Home / Romansa / Suami Wasiat dari Suamiku / BAB 2: Tidak Menyangka

Share

BAB 2: Tidak Menyangka

Author: Asayake
last update Last Updated: 2024-11-01 15:57:04

Suara sirine ambulance terdengar seiring dengan pergerakan cepat Evelyn membawa Daniel.

Evelyn menutup mulutnya dalam bekapan, menahan tangisan pilunya mendengar suara rintihan Daniel yang kesakitan.

Meski Daniel kini tengah ditangani oleh beberapa tim medis karena mengalami pendarahan dan luka yang cukup parah, sepanjang jalan Evelyn tidak berhenti merapalkan do’a, mengharapkan jika Daniel suamianya akan baik-baik saja.

“Eve..” panggil Daniel menangis ditengah sakit yang harus dia lalui.

“Daniel, ini aku,” isak Evelyn mendekat dan meraih tangannya dengan penuh kehati-hatian.

Bola mata Daniel bergerak pelan, bibirnya yang pucat sedikit terbuka menarik napas dengan kesulitan. Seluruh tubuhnya sangat sakit, hingga disetiap hembusan napas yang harus diambil begitu menyiksa.

Daniel tidak menyangka.

Baru beberapa menit lalu dia merayakan kebahagiaan dengan isterinya karena mendengar kabar bahwa anak yang mereka tunggu selamaa ini telah hadir di rahim Evelyn, tapi kini dia harus melalui sebuah tragedi yang tidak terduga.

Daniel tidak dapat memahami perasaannya sekarang. Dia tidak tahu apakah harus bersedih atau takut?

Yang jelas, pria itu  hanya ingin mendengar suara Evelyn dan melihat wajahnya agar bisa tenang.

Tapi, suara tangisan Evelyn terdengar diantara pendengarnnya yang berdengung.

Bola mata Daniel bergerak kesisi melihat gadis yang dicintainya kini tengah menangis, memohon agar Daniel tetap kuat.

Air mata Daniel terjatuh dari sudut matanya, pria itu menangis berusaha kuat untuk tetap tersenyum. “Aku baik-baik saja Eve. Maaf sudah membuatmu menangis,” bisik Daniel dengan napas tersendat tidak mampu membalas genggaman tangan Evelyn.

Dulu saat Daniel memutuskan ingin menikahi Evelyn, rekan sejawat mereka yang sesama dokter, sangat menentang keras.

Menurut mereka, Daniel dan Evelyn masih terlalu muda.

Larangan orang-orang didasari oleh kepedulian karena keduanya yatim piatu. Apalagi, mereka masih bekerja sebagai dokter magang di rumah sakit.

Namun, Daniel dan Evelyn tetap kukuh dengan niat mereka, tidak ada yang bisa menghentikan keduanya.

Kekhawatiran semua orang dengan pernikahan mereka dipatahkan dengan kesungguhan Daniel.

Semenjak menikah, Daniel mengambil lebih banyak pekerjaan tambahan untuk menabung dan memiliki tempat tinggal yang lebih layak. Daniel bertindak sebagai seorang suami yang tidak hanya mencintai dan menghormati isterinya, dia mampu menjaga Evelyn dalam berbagai situasi dan selalu bersikap dewasa menangani masalah.

Semua orang tahu jika Daniel dan Evelyn harus melewati banyak rintangan berat karena keduanya sebatang kara, anak yang hidup tanpa sosok orang tua dan tumbuh dipanti asuhan, keduanya harus memulai kehidupan dari nol tanpa ada bimbingan keluarga.

Meski begitu, Daniel dan Evelyn sangat bahagia dengan pernikahan mereka, keduanya selalu saling mendukung dan memiliki hubungan sehat.

Seiring dengan berjalannya waktu, Daniel dan Evelyn mampu membuat keraguan semua berubah dan percaya bahwa keputusan mereka menikah muda adalah sesuatu yang tepat.

Sementara itu, Evelyn tampak tertunduk.

Tangisannya pecah kala mendengar kata-kata Daniel yang berhasil membuat hatinya hancur. Seharusnya kini Evelyn yang menguatkan Daniel, bukan sebaliknya.

Perjalanan itu terasa lambat.

