Share

Bab 24. Penculikan Nabilah

Sepasang mata elang tampak gusar menatap senja yang tampak merona di ufuk barat. Seolah tidak rela sang malam menggantikan siang.

"Nggak malam, nggak sore melamun terus. Sampai lupa makan siang!" ujar Tigor ketika melihat Robin sedang duduk termangu.

"Seharian ini kok perasaan aku nggak enak ya. Selalu kepikiran ...."

Tigor langsung menebak, "Nabilah, kalau kangen samperin ke rumahnya. Mumpung kalian masih halal untuk bertemu dan berdekatan!"

"Bukan kangen, tapi seperti firasat akan terjadi sesuatu," sahut Robin kemudian.

"Jangan dipikirkan, mungkin itu hanya perasaanmu saja karena kalian mau bercerai. Lebih baik kau mandi biar segar?" saran Tigor kembali.

Robin berpikir apa yang dikatakan Tigor ada benarnya juga. Lebih baik ia membasuh tubuhnya yang berkeringat. Setelah mandi Robin terlihat lebih segar karena rambutnya yang gondrong sebahu tampak tergerai basah.

"Tumben kau rapi sekali, mau pergi ke mana?" tanya Tigor ingin tahu.

"Ke rumah Nabilah, mau mengajaknya jalan sebentar
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status