KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 23Mobil masuk ke halaman rumah. Ketiga kakak iparku dan suaminya masing-masing duduk di teras. Kak Irna menyuruhku untuk segera turun dari mobil."Ada apa, Kak?" tanyaku, setelah berada di dekat Kak Irna."Ibumu, tadi nangis," jawab Kak Irna."Dek, kamu kasih ke Ibu, ya?" Mas Ilham memberikan kotak kue yang di pegangnya padaku. Aku menganggukkan kepala dan berlalu masuk ke dalam rumah.Kuketuk pintu kamar yang Ibu tempati. Ibu duduk dan menyuruhku untuk masuk dan menutup pintu. Ada apa dengan ibu?"Ibu, kenapa?" tanyaku, mata Ibu tampak basah. Entah apa yang membuatnya menangis?"Apa ini?" Ibu balik bertanya sambil menunjuk ke arah kotak yang kuletakkan di sampingku duduk."Selamat nambah umur, ya, Bu? Ini kue dari Mas Ilham," ucapku. Ibu menyeka air matanya yang tersisa di sudut mata."Cuma ini?" tanyanya membuat keningku mengkerut dalam.Ibu bilang cuma ini? Padahal, ini kue kesukaannya yang dibeli Mas Ilham dari toko kue langganan Ibu."Ma
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 24PoV Author."Anggita, Ilham," panggil Bu Dira, perhatian Anggita dan Ilham yang melihat tv langsung teralihkan ke arah Bu Dira yang sudah duduk di sofa lainnya."Iya, Bu. Ada apa?" sahut Ilham dan bertanya."Boleh tidak kalau Ibu tinggal di sini? Ibu mau tinggal di sini, bersama kalian berdua," ucap Bu Dira, setelah hampir tiga Minggu tinggal di rumah Ilham dan Anggita, Bu Dira merasa nyaman dan enggan untuk pulang ke rumahnya."Tinggal di sini?" tanya Anggita, memastikan lagi bahwa apa yang di dengarnya tidak salah. Ia sedikit terkejut mendengarnya. "Ibu mau tinggal di sini bersama dengan kami?" ulang Anggita."Iya," sahut Bu Dira sembari mengangguk cepat."Kalau Ibu mau tinggal bersama kami, kami sangat senang mendengarnya, Bu. Tinggal lah bersama kami semaunya yang Ibu mau, karena Ibu adalah Ibu kami, tidak mungkin kami melarangnya dan menolak." Ilham berbicara dengan senyum kebahagiaan di wajahnya.Tentu saja Ilham bahagia, karena keing
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGSelamat membaca🥰BAB 25Setelah Ibu pulang dari rumahku, tidak sekali pun Ibu menelpon untuk minta dijemput, aku pun tidak mempertanyakannya, mungkin Mbak Gina memang benar-benar melarang Ibu untuk tinggal bersama kami."Anggita, boleh ambil minyak goreng dulu tidak? Soalnya, uangku ketinggalan nih," ucap tetanggaku, pelanggan pertama yang datang saat toko sembako milik kami baru di buka."Boleh, ambil aja," sahutku seraya tersenyum. Tetanggaku itu pulang setelah mendapatkan apa yang dia butuhkan.Sudah satu bulan toko sembako kami buka, dan Alhamdulillah sekali, semakin hari pelanggan kami semakin ramai. Sebab, di gang tempat kami tinggal hanya kami yang membuka toko sembako.Deru motor terdengar berhenti di depan toko, sepertinya aku mengenal suara motor itu, aku bangkit dari tempat duduk menuju ke depan toko."Kak Arini?" Aku heran dengan kehadiran Kak Arini."Wih, keren banget kamu, sudah sukses sekarang ya?" Kak Arini turun dari motor sambil
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 26PoV Author."Tambahin lagi susu sama bawangnya, ini cuma bisa bertahan satu Minggu, sama minyak goreng tambah dua lagi," ucap Gina setelah memeriksa isi kantong plastik berisi sembako itu. "Terus berasnya mana?" tanya Gina."Ini berasnya Ilham letakkan keatas motor, ya?" Ilham mengangkat satu karung beras dua puluh kilo dan membawanya ke depan, untuk diletakkan keatas motor Gina."Mau ngapain lagi, Mbak?" tanya Anggita, saat melihat Gina mengitari ruangan toko, seakan sedang mencari sesuatu."Mbak minta ini satu, ya?" pinta Gina, seraya mengangkat satu kardus mie instan."Parah banget nih, Mbak! Di kasih hati minta jantung, tidak boleh dan letakkan lagi ke tempat semula," ucap Anggita dengan kesal. Gina mencebik menanggapi ucapan Anggita."Ilham, Mbak ambil satu kardus ini, ya? Untuk lauk nasi," kata Gina pada Ilham yang sudah kembali masuk ke dalam toko."Maaf, Mbak, Mbak tidak boleh mengambil sesuka hati Mbak. Kami baru merintis usaha ini
