KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGSelamat membaca🥰BAB 25Setelah Ibu pulang dari rumahku, tidak sekali pun Ibu menelpon untuk minta dijemput, aku pun tidak mempertanyakannya, mungkin Mbak Gina memang benar-benar melarang Ibu untuk tinggal bersama kami."Anggita, boleh ambil minyak goreng dulu tidak? Soalnya, uangku ketinggalan nih," ucap tetanggaku, pelanggan pertama yang datang saat toko sembako milik kami baru di buka."Boleh, ambil aja," sahutku seraya tersenyum. Tetanggaku itu pulang setelah mendapatkan apa yang dia butuhkan.Sudah satu bulan toko sembako kami buka, dan Alhamdulillah sekali, semakin hari pelanggan kami semakin ramai. Sebab, di gang tempat kami tinggal hanya kami yang membuka toko sembako.Deru motor terdengar berhenti di depan toko, sepertinya aku mengenal suara motor itu, aku bangkit dari tempat duduk menuju ke depan toko."Kak Arini?" Aku heran dengan kehadiran Kak Arini."Wih, keren banget kamu, sudah sukses sekarang ya?" Kak Arini turun dari motor sambil
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 26PoV Author."Tambahin lagi susu sama bawangnya, ini cuma bisa bertahan satu Minggu, sama minyak goreng tambah dua lagi," ucap Gina setelah memeriksa isi kantong plastik berisi sembako itu. "Terus berasnya mana?" tanya Gina."Ini berasnya Ilham letakkan keatas motor, ya?" Ilham mengangkat satu karung beras dua puluh kilo dan membawanya ke depan, untuk diletakkan keatas motor Gina."Mau ngapain lagi, Mbak?" tanya Anggita, saat melihat Gina mengitari ruangan toko, seakan sedang mencari sesuatu."Mbak minta ini satu, ya?" pinta Gina, seraya mengangkat satu kardus mie instan."Parah banget nih, Mbak! Di kasih hati minta jantung, tidak boleh dan letakkan lagi ke tempat semula," ucap Anggita dengan kesal. Gina mencebik menanggapi ucapan Anggita."Ilham, Mbak ambil satu kardus ini, ya? Untuk lauk nasi," kata Gina pada Ilham yang sudah kembali masuk ke dalam toko."Maaf, Mbak, Mbak tidak boleh mengambil sesuka hati Mbak. Kami baru merintis usaha ini
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 27"Besar sekali rumah Anggita," ucap suara seseorang yang tidak asing didengar oleh telingaku, saat kakiku hampir sampai di pintu utama.Sungguh, aku sedikit kaget melihat Ibu, Mbak Gina, Mas Fadli, Bang Usman dan Kak Arini datang ke rumahku. Apa yang mereka inginkan?"Jaya belum pulang, 'kan?" Ibu bertanya seraya celingukan melihat ke dalam rumah. Oh, ternyata mencari Bang Jaya."Anggita, Jaya masih di sini, 'kan?" ulang ibu lagi."Ya, jelas masih, itu mobilnya masih ada," timpal Mbak Gina.Aku menyuruh mereka semua masuk ke dalam rumah. Jantungku berdebar tidak karuan, entah apa keperluan mereka dengan Bang Jaya?Suasana di ruang tamu mendadak sunyi, hanya terdengar suara kedua keponakanku yang sedang bermain di depan TV."Ehem!" Mas Ilham berdehem, seperti ingin mencairkan suasana yang tampak tegang. Karena semua terlihat diam dan saling melihat satu sama lain."Kenapa kalian semua datang ke sini?" tanyaku hati-hati."Ibu ke sini ada perlu
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNG BAB 28PoV Author."Aku pergi dulu." Fadli yang baru selesai menerima telpon dari Ana pamit kepada Gina."Mau ke mana memangnya?" Gina memasang wajah tidak senang melihat Fadli yang akan meninggalkannya di rumah sakit. "Siapa yang telpon?" lanjutnya sambil bersedekap dada melihat Fadli."Ana lagi hamil, dia tidak bisa jauh dariku, kamu harus mulai terbiasa untuk tidak terlalu bergantung padaku, Ana membutuhkanku saat ini," ucap Fadli."Maksudmu, sekarang aku tidak membutuhkanmu, begitu? Kalau kamu seperti ini, lebih baik kita pisah saja!" rajuk Gina dan mengancam."Terserah kamu, lama-lama capek juga menghadapi kamu yang selalu merajuk seperti anak kecil!" ketus Fadli seraya membalikkan badan dan pergi meninggalkan Gina yang terpaku mendengar ucapannya.'Ana sialan, aku tidak tahan kalau seperti ini terus, awas kamu, Ana! Aku akan membuat perhitungan sama kamu nanti!' batin Gina. Matanya merah penuh amarah dan dendam kepada Ana, yang sudah membua
