Aroma alkohol tercium kuat di sebuah private room.
Beberapa orang tengah bersenang-senang ditemani wanita penghibur yang sengaja dipanggil untuk menjadi penyaji minuman.
“Berhentilah menekuk wajahmu. Didunia ini, wanita bukan hanya Milia saja!” tegur seorang pria berambut pirang pada Noah.Namun, Noah masih saja meneguk alkohol sampai tandas.
Entah sudah berapa gelas Noah minum hanya untuk meredakan kerisauan didalam hatinya karena Milia memutuskan hubungan dengannya begitu saja tanpa sebab, tanpa penjelasan apapun.
Wajah pria itu terlihat sudah memerah dengan napas yang tidak beraturan karena mabuk.
Selama ini mereka telah melakukan hubungan jarak jauh tanpa ada masalah apapun, tapi mengapa kini setelah satu hari Noah mendengar kabar kepulangan Milia dari luar negeri, tiba-tiba saja Milia menginginkan perpisahan?
Noah tidak terima, Milia bertindak seolah hubungan mereka berdua seperti tidak ada artinya.
“Tuan, Anda menginginkannya lagi?” tanya seorang wanita cantik yang sejak tadi menemani Noah.
Sekali lagi Noah meneguk anggurnya, lalu beranjak pergi tanpa berbicara sepatah katapun pada teman-temannya yang bertanya.
Noah tidak bisa seperti ini, dia tidak bisa patah hati sendirian dan terus bertanya-tanya tentang apa kesalahanya hingga Milia memperlakukan Noah seenaknya.
Kaki Noah bergerak cepat, melangkah lebar melewati lorong.
Suara helaan napas terdengar, dengan kasar dia menarik menarik dasinya dan melepas satu kancing kemeja untuk melancarkan pernapasan yang mulai sesak dan panas.
Suara tawa seorang wanita terdengar begitu familiar berhasil memelan langkahnya. Pria itu berbalik melihat ke sebuah lorong, dia berjalan dengan hati-hati hanya untuk memastikan jika dia tidak salah.
Langkah pria itu terhenti di sudut ruangan melihat seorang wanita cantik tengah berdiri di sisi jendela dengan seorang lelaki paruh baya, mereka berdua terlihat bermesraan dan tidak segan berbagi ciuman selayaknya pasangan yang sedang dimabuk cinta.
Noah terpaku, menarik napasnya dalam-dalam merasakan ada sesuatu yang begitu sakit menusuk dadanya, seluruh permukaan kulitnya meremang begitu perih, menyaksikan wanita yang dia cintai, wanita yang sudah lama tidak dia temui dan memutuskan hubungan mereka secara sepihak, kini tengah bermesraan dengan laki-laki paruh baya yang lebih pantas menjadi ayahnya.
Sepanjang hari ini Noah merenung, terus memikirkan apa kesalahannya, namun Milia sudah tidak dapat dihubungi seakan Noah tidak layak untuk mendapatkan penjelasan apapun.
Milia mencampakannya, membuat Noah menjadi lelaki yang terlihat menyedihkan yang meratapi cinta yang bertepuk sebelah, padahal Noah hanya ingin mendengar alasan mengapa Milia mengakhiri hubungan mereka berdua.
Tangan Noah terkepal kuat. Apakah ini jawaban dari apa yang Noah pertanyakan seharian ini?
Millia meninggalkannya demi lelaki tua bangka itu?
Milia dan lelaki tua itu masuk ke dalam private room tanpa menyadari sedang diperhatikan Noah.
“Ini tidak mungkin, tidak mungkin Milia meninggalkan aku hanya untuk orang seperti itu,” dengus Noah menggeleng tidak percaya, berpikir bahwa apa yang telah dilihatnya hanya halusinasi karena mabuk.
Tapi, bagaimana jika apa yang telah Noah lihat itu ternyata benar? Bukankah Noah harus memastikannya sekarang?