Kala ambulance akhirnya sampai di rumah sakit, ranjang yang membawa Daniel didorong keluar dan segera dibawa pergi dengan bantuan dokter yang telah menunggu.

Disusul oleh ambulance yang membawa Noah.

“Eve!” Indila berlari menghampirinya.

“Dokter, Daniel akan baik-baik saja kan?” tangis Evelyn memeluk erat Indila untuk menumpahkan seluruh kesedihan yang telah menderanya.

“Daniel akan baik-baik saja, kita harus yakin dan mendo’akannya. Kau harus kuat Eve,” bisik Indila meyakinkan.

Hanya saja, harapa Evelyn menipis.

Gadis itu kini terduduk lemas di sisi ranjang tempat Daniel berada.

Dokter mengatakan jika benturan keras yang Daniel alami telah mematahkan tulang dadanya, dan beberapa tulang patah itu telah masuk ke dalam paru-paru Daniel hingga menyebabkan kerusakan.

Lebih menyedihkannya lagi, tulang leher Daniel ikut patah dan mengalami cedera serius yang semakin membuat Daniel kesulitan bernapas dan menghambat peredaran darah ke otaknya.

Kini dokter tengah mendiskusikan operasi besar yang harus segera dipersiapkan untuk Daniel.

Evelyn mengusap sudut matanya dengan tangan gemetar, wanita itu meringis sedih tidak dapat menghentikan tangisannya melihat keadaaan Daniel yang kini terbaring tidak berdaya.

Dokter yang menangani Daniel tidak banyak berbicara mengenai keadaan Daniel karena Evelyn sendiri bisa memahami kendisinya hanya dengan melihat beberapa hasil catatan medisnya.

Masalanya, karena Evelyn tahun keadaan Daniel, kini wanita itu tidak dapat berhenti mengkhawatirkan keadaan Daniel.

Apa yang harus Evelyn lakukan sekarang? Kejadian menakutkan ini terjadi begitu saja seperti sebuah mimpi panjang yang terus menjebak dan menyiksanya.

Senyuman indah Daniel, suara tawanya yang manis, hangat pelukannya masih bisa Evelyn rasakan, namun suaminya yang telah memberikan kebahagiaan itu kini tengah terbaring tidak berdaya.

“Eve..” panggil Daniel dengan suara yang dalam nyaris tidak terdengar.

Sekali lagi Evelyn mengusap air mata yang telah membasahi pipinya. “Iya Sayang, ada apa?” jawab Evelyn segera berdiri dan mengusap wajah Daniel yang dihiasi banyak lebam dan goresan.

Bola mata Daniel bergerak pelan, sepasang matanya yang biru itu terlihat gelap dipenuhi oleh kesedihan, menceritakan duka yang harus Daniel lewati tanpa mampu dia ungkapkan melalui kata mengenai seberapa sakit tubuhnya saat ini.

“Aku mencintaimu Eve,” bisik Daniel dengan penuh perjuangan.

Hati Evelyn tercubit sakit mendengar kata yang selalu membuatnya tersenyum tersipu malu, justru kini membuatnya menangis. “Aku juga mencintaimu Daniel, bertahanlah, kita akan melewati ini semua bersama-sama. Aku akan merawatmu sampai kau kembali sembuh.”

“Eve,” bisik Daniel kembali memanggil, “tolong jaga anak kita ya, aku minta maaf.”

Evelyn menggeleng dengan berat. “Aku tidak akan memaafkanmu jika kau tidak sembuh Daniel. Kau harus sembuh untuk mendapatkan maafku,” jawab Evelyn dengan suara bergetar terdesak oleh tangisan yang sulit dia hentikan.

Daniel tersenyum lemah, memejamkan matanya, dia tidak mampu untuk berbicara lebih banyak lagi karena dadanya sangat sakit dan kesulitan bernapas.

Titttt!

Suara bedside monitor terdengar nyaring membuat Evelyn menangis. "DANIEL!"

