanku, wanita cantik adalah kelemahan anakku ini, dia pasti sudah dirayu Annisa dan mengajaknya ke tempat hiburan malam."Assalamualaikum, Pak," terdenga

DMCA.com Protection Status