Share

Mencoba Menjalanlan Rencana B

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya Mas Dewangga kembali. Wajahnya terlihat lebih tenang dibanding sebelumnya, seolah beban yang tadi sempat tampak di wajahnya kini menghilang. Aku berusaha memasang wajah setenang mungkin meskipun di dalam hati, rasa curiga tak pernah benar-benar hilang.

"Sudah selesai, Mas?" tanyaku basa-basi.

Namun, alih-alih mengangguk, Mas Dewangga malah menggeleng pelan. Aku menatapnya dengan bingung.

"Sebenarnya aku belum selesai menelepon," ucapnya sambil menyelipkan seutas helai rambutku ke belakang telinga. "Sambungan teleponnya tiba-tiba terputus karena kuotaku habis."

Aku terdiam sejenak, tidak yakin apakah aku mendengarnya dengan benar.

"Habis?" tanyaku memastikan.

"Iya, habis," jawabnya dengan senyum yang tampak sedikit canggung. "Maaf ya, Sayang. Besok aku akan beli kuota lagi, dan kamu bisa mencari resep donat dengan tenang."

Aku terdiam setelah mendengar penjelasannya.

"Tadinya aku mau keluar untuk beli kuota sekarang, tapi di luar gerimis," lan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status