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Baru bab 2 udah dibikin mewek, huaaa ToT
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 3: Malam Kelam

    Di sisi lain, Sarah menutup mulutnya dalam bekapan kuat.Meski tengah rapat penting di perusahaan pangan Star-X, wanita itu berlari kencang kala mendapat kabar sang putra. Bahkan, wanita bertangan besi di dunia bisnis itu, masih menyembunyikan suara tangisannya di tengah kesunyian ruangan tempat putranya kini terbaring diranjang rumah sakit dengan alat-alat medis yang terpasang.Dokter mengatakan jika guncangan keras yang dialami Noah, putranya, telah membuatnya gegar otak, dan salah satu kakinya patah. “Noah, bagaimana bisa kau mengalami peristiwa ini Nak?” bisik Sarah meratapi keadaan putranya.Hati ibu mana yang tidak hancur jika putranya yang beberapa jam lalu sehat, kini terbaring tidak sadarkan diri? Sarah meninggalkan ruangan Noah begitu melihat ayah mertuanya tengah berbicara dengan dua orang polisi yang memberikan keterangan setelah memeriksa kejadian kecelakaan dan melihat hasil medis Noah.Polisi mengatakan jika dalam kasus ini, Noah sepenuhnya salah karena berkendara d

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 4: Keputusan

    “Apa maksudmu Daniel? Kenapa kau berbicara seperti itu? Kau tidak akan pergi meninggalkanku, kan?”Di sisi lain, Matteo menutup mulutnya terjebak dalam kekalutan. Pria tua itu kesulitan untuk mengiyakan permintaan Daniel. Tapi di sisi lain, keadaan yang genting ini membuatnya tidak dapat menolak. “Berjanjilah,” bisik Daniel kembali meminta. Matteo membuang napasnya dengan berat, dia kembali melihat Daniel. “Saya berjanji Tuan, saya akan menikahkan cucu saya dengan isteri Anda. Bertanggung jawab untuk menjaga dan membahagiakan mereka,” ucap Matteo menyetujui permintaan Daniel. Evelyn menggeleng keras. “Aku tidak akan menikah dengan siapapun, hanya kau yang akan menjadi suamiku selamanya! Kau bilang kau mencintaiku, tapi mengapa kau menyerahkan aku kepada orang lain? Aku mohon bertahanlah Daniel, kita akan melewati ini semua bersama-sama,” rintih Evelyn menangis penuh permohonan. Pupil mata Daniel bergetar tidak dapat menahan tangisan sedihnya. Daniel tidak mampu mengiyakan pe

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 5: Daniel

    “Turunkan setiap berita yang membahas kecelakaan semalam. Jangan menyisakannya sedikitpun, hapus semua wajah Noah dari seluruh media, jangan memberikan public celah untuk melihat mengetahui wajah Noah dan mengetahui lebih lanjut masalah ini,” perintah Matteo pada assistantnya. “Baik Pak,” jawab Athur. “Satu lagi, jangan biarkan siapapun menemui Noah, terutama wanita itu.” Athur mengangguk paham, orang yang dimaksud oleh Matteo adalah Milia, kekasih Noah yang telah kembali dari luar negeri beberapa hari yang lalu. Matteo sangat membenci Milia, terutama keluarnganya yang saat ini sedang mengalami kesulitan financial dan memiliki skandal penggelapan pajak. “Bagaimana dengan proses pemakaman korban?” “Sekarang tengah berlangsung.” Matteo menyandarkan bahunya pada sandaran kursi, melepas lelah yang mendera, lelaki paruh baya itu memejamkan matanya mencoba untuk tidur sejenak. Sejak semalam Matteo tidak dapat tidur, berulang kali Matteo memikirkan, keputusan terbaik apa yang harus d

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 6: Hilang Ingatan

    Di sisi lain, jemari Noah bergerak pelan diatas permukaan ranjang, pria itu mulai mulai memberikan respon saat seorang doker memanggil namanya dan mengajak berbicara ditengah terapi yang membantu merangsang indranya. Tiga hari sudah Noah mengalami koma, kini akhirnya mulai menunjukan tanda-tanda membaik dan stabil. Matteo dan Sarah yang sejak lama menunggu diluar ruangan terlihat cemas, berharap jika Noah akan segera sadar dari komanya. Dengan penuh perjuangan dan ditunjang alat-alat medis, akhirnya Noah mulai membuka matanya. “Noah Sylvester, Anda bisa mendengar dan melihat saya?” tanya dokter. Telinga Noah berdengung sakit, bulu matanya berkedip pelan, beberapa kali penglihatannya berkabut dan membutuhkan waktu untuk memproses cahaya yang ada disekitarnya. “Noah Sylvester, Anda bisa melihat saya?” tanya dokter lagi. Noah terdiam mengabaikan dokter yang terus mengajaknya berbicara. Noah kebingungan, tidak tahu harus berbicara apa, dia tidak memahami situasi apa yang kini teng

