Share

Tanya yang Tersisa

Meski Mas Dewangga masih terdiam, aku tetap setia menunggunya, meskipun detak jantungku semakin cepat. Apa lagi kali ini? Aku merasa seakan menunggu sebuah bom waktu yang akan segera meledak.

Akhirnya, suamiku mulai bersuara.

"Orang itu sedang survei tempat untuk kampanye. Katanya ... kemungkinan salah satu calon presiden akan kampanye di daerah sekitar sini. Kami hanya ngobrol sebentar, lalu dia pergi," jawab Mas Dewangga. Senyumnya tipis, terlihat sedikit dipaksakan, seolah ada sesuatu yang lebih dari sekadar obrolan singkat itu.

Aku terdiam. Penjelasan Mas Dewangga terdengar masuk akal, mengingat tadi siang aku juga sempat mendengar obrolan ibu-ibu soal rencana kampanye calon presiden.

Namun, ada sesuatu yang masih mengganjal di pikiranku.

"Tapi kenapa kamu harus menemani dia? Bukankah kamu seharusnya tetap di parkiran untuk menjaga kendaraan?" Aku tahu pertanyaanku seakan memojokkan suamiku, tetapi aku tak punya pilihan lain. Aku perlu tahu lebih banyak.

Mas Dewangga menghela na
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status