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 27"Besar sekali rumah Anggita," ucap suara seseorang yang tidak asing didengar oleh telingaku, saat kakiku hampir sampai di pintu utama.Sungguh, aku sedikit kaget melihat Ibu, Mbak Gina, Mas Fadli, Bang Usman dan Kak Arini datang ke rumahku. Apa yang mereka inginkan?"Jaya belum pulang, 'kan?" Ibu bertanya seraya celingukan melihat ke dalam rumah. Oh, ternyata mencari Bang Jaya."Anggita, Jaya masih di sini, 'kan?" ulang ibu lagi."Ya, jelas masih, itu mobilnya masih ada," timpal Mbak Gina.Aku menyuruh mereka semua masuk ke dalam rumah. Jantungku berdebar tidak karuan, entah apa keperluan mereka dengan Bang Jaya?Suasana di ruang tamu mendadak sunyi, hanya terdengar suara kedua keponakanku yang sedang bermain di depan TV."Ehem!" Mas Ilham berdehem, seperti ingin mencairkan suasana yang tampak tegang. Karena semua terlihat diam dan saling melihat satu sama lain."Kenapa kalian semua datang ke sini?" tanyaku hati-hati."Ibu ke sini ada perlu
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNG BAB 28PoV Author."Aku pergi dulu." Fadli yang baru selesai menerima telpon dari Ana pamit kepada Gina."Mau ke mana memangnya?" Gina memasang wajah tidak senang melihat Fadli yang akan meninggalkannya di rumah sakit. "Siapa yang telpon?" lanjutnya sambil bersedekap dada melihat Fadli."Ana lagi hamil, dia tidak bisa jauh dariku, kamu harus mulai terbiasa untuk tidak terlalu bergantung padaku, Ana membutuhkanku saat ini," ucap Fadli."Maksudmu, sekarang aku tidak membutuhkanmu, begitu? Kalau kamu seperti ini, lebih baik kita pisah saja!" rajuk Gina dan mengancam."Terserah kamu, lama-lama capek juga menghadapi kamu yang selalu merajuk seperti anak kecil!" ketus Fadli seraya membalikkan badan dan pergi meninggalkan Gina yang terpaku mendengar ucapannya.'Ana sialan, aku tidak tahan kalau seperti ini terus, awas kamu, Ana! Aku akan membuat perhitungan sama kamu nanti!' batin Gina. Matanya merah penuh amarah dan dendam kepada Ana, yang sudah membua
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 29PoV Author."Gina, beliin rokok, tinggal sebatang nih," titah Fadli yang berleha-leha diatas sofa."Kamu saja yang pergi, Mas, aku malas kalau harus keluar rumah, apa lagi pergi ke warung ibu-ibu tukang gosip itu," tolak Gina yang tetap fokus melihat ponselnya sambil rebahan. Setelah menerima uang bulanan dari Fadli, Gina akan menghabis waktu berjam-jam untuk berbelanja on-line di aplikasi berwarna oren."Ini nih yang bikin aku tidak betah di sini, kamu kalau disuruh selalu saja banyak alasan, beda dengan Ana, tanpa diminta pun dia tahu setiap kebutuhanku yang sudah hampir habis," keluh Fadli, Gina menghentikan aktivitasnya ketika mendengar Fadli membandingkan dirinya dengan Ana.Gina duduk dan melihat ke arah Fadli yang tampak cemberut tanpa melihat ke arahnya. Gina menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafasnya perlahan.'Tahan Gina, tahan,' gumam Gina, dia belajar untuk mengontrol emosi agar tidak marah dan membuat Fadli semakin me