Dengan langkah yang berat Noah mendekati pintu dan mengetuknya beberapa kali, tidak membutuhkan waktu lama untuk dia menunggu, pintu itu segera terbuka.
Seorang pria tua membukakan pintu dalam keadaan pakaian yang kusut dan napas tersengal, ada noda lipstick di sisi pipinya.
“Anda mencari siapa?” tanya pria tua itu,
tersenyum canggung dengan wajah menengadah melihat Noah yang menjulang tinggi.Belum sempat Noah menjawab, Milia muncul dibalik pintu dan bergelayut manja pada lengan lelaki tua itu.
Namun, senyuman cerah Milia hilang di detik itu juga begitu dia tahu tamu kekasihnya adalah Noah.
“Noah?” panggil Milia nyaris tidak terdengar.
Pupil mata Noah gemetar, pia itu mendengus kesal tidak dapat menutupi kekecewaan dan perasaan terhinanya. Ternyata apa yang dia lihat saat ini bukanlah sebuah halusinasi semata.
Milia mengakhiri hubungan mereka berdua demi pria tua bangka yang tidak ada apa-apanya dengan Noah.
Noah mengalihkan pandangannya, kembali tertuju pada lelaki tua itu dan memandangnya dengan tatapan menghina. “Sudah berapa lama kalian bersama?” tanya Noah dengan penuh tekanan.
“Baru satu bulan.”
“Kau memiliki isteri?” tanya Noah lagi.
Pria tua itu melihat kepenjuru arah dengan gelisah tidak dapat menghindari kepanikannya mendengar pertanyaan Noah. “Apa kau utusan isteriku?”
Tanpa bertanya apapun lagi, Noah langsung berbalik pergi. Sudah tidak gunanya lagi untuk dia meminta penjelasan, semuanya sudah jelas, Milia telah berselingkuh dan menjadi simpanan seorang pria tua.
“Noah tunggu!” teriak Milia berlari mengejar, “tunggu aku Noah!”
Milia menarik lengan Noah dan berusaha menghentikannya. “Noah dengarkan aku dulu!”
Noah berbalik, dengan kasar dia menepis tangan Milia, sorot matanya begitu tajam dipenuhi oleh amarah. “Jangan menyentuhku, menjijikan.”
Napas Milia tertahan didada, dia cukup terkejut mendengarkan kata-kata kasar yang Noah lontarkan kepadanya. “Dengarkan aku dulu Noah.”
“Dengarkan apa? Mendengarkan kisah tentang wanita jalang yang telah berhasil membuang waktu berhargaku? Kau pikir aku butuh penjelasanmu lagi setelah apa yang aku lihat barusan? Aku tidak membutuhkannya,” jawab Noah dengan sinis.
“Noah aku tahu aku salah, tapi dengarkan penjelasanku sebentar saja,” bisik Milia berusaha membujuk Noah.
“Jika kau tahu salah, maka tidak ada yang perlu dijelaskan,” jawab Noah.
“Noah maafkan aku,” bisik Milia dengan suara bergetar.
Rahang Noah mengeras, dengan kasar dia mendorong bahu Milia ke dinding dan mencengkram lehernya sampai wanita itu merintih kesakitan.
Permintaan maaf Milia tidak mampu meredakan amarah Noah, justru wanita itu telah menginjak harga dirinya seolah Noah lelaki menyedihkan yang telah dicampakan.
“Aku tidak butuh permintaan maaf darimu sialan. Pergilah dengan lelaki tua bangka itu, dan aku akan menjadi orang pertama yang mengirimkan bunga untuk merayakan hubungan menjijikan kalian.”
Noah melepaskan cengkramannya dengan dorongan sampai Milia terhuyung jatuh.
“Jangan pernah muncul lagi dihadapanku, kau sudah tidak ada artinya apa-apa lagi untukku sekarang.” Noah berbalik pergi mengabaikan teriakan Milia yang memanggil dan masih berusaha mengejarnya.
