Share

Di Bawah Bayang-Bayang Keraguan

Setelah dua karyawan perempuan itu pergi, aku juga ikut kembali ke meja. Namun, Mas Dewangga tidak ada di sana. Hanya ada Ibu dan Abiyan.

"Mas Dewangga ke mana, Bu?" tanyaku, masih berdiri di samping meja.

Ibu menunjuk ke arah sudut. Kepalaku menoleh mengikuti arah yang Ibu tunjuk, dan di kejauhan aku bisa melihat Mas Dewangga sedang menelepon.

"Apakah Alvin yang menelepon?" batinku mulai menduga. Sudah beberapa kali aku memerhatikan bahwa setiap kali ada panggilan yang masuk saat aku hendak mengecek ponsel Mas Dewangga, nama "Alvin (Asisten)" selalu muncul di layar. Kecurigaanku semakin tumbuh, tetapi aku berusaha menahannya.

Aku duduk dengan mata terus mengikuti gerakan Mas Dewangga dari kejauhan. Tidak jelas siapa yang diajaknya berbicara, tetapi perasaan gelisah dalam diriku kian menguat. Namun, untuk kali ini aku memilih diam, aku tidak ingin memulai pembicaraan.

Setelah beberapa menit, akhirnya Mas Dewangga kembali ke meja. Aku tetap diam, tidak menanyakan siapa yang menelepon s
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status