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 7: Tawaran Pernikahan

    Hembusan angin terdengar dibalik jendela, salju turun dibawah langit yang cerah.Evelyn membelit lehernya dengan syal, hari ini dia ingin berkunjung ke makam Daniel untuk meredakan kerindukan yang sudah bertumpuk didalam dada.Evelyn berharap, dengan berkunjung ke makam Daniel, dia mendapatkan sedikit kekuatan untuk bisa bangkit dan memulai hari-hari barunya dengan penuh keikhlasan. Evelyn tidak bisa selamanya duduk dalam keterpurukan dengan kondisi kehamilan yang akan membesar, merepotkan rekan kerjanya yang selalu datang setiap hari untuk memastikan kesehatan, juga merepotkan kepala panti asuhan yang selalu membawa makanan.Baru saja Evelyn membuka pintu hendak keluar, dia langsung menghadap seorang pria berpakaian formal tengah berdiri didepan pintu apartementnya. “Selamat pagi Nyonya. Saya Athur, assistant pribadi tuan Matteo, beliau ingin berbicara dengan Anda sekarang.”Evelyn mendegus kesal, nada bicara Athur terdengar seperti memerintah dibandingkan dengan meminta. “Tidak ad

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 8: Sepakat

    Sorot mata Matteo berubah tajam mendengar penolakan Evelyn. “Apa kau lupa jika pernikahan ini adalah wasiat dari suamimu? Ini bukan semata-mata keinginanku saja.” “Saya tidak sudi menikah dengan laki-laki yang telah membunuh suami saya!” Matteo meneguk tehnya sebelum kembali melanjutkan pembicaraan. “Sekarang Noah amnesia dan dia tidak mengingat apapun yang terjadi, termasuk kesalahan yang telah diperbuatnya. Ini adalah moment yang tepat untuk melangsungkan pernikahan kalian.” “Saya tidak akan menikah dengan Noah, Tuan Matteo Sylvester!” jawab Evelyn berteriak frustasi. “Persetan dengan wasiat. Saya ingin Noah bertanggung jawab dengan mendekam dipenjara, bukan menjadi menjadi suami pengganti saya! Apalagi menjadi ayah untuk anak dalam kandungan saya, saya tidak sudi!” “Nona Evelyn,” panggil Matteo dengan suara yang kian tenang, berbanding balik dengan sorot matanya yang tajam menusuk, “aku bukan seseorang yang ingkar dengan janjiku.” Gigi Evelyn mengetat, tatapan Matteo berhasil

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 9: Sah Menikah

    Evelyn duduk lemas, beberapa kali dia mengatur napasnya yang semakin sesak kesulitan mengendalikan emosi didalam dada. Dia marah, benci, sekaligus malu dengan dirinya sendiri yang tidak cukup kuat untuk menuntut keadilan atas kematian suami yang dicintainya.Evelyn masih tidak habis pikir, segala hal yang dia alami saat ini masih terasa seperti mimpi panjang untuknya. Baru tiga hari dia ditinggal Daniel sampai belum sempat mengurus setiap persoalan data kependudukannya, dengan cepatnya kini Evelyn telah menjadi isteri orang lain.“Aku tidak hanya tidak mampu menuntut keadilan untukmu Daniel, aku juga telah mengkhianatimu,” lirih Evelyn dengan suara bergetar.Evelyn telah menikah dengan seorang lelaki yang sama sekali belum pernah dilihatnya. Pernikahan mereka dilakukan tanpa ada ucapan janji di altar, tanpa ada pendeta yang bersaksi, namun dengan kekuasan Matteo, pernikahan itu tercatat secara sah dalam catatan negara.Evelyn telah sah menjadi isteri Noah Sylvester.Apakah keputusanny