Pria itu semakin mempercepat langkahnya, membawa senggenggam penghinaan yang telah Milia berikan padanya malam ini!
Hanya saja, Noah memacu kendaraannya dengan cepat melewati batas kecepatan di jalan--mengabaikan pandangannya yang sedikit mengabur karena pengaruh alcohol.
Gejolak amarah membuat dadanya panas, saat ini Noah membutuhkan sesuatu untuk dijadikan pelampiasan agar amarahnya reda.
Dibandingkan sedih karena patah hati, Noah marah karena harga dirinya terinjak-injak oleh sebuah pengkhianatan yang begitu memalukan dan sangat sulit untuk diterima oleh akal sehatnya.
Noah tidak terima, selain Milia telah berselingkuh darinya demi lelaki tua bangka buruk rupa, Milia juga menjadi orang yang telah mengakhiri hubungan diantara mereka, meminta maaf seolah Noah lelaki menyedihkan yang sedang dikasihani.
Seharusnya Noah yang mengakhiri hubungan mereka berdua! Seharusnya Noah jadi orang pertama yang membuang wanita pelacur itu!
Sia-sia sudah satu tahun waktu yang Noah luangkan demi Milia.
Apa kekurangannya? Noah memiliki segalanya yang dibutuhkan Milia, termasuk membantu kariernya sebagai seorang desainer di sebuah perusahaan brand terkenal di luar negeri.
Noah juga selalu membela Milia meski kakeknya tidak merestui hubungan mereka berdua.
Tapi mengapa dari sekian banyak lelaki yang ada didunia ini, mengapa Noah harus dikalahkan oleh seorang lelaki tua yang bisa mati hanya dengan satu pukulan?
Bugh!
Noah memukul kemudi dengan kencang, melampiaskan amarah yang semakin bergejolak.
Sakit kepala mulai terasa, mengaburkan pandangannya. Alih-alih memelankan laju kendaraannya, Noah semakin melajukannya dengan kencang.
Pupil mata Noah melebar, diambang kesadarannya pria itu melihat seorang pria tengah berjalan di penyebrangan. Mobil yang melaju kencang tidak sempat dia hentikan, menabrak pria itu dengan kencang sampai suara decitan dan teriakan orang disekitar terdengar.
Cit!
Brak!
Tubuh seseorang menghantam mobilnya sampai memececahkan kaca jendela, Noah menutupi wajahnya dengan kedua tangan untuk menghindar dari serpihan kaca.
Orang asing itu terlembar ke atap dan jatuh, sementara mobil Noah terus melaju tidak terkendali sampai menabrak terotoar.
Tubuh Noah terguncang keras, terbawa oleh mobil yang terlempar dan terbalik.
Telinga dan kepala Noah berdenging sakit, dalam keadaan pintu mobil yang terlepas, samar-samar Noah melihat lelaki yang telah ditabraknya kini terbaring dihampiri oleh seorang perempuan muda yang meraung kencang memanggil namanya.
Dingin dari darah yang bercucuran mulai membasahi tubuh.
Noah tidak memiliki tenaga untuk bergera dan bersuara.
Perlahan dia memejamkan matanya dan kehilangan kesadarannya.
Namun sebelum kegelapan melingkupinya, Noah samar-samar melihat seorang wanita menangis dan berteriak, "Daniel!"
