Share

BAB 6: Hilang Ingatan

Di sisi lain, jemari Noah bergerak pelan diatas permukaan ranjang, pria itu mulai mulai memberikan respon saat seorang doker memanggil namanya dan mengajak berbicara ditengah terapi yang membantu merangsang indranya.

Tiga hari sudah Noah mengalami koma, kini akhirnya mulai menunjukan tanda-tanda membaik dan stabil.

Matteo dan Sarah yang sejak lama menunggu diluar ruangan terlihat cemas, berharap jika Noah akan segera sadar dari komanya.

Dengan penuh perjuangan dan ditunjang alat-alat medis, akhirnya Noah mulai membuka matanya.

“Noah Sylvester, Anda bisa mendengar dan melihat saya?” tanya dokter.

Telinga Noah berdengung sakit, bulu matanya berkedip pelan, beberapa kali penglihatannya berkabut dan membutuhkan waktu untuk memproses cahaya yang ada disekitarnya.

“Noah Sylvester, Anda bisa melihat saya?” tanya dokter lagi.

Noah terdiam mengabaikan dokter yang terus mengajaknya berbicara.

Noah kebingungan, tidak tahu harus berbicara apa, dia tidak memahami situasi apa yang kini tengah terjadi padanya.

Gemuruh yang mengganggu perlahan menghilang, Noah akhirnya mendengar suara dokter yang mengajak berbicara.

Noah mengerang lemah, merasakan perih dan kering dikerongkongan. Ada sesak yang memenuhi dada, mendorongnya untuk menangisi guncangan perasaan sedih yang tidak dipahami.

Apa yang sebenarnya telah terjadi?

Semakin Noah berusaha mengingat, kepalanya berdenyut sangat sakit.

Sekelebat bayangan wajah ayahnya muncul diingatan, ayahnya tengah duduk diatas papan seluncur dan memanggil Noah dengan senyuman lebar karena ombak yang sudah lama dinantikan akhirnya datang.

“Noah, Anda mendengar ucapan saya?” tanya dokter lagi, terus menunggu dengan sabar kapan Noah akan merespon.

Mata Noah bergerak pelan, memfokuskan dirinya pada dokter yang terus mengajaknya berbicara untuk memastikan kemampuan pendengaran dan penglihatan Noah normal.

“Dimana ayah saya?” tanya Noah degan suara serak dan terbata.

Dokter langsung tersenyum ramah begitu Noah mulai berbicara. “Panggilkan ayah pasien, dia ingin bertemu.”

“Baik Dokter,” jawab sang perawat berlari keluar ruangan untuk menemui Matteo dan Sarah yang sudah lama menunggu.

“Bagaimana keadaan cucu saya?” tanya Matteo tidak sabaran.

“Pasien telah sadar dan sudah bisa diajak berbicara.”

Matteo langsung mengusap dadanya memanjatkan syukur, setelah beberapa hari menanti dengan perasaan campur aduk, kini akhirnya Noah telah kembali sadar.

“Sekarang pasien ingin bertemu dengan ayahnya, bisa Anda memanggilnya?” tanya perawat.

Kening Sarah mengeryit kebingungan. “Apa maksud Anda? Ayah Noah telah meninggal sejak enam tahun yang lalu.”

Perawat itu tersentak kaget. “Maaf jika saya lancang Nyonya, apa ada orang lain yang mungkin sudah pasien anggap sebagai ayahnya sendiri?” tanya perawat dengan penuh kehati-hatian.

Sarah menggeleng. “Tidak ada. Satu-satunya lelaki yang Noah orang tuakan adalah kakeknya.”

Perawat itu mengangguk menyembunyikan kekhawatiran diwajahnya, dia segera masuk kembali kedalam ruangan dan menyamaikannya kepada dokter.

“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Sarah kembali dibuat cemas.

***

Tiga jam telah berlalu, hasil pemeriksaan medis Noah akhirnya telah keluar.

Segala kecemasan yang mengganggu Matteo dan Sarah akhirnya mendapatkan jawaban. Dokter mengatakan jika Noah mengalami amnesia dan trauma pasca kecelakaan yang membuatnya melupakan segala peristiwa yang terjadi dalam waktu sepuluh tahun terakhir.

Noah berpikir bahwa bahwa saat ini dia masih berada ditahun 2013, masih menjadi seorang mahasiswa, ingatan terakhir Noah adalah pergi surfimg bersama ayahnya di Jeffreys Bays, Afrika Selatan.

Kondisi Noah semakin membuat Matteo khawatir. Tidak hanya pihak kepolisian yang mungkin akan menganggap hilang ingatan Noah sebagai manifulasi catatan medis untuk mengurangi hukuman, kritikan public akan semakin keras jika kasus berlanjut, ditambah lagi posisi Noah yang rentan dimanfaatkan banyak musuh bisnis Matteo jika mereka tahu Noah hilang ingatan.

Masalah ini tidak bisa dibiarkan lebih lama lagi.

Tidak ada cara lain, satu-satunya cara untuk menutupi kasus ini adalah menepati janji Matteo, yaitu menikahkan Evelyn dengan Noah.

Matteo mengusap wajahnya dengan kasar, dilihatnya Sarah yang baru keluar dari ruangan dokter.

Sarah tampak lesu, matanya sembab karena terlalu banyak menangis. Sampai saat ini Sarah maupun Matteo tidak diizinkan untuk menemui Noah.

“Sarah, jaga Noah dan jangan berbicara apapun mengenai kecelakaan yang terjadi padanya, jangan biarkan orang asing menemuinya, terutama Simon dan Milia. Aku akan mengurus masalah ini secepatnya,” perintah Matteo sebelum pergi bersama assistantnya.

Sarah mengangguk pasrah, tidak dapat melawan perintah mertuanya karena saat ini dia tidak memiliki banyak kemampuan untuk membantu mengatasi masalah putranya.

Sarah melangkah gontai, pergi ke ruangan Noah dirawat dan memperhatikan keadaannya melalui balik jendela.

Saat ini Noah masih kebingungan pasca koma, dokter tengah membantu mengembalikan keterampilan dasarnya dalam berbicara menggerakan anggota tubuhnya yang lain, mengingatkan dia akan wajah dirinya sendiri melalui cermin.

Sarah meringis sedih mencengkram siku tangannya.

Sangat menyakitkan melihat keadaan putranya dalam keadaan seperti ini. Kini dia tidak hanya harus berjuang untuk sembuh, Noah juga harus berjuang mengahadapi tuntutan hukum yang sangat berat.

Sarah tidak pernah membayangkan jika hal buruk seperti akan terjadi pada putranya. Segalanya telah terjadi diluar kendali, diluar rencana hidup Noah yang sudah diatur akan selamanya berjalan sempurna.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Setrauma itukah Noah sampai menghapus 10tahun ingatan. Milia tuh yang jadi penyebabnya.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status