Share

Bayangan yang Kembali

Aku mengerutkan dahi, menatap suamiku penuh tanya.

"Kenapa besok aku tidak perlu berjualan, Mas?"

Mas Dewangga tersenyum tipis. "Hari ulangan Abiyan semakin dekat. Kamu perlu menemaninya belajar agar dia dapat nilai bagus."

Aku mengangguk, paham dengan permintaan suamiku yang tiba-tiba.

Dia mendekatkan kepalanya ke telingaku, berbisik dengan suara berat yang menggoda, "Bantu Abiyan agar nilainya bagus. Jadi, dia bisa menagih adik yang akan menjadi hadiahnya."

Wajahku langsung memanas. Aku memukul lengannya, tetapi dia hanya tertawa melihat tingkahku. Dari sudut mataku, Abiyan memandang kami bergantian, bingung dengan apa yang terjadi.

Setelah menyelesaikan transaksi, kami pulang dengan belanjaan di tangan. Malam itu terasa lebih tenang, tanpa tatapan sinis dari para tetangga. Aku lega, karena gosip pasti akan bermunculan jika aku berbelanja sebanyak ini di siang hari.

Setiba di rumah, kami meletakkan belanjaan di ruang tamu.

"Abiyan, tunggu di sini, ya. Mama mau ke rumah nenek dulu,"
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status