Suara sirine ambulance terdengar seiring dengan pergerakan cepat Evelyn membawa Daniel.Evelyn menutup mulutnya dalam bekapan, menahan tangisan pilunya mendengar suara rintihan Daniel yang kesakitan.Meski Daniel kini tengah ditangani oleh beberapa tim medis karena mengalami pendarahan dan luka yang cukup parah, sepanjang jalan Evelyn tidak berhenti merapalkan do’a, mengharapkan jika Daniel suamianya akan baik-baik saja. “Eve..” panggil Daniel menangis ditengah sakit yang harus dia lalui.“Daniel, ini aku,” isak Evelyn mendekat dan meraih tangannya dengan penuh kehati-hatian.Bola mata Daniel bergerak pelan, bibirnya yang pucat sedikit terbuka menarik napas dengan kesulitan. Seluruh tubuhnya sangat sakit, hingga disetiap hembusan napas yang harus diambil begitu menyiksa.Daniel tidak menyangka.Baru beberapa menit lalu dia merayakan kebahagiaan dengan isterinya karena mendengar kabar bahwa anak yang mereka tunggu selamaa ini telah hadir di rahim Evelyn, tapi kini dia harus melalui s
Di sisi lain, Sarah menutup mulutnya dalam bekapan kuat.Meski tengah rapat penting di perusahaan pangan Star-X, wanita itu berlari kencang kala mendapat kabar sang putra. Bahkan, wanita bertangan besi di dunia bisnis itu, masih menyembunyikan suara tangisannya di tengah kesunyian ruangan tempat putranya kini terbaring diranjang rumah sakit dengan alat-alat medis yang terpasang.Dokter mengatakan jika guncangan keras yang dialami Noah, putranya, telah membuatnya gegar otak, dan salah satu kakinya patah. “Noah, bagaimana bisa kau mengalami peristiwa ini Nak?” bisik Sarah meratapi keadaan putranya.Hati ibu mana yang tidak hancur jika putranya yang beberapa jam lalu sehat, kini terbaring tidak sadarkan diri? Sarah meninggalkan ruangan Noah begitu melihat ayah mertuanya tengah berbicara dengan dua orang polisi yang memberikan keterangan setelah memeriksa kejadian kecelakaan dan melihat hasil medis Noah.Polisi mengatakan jika dalam kasus ini, Noah sepenuhnya salah karena berkendara d
“Apa maksudmu Daniel? Kenapa kau berbicara seperti itu? Kau tidak akan pergi meninggalkanku, kan?”Di sisi lain, Matteo menutup mulutnya terjebak dalam kekalutan. Pria tua itu kesulitan untuk mengiyakan permintaan Daniel. Tapi di sisi lain, keadaan yang genting ini membuatnya tidak dapat menolak. “Berjanjilah,” bisik Daniel kembali meminta. Matteo membuang napasnya dengan berat, dia kembali melihat Daniel. “Saya berjanji Tuan, saya akan menikahkan cucu saya dengan isteri Anda. Bertanggung jawab untuk menjaga dan membahagiakan mereka,” ucap Matteo menyetujui permintaan Daniel. Evelyn menggeleng keras. “Aku tidak akan menikah dengan siapapun, hanya kau yang akan menjadi suamiku selamanya! Kau bilang kau mencintaiku, tapi mengapa kau menyerahkan aku kepada orang lain? Aku mohon bertahanlah Daniel, kita akan melewati ini semua bersama-sama,” rintih Evelyn menangis penuh permohonan. Pupil mata Daniel bergetar tidak dapat menahan tangisan sedihnya. Daniel tidak mampu mengiyakan pe