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 10: Intimidasi

    Keringat dingin membasahi wajah Noah, tangannya gemetar kesulitan mengendalikan kepanikan yang telah berhasil menakutinya. Beberapa kali Noah membuka buku pernikahannya sekadar memastikan keasliannya. Semakin sering Noah melihatnya, kepalanya mulai pusing dan suhu tubuhnya meningkat. Belum cukup menerima kenyaaan bahwa dia hilang ingatan dan ayahnya telah meninggal, kini Noah juga harus menghadapi kenyataan bahwa ternyata dia telah menikah, memiliki seorang iseri yang tengah mengandung. Noah mengusap wajahnya dengan kasar, pria itu berusaha keras mengingat kapan dirinya menikah? “Mengapa aku melupakan hal-hal penting yang terjadi dalam hidupku?” Noah mengerang frustasi. Apa yang harus Noah lakukan kedepannya? Dia masih terjebak dalam memorinya yang berusia tujuh belas tahun, sangat sulit untuknya menerima kenyataan bahwa kini telah menikah dan sebentar lagi akan menjadi seorang ayah. *** “Mengapa Ayah tidak mendiskusikan hal ini padaku? Aku ibunya Noah! Aku juga berhak untuk

Latest chapter

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 45: Simpati yang Membesar

    “Noah, lelaki yang telah kau tabrak, dia sudah meninggal,” jawab Evelyn meratap.‘Lelaki itu suamiku, lelaki yang aku cintai’ batin Evelyn berteriak.Wajah Noah kian pucat, kulitnya meremang memperparah sakit yang kini bersarang didalam dada. Noah menggeleng dengan berat, “Tidak mungkin Eve, aku tidak mungkin telah membunuhnya! Itu tidak mungkin,” sangkalnya tidak percaya.“Tidak Noah, korban yang telah kau tabrak benar-benar telah meninggal dimalam itu juga,” jawab Evelyn meyakinkan.Noah menekan kuat keningnya yang mulai berdenyut sakit, dia kesulitan mengatur perasaannya yang semakin campur aduk menghadapi fakta yang jauh lebih mengerikan dari apa yang dia lihat didalam mimpi.“Kenapa kau tidak menceritakan hal ini kepadaku sejak kemarin Eve!” teriak Noah marah.“Kau pikir ini mudah? Aku juga mau bercerita jika saja kakek dan ibumu tidak mengancamku! Mereka melakukan berbagai cara agar kau tidak dipenjara!” balas Evelyn meluapkan amarah yang telah dipendamnya. “Ini tidak mungkin,

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 44: Kepercayaan

    Masalah yang telah mengganggu akhirnya terselesaikan. Evelyn tidak peduli jika keputusannya membuang kamera akan membuat Matteo marah besar. Matteo telah salah mengartikan kepatuhan Evelyn selama beberapa hari ini, jika Matteo semakin semena-mena dan memperlakukan Evelyn seperti hewan yang dikekang lehernya. Ada saatnya Evelyn balas menggigit Matteo. Kesabaran Evelyn ada batasnya.. Mudah bagi Evelyn melanjutkan kasus Noah dan menjeblosknanya kedalam penjara karena semua barang bukti berada di kantor polisi. Tidak lagi mempedulikan ancaman Matteo yang akan menghancurkan kehidupannya. Sebelum Matteo menghancurkan hidupnya dan membunuhnya, Evelyn akan menghancurkan masa depan Noah dan mencoreng nama besar keluarga Sylvester sampai membuat mereka malu untuk menyandang nama itu lagi. Dengan begitu Evelyn maupun Matteo, mereka sama-sama hancur tanpa ada satupun yang benar-benar menang. Menang menjadi arang, kalah menjadi abu. Lampu-lampu ruangan kembali menyala meneranginya, Evel