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 30"Ini Mbak Tuti, yang bekerja di rumah Ibu lebih dari sepuluh tahun, Ibu memercayai Mbak Tuti untuk bekerja di rumah kalian sekarang," ungkap Kak Linda, memperkenalkan wanita yang bernama Tuti itu padaku.Sebelumnya aku sudah menolak untuk tidak mempekerjakan Art di rumah ini, ternyata penolakanku hanya dianggap angin lalu saja."Tapi, Kak, Anggita tidak mencari Art untuk bekerja di rumah ini, apa lagi, Art-nya belum menikah, dan itu tidak baik kalau tinggal satu rumah dengan Anggita," ucapku."Anggita, kamu cemburu? Ya ampun, ha-ha adik iparku cemburu," sambut Kak Titin dengan tertawa geli melihat ke arahku. Apa yang lucu?"Sayang, Mbak Tuti ini sudah menikah, itu suaminya," ucap Mas Ilham seraya menunjuk ke arah mobil, yang berdiri Pak Udin di sampingnya."Ini perintah dari boss kita Bu Belinda," lanjut Kak Linda."Seharusnya, Ibu tidak perlu repot-repot begini, Kak. Anggita bisa kok mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri," "Ya, kamu
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 60"Dek, ini Kak Arini." Mas Ilham menyerahkan ponselnya padaku."Gimana, apa sudah selesai? Kamu baik-baik saja 'kan, Kak? Sekarang ada di mana?" tanyaku yang langsung beruntun, sembari menatap saudaraku di layar ponsel.Akhirnya. Kak Arini menelpon lewat panggilan video. Setelah berjam-jam aku gelisah menunggu kabar. "Jangan cemas, aku sudah punya pengalaman dua kali melahirkan, semuanya baik-baik saja, keponakanmu juga sehat dan gemoy," imbuhnya, dan memperlihatkan bayinya yang tampak tidur di sampingnya. "Kakak lahiran normal di rumah," lanjutnya."Alhamdulillah, Kak. Aku sangat cemas, sampai-sampai tidak bisa makan karena memikirkanmu," kataku jujur. Memang itu adanya."Sekarang kamu makanlah, rasa khawatirmu sangat berlebihan, sana makan." ucapnya memberikan perintah."Besok jadi pulang 'kan?" Terdengar suara Ibu bertanya, lalu kamera ponsel Kak Arini mengarahkan pada Ibu yang duduk di sampingnya."Insyaallah jadi, Bu. Ibu sehat 'kan?"
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNG BAB 59"Mas, siapa mereka semua?" tanyaku, sembari mengeluarkan putraku dari dalam mobil.Setelah itu, mataku tertuju kepada laki-laki dan dua perempuan yang berjalan semakin mendekat ke arah kami."Itu ayahnya Ilham. Ayah mertuamu." Ibu mertua berkata dengan suara yang sangat pelan."Ilham, apa kabar, Nak?""Alhamdulillah, Ilham baik. Ayah sendiri apa kabarnya?""Ayah baik. Kamu sudah menikah, tapi tidak memberitahu Ayah sama sekali, apa ini anakmu? Apa ini cucu Ayah?" Binar mata dan senyum bahagia terpancar jelas di wajah Ayah mertua. "Iya, ini anakku, cucu Ayah." sahut Mas Ilham, singkat."Ayah," panggilku sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman. Ayah mertua menyambutnya dengan baik, lalu aku beralih menyalami dua perempuan di sampingnya.Mas Ilham pernah bilang, kalau sudah lama tidak bertemu dengan ayahnya. Tapi, kenapa saat berhadapan langsung sikap mereka tampak biasa-biasa saja? Maksudku, tidak ada sama sekali adegan peluk-memeluk unt