“Turunkan setiap berita yang membahas kecelakaan semalam. Jangan menyisakannya sedikitpun, hapus semua wajah Noah dari seluruh media, jangan memberikan public celah untuk melihat mengetahui wajah Noah dan mengetahui lebih lanjut masalah ini,” perintah Matteo pada assistantnya. “Baik Pak,” jawab Athur. “Satu lagi, jangan biarkan siapapun menemui Noah, terutama wanita itu.” Athur mengangguk paham, orang yang dimaksud oleh Matteo adalah Milia, kekasih Noah yang telah kembali dari luar negeri beberapa hari yang lalu. Matteo sangat membenci Milia, terutama keluarnganya yang saat ini sedang mengalami kesulitan financial dan memiliki skandal penggelapan pajak. “Bagaimana dengan proses pemakaman korban?” “Sekarang tengah berlangsung.” Matteo menyandarkan bahunya pada sandaran kursi, melepas lelah yang mendera, lelaki paruh baya itu memejamkan matanya mencoba untuk tidur sejenak. Sejak semalam Matteo tidak dapat tidur, berulang kali Matteo memikirkan, keputusan terbaik apa yang harus d
Di sisi lain, jemari Noah bergerak pelan diatas permukaan ranjang, pria itu mulai mulai memberikan respon saat seorang doker memanggil namanya dan mengajak berbicara ditengah terapi yang membantu merangsang indranya. Tiga hari sudah Noah mengalami koma, kini akhirnya mulai menunjukan tanda-tanda membaik dan stabil. Matteo dan Sarah yang sejak lama menunggu diluar ruangan terlihat cemas, berharap jika Noah akan segera sadar dari komanya. Dengan penuh perjuangan dan ditunjang alat-alat medis, akhirnya Noah mulai membuka matanya. “Noah Sylvester, Anda bisa mendengar dan melihat saya?” tanya dokter. Telinga Noah berdengung sakit, bulu matanya berkedip pelan, beberapa kali penglihatannya berkabut dan membutuhkan waktu untuk memproses cahaya yang ada disekitarnya. “Noah Sylvester, Anda bisa melihat saya?” tanya dokter lagi. Noah terdiam mengabaikan dokter yang terus mengajaknya berbicara. Noah kebingungan, tidak tahu harus berbicara apa, dia tidak memahami situasi apa yang kini teng
Hembusan angin terdengar dibalik jendela, salju turun dibawah langit yang cerah.Evelyn membelit lehernya dengan syal, hari ini dia ingin berkunjung ke makam Daniel untuk meredakan kerindukan yang sudah bertumpuk didalam dada.Evelyn berharap, dengan berkunjung ke makam Daniel, dia mendapatkan sedikit kekuatan untuk bisa bangkit dan memulai hari-hari barunya dengan penuh keikhlasan. Evelyn tidak bisa selamanya duduk dalam keterpurukan dengan kondisi kehamilan yang akan membesar, merepotkan rekan kerjanya yang selalu datang setiap hari untuk memastikan kesehatan, juga merepotkan kepala panti asuhan yang selalu membawa makanan.Baru saja Evelyn membuka pintu hendak keluar, dia langsung menghadap seorang pria berpakaian formal tengah berdiri didepan pintu apartementnya. “Selamat pagi Nyonya. Saya Athur, assistant pribadi tuan Matteo, beliau ingin berbicara dengan Anda sekarang.”Evelyn mendegus kesal, nada bicara Athur terdengar seperti memerintah dibandingkan dengan meminta. “Tidak ad
Sorot mata Matteo berubah tajam mendengar penolakan Evelyn. “Apa kau lupa jika pernikahan ini adalah wasiat dari suamimu? Ini bukan semata-mata keinginanku saja.” “Saya tidak sudi menikah dengan laki-laki yang telah membunuh suami saya!” Matteo meneguk tehnya sebelum kembali melanjutkan pembicaraan. “Sekarang Noah amnesia dan dia tidak mengingat apapun yang terjadi, termasuk kesalahan yang telah diperbuatnya. Ini adalah moment yang tepat untuk melangsungkan pernikahan kalian.” “Saya tidak akan menikah dengan Noah, Tuan Matteo Sylvester!” jawab Evelyn berteriak frustasi. “Persetan dengan wasiat. Saya ingin Noah bertanggung jawab dengan mendekam dipenjara, bukan menjadi menjadi suami pengganti saya! Apalagi menjadi ayah untuk anak dalam kandungan saya, saya tidak sudi!” “Nona Evelyn,” panggil Matteo dengan suara yang kian tenang, berbanding balik dengan sorot matanya yang tajam menusuk, “aku bukan seseorang yang ingkar dengan janjiku.” Gigi Evelyn mengetat, tatapan Matteo berhasil