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 43: Ingatan Noah

    Alis Moza sedikit bergerak, wanita itu tersenyum tanpa menghina ataupun tatapan merendahkan kepercayaan diri Milia. “Jadi, Anda yang bernama Milia. Ternyata lebih cantik dan muda dari apa yang Alex ceritakan.Senyuman Milia sedikit memudar, terjebak dalam perasaan canggung karena reaksi tidak terduga Moza yang kian tenang dan justru memujinya. “Saya juga sudah sering mendengar tentang Anda dari Alex, dia begitu terbuka bercerita tentang isteri tuanya.”“Anda sudah bertemua keluarga Alex?” tanya Moza tidak mempedulikan hinaan Milia.Milia menyampirkan helaian rambutnya dibelakang telinga, dengan anggukan samar dia menjawab, “Ya, hari ini saya menemui orang tua Alex dan memeriksa gaun pernikahan, Alex sangat bersemangat meski saya meminta dia melakukannya setelah sidang perceraian Anda dengannya selesai,” jawab Milia begitu lancang dan bangga dengan tindakan memalukannya.“Benarkah? Jadi, kapan tanggal pernikahan Anda dan Alex akan diselenggarakan? Saya juga harus mempersiapkan gaun unt

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 42: Kawin Lari?

    “Menurutmu, mengapa aku bersedia menikah dengamu, meski status pernikahan kita disembunyikan Noah?” Noah mengerjap beberapa kali, mencerna pertanyaan Evelyn sampai akhirnya dia mendapatkan sebuah kesimpulan yang paling tepat untuk menjadi jawaban. “Apa kita kawin lari?” tebaknya dengan tatapan polos tanpa dosa.Kesedihan dimata Evelyn menghilang dalam sekejap begitu mendengar jawaban tidak masuk akal Noah Sylvester. Dalam gerakan cepat Evelyn meraih wajah Noah dan mencengkram pipinya sampai membuat bibir lelaki itu terbuka seperti seekor ikan yang terlempar ke daratan.“Apa katamu?” tanya Evelyn penuh tekanan, mengharapkan jawaban yang sedikit lebih baik dari sebelumnya.“Karena kita saling mencintai namun tidak mendapatkan restu karena perbedaan kelas social, kita kawin lari Eve, karena itu aku merahasiakanmu dari keluargaku dan semua orang,” jelas Noah semakin yakin dengan apa yang dia pikirkan.Evelyn mendengus jengkel, daya pikir Noah yang cetek ternyata tidak dapat Evelyn ajak b

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 41: Menunggu Evelyn

    Suara deringan telepon terdengar dikesunyian, membangunkan Evelyn dari tidur lelapnya diranjang apartementnya berada. Beberapa hari kekurangan tidur waktu beristirahat membuat Evelyn sangat lelah sampai dia tidak sadar waktu telah berlalu dengan cepat.Dilihatnya layar handpone, tertera nama Matteo.Evelyn menguap melihat jendela yang kini mulai gelap menandakan malam akan segara tiba, sepertinya dia akan terlambat pulang dan mengingkari janjinya kepada Noah tadi pagi. Telepon kedua dari Mattep kembali terdengar memaksa Evelyn untuk mengangkatnya.“Kenapa kau belum pulang dan meninggalkan Noah sendirian yang sedang sakit? Dia menunggumu sejak tadi,” tegur Matteo begitu pangilan diterima.Evelyn memutar bola matanya seketika tidak menutupi ketidak sukaannya. Setiap kali berbicara dengan Matteo, entah mengapa Evelyn selalu saja harus mendengarkan sederet perintah seakan hidup Evelyn saat ini berada dibawah kendali Matteo Sylvester. Apa Noah mengadu pada kakeknya hanya karena Evelyn be

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 40: Merebut Hak Asuh

    Acara pesta ulang taun Mischa akhirnya dimulai. Masalah gaun yang sempat terjadi telah berlalu dengan cepat, tidak ada yang meminta Milia melepaskan gaun yang telah dia pakai karena Maori tidak ingin Evelyn mengenakan pakaian bekas lagi.Maori kembali menunjukan kasih sayangnya, melupakan apa yang telah terjadi dan berpikir jika kenangan tidak menyenangkan itu harus dia tinggalkan di kota Lapolez yang akan segera dia tinggalkan esok pagi.Maori tidak ingin memperbesar masalah lagi.Anak-anak panti sempati menampilkan tarian dan nyanyian sebelum akhirnya mereka menikmati makan malam bersama dengan penuh kehangatan.Evelyn tidak kuasa menahan senyuman bahagiannya menikmati setiap menit waktu yang berjalan menuju malam dikelilingi orang-orang terkasihnya. Anehnya, senyuman itu selalu hilang begitu saja setiap kali dia tidak sengaja melihat Milia yang kini kembali terkucilkan tanpa ada yang mengajaknya bergabung. Tatapan polos penuh ketakutan yang sering kali Evelyn lihat selama ini hila