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 29PoV Author."Gina, beliin rokok, tinggal sebatang nih," titah Fadli yang berleha-leha diatas sofa."Kamu saja yang pergi, Mas, aku malas kalau harus keluar rumah, apa lagi pergi ke warung ibu-ibu tukang gosip itu," tolak Gina yang tetap fokus melihat ponselnya sambil rebahan. Setelah menerima uang bulanan dari Fadli, Gina akan menghabis waktu berjam-jam untuk berbelanja on-line di aplikasi berwarna oren."Ini nih yang bikin aku tidak betah di sini, kamu kalau disuruh selalu saja banyak alasan, beda dengan Ana, tanpa diminta pun dia tahu setiap kebutuhanku yang sudah hampir habis," keluh Fadli, Gina menghentikan aktivitasnya ketika mendengar Fadli membandingkan dirinya dengan Ana.Gina duduk dan melihat ke arah Fadli yang tampak cemberut tanpa melihat ke arahnya. Gina menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nafasnya perlahan.'Tahan Gina, tahan,' gumam Gina, dia belajar untuk mengontrol emosi agar tidak marah dan membuat Fadli semakin me
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 30"Ini Mbak Tuti, yang bekerja di rumah Ibu lebih dari sepuluh tahun, Ibu memercayai Mbak Tuti untuk bekerja di rumah kalian sekarang," ungkap Kak Linda, memperkenalkan wanita yang bernama Tuti itu padaku.Sebelumnya aku sudah menolak untuk tidak mempekerjakan Art di rumah ini, ternyata penolakanku hanya dianggap angin lalu saja."Tapi, Kak, Anggita tidak mencari Art untuk bekerja di rumah ini, apa lagi, Art-nya belum menikah, dan itu tidak baik kalau tinggal satu rumah dengan Anggita," ucapku."Anggita, kamu cemburu? Ya ampun, ha-ha adik iparku cemburu," sambut Kak Titin dengan tertawa geli melihat ke arahku. Apa yang lucu?"Sayang, Mbak Tuti ini sudah menikah, itu suaminya," ucap Mas Ilham seraya menunjuk ke arah mobil, yang berdiri Pak Udin di sampingnya."Ini perintah dari boss kita Bu Belinda," lanjut Kak Linda."Seharusnya, Ibu tidak perlu repot-repot begini, Kak. Anggita bisa kok mengerjakan pekerjaan rumah tangga sendiri," "Ya, kamu
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 31"Kalau kamu mau tetap di sini ya, terserah, Ibu mau ikut sama Anggita!" ucap Ibu tegas.Mbak Gina yang berdiri tepat di hadapanku langsung mendelik tidak percaya mendengar ucapan Ibu barusan. Bukan hanya Mbak Gina yang tidak percaya, aku dan Mas Ilham juga seakan tidak percaya mendengarnya. Aku pikir, Ibu akan marah dan mengomel. "Ibu sangat menyebalkan sekali, mentang-mentang Anggita sudah kaya, Ibu malah berubah haluan dengan memihak kepada Anggita, seharusnya Ibu bilang kepada Anggita supaya membawaku untuk ikut tinggal bersama mereka juga!" gerutu Mbak Gina."Bukan seperti itu, Gina. Ibu baru menyadarinya sekarang, tentang kesalahan Ibu selama ini, Ibu sudah salah membeda-bedakan anak dan menantu, Ibu sadar sekarang, Ibu membutuhkan kalian semua, untuk apa Ibu memikirkan harta dunia, Ibu sudah tua dan membutuhkan anak-anak Ibu di kala sakit seperti ini," ucap Ibu.Apakah Ibu berubah saat Ibu mertuaku pernah menasehatinya waktu itu? Ya,
KETIKA IBU MERTUAKU DATANG BERKUNJUNGBAB 32PoV Author."Arini, apa benar kata Anggita kalau kamu hanya pura-pura mengandung?" tanya Bu Dira pada Arini yang baru datang dari arah dapur dengan sekotak jus buah di tangan kanannya."Iya, dan jangan dibahas lagi, Bu. Itu sudah berlalu dan aku tidak akan melakukan kebohongan itu lagi," sahut Arini, yang langsung duduk di meja makan dan mengambil makanan penutup tanpa memandang ke arah ibunya berbicara."Parah banget kamu! Kemarin kamu ngatain Mbak mandul, ternyata kamu hanya pura-pura hamil, gila kamu Arini!" gerutu Gina, dia mengepalkan tangan karena sangat geram melihat Arini yang sudah berbohong dan menyebutnya mandul."Sudah, aku bilang jangan dibahas lagi! Lagian betul 'kan kalau Mbak itu mandul?" ucap Arini ketus."Enak saja! Mbak itu sudah memakai ini hampir sebelas tahun." Gina menunjuk lengan kirinya yang sudah dipasang implan penunda kehamilan. "Dan tahun ini mau bongkar dan pasang lagi, Mbak mana mau repot punya anak, childfree