Evelyn duduk lemas, beberapa kali dia mengatur napasnya yang semakin sesak kesulitan mengendalikan emosi didalam dada. Dia marah, benci, sekaligus malu dengan dirinya sendiri yang tidak cukup kuat untuk menuntut keadilan atas kematian suami yang dicintainya.Evelyn masih tidak habis pikir, segala hal yang dia alami saat ini masih terasa seperti mimpi panjang untuknya. Baru tiga hari dia ditinggal Daniel sampai belum sempat mengurus setiap persoalan data kependudukannya, dengan cepatnya kini Evelyn telah menjadi isteri orang lain.“Aku tidak hanya tidak mampu menuntut keadilan untukmu Daniel, aku juga telah mengkhianatimu,” lirih Evelyn dengan suara bergetar.Evelyn telah menikah dengan seorang lelaki yang sama sekali belum pernah dilihatnya. Pernikahan mereka dilakukan tanpa ada ucapan janji di altar, tanpa ada pendeta yang bersaksi, namun dengan kekuasan Matteo, pernikahan itu tercatat secara sah dalam catatan negara.Evelyn telah sah menjadi isteri Noah Sylvester.Apakah keputusanny
Alis Moza sedikit bergerak, wanita itu tersenyum tanpa menghina ataupun tatapan merendahkan kepercayaan diri Milia. “Jadi, Anda yang bernama Milia. Ternyata lebih cantik dan muda dari apa yang Alex ceritakan.Senyuman Milia sedikit memudar, terjebak dalam perasaan canggung karena reaksi tidak terduga Moza yang kian tenang dan justru memujinya. “Saya juga sudah sering mendengar tentang Anda dari Alex, dia begitu terbuka bercerita tentang isteri tuanya.”“Anda sudah bertemua keluarga Alex?” tanya Moza tidak mempedulikan hinaan Milia.Milia menyampirkan helaian rambutnya dibelakang telinga, dengan anggukan samar dia menjawab, “Ya, hari ini saya menemui orang tua Alex dan memeriksa gaun pernikahan, Alex sangat bersemangat meski saya meminta dia melakukannya setelah sidang perceraian Anda dengannya selesai,” jawab Milia begitu lancang dan bangga dengan tindakan memalukannya.“Benarkah? Jadi, kapan tanggal pernikahan Anda dan Alex akan diselenggarakan? Saya juga harus mempersiapkan gaun unt
“Menurutmu, mengapa aku bersedia menikah dengamu, meski status pernikahan kita disembunyikan Noah?” Noah mengerjap beberapa kali, mencerna pertanyaan Evelyn sampai akhirnya dia mendapatkan sebuah kesimpulan yang paling tepat untuk menjadi jawaban. “Apa kita kawin lari?” tebaknya dengan tatapan polos tanpa dosa.Kesedihan dimata Evelyn menghilang dalam sekejap begitu mendengar jawaban tidak masuk akal Noah Sylvester. Dalam gerakan cepat Evelyn meraih wajah Noah dan mencengkram pipinya sampai membuat bibir lelaki itu terbuka seperti seekor ikan yang terlempar ke daratan.“Apa katamu?” tanya Evelyn penuh tekanan, mengharapkan jawaban yang sedikit lebih baik dari sebelumnya.“Karena kita saling mencintai namun tidak mendapatkan restu karena perbedaan kelas social, kita kawin lari Eve, karena itu aku merahasiakanmu dari keluargaku dan semua orang,” jelas Noah semakin yakin dengan apa yang dia pikirkan.Evelyn mendengus jengkel, daya pikir Noah yang cetek ternyata tidak dapat Evelyn ajak b