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 39: Bermuka Dua

    Evelyn bergerak mundur, semakin bersembunyi dikegelapan yang memisahkan dirinya dari keramaian yang berlangsung, melihat reaksi Maori yang cukup marah, Evelyn malu dan tidak memiliki keberanian untuk meminta maaf secara langsung kepadanya sekarang.Apa yang harus Evelyn lakukan sekarang? Semua orang dewasa meragukan dirinya dan memandangnya sebagai anak yang tidak tahu rasa terima kasih.Satu-satunya orang yang bisa memperbaiki kesalah pahaman ini semuanya hanyalah Milia.Tapi Milia..Evelyn meringis tidak kuasa menahan tangisannya, meremas kuat dadanya yang sakit.Disini, ditempat ini Evelyn sendirian menanggung rasa bersalah yang teramat dalam kepada semua orang. Sementara Milia, dia berada dikeramaian tengar tertawa riang tidak sedikitpun menunjukan rasa bersalah setelah berbohong kepada Evelyn.Lebih menyakitkannya lagi, kini Milia memamerkan gaun dan sepatu yang dia pakai didepan semua orang, mengarang cerita bahwa Evelyn telah memberikannya pada Milia. Tanpa ragu Milia memperpan

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 38: Fitnah dibalik Kepolosan

    “Apa kota ini tidak cocok untuk usaha baru keluargamu? Sudah beberapa kali Juan berada disini, tampaknya dia tidak menemukan satupun tempat yang cocok untuk dijadikan peternakan kuda,” tanya Chirstina.Maori tertawa renyah mendengar pertanyaan sahabatnya. “Itu sudah tidak masalah lagi untuk Juan. Juan tidak begitu kecewa, meski kami tidak menemukan tempat peternakan kuda yang cocok, secara tidak terduga justru dia menemukan anak yang sudah membuatnya jatuh cinta.”Christina ikut tertawa menyetujui pernyataan sahabatnya itu. Sudah hampir lima belas tahun Juan dan Maori menikah, Maori tidak dapat memberikan anak pada suaminya karena dulu dia pernah melakukan operasi pengangkatan rahimnya akibat kanker.Juan sempat ingin mengadopsi anak, namun dia menahan diri demi menghargai Maori yang belum bisa berdamai dengan kenyataan. Juan tidak ingin Maori berkecil hati dan berpikir bahwa rumah tangga mereka belum sempurna jika tidak ada anak.Setelah Maori berdamai dengan keadaannya dan memahami

  • Suami Wasiat dari Suamiku   BAB 37: Gadis Pembohong

    Gemercing dari lonceng dream catcher terdengar kala angin berhembus masuk, lampu-lampu menerangi sekeliling panti asuhan tidak seperti malam-malam sebelumnya. Semua orang sedang bersuka cinta menantikan kedatangan orang yang selalu menjadi sponsor utama panti asuhan.Evelyn yang menyadari jika ini malam terakhirnya tinggal, tanpa menyia-nyiakan waktu, dia begitu bersemangat membantu siapapun yang ada disekitarnya.Matahari sore sudah tenggelam sepenuhnya, menyisakan warna kebiruan di langit berbintang.“Daniel! Aku mencarimu sejak tadi, rupanya kau disini,” panggil Evelyn diantara suara tawa manisnya, memanggil seorang anak laki-laki yang tengah duduk sendirian di depan jendela karena lelah.Daniel, dia panti asuhan lain yang diungsikan karena panti asuhan sebelumnya kebakaran, Evelyn yang sebaya dengannya menjadi teman terdekatnya.“Eve,” sapa Daniel tersenyum dengan mata berbinar, melihat penampilan Evelyn dari ujung kaki hingga kepala yang terlihat cantik meski mengenakan gaun bek

DMCA.com Protection Status