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 58PoV Ilham."Ilham, kamu sama Malik tunggu di dalam sana saja. Pesan makanan apa saja. Biar Ibu sama Anggita ke sana sebentar, Ibu dan Anggita mau cari sesuatu." Ibu berbicara padaku sambil menunjuk ke arah toko pakaian wanita. Sudah jelas sesuatu yang sangat pribadi yang akan mereka cari."Pergilah, Ilham juga capek dari pagi keliling mal," sahutku sambil membawa langkah masuk ke dalam restoran cepat saji.Aku memesan makanan untuk kami makan siang. Sambil menunggu pesanan datang dan menunggu Ibu dan Anggita kembali. Kusempatkan untuk membawa putraku bermain perosotan yang tersedia di dalam restoran ini."Ilham," panggil seseorang dari belakangku.Aku membalikan badan melihat ke belakang, saat seseorang itu mendekat, aku langsung memberikan jarak. Wanita di depanku ini ingin meraih tanganku, namun kutepis dengan cepat.Ya. Siapa lagi kalau bukan Jasmin. Entah kenapa dia ada di sini? Apa dia mengikutiku sampai ke sini? Sungguh, tidak tahu ma
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNG BAB 57Author PoV."Kenapa, Ilham? Apa yang membuatmu ingin pulang secepat ini? Bukannya kamu mau satu Minggu di sini?" tanya Bu Belinda dengan menatap Anggita dan Ilham bergantian. Bu Belinda terkejut dan heran, karena mendengar anak bungsunya yang tiba-tiba ingin pulang secepat itu."Mungkin, Ilham tidak suka kalau aku tetap berhubungan baik dengan kalian semua, Bu. Aku tidak ada bermaksud apa-apa, sungguh, aku hanya tidak bisa melupakan kalian semua, karena kita sudah seperti keluarga, kita bersama bertahun-tahun, mulai dari aku dan Ilham sekolah dan sampai saat kami hampir mau menikah, kenapa kamu tidak suka padaku, Ilham? Apa kamu masih sakit hati karena tidak jadi menikah denganku?" imbuh Jasmin dengan matanya yang terlihat berkaca-kaca. Sekilas dia menatap ke arah Anggita.Jasmin sengaja ingin membuat Anggita cemburu, dia pikir, dengan membuat Anggita mendengar ucapannya mengenai masa lalunya dengan Ilham, akan membuat Anggita marah karena
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 56"Kak, kenapa wanita itu ada di sini?" Kak Irna menoleh ke arahku, lalu mencondongkan tubuhnya sedikit."Dia memang akrab dengan kedua kakak iparmu itu. Tapi, kamu tenang saja, kata Kak Titin. Jasmin sudah menikah. Dan aman dari plakor. Sudah, kamu jangan mikirin apa-apa ya?" bisik Kak Irna. "Kakak ini, kok bisa tahu sih kalau aku takut suamiku diambil pelakor? Syukur kalau Jasmin sudah menikah, aku pikir bakalan ada drama tentang ... hmm, sudahlah.""Jangan takut, adikku orangnya bisa menjaga mata dan hati. Insyaallah," kata Kak Irna sambil mengusap bahuku."Aamiin. Yang penting Jasmin sudah menikah. Oya, terimakasih atas kado yang Kak Irna beri padaku, aku suka." Aku memeluk Kak Irna sebentar, namun wanita yang kupeluk itu justru membalas memelukku lebih erat dan lama."Alhamdulillah kalau kamu suka. Sekarang, ayo kita ke depan." Kak Irna mengurai pelukan, dan beralih mengambil nampan yang sudah berisi gelas minuman dingin."Lain kali leb
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 55"Bu, besok aku dan Mas Ilham mau ke Bandung, apa Ibu mau ikut?" tanya Anggita pada Bu Dira yang tengah mencuci tangannya di wastafel.Setelah dua bulan akhirnya Anggita dan Ilham memutuskan untuk pergi ke Bandung besok pagi, rencana yang pernah tertunda karena sebuah musibah yang tidak terduga menimpa keluarganya."Kalian saja yang pergi, Ibu di sini saja, nanti minta kakakmu untuk menemani Ibu di sini," jawab Bu Dira sambil duduk di kursi yang ada di pintu dapur, dan melihat Anggita menyendokkan nasi dan lauk ke dalam piring."Baik lah, Bu. Nanti aku akan memberitahu Kak Arini agar datang ke sini, tapi, ibu yakin tidak mau ikut? Sekali-kali keluar rumah gitu," tanya Anggita sekali lagi. Berharap ibunya mau ikut pergi ke rumah Ibu mertuanya."Ibu yakin, Ibu titip salam saja sama Ibu mertuamu, bilang ke Ibu mertuamu. Ibu tidak bisa duduk terlalu lama di dalam mobil, nanti hanya menyusahkan saja kalau Ibu ikut, kamu tidak lama 'kan, di sana?