Suara deringan telepon terdengar dikesunyian, membangunkan Evelyn dari tidur lelapnya diranjang apartementnya berada. Beberapa hari kekurangan tidur waktu beristirahat membuat Evelyn sangat lelah sampai dia tidak sadar waktu telah berlalu dengan cepat.Dilihatnya layar handpone, tertera nama Matteo.Evelyn menguap melihat jendela yang kini mulai gelap menandakan malam akan segara tiba, sepertinya dia akan terlambat pulang dan mengingkari janjinya kepada Noah tadi pagi. Telepon kedua dari Mattep kembali terdengar memaksa Evelyn untuk mengangkatnya.“Kenapa kau belum pulang dan meninggalkan Noah sendirian yang sedang sakit? Dia menunggumu sejak tadi,” tegur Matteo begitu pangilan diterima.Evelyn memutar bola matanya seketika tidak menutupi ketidak sukaannya. Setiap kali berbicara dengan Matteo, entah mengapa Evelyn selalu saja harus mendengarkan sederet perintah seakan hidup Evelyn saat ini berada dibawah kendali Matteo Sylvester. Apa Noah mengadu pada kakeknya hanya karena Evelyn be
Acara pesta ulang taun Mischa akhirnya dimulai. Masalah gaun yang sempat terjadi telah berlalu dengan cepat, tidak ada yang meminta Milia melepaskan gaun yang telah dia pakai karena Maori tidak ingin Evelyn mengenakan pakaian bekas lagi.Maori kembali menunjukan kasih sayangnya, melupakan apa yang telah terjadi dan berpikir jika kenangan tidak menyenangkan itu harus dia tinggalkan di kota Lapolez yang akan segera dia tinggalkan esok pagi.Maori tidak ingin memperbesar masalah lagi.Anak-anak panti sempati menampilkan tarian dan nyanyian sebelum akhirnya mereka menikmati makan malam bersama dengan penuh kehangatan.Evelyn tidak kuasa menahan senyuman bahagiannya menikmati setiap menit waktu yang berjalan menuju malam dikelilingi orang-orang terkasihnya. Anehnya, senyuman itu selalu hilang begitu saja setiap kali dia tidak sengaja melihat Milia yang kini kembali terkucilkan tanpa ada yang mengajaknya bergabung. Tatapan polos penuh ketakutan yang sering kali Evelyn lihat selama ini hila
Evelyn bergerak mundur, semakin bersembunyi dikegelapan yang memisahkan dirinya dari keramaian yang berlangsung, melihat reaksi Maori yang cukup marah, Evelyn malu dan tidak memiliki keberanian untuk meminta maaf secara langsung kepadanya sekarang.Apa yang harus Evelyn lakukan sekarang? Semua orang dewasa meragukan dirinya dan memandangnya sebagai anak yang tidak tahu rasa terima kasih.Satu-satunya orang yang bisa memperbaiki kesalah pahaman ini semuanya hanyalah Milia.Tapi Milia..Evelyn meringis tidak kuasa menahan tangisannya, meremas kuat dadanya yang sakit.Disini, ditempat ini Evelyn sendirian menanggung rasa bersalah yang teramat dalam kepada semua orang. Sementara Milia, dia berada dikeramaian tengar tertawa riang tidak sedikitpun menunjukan rasa bersalah setelah berbohong kepada Evelyn.Lebih menyakitkannya lagi, kini Milia memamerkan gaun dan sepatu yang dia pakai didepan semua orang, mengarang cerita bahwa Evelyn telah memberikannya pada Milia. Tanpa ragu Milia memperpan
“Apa kota ini tidak cocok untuk usaha baru keluargamu? Sudah beberapa kali Juan berada disini, tampaknya dia tidak menemukan satupun tempat yang cocok untuk dijadikan peternakan kuda,” tanya Chirstina.Maori tertawa renyah mendengar pertanyaan sahabatnya. “Itu sudah tidak masalah lagi untuk Juan. Juan tidak begitu kecewa, meski kami tidak menemukan tempat peternakan kuda yang cocok, secara tidak terduga justru dia menemukan anak yang sudah membuatnya jatuh cinta.”Christina ikut tertawa menyetujui pernyataan sahabatnya itu. Sudah hampir lima belas tahun Juan dan Maori menikah, Maori tidak dapat memberikan anak pada suaminya karena dulu dia pernah melakukan operasi pengangkatan rahimnya akibat kanker.Juan sempat ingin mengadopsi anak, namun dia menahan diri demi menghargai Maori yang belum bisa berdamai dengan kenyataan. Juan tidak ingin Maori berkecil hati dan berpikir bahwa rumah tangga mereka belum sempurna jika tidak ada anak.Setelah Maori berdamai dengan keadaannya dan memahami
Gemercing dari lonceng dream catcher terdengar kala angin berhembus masuk, lampu-lampu menerangi sekeliling panti asuhan tidak seperti malam-malam sebelumnya. Semua orang sedang bersuka cinta menantikan kedatangan orang yang selalu menjadi sponsor utama panti asuhan.Evelyn yang menyadari jika ini malam terakhirnya tinggal, tanpa menyia-nyiakan waktu, dia begitu bersemangat membantu siapapun yang ada disekitarnya.Matahari sore sudah tenggelam sepenuhnya, menyisakan warna kebiruan di langit berbintang.“Daniel! Aku mencarimu sejak tadi, rupanya kau disini,” panggil Evelyn diantara suara tawa manisnya, memanggil seorang anak laki-laki yang tengah duduk sendirian di depan jendela karena lelah.Daniel, dia panti asuhan lain yang diungsikan karena panti asuhan sebelumnya kebakaran, Evelyn yang sebaya dengannya menjadi teman terdekatnya.“Eve,” sapa Daniel tersenyum dengan mata berbinar, melihat penampilan Evelyn dari ujung kaki hingga kepala yang terlihat cantik meski mengenakan gaun bek
Derap langkah kaki anak-anak yang berlarian terdengar di lantai ubin, tawa bahagia mereka terdengar di lorong, membicarakan kue-kue lezat yang baru berdatangan dan akan mereka santap nanti malam.Malam ini, panti asuhan sedang membuat pesta untuk merayakan ulang tahun peminpin panti, sekaligus untuk merayakan Evelyn yang akan segera mendapatkan keluarga baru dan besok dia akan pergi dijemput, tinggal di rumah barunya.Evelyn adalah salah satu anak panti yang paling dewasa didalam panti asuhan, dia membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa mendapatkan orang tua angkat.Tidak ada data siapa orang tuanya dan asal usulnya membuat beberapa orang ragu untuk mengangkatnya, orang-orang kelas menengah ke atas sangat percaya bahwa gen dari orang tua akan menurun kepada anak.Mereka khawatir Evelyn memiliki sifat jahat dari orang tua kandungnya dan dimasa depan dia akan membawa kerugain dan mempermalukan mereka.Karena alasan menyedihkan itu, Evelyn selalu berusaha menjadi anak yang baik dan
Mengapa Noah mengatakan jika tidak akan menikah sebelum menjadi CEO, padahal pada saat itu dia telah menjadi suami Evelyn? Mengapa Noah merahasiakan pernikahannya dari sahabat terdekatnya? Mustahil Noah tidak mengakui isterinya didepan sahabatnya sendiri! Apakah memang dulu Noah sejahat itu pada Evelyn? Atau justru ada alasan lain yang sebenarnya yang telah terjadi?Noah menelan salivanya dengan kesulitan, tangannya yang lemah gemetar, terkepal menggenggam segumpal kekhawatiran yang bertumpuk didada.Noah mengatur napasnya beberapa saat, mengumpulkan keberanian untuk kembali bertanya, “Alfred, apa kau mengenal Evelyn isteriku?” Alfred melihat potret photo di dinding sekali lagi, melihat dengan seksama wajah Evelyn sangat asing untuknya. “Aku tidak mengenalinya.”“Kau pernah bertemu dengannya saat kita masih sekolah menengah atas, kau pernah meminta maaf kepada Eve karena tidak sengaja menabrakkan rc airplane padanya,” jawab Noah mengingatkan.Suara decihan langsung terdengar dari