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 54Author PoV."Baru bangun kamu? Kamu pasti pura-pura pingsan, kan? Supaya digendong sama mantan suamimu itu!" Arini sedikit kaget sekaligus bingung. Sebab, melihat suaminya alih-alih marah tanpa menanyakan keadaannya."Maksud kamu apa, Mas?" tanya Arini, dengan raut wajah kebingungan yang sangat jelas terlihat. Arini memijit pelipisnya seraya bangkit dari tempat tidur."Kalau mau balikan sama Jaya bilang sama aku. Jangan kayak gini caranya, ini sama saja kamu ingin menjatuhkan harga diriku sebagai seorang suami, aku cemburu saat tahu kamu diangkat oleh Jaya ke dalam kamar." Arini mendongak menatap Angga."Kamu tidak mengerti apa yang aku rasakan, Mas. Kamu tidak mengerti gimana rasanya diabaikan oleh anak-anak, simpan cemburumu itu," lirih Arini sambil bergerak turun dari ranjang. "Aku benar-benar tidak tahu kenapa aku bisa pingsan? Aku memang menyesali semuanya, tapi tidak untuk kembali kepada Mas Jaya, dan bercerai darimu." lanjut Arini."
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 53Ayam sudah selesai dipotong, kami beralih ke penjual ikan. Karena belanjaannya banyak, aku meminta jasa kuli panggul untuk membantu membawakan belanjaan kami."Bang, ikan yang ini lima kilo ya?" pinta Kak Irna dan meminta penjualnya untuk sekalian membersihkan ikan itu.Kak Irna melihatku sejenak, lalu wanita yang mempunyai tahi lalat diatas bibir itu mengukir senyum."Kamu kepikiran tentang nama Jasmin yang disebutkan Una tadi?" tanyanya sambil mengeluarkan uang dari dalam dompetnya, dan menyerahkan kepada abang-abang penjual ikan itu."Memangnya benar ya, Kak? Kalau Mas Ilham pernah hampir menikah?" "Semua orang punya kenangan masa lalu, jadi, jangan pernah mempertanyakan masa lalu mantan suamimu, ya? Sekarang, Ilham sudah menikah denganmu, dan sudah punya buah hati dari cinta kalian berdua. Masa lalu harus dibuang jauh-jauh, agar hidup akan terasa lebih bahagia dan sejahtera. Mengerti?" ucap Kak Irna."Mengerti, Kak." sahutku seraya men
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 52"Siapa dia, Anggita?" tanya Kak Arini yang keluar kamar, dan melihat seorang wanita yang tidak kukenal itu lekat."Aku tidak tahu, Kak. Datang-datang langsung rebahan di sofa," jawabku. "Malahan tanpa mengucapkan salam," lanjutku dan melihat ke arah pintu utama."Anggita.""Alhamdulillah, Ibu. Akhirnya sampai juga, kenapa lama sekali sampainya, Bu?" Kuhampiri Ibu mertua dan langsung memeluknya erat, lalu membalas mencium kedua pipinya dengan sayang, perlakuanku sama seperti yang ibu mertua lakukan kepada menantunya ini setiap kali bertemu."Hujan lebat sekali tadi, jadi kami memilih untuk menepi sampai hujan reda," jelas Ibu mertua. "Di mana ibumu?" tanyanya, dan celingukan mencari keberadaan ibuku."Di kamar, Bu. Masuk aja," jawabku. Ibu mertua meninggalkan kami semua dan masuk ke dalam kamar ibuku."Anggita, Kak Irna turut berduka atas meninggalnya saudaramu, maaf ya? Kami tidak sempat untuk datang tepat waktu, kami sampai setelah-" "Tid